"Aku mau seperti Bibi tidak menikah saja," ucap ku yang pasti akan membuat bibi nya marah
"Kau ini jangan bicara sembarangan! bagaimana kalau di dengar oleh mama mu!"
"Aku tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus tubuh Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik dengan orang sejelek aku ini, gadis pendek dan berkacamata tebal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seksama
“Terserah kau kalau mau jadi Betty la fea teru selamanya dan selama itu juga aku akan mengatai mu jelek!” ucap Ian lalu pergi menyusul Val.
“Tidak ada yang namanya cuma penampilan luar dan kecantikan saja, dengan berusaha mengubah diri sendiri orang bisa perlahan-lahan berubah, jangan terus mengurung diri di kegelapan, kalau kau ingin jadi cantik pasti bisa, berusahalah! Dan ingat, tidak semua cowok hanya mementingkan kecantikan saja” ucap Mike menghibur Agatha sambil mengelus kepalanya yang sejak tadi tertunduk diam sampai Mike keluar dari kamarnya. Agatha langsung terduduk lemas dan menangis.
...***...
“Agatha, sedang apa kau didalam? Kenapa tidak keluar? Agatha!" panggil Bi Nora dari luar sambil mengetuk pintu kamarnya tapi tidak ada jawaban. Akhirnya Bi Nora turun ke bawah menanyakan pada ketiga pria yang sedang berkumpul di ruang tamu.
“Ada apa dengan Agatha? Kenapa sejak aku pulang dia terus mengurung diri di kamar? apa kalian melakukan sesuatu padanya?” tanya Bi Nora pada mereka bertiga dengan curiga.
“Kami tidak tahu apa-apa” ucap Ian pura-pura tidak tahu
“Aneh” Bi Nora lalu naik lagi.
“Untung kak Nora tidak curiga pada kita” ucap Ian lega sambil menghela napas panjang karena ketakutan.
"Apa perkataan kalian tadi tidak keterlaluan padanya” ucap Mike pada Val dan Ian, keduanya pun langsung menatap ke arahnya “Terutama kau Val” ucap Mike lagi.
“Aku hanya ingin menyadarkan nya saja, tidak bermaksud untuk menghinanya” jawab Val.
“Benar apa kata Val, kita berbuat begini kan juga karena ingin membantunya, tidak ada maksud jahat” sahut Ian.
“Tapi dia sudah lama mengurung diri di kamar, entah apa yang dilakukannya di dalam sana” ucap Mike mulai kelihatan cemas sambil melirik ke lantai atas.
Di kamar, Agatha terus merenung sambil menata wajahnya di cermin, ia mulai mencoba menggunakan alat-alat perawatan wajah yang diberikan Ian padanya seperti pembersih, pelembab, pemutih, masker, lotion, obat jerawat serta obat-obat lainnya.
Esoknya Agatha sengaja berangkat lebih awal ke kampus, hingga mereka bertiga tidak melihatnya keluar dari kamar.
Saat pelajaran selesai, hanya tinggal Agatha dan Val yang berada di kelas sedang melukis.
“Maafkan aku” ucap Val, dan Agatha langsung melirik ke arahnya.
“Tentang apa?” tanya Agatha karena ia tidak mengerti kenapa Val tiba-tiba minta maaf padanya.
“Aku minta maaf soal yang kemarin, aku tidak tahu seberapa besar cintamu padanya, tapi jangan menghancurkan hidupmu hanya karena satu laki-laki itu, bukan hanya dia laki-laki di dunia ini” ucap Val dan sadar kalau ucapannya kemarin memang sudah keterlaluan.
“Kau salah, saat putus dengannya aku sudah tidak mencintainya lagi... aku hanya tidak bisa menghilangkan rasa sakit ini, kau tidak tahu bagaimana rasanya kalau orang yang kusukai hanya memanfaatkan aku saja demi perempuan lain yang juga teman baik ku sendiri, kalau dari awal tidak suka ya kenapa tidak katakan saja... aku tidak tahu kalau diriku begitu jelek di matanya” jelas Agatha kemudian bersiap-siap untuk keluar kelas.
“Setiap orang mempunyai kecantikannya sendiri, orang cantik sekalipun lebih baik dari orang yang jelek, contohnya lukisanku ini, kalau dilihat ini adalah lukisan yang indah tapi kalau mau di teliti dengan seksama pasti ada kekurangannya” ucap Val yang duduk di depannya dengan memperlihatkan lukisannya pada Agatha.
