Sinopsis
Darren Mahendra, seorang CEO muda yang tangguh dan berdedikasi, namun memiliki latar belakang yang kompleks. Meskipun bukan pewaris utama keluarga Syailendra, ayahnya mempercayakannya untuk mengelola perusahaan. Ini membuatnya harus bekerja keras untuk membuktikan dirinya.
Kehilangan ibunya secara misterius masih menghantui pikirannya, dan dia terus mencari kebenaran. Pertemuan kembali dengan Dokter Aqila, adik angkatnya, membawa sedikit kelegaan dalam hidupnya. Aqila memiliki kepribadian yang ceria dan peduli, membuat Darren merasa nyaman di dekatnya. Tanpa disadari, Darren mulai merasakan ikatan yang lebih dalam dengan Aqila.
Apakah Aqila akan menjadi sumber kekuatan baru bagi Darren? Ataukah dia hanya melihat Darren sebagai kakak angkatnya? Bagaimana Darren akan menghadapi tantangan sebagai CEO muda yang bukan pewaris utama?"
Disarankan untuk membaca karya "DINIKAHI DUDA KAYA" terlebih dahulu ya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran yang mulai terungkap
Aqila dan Maura sampai terpaku, mata mereka tidak berkedip saat melihat sosok wanita yang selama ini selalu dicari oleh Kakak kesayangan mereka, tidak lain wanita tersebut adalah Mamah Mona.
Tubuh Mona bergetar hebat, Aqila sempat merangkulnya, terlihat jelas jika wanita tersebut begitu ketakutan.
Kemudian Mona di persilahkan duduk dan ia memilih duduk diantara Aqila dan juga Maura.
"B bagaimana kabar Darren, apakah ia baik-baik saja?" tanyanya terbata dan sambil menengok ke kanan dan kiri.
Baik Aqila dan Maura, keduanya terlihat kasihan dengan Mamah Mona, dari segi fisik wanita tersebut terlihat lusuh tak terawat, sedangkan dari segi psikis, Mamah Mona terlihat seperti sedang tertekan, Aqila terus menerka-nerka akan kondisi Mamah Mona Saat ini.
"Mamah Mona kok bisa tahu kalau aku dan Maura berada di sini?" kali ini Aqila mulai menatap curiga padanya.
"Aku sedari tadi menunggumu di area rumah sakit Harmony, pada waktu itu aku pernah melihatmu bersama dengan Darren saat di parkiran toko buku, terus aku berusaha mencari tahu tentangmu, dan entah kenapa aku kepikiran soal rumah sakit ini setelah kedua anak sambungku menyebut namamu dan membicarakan tentangmu, dan aku baru sadar jika kamu adalah putri dari Zara Hafizah, betul begitu?" jawabnya cukup panjang.
Aqila langsung mengangguk cepat sebagai jawaban.
"Yasudah kalau begitu sebaiknya Mamah Mona segera bertemu dengan Kak Darren, kakak sangat merindukan mu Mam!" sambung Maura ikut menimpali.
"Tidak, aku tidak bisa bertemu lagi dengan putraku, aku tidak ingin membahayakan keselamatannya, aku hanya ingin tetap melihatnya selalu hidup bahagia, ku mohon rahasiakan pertemuan ini terhadap siapapun, apakah kalian mau berjanji?" Mona masih terlihat ketakutan, tubuhnya masih saja gemetar, badannya begitu sangat kurus.
"Mam, sebenarnya ada apa dengan dirimu? Tolong beritahu kepada kami siapa tahu aku dan Maura bisa membantu kesulitan mu saat ini!" Aqila berusaha menawarkan bantuan padanya.
"betul sekali Mamah Mona, jangan pernah sungkan meminta bantuan kepada kami, dan kami pasti akan selalu siap untuk membantumu!" sambung Maura menatap iba
Tiba-tiba saja Mona menangis, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, pundaknya sampai naik turun, sepertinya begitu berat beban yang ia pikul seorang diri, dan Mona pun merahasiakan semuanya kepada Aqila dan Maura, ia hanya selalu memikirkan keadaan putra semata wayangnya, yang selalu ia rindukan.
Tak lama dua orang pria bertubuh kekar datang menghampiri.
"Permisi Nyonya, anda jangan coba-coba untuk melarikan diri, jangan pernah membuat masalah dengan Tuan!"sahut salah satu pria bertubuh kekar dan memiliki wajah yang seram.
Aqila sempat menghadang pria tersebut yang berusaha meraih tubuh lemah dan rentan Mamah Mona.
"Enyahlah kau wanita menyebalkan, jangan ikut campur urusan kami jika kau tidak ingin sampai kami melakukan tindakan kekerasan!" ancam pria tersebut dengan sorot matanya yang nyalang.
Aqila sedikitpun tidak gentar begitupun dengan Maura, mereka berdua berusaha melindungi Mamah Mona.
"cukup hentikan, jangan pernah kalian sakiti kedua wanita ini, mereka sama sekali tidak bersalah, baiklah aku akan ikut bersama dengan kalian!" jawabnya mantap.
Sedangkan Aqila dan Maura, keduanya tidak percaya atas perkataan dari Mamah Mona.
"Mam, kami akan membantumu, jadi kumohon jangan pernah Mamah Mona ikut dengan mereka!" Aqila tampak geram atas keputusan dari Mamah Mona.
Sedangkan Mamah Mona, menatap dalam Aqila dan juga Maura, kedua bola matanya berkaca-kaca dan masih meninggalkan jejak air mata di kedua pipi nya.
"Aku akan baik-baik saja, justru jika aku sampai membangkang dan tidak mematuhi kemauan mereka, kalian dan putraku akan terancam bahaya, kumohon rahasiakan pertemuan kita ini kepada siapapun!" kemudian Mona langsung beranjak dari tempat duduknya tanpa menoleh ke arah Aqila dan Maura, kepalanya terus saja menunduk, dan ia kembali menangis.
Baik Aqila dan Maura, keduanya semakin di buat kebingungan, sebenarnya apa yang telah terjadi dengan kehidupan Mamah Mona selama ini? Mamah Mona selalu mengatakan itu semua ia lakukan demi keselamatan putranya, apakah kehidupan Mamah Mona penuh dengan ancaman dan tentunya penuh dengan tekanan sehingga terlihat jelas kesehatan psikisnya sedikit terganggu.
"Ra, apakah kau akan merahasiakan masalah ini kepada siapapun?" tanya Aqila kala ia merasakan keraguan di dalam benaknya.
Maura malah tersenyum menyeringai ke arah Maura." tentu saja tidak La, kalau kita sampai diam saja itu artinya kita membiarkan Mamah Mona hidup dalam penyiksaan, kau lihat kan keadaannya barusan? Benar-benar memprihatinkan, aku rasanya tidak sanggup melihat keadaannya yang seperti itu, Kak Darren berhak tahu kondisi Ibunya La!"
Perkataan dari Maura memang ada benarnya, sampai akhirnya mereka berdua memutuskan untuk segera pergi menuju perusahaan Syailendra, lebih cepat mengatakannya akan jauh lebih baik.
Dengan kecepatan penuh, Maura mengemudi mobil sportnya layaknya seorang pembalap, Aqila sampai di buat sport jantung oleh ulahnya.
"Maura, pelankan laju mobilnya, kau ingin membuat kita berpindah alam, hah!" Aqila sampai berdecak kesal.
"He..he...he! Sorry La, aku terlalu bersemangat untuk memberi tahu informasi ini kepada kak Darren!" jawabnya sembari tertawa menggelitik.
"Gak ada yang lucu, jadi gak usah ketawa!" omelnya kesal.
"Dih, nyebelin!" jawab Maura sembari menyunggingkan bibirnya.
Setibanya di perusahaan Syailendra, baik Aqila dan Maura bergegas pergi menuju lantai delapan.
Namun sayangnya saat mereka berdua tiba disana, Darren malah berada di luar kantor dan pergi bersama kliennya untuk meninjau langsung Apartemen yang baru saja beroperasi seminggu yang lalu dikawasan pantai indah kapuk.
"Duh, kak Darren pake acara pergi segala sih!" keluh Aqila dengan tangan melipat di dadanya.
Maura pun melakukan hal yang serupa, ia sudah tidak sabar memberikan informasi ini kepada Kakaknya.
Tak lama Saga muncul bersamaan dengan Jhon, dan Aqila berinisiatif memberitahu terlebih dahulu masalah ini kepada sang Papah, dan keputusannya ini telah di angguki oleh Maura.
"Lho, tumben-tumbenan kalian berdua berada di sini?" tegur Sagara seraya mendekati kedua putrinya
"Mungkin kedua putrinya Tuan sedang merindukan Tuan Darren, bukankah Tuan muda saat ini tinggal di Apartemen?" sahut Jhon sembari melempar senyum ke arah Aqila dan Maura.
"Aish...jangan sok tahu deh Pak Jhon, ada masalah yang sangat serius dan Papah berhak untuk tahu!" balas Maura menatap sinis Jhon.
"Betul sekali Pah, dan ini ada kaitannya dengan kak Darren!" sambung Aqila.
Lalu Saga menatap dengan serius kedua putrinya dan sepertinya mereka berkata benar dan tidak ada kebohongan di dalamnya.
"Baiklah, kalian berdua ikut ke ruangannya Papah!" Ajak Saga, lalu keduanya bergegas pergi menuju lantai sepuluh, kemudian Jhon mengekori mereka bertiga.
Dari jarak beberapa meter, rupanya Tuan Miko sedang memperhatikan dan menatap tajam ke arah mereka, dengan kedua tangan yang dikepal serta giginya mengatup rapat, Tuan Miko berusaha meredamkan amarahnya.
'aku tidak boleh tinggal diam, rupanya wanita itu mulai kembali berulah, kau harus aku beri pelajaran biar kau tidak bertindak gegabah seperti ini lagi, dasar sial!' umpatnya dalam hati.
Bersambung...
☘️☘️☘️☘️
wah Daren boleh diharapkan oleh Saga utk mngurusi perusahaan.