NovelToon NovelToon
Ipar Perusak Rumah Tangga

Ipar Perusak Rumah Tangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami
Popularitas:257.3k
Nilai: 5
Nama Author: SHy

Nyatanya, menikah dengan pria yang dicintai tak selamanya membuat Naomi bahagia. Baru beberapa bulan Naomi merasakan kebahagiaan menjalani biduk pernikahan dengan Gilang, badai besar datang menerpa rumah tangga mereka.

Melvina, adik ipar Naomi yang berstatus sebagai adik angkat Gilang, ternyata juga mencintai Gilang dan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan Naomi dan Gilang.

“Maaf, aku terpaksa harus menikahi Melvina menjadi istri keduaku untuk menyembuhkan rasa trauma di dalam hati Melvina.” Pernyataan Gilang malam itu berhasil membuat hati Naomi hancur berkeping-keping.

“Lebih baik aku pergi dari pada harus di madu dan merasakan sakit hati seumur hidup.” ~Naomi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IPRT 15 - Memprioritaskan Naomi

Gilang bisa merasakan kalau aura Naomi kurang bersahabat sejak mereka pergi meninggalkan villa. Bahkan sepanjang perjalanan pulang, Naomi lebih banyak diam. Untuk menghindari percakapan dengan Gilang, Naomi memilih untuk berpura-pura tidur.

“Sayang, kamu marah sama aku?” Tanya Gilang saat keduanya sudah tiba di rumah. Tidak tenang juga dia kalau terus didiamkan oleh Naomi.

“Kenapa harus bertanya kalau kamu udah tau jawabannya, Mas?”

Gilang terdiam. Membuat Naomi melanjutkan langkah menuju kamarnya berada. Gilang pun segera menyusul langkah Naomi. Sejujurnya dia bingung harus bagaimana. Gilang merasa sangat gundah saat ini.

“Maaf kalau sikapku membuatmu marah.” Kata Gilang sesaat setelah berada di dalam kamar.

Naomi akhirnya menoleh menatap wajah Gilang. “Untuk apa meminta maaf kalau akhirnya kamu bakal mengulang kesalahan yang sama lagi, Mas? Kamu akan terus menyakitiku setelah kamu meminta maaf.” Naomi tersenyum getir. Rasanya hatinya sakit sekali dengan sikap suaminya tadi. Yang terlalu memikirkan Melvina atas dasar hutang budi.

Gilang bingung harus bagaimana. Selama ini dia tidak punya banyak pengalaman untuk meluluhkan hati wanitanya. Gilang terlalu pasif sebagai seorang pria.

“Bukannya kamu begitu sangat mengkhawatirkan kondisi adik angkatmu itu, Mas? Kalau begitu ngapain kamu masih di sini. Pergilah temui dia. Perhatikan dia melebihi rasa perhatianmu kepadaku.” Perkataan Naomi terdengar penuh sindiran. Membuat Gilang memutuskan untuk tetap berada di rumah hari itu meski dia sangat mengkhawatirkan kondisi Melvina.

Meski Gilang memilih untuk tetap berada di rumah demi menghargai perasaannya, tak membuat hati Naomi senang begitu saja. Naomi yakin kalau Gilang bakalan mengulangi kesalahannya. Seperti yang sudah ia lalukan beberapa waktu belakangan ini.

Keputusan Gilang tidak peduli dengan keadaab Melvina berhasil membuat Melvina jadi makin menggila. Untuk menyalurkan rasa kesal di dalam hatinya pada Gilang, Melvina menghancurkan beberapa perabotan di dalam kamarnya dengan dalih merasa frustrasi karena batal menikah dengan Ringgo.

“Melvina, apa yang kamu lakukan, nak!” Mama Ruby berusaha untuk menenangkan Melvina. Namun, Melvina sulit sekali untuk ditenangkan. Dia terus saja mengamuk sembari menangis.

“Hidupku sudah hancur, Ma. Aku rasanya gak sanggup untuk melanjutkan hidupku lagi!” Seru Melvina. Air mata masih nampak membanjiri wajahnya. Membuat Mama Ruby sangat panik dan berusaha menenangkan Melvina meski rasanya sangat sulit.

“Gilang, kamu kemana sih. Kok belum juga datang ke sini. Apa kamu gak peduli dengan kondisi adik kamu lagi?” Mama Ruby menggeram kesal pada Gilang. Dia merasa kalau Gilang sudah menghilangkan rasa pedulinya pada adiknya sendiri.

Rabu pagi, Naomi terjaga dengan kondisi kepala yang terasa sangat pusing. Beberapa kali Naomi memijat kepalanya berharap bisa meredakan rasa pusing. Namun, usahanya tak membuahkan hasil.

“Kenapa kepalaku rasanya pusing sekali?” Lirih Naomi. Bukan hanya kepalanya saja yang terasa pusing. Tapi perutnya juga terasa sedikit mual. Tak ingin terlalu menghiraukan rasa sakit yang mendera, Naomi segera bangkit dari posisi berbaring. Berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuh tanpa membangunkan Gilang yang masih tertidur.

Ya, pagi itu Naomi memilih untuk tidak membangunkan Gilang seperti biasanya. Moodnya yang sedang buruk membuat Naomi enggan untuk berinteraksi dengan suaminya itu. Naomi bahkan berangkat bekerja tanpa menunggu Gilang bangun lebih dulu.

“Naomi, kemana dia?” Terjaga dari tidurnya, Gilang bukan hanya kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Tapi juga bingung karena tak melihat keberadaan Naomi di sisinya.

Penasaran kemana Naomi pergi, Gilang buru-buru turun dari atas ranjang. Mencari keberadaan Naomi dari kamar mandi sampai ke lantai bawah rumah.

“Kemana dia?” Gilang merasa khawatir. Tanpa pikir panjang, dia segera mengecek garasi rumah. Untuk melihat mobil Naomi di sana.

“Dia sudah berangkat kerja?” Lirih Gilang. Rasanya tidak mungkin kalau Naomi pergi ke sebuah tempat selain ke rumah sakit tempat ia bekerja.

Untuk lebih memastikan kemana istrinya itu pergi, Gilang segera kembali ke dalam kamar. Menghubungi nomer ponsel istrinya. Untung saja tak lama setelah Gilang menelefon, Naomi mengangkat panggilan telefon darinya.

“Gak perlu mengkhawatirkan aku. Aku udah di rumah sakit sekarang. Aku matikan dulu karena aku harus segera visit pasien!” Naomi buru-buru mematikan sambungan telefonnya tanpa menunggu Gilang merespon perkataannya lebih dulu.

Gilang menatap layar ponselnya yang sudah mati dengan perasaan kesal. Dia tidak suka cara Naomi pergi bekerja tanpa menunggu dirinya bangun lebih dulu atau sekedar membangunkannya. Meski mengakui kalau dirinya bersalah karena sudah menyakiti perasaan Naomi, tapi Gilang tetap tidak bisa menerima sikap Naomi barusan.

“Sudahlah, aku bahas masalah ini nanti dengannya!” Putus Gilang. Dia harus segera membersihkan tubuhnya dan berangkat bekerja. Karena pagi itu dia memiliki pertemuan penting dengan klien dari luar negeri.

Di rumah sakit, Naomi kelihatan beberapa kali membuang nafas di udara setelah panggilan telefonnya dan Gilang berakhir. Dari arah yang tidak terlalu jauh dari Naomi berada, Abian memperhatikan pergerakan Naomi hingga akhirnya memberanikan diri untuk mendekat.

“Naomi, apa kamu baik-baik saja?” Tanya Abian. Sebenarnya sudah sejak lama dia menahan diri untuk tidak peduli pada Naomi. Namun, rasanya sulit sekali untuk dilakukan.

Naomi memandang wajah Abian dengan senyum. “Aku baik. Memangnya kenapa?” Tanya Naomi lembut. Sejak Abian sudah bersikap layaknya teman biasa pada dirinya dan bisa menerima pernikahannya dengan Gilang, Naomi sudah bisa berteman baik dengan lagi dengan Abian.

“Dari tadi aku lihat wajahmu sangat murung. Kamu juga kelihatan pucat hari ini.” Balas Abian seadanya.

Naomi terdiam. Menatap wajah Abian dengan intens. Dibandingkan suaminya sendiri, ternyata Abian jauh lebih peduli dari dirinya. Abian bahkan terlihat begitu mengkhawatirkan keadaannya saat ini.

“Kalau kamu sakit, bawalah istirahat lebih dulu. Untuk masalah visit pasien, biar aku saja yang menggantikannya.” Saran Abian. Dia rasanya tidak tega melihat kondisi Naomi yang sedang tidak baik-baik saja.

Naomi mengulas senyum. Kemudian berkata pada Abian. “Terima kasih sudah peduli kepadaku. Tapi jujur, aku baik-baik aja. Tidak ada hal yang harus terlalu dikhawatirkan.”

Abian tak ingin memaksa. Dia mengiyakan saja perkataan Naomi. Abian juga membiarkan Naomi pergi ke lantai lima rumah sakit untuk melakukan visit pasien di sana.

”Kenapa aku ngerasa kalau Naomi lagi gak baik-baik aja?” Gumam Abian dalam hati sembari menatap sosok Naomi yang sudah semakin berjalan jauh meninggalkan dirinya. “Apa dia lagi ada masalah sama Gilang?” Abian jadi menduga-duga. Rasanya tidak ada hal yang bisa membuat Naomi tidak baik-baik saja jika bukan karena Gilang.

Pukul dua belas siang, Naomi, Abian dan beberapa rekan kerja sesama dokter tengah makan siang bersama di sebuah resto yang berada tidak terlalu jauh dari rumah sakit berada. Setelah beberapa rekan kerja Naomi dan Abian pergi meninggalkan keduanya, Abian memanfaatkan waktu berduanya dengan Naomi untuk berbicara.

“Naomi, aku lihat dari tadi kamu gak baik-baik aja. Apa kamu lagi ada masalah. Atau kamu lagi sakit?” Tanya Abian. Ternyata sulit juga bagi Abian untuk tak peduli pada Naomi.

Naomi berusaha untuk tidak kesal pada Abian. Dia mengerti kalau pria itu peduli pada dirinya. “Aku baik-baik aja, Abian. Kamu gak perlu terlalu mengkhawatirkan aku.”

Abian menghela nafas dalam. “Maaf kalau pertanyaanku membuatmu gak nyaman. Aku cuma mau mastiin kamu baik-baik aja.”

Naomi terdiam. Tidak langsung menjawab perkataan Gilang. Entah kenapa Naomi merasa kalau Abian jauh lebih peduli pada dirinya dari pada Gilang sebagai suaminya sendiri.

“Aku hanya peduli kepadamu sebagai teman. Tak lebih dari itu.” Sambung Gilang. Tidak ingin Naomi jadi salah paham dengan dirinya.

Naomi mengangguk. Dia sama sekali tidak mempermasalahkannya. Naomi justru merasa bersyukur memiliki teman seperti Abian. Yang selalu baik pada dirinya meski dia sudah pernah menyakiti hati Abian dengan penolakan cintanya.

“Aku tahu itu. Aku juga gak mempermasalahkannya. Hanya saja aku ingin kamu percaya kalau aku beneran baik-baik aja.”

Abian mengangguk. Mungkin ada baiknya dia tidak terlalu menunjukkan rasa perhatiannya pada Naomi supaya Naomi tak merasa risih berada di dekatnya.

Merasa tidak baik kalau mereka hanya tinggal berdua di resto tersebut, Naomi mengajak Abian untuk kembali ke rumah sakit. Baru saja bangkit dari posisi duduk, Naomi melihat panggilan masuk dari Gilang.

“Abian, kamu duluan aja. Aku mau angkat telfon dari suamiku dulu.”

Abian mengangguk. Dia langsung melangkah pergi meninggalkan Naomi. Setelah jarak Abian cukup jauh dari dirinya, Naomi baru mengangkat panggilan telefon dari Gilang.

“Aku udah makan siang bareng teman-temanku. Jadi gak perlu repot-repot mengirimkan makanan untukku.” Kata Naomi setelah Gilang mengatakan niatnya yang ingin mengirimkan makanan untuknya.

Gilang di seberang sana terdiam sesaat. Dia bingung barus bagaimana lagi untuk membuat Naomi tak marah pada dirinya. Tak ingin terkesan memaksa Naomi untuk mengiyakan keinginannya, Gilang akhirnya menurut saja dengan perkataan Naomi.

“Untuk apa dia bersikap perhatian kepadaku kalau rasa perhatiannya ke Melvina jauh lebih besar dibandingkan kepada diriku.” Naomi tersenyum getir. Rasanya dia sulit sekali menahan rasa cemburunya pada Melvina. Makin hari, Naomi merasa semakin cemburu jika Gilang lebih perhatian pada Melvina dibandingkan pada dirinya sendiri.

Setibanya di rumah sakit kembali, Naomi bertemu dengan mamanya yang baru saja kembali ke rumah sakit setelah bertugas di luar. Sama seperti Abian tadi, Mama Jelita juga mempertanyakan wajah Naomi yang kelihatan sedikit pucat.

“Apa kamu baik-baik aja, Sayang?” Tanya Mama Jelita.

“Naomi baik, Ma. Mungkin wajah Naomi pucat karena faktor kelelahan aja. Nanti juga pucatnya hilang sendiri.” Naomi berusaha meyakinkan. Tak ingin mamanya terlalu mengkhawatirkan dirinya.

“Baiklah. Kalau begitu Mama lanjut kerja dulu. Kalau kamu pulang nanti, sampaikan salam Mama sama Gilang. Jangan lupa ajak dia main ke rumah.”

Naomi hanya mengangguk mengiyakan perkataan mamanya. Meski dalam hati Naomi tidak yakin kalau Gilang mau diajak ke rumah orang tuanya.

“Dibandingkan pergi ke rumah orang tuaku, dia pasti lebih memilih pergi ke rumah orang tuanya sendiri untuk melihat keadaan Melvina di sana.” Naomi tersenyum getir memikirkan prioritas suaminya saat ini hanya tertuju pada Melvina. Tidak kepada dirinya sebagai istri sah Gilang sendiri.

Di sisi lain, Aron baru saja mendapatkan panggilan telefon dari Mama Ruby. Setelah sekian lama tidak pernah menghubunginya, akhirnya siang itu Mama Ruby menghubunginya kembali karena suatu hal.

“Tuan, Nyonya Ruby barusan telfon saya.” Beri tahu Aron pada Gilang yang sedang makan saat sudah masuk ke dalam ruangan kerja Gilang. Karena Gilang terlalu sibuk dengan pekerjaannya hari itu, membuat Gilang memutuskan untuk makan siang di dalam ruangan kerjanya saja.

Pandangan Gilang beralih dari makanannya pada Aron. Menatap wajah asistennya itu dengan tatapan datar. “Ada apa Mama menghubungimu?” Tanya Gilang.

“Nyonya Ruby meminta saya untuk menyampaikan pada Tuan kalau kondisi Nona Melvina makin memburuk. Tuan diminta untuk datang ke rumah nanti sore.” Balas Aron.

Gilang terdiam. Meski mencemaskan kondisi Melvina, tapi Gilang berusaha untuk tak memperdulikannya. Apa lagi hubungannya dan Naomi kini sedang tidak baik-baik saja karena kedekatannya kembali dengan Melvina.

“Kalau mama telfon lagi, bilang padanya kalau aku lembur malam ini dan mungkin gak bisa datang ke rumah.” Pinta Gilang. Dia terpaksa berdusta demi kebaikan hubungannya dengan Naomi.

Aron mengiyakannya. Kemudian keluar dari dalam ruangan kerja Gilang.

“Aku bingung harus bagaimana.” Gilang menghembuskan nafas kasar di udara. Jika menuruti isi hatinya, Gilang pasti ingin melihat keadaan Melvina. Namun, Gilang juga tak bisa mengabaikan perasaan istrinya begitu saja.

“Sekarang kamu sudah menikah. Maka prioritaskanlah istrimu dibandingkan wanita lainnya.” Nasihat Verel saat itu terbesit di benak Gilang di tengah kegundahan yang melanda. Membuat Gilang semakin yakin untuk tidak melihat keadaan Melvin untuk saat ini sampai waktu yang tidak bisa ia tentukan.

“Jangan sampai kamu kehilangan Naomi dulu baru kamu menyesali perbuatan kamu saat ini.” Lagi, Gilang mengingat nasihat dari sahabat baiknya yang lebih berpengalaman dalam urusan cinta dibandingkan dirinya.

***

Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.

Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa

Terima kasih🌺

1
tse
ko ga di jawab lang....
biasanya kmau bisa bilang kalo ini semua dia lakukna buat ulet keket sembuh....
ayolah ngomong gitu kaya kamu ngomong di depan Naomi...
kamu ngomong sama semua untuk ngertiin posisi fia sekarang yang mencoba untuk menyembuhkan traumnanya ulet keket...ko g abisa jawab sih....cuma berani jawab fo depan Naomi ya....

keliatan bnaget y ulet keket lagi kegatelan...
udaj liat gitu ko kamu g abisa mikir sih lang...kalo apa yang di omongin Naomi kalo ulet keket itu cinta sama kamu sebagai perempuan dewasa ke lelaki dewasa bukan cinta sebagai adik ke kakakanya....
percuma jadi bos beaar kalo hal sepele gini kamu ga peka...
itu bibit pelakor...
tapi ya sudahlah kan itu yang kamu pilih...
lebih memilih menjadi obat traumanya ulet keket dn menjadi anak yang berbakti dengan mengikuti kemaunnya ibu tersayang kamu
Purnama Pasedu
Gilang jujur aj
kalea rizuky
Gilang kn bloon abis ne nyesel lu uda cerai ma bini yg baik istilah aja buang berlian demi sampah
Heni Karlina
ayo jawab yg jujur Gilang jgn diem aja klu sebenernya dirimu ngga mau menikahi mak lampir
Puji Hastuti
Kapan kebohongan melvina akan terbongkar /Toasted/
Puji Hastuti
Udah nikah aja gilang ama ulat keket, biar hancur duniamu.
Heni Karlina
lanjut ka shy
Rieya Yanie
klo.gilang jawab ya berarti gilang bodoh
Srie Handayantie
gregetr bgt sihh , Disni orang tua juga terlalu mengatur anak hrus menruti smua keinginan dia apalgi ada ancaman segala./Speechless/
Srie Handayantie
emang mau ditunjukin dari sgala sisi pun keluarga Gilang pasti memang melvina sakit seyakin itu mereka , maka biarkanlah nanti juga mreka menabur apa yg mreka tanam . 😏
Dwi Winarni Wina
Derby melihat melvina tidak sakit baik-baik aja, paling ngebet ingin menikah sm gilang dasar gatel bingit melvina.....

Derdy sangat curiga melvina itu hanya sandiwara hanya tuk menarik perhatian mama ruby dan gilang dasar ular berbisa...
Gilang merasa tidak nyaman dekat-dekat sm melvina, tidak menjawab pertanyaan ingin menikahi melvina hanya diam aja....

Gilang makanya jd pria hrs tegas dan punya pendirian jgn mau hidupmu disetir mamamu itu yg egois bingit memaksakan kehendaknya....

Derby sangak muak skl sm melvina sok jaim dan kalem pdhal asli ular berbisa sangat jahat dan licik sampai tega menghancurkan rumahtangga noami dan gilang...
Rani Kamila
tolak gilang
Dian Fitriana
update
Rani Kamila
good Debby.....
Arman Despi
😭😭😭😭😭 Jd sedih rasanya klu Gilang n Naomi g ad kesempatan baikkan lg
Ayo Debby n papa Rega cari bukti u/ membuka kebusukan ulet bulu
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Mahmudah Mahmudah178
lanjut thor seka ceritaya
Naufal Affiq
jangan mau gilang,tolong thor jangan buat galang sama melvina menikah,aku gak mau,biar tau rasa,si pelakor itu.debby bantu gilang,kasih tau pada mereka kalau naomi lagi hamil biar selesai urusan sama si pelakor itu
elok
emang Gilang orang bodoh sedunia,pengusaha tapi bodoh
mbok Darmi
ayo jawab katanya mau nikahin melvina jgn plin plan jadi laki" tanggung jawab itu sama perkataan mu sama naomi silahkan menikmati penyesalan mu dari sekarang yg hidup di keluarga toxic ortu kok harus dituruti semua keinginannya padahal itu blm tentu demi kebaikan gilang tapi ya sudahlah nasi sudah jadi bubur ancur percuma mau diapakan juga tetap ancur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!