Carla Dokter Dari Zaman Modern

Carla dan Xio Li naik kereta kuda. Sementara pangeran dan beberapa pengawal naik kuda masing-masing.

Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju sebuah desa yang terkena wabah penyakit. Mereka melewati hutan bambu untuk sampai ke desa tersebut.

"Xio Li hati-hati," ucap Carla.

"Ada apa Nona?" tanya Xio Li.

Belum sempat Carla menjawab, kereta kuda yang mereka tumpangi pun berhenti. Carla melihat keluar dan ternyata mereka sudah di hadang oleh 20 orang berpakaian hitam bertopeng.

"Jangan keluar!" perintah pangeran saat melihat Carla hendak keluar dari kereta kuda.

Namun Carla tetap keluar. Bagaimana mungkin dia berdiam diri di saat-saat seperti ini?

Carla meminta Xio Li untuk tidak keluar, karena di luar sangat berbahaya. Jika berada di dalam kereta kuda, setidaknya bisa sedikit lebih aman.

"Siapa mereka?" tanya Carla yang sudah berdiri dan bersiap-siap untuk melawan.

"Tidak tahu, mereka tahu tujuan kita, sudah pasti mereka orang suruhan untuk menggagalkan kita," jawab pangeran.

Carla dan Jian Chen saling pandang, ternyata pemikiran mereka sama, yaitu pangeran ketiga.

Carla dan Jian Chen pun mengangguk secara bersamaan. Carla meminta senjata dari gelangnya, namun yang keluar adalah cambuk.

"Sudahlah, ini juga cukup untuk menjaga diri," batin Carla.

"Biar kami yang hadapi," kata pangeran. Lalu meminta Carla untuk berjaga-jaga di dekat kereta kuda.

Carla pun menurut saja, dia memperhatikan pangeran dan para pengawalnya menghadapi musuh.

"Nona." Xio Li ikut keluar melihat Carla di dekat kereta kuda.

"Masuk, sebaiknya kamu di dalam saja," ujar Carla.

Pertarungan antara pangeran dan musuh pun berlanjut. Mereka menggunakan pedang sebagai senjata.

Tiga orang mendekat ke arah Carla. Tujuan mereka adalah untuk menggagalkan Carla dan yang lainnya untuk membantu rakyat yang terkena wabah penyakit.

Carla terlihat tenang-tenang saja saat tiga orang menghampirinya. Ketiganya berlari, saat sudah dekat mereka pun mengayunkan pedangnya masing-masing.

Carla menghindar, Carla tidak tinggal diam, dia juga mengayunkan cambuk nya ke arah mereka. Satu orang dari mereka pun jatuh terkena cambuk kan Carla.

Yang dua orang saling pandang lalu kembali menyerang. Carla dengan cepat mengambil pedang milik pria yang terjatuh tadi. Dan dengan cepat pula dia menusuk pria itu.

Kemudian Carla melawan dua orang yang tadi menyerangnya. Lalu satu orang menghampiri Xio Li dan menyandera nya.

"Berhenti!" Mereka pun berhenti lalu menoleh ke Xio Li yang di sandera dengan pedang.

"Nona jangan hiraukan saya," ucap Xio Li.

"Tangkap mereka semua!" perintah pria itu.

Mereka pun menyerah, namun saat mereka hendak di tangkap. Xio Li menginjak kaki pria itu. Kemudian dia menyikut tulang rusuk pria itu.

Xio Li akhirnya bisa melepaskan diri dengan memelintir tangan pria itu dan merebut pedangnya.

Carla dan yang lainnya kembali bertarung melawan musuhnya. Tadinya musuh hampir saja kalah, jika saja Xio Li tidak di sandera.

Xio Li tanpa ampun langsung menusukkan pedang kepada pria yang menyandera nya. Carla menoleh ke Xio Li dan tersenyum. Xio Li juga membalas senyuman Carla.

Pangeran dan yang lainnya pun berhasil membunuh mereka. Kemudian pangeran menghampiri Carla.

"Kamu tidak apa-apa?" tanyanya.

"Aku tidak apa-apa, tapi Xio Li hampir terbunuh," jawab Carla. Pangeran malah mengkhawatirkan Carla daripada pelayan setia Carla.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dan membiarkan musuhnya yang tergeletak di tanah.

"Terima kasih Nona, berkat Anda mengajari saya seni beladiri," ucap Xio Li.

"Itulah pentingnya untuk seorang perempuan seperti kita belajar seni beladiri. Karena kejahatan sering terjadi pada perempuan," ujar Carla.

Akhirnya mereka pun tiba di desa yang di maksud. Terlihat orang-orang duduk dan berbaring di samping rumah mereka.

Kedatangan mereka langsung di sambut oleh ketua desa yang sudah mengenal pangeran.

"Selamat datang pangeran, lihatlah keadaan desa kami. Selain wabah penyakit, kami juga di landa kelaparan," ungkap ketua desa.

"Kami akan siap membantu semampu kami, Paman," ucap Carla.

"Dia?"

"Oh dia istriku, putri Hui Ying," jawab pangeran dengan cepat.

Carla tidak ingin membuang waktu lagi dan langsung memeriksa salah satu dari mereka. Carla merasa ada yang janggal dengan penyakit ini.

Carla menarik pelan tangan pangeran untuk sedikit menjauh. Pangeran hanya menurut saja, ia tahu ada sesuatu yang ingin di katakan oleh Carla.

"Ini bukan penyakit biasa, sepertinya ada orang yang sengaja menyebabkan wabah ini," ucap Carla pelan.

"Kamu tahu apa penyebabnya?" tanya pangeran.

"Aku juga tidak tahu pasti, tapi aku akan teliti lebih lanjut," jawab Carla.

Carla kemudian memerintahkan ketua desa untuk membawa satu orang untuk di teliti lebih lanjut. Jika sudah dapat penyebabnya, barulah Carla akan memberikan obat untuk mereka semua.

"Xio Li, pangeran dan yang lainnya sebaiknya menggunakan ini," ucap Carla menyerahkan masker untuk mereka.

"Apa ini?" tanya pangeran.

"Ini adalah masker, jika kita menggunakan ini akan mencegah penularan," jawab Carla.

Mereka pun membagikan masker kepada orang-orang yang tidak tertular. Demi mencegah banyaknya penularan.

Carla pun memeriksa salah satu dari mereka yang terkena penyakit. Pangeran yang melihatnya pun takjub.

"Sepertinya aku sudah menemukan solusinya," ujar Carla.

Carla pun meminta ketua desa untuk mengumpulkan mereka yang sakit. Mereka akan di berikan suntikan oleh Carla.

Carla pamit sebentar dan masuk ke dalam sebuah ruangan. Ia ingin meminta obat dan jarum suntik untuk pasien.

"Berikan aku jarum suntik dan obat penisilin," ucap Carla dalam hati.

Gelang Carla pun bercahaya dan keluar lah jarum suntik dan obat yang Carla inginkan. Carla tersenyum lega, dengan begitu dia bisa menyembuhkan penyakit warga di sini.

Satu persatu mereka pun di suntik oleh Carla. Xio Li juga ikut membantu untuk menyuntik mereka. Sebelumnya sudah di ajari oleh Carla.

Sementara pangeran juga ikut membantu untuk bagian yang laki-laki. Karena pangeran tidak mengizinkan Carla menyentuh laki-laki.

Sampai malam hari barulah mereka selesai. Carla dan yang lainnya pun istirahat di rumah milik ketua desa.

Sementara yang terkena penyakit terpaksa di isolasi di sebuah rumah. Dan tidak di biarkan berkeliaran walau pun sudah mendapatkan suntikan.

"Capek ya?" tanya pangeran.

"Ini belum seberapa, kadang saat operasi lebih melelahkan daripada ini," jawab Carla.

Pangeran tidak mengerti yang Carla bicarakan. Pangeran mengingat-ingat kapan Hui Ying melakukan operasi?

"Kamu yakin mereka akan sembuh?" tanya pangeran.

"Setidaknya kita sudah berusaha, soal sembuh atau tidak, kita lihat beberapa hari ke depan," jawab Carla.

"Nona," Xio Li datang dengan membawa makanan untuk mereka. Makanan seadanya yang di sediakan oleh ketua desa.

Carla baru teringat jika desa ini juga krisis makanan. Jadi Carla pun berinisiatif untuk membantu.