LOVE IN THE RAIN
Hujan turun tanpa ampun di perbatasan Aceh–Sumatra Utara hari itu, seolah langit menumpahkan seluruh kesedihannya ke bumi. Sungai-sungai meluap, menenggelamkan rumah, jalanan, dan seluruh aktivitas ma
0
5
TERIKAT MISI, TERJEBAK MANTAN
--- Langit ibu kota sore itu berwarna abu-abu, seolah menandai betapa kacau hatinya Arini saat langkahnya memasuki Rumah Sakit Kemiliteran Pusat. Suruhan pemindahan tugasku dari Semarang terasa mendad
0
2
“Sampai Suara Hati Kita Bertemu”
--- — “Sampai Suara Hati Kita Bertemu” Hujan turun dengan suara yang begitu rapat malam itu—seperti sedang mengetuk setiap jendela kota yang belum benar-benar siap untuk tidur. Di lantai dua se
0
0
“Ruang Senyap Kita”
“Ruang Senyap Kita” --- I. Senja yang Tidak Selesai Hujan turun dari sore menuju malam seperti seseorang yang tidak tahu harus berhenti di mana—pelan, ragu-ragu, lalu kembali deras. Grace berdir
0
0
“Sampai Lampu Kota Padam”
--- “Sampai Lampu Kota Padam” --- PROLOG Malam itu, kota seakan menahan napas. Jalanan padat yang biasanya berisik tiba-tiba terasa lengang, seolah tahu bahwa ada sesuatu yang sedang bergerak
0
0
“SENJA YANG MENJAGA RAHASIA”
--- CERITA 6 — “SENJA YANG MENJAGA RAHASIA” Angin senja berembus pelan dari balik bukit, menciptakan gelombang tipis yang menari di antara batang-batang ilalang. Cahaya jingga yang mulai memudar
0
0
Saat Kita Belajar Menggenggam Cahaya
--- CERITA 5 — “Saat Kita Belajar Menggenggam Cahaya” --- 1. Prolog: Rumah yang Belajar Bernapas Lagi Ada momen-momen kecil yang sering dilewatkan orang: bunyi ketel mendidih, suara angin yang
0
0
“Ruang Tamu Tanpa Kursi”
--- Cerita 4 — “Ruang Tamu Tanpa Kursi” --- 1. Prolog: Sebuah Rumah Tanpa Tempat Duduk Ada rumah yang tampak biasa dari luar: cat dindingnya pastel, pagar besi dicat biru, pot bunga diletakkan
0
0
“Rumah yang Tak Lagi Punya Jendela”
--- Cerita 3 — “Rumah yang Tak Lagi Punya Jendela” --- 1. Prolog: Rumah yang Selalu Terang Dulu, rumah kecil itu selalu terang. Bukan karena lampu-lampu gantung atau jendela besar di ruang tamu,
0
0
“SUARA YANG TAK PERNAH DIDENGAR”
--- CERITA 2 — “SUARA YANG TAK PERNAH DIDENGAR” (Konflik rumah tangga — sangat panjang, slice of life, psikologis, penuh luka diam) Kadang-kadang, sebuah rumah bisa sangat ramai: suara TV, suara
0
0
RUMAH TANPA PINTU
--- CERITA 1 — “RUMAH TANPA PINTU” Hujan malam itu tidak turun seperti biasa. Ia jatuh pelan, seperti seseorang yang sudah lelah menangis tetapi masih memaksa air mata keluar karena tidak tahu h
0
0
Final chap —CHAPTER 5 — “RUMAH YANG KEMBALI DI DADA”
The final and last chapter Thanks Reader Karena sudah membaca sampe chapter terakhir..💅🏻 And happy reading reader --- CHAPTER 5 — “RUMAH YANG KEMBALI DI DADA” Angin dini hari bergerak seperti hela
0
3
CHAPTER 4 — “Hal-Hal yang Tidak Kita Mengerti Hingga Kita Kehilangan”
Happy reading --- CHAPTER 4 — “Hal-Hal yang Tidak Kita Mengerti Hingga Kita Kehilangan” --- 1. Hari yang Terasa Seperti Jeda Antara Badai Setelah percakapan di taman itu, hubungan Alena dan Na
0
2
CHAPTER 3 — “Perkara yang Tidak Selesai Dalam Diri Kita”
Happy reading --- CHAPTER 3 — “Perkara yang Tidak Selesai Dalam Diri Kita” --- 1. Hari-Hari yang Tidak Mengikuti Pola Seminggu setelah percakapan itu, hidup Alena berjalan seperti hujan rintik
0
2
CHAPTER 2 — “Hal-Hal yang Tumbuh dari Senyap”
--- CHAPTER 2 — “Hal-Hal yang Tumbuh dari Senyap” --- 1. Musim yang Tidak Bernama Sejak meninggalkan lingkaran toxic itu, hari-hari Alena terasa seperti pagi buta yang baru menemukan cahaya. Buk
0
3
Chapter 1: “Alena dan Hari yang Tidak Mengeluarkan Suara”
--- CERITA: “Alena dan Hari yang Tidak Mengeluarkan Suara” --- 1. Pagi yang Selalu Terlalu Sunyi Alena selalu bangun sebelum matahari selesai menenangkan dirinya. Baginya, pagi punya cara terten
0
2
Hantu dan Novel
Hai temanku, aku memiliki cerita yang cukup menarik dan mungkin sedikit menyedihkan. Kau mau tahu? Jika iya, maka simaklah cerita ini. Cerita ini berjudul "Hantu dan Novel", cukup menarik bukan
0
0
Satu Janji di Bawah Lampu Jalan — Dan Hening yang Tak Pernah Usai
Di sebuah jalan kecil dekat taman kota yang selalu disapu cahaya lampu kekuningan, Arde berdiri dengan tangan menggenggam secarik kertas. Angin sore menampar wajahnya lembut, seolah menyuruhnya pulang
0
0
The chaos
Suara tetesan hujan mengema pelan di atap halte bus. Seorang remaja bernama ryhm yang basah karena kehujanan berlari pelan ke halte bus untuk meneduh. Rambut basahnya ryhm menetes kan air ke pundakny
0
0
Desiran ombak tenang
Saat itu aku sadar aku butuh sendiri Aku kehilangan semangatku untuk melakukan apapun Aku kira aku akan hidup tampa mereka Melupakan semua hirup pikuk yg selama ini aku tekuni Aku pikir aku bisa men
0
1