Teman Pertama Untuk Terakhir Kali
Namaku lala. aku orang yang selalu dibuli, tak ada teman untukku, tapi ada satu orang bernama seno yang selalu menatapku dan tersenyum denganku, tapi ia tak pernah mendekatiku. Suatu hari, aku berjala
0
0
Neraka di Gang Sempit
“Lasmi.. Lasmi!”, teriakan Mak Ijom seraya mengetuk pintu rumah Lasmi. Suaranya ini terdengar hingga dua rumah di sampingnya. Pemilik rumah depan rumah Lasmi pun keluar, pasti dia mengira ada kejadian
0
0
Hari Raya Pandemi
Setelah virus covid-19 berhasil menggegerkan dunia. Tak ada lagi kerumunan terlihat di sepanjang mata memandang. Semua orang menjaga jarak. Sekedar takut tertular oleh virus yang cukup menakutkan. Tak
0
0
Girl Without Fear
Jika kembali mengingat seberapa beruntungnya dia, ia akan menangis dan mengingat seberapa cengengnya ia dahulu. Cahaya lampu jalanan menerangi sisi gang. Wen berjalan melewati cahaya lampu yang samar.
0
0
Seperti Bukan Negeriku
Hari itu aku ingat sekali bagaimana wajah ayahku pulang dari kantor dengan wajah yang begitu marah dan menyedihkan. Aku ingat sekali bagaimana ibu menyambut ayah dengan tangisan yang tidak biasa. Aku
0
0
Delia Belajar Membaca Al Quran
Pada suatu hari Delia pergi bersama Ibunya ke Pasar, dalam perjalan menuju ke pasar delia melewati sebuah masjid delia mendengar orang orang sedamg membaca al quran. Setelah sampai ke pasar delia dan
0
0
Sang Fajar Itu Milik Senja
Sejak awal musim itu, siapa yang akan menduga semua akan menjadi awal dalam cerita baru milik senja, yang biasanya hanya duduk di tepi danau dengan kertas origami, dan akan menjelma menjadi angsa-angs
0
0
Selamat Jalan
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia tela
0
0
Menelan Takdir Tuhan
Bangunan letter U berdinding gribig bambu itu mendadak membisu. Sepuhan angin sejuk dari arah selatan pegunungan sana terasa hambar. Derap langkah kaki-kaki jenjang nampak terseok berjalan ke arah mas
0
0
Antara Tetesan Air Mata dan Darah
Hari ini hari Minggu. Jam menunjukkan pukul 12.10, saat ini aku sedang melakukan perjalanan dekat menggunakan mobil. Entah kemana, aku ikut saja orangtuaku pergi. Namaku Lulu, usiaku 12 tahun. Sekaran
0
0
Jogja dan Asmaralokanya
Petang membuana, mengarah pada pijakan jingga di ujung kota. Nafasnya bergelung remuk pada ramainya motor tua yang melewati aspal kasar. Sesosok istimewa di kota istimewa, eloknya suasana serta candun
0
0
Anakku Rumbun
Malam ini aku merasa bimbang menunggu kepulangan anakku Rumbun. Tak seperti biasanya dia pulang selarut ini. Rumbun anakku itu setiap harinya selalu mengemban tugasnya sebagai tulang punggungku dengan
0
0
Bad Birthday
Matahari mulai memunculkan cahaya terangnya, embun pagi masih hinggap di dedaunan, dan aku masih menatap foto keluargaku yang terletak di atas laci sebelah ranjangku. Masih sangat jelas memory otakku
0
0
Ayam Kardus
Hari berlalu, tahun berganti, penantian saur seorang pemuda 30 tahun pun akhirnya selesai, hari ini ia dinyatakan bebas dari penjara. Memang hukuman 12 tahun, potong remisi, belum sepadan dengan pemer
0
0
Jutaan Mimpi
Siang itu tidak seperti biasanya, langit yang bisanya biru dihiasi sekumpulan awan putih dan terangnya matahari kini hanya menyisakan awan gelap diiringi tetesan air hujan yang jatuh ke tanah, memuncu
0
0
Lukisan Di sudut Ruang Tengah
“ayah, ini wajah ibuku ya?” aku memandang dengan teliti sebuah gambar wajah ibuku di dinding sudut ruang tengah rumah kami. Lukisan ini mungkin sudah berusia 24 tahunan bisa lebih, wajah ibuku ada di
0
0
Arwah Yang Meminta Maaf Kepada Ibu
Ibunya sangat berharga baginya, bagaimana tidak. Setelah kepergian sang ayah tercinta yang sangat ia banggakan. Ibunya kini menjadi tulang punggung keluarga karena anak perempuan tercintanya masih dud
0
0
Bapak, Hujan dan Kakak
Angin berhembus kencang mengibar-ngibarkan gorden jendela kamar saya, sejenak saya melemparkan pandangan dari buku yang sejak tadi menyita waktu saya. Baru saja hendak beranjak menutup jendela, tanpa
0
0
Atap
Di atas sebuah atap, seorang wanita berdiri mengambil ancang-ancang untuk melompat. Hatinya bergetar penuh keraguan atas konsekuensi dari tindakannya. Sementara orang-orang di bawah sibuk sendiri-send
0
0
Prosa Tentang Senyuman
Senyummu memang selalu indah. Sayang sekali, hari ini kita hanya bisa berbalas senyum dari jarak kurang lebih 10 meter. Ranjang rumah sakit ini sedikit lebih nyaman bukan? Daripada ranjang di rumah ki
0
0