Sore ini, Aril membuntuti Melody yang tengah berjalan menyusuri tepi jalan raya. Entah kenapa, gadis itu tak ingin pulang bersama dirinya ataupun dengan sahabatnya itu.
"berhenti mengikutiku atau akan ku lempar kau dengan sepatu!" Teriak Melody menyadari kalau ada seseorang yang mengikutinya.
karna terlanjur sudah ketahuan, Aril keluar dan nyengir kuda lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "hehehe" cengirnya seperti anak anak yang ketahuan nakal oleh ibunya.
"kenapa kau mengikutiku?"
"sebenarnya aku penasaran, tidak biasanya kan kau pulang sendirian!"
"hem, mau duduk diatas ayunan?" tanya Melody dengan senyumnya yang secerah mentari itu.
"boleh"
Merekapun berjalan menuju sungai dan duduk ditempat pertama kali mereka bicara. Yaitu ayunan dekat sungai.
"sudah lama tidak bicara ya?" tanya Aril memulai pembicaraan.
"memangnya apa yang akan kita bicarakan?"
"Sebenarnya..." Aril menggantung kalimatnya dan dengan perlahan, dia mengulurkan tangannya menggenggam tangan Melody. Hangat!, itulah yang dirasakannya.
"Aku tidak mau lama lama memendam perasaan ini, sebenarnya sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah menaruh hati padamu, Aku suka sikapmu yang polos dan menggemaskan, hatimu yang murni dan selalu ceria. Aku...aku...aku menyukaimu Alexa!" ucap Aril begitu bersungguh sungguh sampai nafasnya terengah engah.
hatimu yang murni? siapa bilang? Sepertinya dia benar benar sudah membohongi hati banyak orang.
"terima kasih karna sudah mempercayaiku, tapi aku juga tidak ingin lama lama menjawab pernyataanmu. Kau tahu? kau lebih dari sekedar rekan Aril, kau temanku, dan aku tidak mau berbohong kepada teman, maaf aku tidak bisa membalas perasaanmu, ada seseorang yang aku sukai" jawabnya seadanya.
Dia tidak tahu pasti seperti apa perasaannya pada Glan, yang jelas setiap ada didekatnya, jantungnya selalu berdegup kencang. Mungkin itu yang dinamakan "cinta"
"tidak apa apa" ucap pria itu dengan kepala tertunduk. Tapi setelah itu dia kembali mengangkat kepalanya dan tersenyum, lalu menyelipkan anak rambut yang menghalangi mata Melody ke daun telinganya. "aku akan menunggu, sampai kau jatuh cinta padaku" senyumnya lalu mengecup singkat keningnya dan pergi berlalu.
"apa apaan itu tadi? sudah kubilang aku tidak bisa membalas perasaannya!" Ucapnya sambil mengusap kening yang dicium Aril barusan.
BRUK!
Tiba tiba seseorang mendekapnya dari belakang, benar benar membuat Melody terkejut sampai jantungnya mau copot.
"aku senang kau mengatakan itu!" ucap pria itu yang ternyata Glan.
"menguping pembicaraan orang lain itu tidak sopan tahu!" Melody melepas tangan Glan yang melingkar dilehernya.
"siapa orang yang kau sukai itu?" Glan tersenyum penuh percaya diri dan duduk disamping Melody.
"kalau sudah tahu jangan bertanya" dengusnya dengan wajah yang sudah memerah karna malu.
CUP!
Glan mendaratkan ciuman tepat di bibirnya. Membuat Melody membulatkan matanya melihat Glan yang tengah memejamkan matanya.
DEGH! DEGH! DEGH!
jantungnya benar benar akan meledak, Dia tak bisa menahannya lagi dan ingin melepaskan diri darinya. Tapi pria itu justru malah menguncinya, tak mau sedikitpun melonggarkan pelukan mereka.
"emh!" Melody mendorongnya dengan kasar saat lidah tak bertulang itu mulai masuk kemulutnya. Entah kenapa, rasanya aneh. Sama seperti pertama kali dia melakukannya bersama orang lain.
"a apa yang kau lakukan?" tanyanya gugup.
"menciumu"
bodoh, yah, dia tahu itu, maksudnya kenapa dia melakukannya?.
"ish lupakan saja!" dengusnya kesal.
Setelah cukup lama mereka hanya saling diam. Suasana menjadi canggung setelah ciuman tadi. Namun Melody tak membiarkan suasana terlalu lama membosankan.
"hemm, jawab pertanyaanku dengan jujur!" ucapnya sambil menatap Onyx hitam lelaki itu.
"apa?"
"siapa ciuman pertamamu?" tanya Melody membuat wajah pria itu langsung merah merona, mengingat pagi itu dia berciuman dengan kakaknya.
"jawaab!" Serunya sambil menarik narik tangan Glan dengan manja
"kakakku!" jawabnya dengan wajah yang semakin memerah.
Pfff!
"hahahaha!" Melody tak bisa menahan tawanya membayangkan bagaimana mereka melakukannya.
"jangan mentertawakanku" ucapnya ketus.
"maaf"
Glan kembali tersenyum, lalu menarik Melody kedalam pelukannya.
"aku menyukaimu!"
"hem...."
Tidak bisa begitu, tidak boleh mencintainya. Karna sepandai pandainya bangkai ditutupi, baunya pasti akan tercium juga. Entah itu waktunya tepat atau tidak, saat ada masalah nanti, siap tidak siap, dia harus menerima kenyataannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Eiynn08
hadir kembali.fdbck kakak thor😊
2021-08-13
2
Alitha Fransisca
Semangat Thor !!!
2021-08-07
1