Cewe menyeramkan
Pagi ini, Melody datang membawa kembang gula yang mengembang seperti awan. Dia mendapatkan itu dari seorang kakek yang menjualnya di jalanan. Sekarang sangat sulit menemukan penjual kembang gula.
"kau suka kembang gula?" tanya Aril begitu Melody duduk disampingnya.
"hem..ini rasanya sangat manis, kau mau coba?"ucapnya lalu menyuapi Aril. Membuat pria itu jadi gugup.
"manis kan?" senyumnya.
"i iya manis" sahutnya dengan pipi yang bersemu merah.
"Alexa ada sesuatu disitu!" ucapnya sambil menunjuk bibir Melody dan membersihkan sisa kembang gula di sudut bibirnya.
Wajahnya yang terlalu dekat itu membuat Melody mengedipkan matanya berkali kali. "apa ini tidak terlalu dekat?"
"maaf" Aril cukup terkejut, dia sendiri tidak menyadari kalau wajahnya sedekat itu.
"wah wajahmu memerah, Alga bilang kalau wajahmu memerah seperti itu, kau merasa malu?"
"tidak juga" Aril terkekeh pelan sampai semua orang dikelas melirik kearahnya. Pasalnya, mereka tidak pernah melihat Aril tertawa seperti itu, dia terkenal sebagai pria ramah yang tenang serta bijaksana
"kau terlalu terobsesi dengan sahabatmu itu rupanya, hahaha" Aril tak henti hentinya tertawa
"memangnya itu salah?" tanya Melody tak mengerti.
"salah sih tidak, tapi..hahahaha"
Melihatnya terus tertawa malah membuat Melody kesal. Kemudian pandangannya beralih pada jendela pojok. Betapa terkejutnya dia saat melihat seorang siswi verambut pirang sedang menelototinya dari balik jendela. Tatapannya terlihat tidak suka. Melody langsung melemparkan tatapannya pada Aril yang masih tertawa.
"kau kenal dia?" tanyanya sambil menunjuk ke arah jendela.
Aril menghentikan tawanya dan melihat kearah yang ditunjuk Melody. "tidak ada siapapun disitu"
Melody kembali melirik, ternyata benar, gadis itu sudah tidak ada, tapi dia merasa yakin, kalau ada orang yang berdiri disitu tadi
"kenapa masih duduk disitu?" Tanya Glan tiba tiba mengejutkan Melody karna pandangannya masih tertuju kearah jendela itu.
tanpa bicara dia segera mengambil tasnya dan pindah tempat.
*****
jam istirahat kali ini, mereka pergi ke kantin dan memesan makanan. Namun Melody masih terdiam membayangkan wajah gadis berambut pirang itu.
tatapannya bebar benar menyeramkan, seperti seorang Psycopath yang siap membunuh mangsanya.
"kau baik baik saja?" Tanya Glan merasa khawatir karna sedari tadi dia diam saja.
"iya, aku mau ke toilet dulu!" ucapnya lalu beranjak pergi.
Sesampainya, Melody segera membasuh muka, menyegarkan suasana yang terasa panas ini.
BRAK!
seseorang menggebrak pintu dan menerobos masuk.
PLAK!
belum sempat Melody bertanya, gadis itu sudah menampar pipinya dengan keras.
"jangan dekati pacarku!" tajamnya dengan mata melotot hampir keluar dari rongganya
"s s siapa kau?" tanya Melody gugup. Dia adalah gadis cantik berambut pirang yang menyeramkan itu
"siapa yang tidak mengenal diriku di sekolah ini? namaku Angelica, dan tadi itu salam perkenalan kita" senyumnya begitu jahat, lalu jari lentiknya membelai anak rambut yang menghalangi mata Melody.
"kalau aku melihatmu lagi mendekati Aril, maka wajah cantikmu ini..." Angelica menyusuri wajah mulus Melody dengan penuh hasrat. Ekspresianya itu seperti menyiratkan kata "aku akan membunuhmu"
"selamat tinggal!" ucapnya lalu melenggang pergi.
"hah...hah...hah..." Melody memegang dadanya, jantungnya berdetak kencang, nafasnya menburu dan dadanya terasa sesak. "jantungku berdebar lagi!" gumamnya lalu segera berlari dan kembali ke kantin.
"kenapa wajahmu pucat begitu?" Tanya Resya begitu Melody sampai dengan nafas yang tak beraturan dan keringat yang membasahi dahinya.
Melody tak segera menjawab dan duduk sambil meneguk habis es teh manis yang ada didepannya.
entah punya siapa itu, yang jelas tenggorokannya terasa kering saat ini.
"ahh lega sekali, punya siapa ini?" tanya Melody sambil mengangkat Cup itu kearah mereka.
"punyaku" jawab Resya datar.
"hey kau belum menjawab pertanyaan Resya, kenapa wajahmu pucat begitu? seperti dikejar setan saja" sahut Aril.
"t t tadi itu...disana...aku." jelasnya gugup. Namun setelah itu mendapat tepukan lembut dari Aril.
"tenang dulu!"
Fiuh, Melody menarik nafas berkali kali sampai rileks dan mulai bercerita.
"tadi aku bertemu gadis cantik yang aneh, rambutnya pirang, dia memiliki mata hitam bulat yang besar, kulitnya putih seperti mayat, pertama kali dia muncul dibalik jendela lalu tadi dia mengikutiku ke toilet, dia juga menamparku. aduuuh masih sakit sekali rasanya" ocehnya sambil mengelus pipi.
"apa dia nemiliki kalung dengan liontin kalajengking?" tanya Resya menambah ciri ciri yang disebutkan Melody.
"iya benar, bagaimana kau tahu?" tanya Melody penasaran.
"coba lihat kebelakang!"
Melody terhenyak dan menelan salivanya dengan susah payah. Firasatnya sangat buruk, dengan perlahan dia mulai menoleh kebelakang.
Degh!
sosok yang baru dibicarakannya itu sudah menyeringai menatapnya, benar benar terlihat seperti tatapan pembunuh
"Angelica!" sahut Aril langsung saja berjalan menghampirinya.
Sementara Melody masih bergetar ketakutan dan bersembunyi dibelakang Glan.
"siapa wanita itu?" tanyanya
Glan berbalik dan membelai lembut poni rambut Melody "jangan dekati Aril, wanitanya sangat berbahaya" ucapnya langsung saja mendapati anggukan dari Melody.
Sementara Aril membawa Angelica ke tempat sepi
"kau menakutinya?" tanya Aril dengan nada tidak suka
"memangnya kenapa? kau kan pacarku, jadi tidak boleh ada yang mendekatimu selain aku" ucapnya sambil bergelayut manja dipundak Aril.
"kita tidak pernah berhubungan dan jangan pernah ganggu Alexa!" tegasnya lalu menghempaskan lengan Angelica dengan kasar dan melenggang pergi meninggalkannya.
Aril kembali ke kantin dengan wajah cemberutnya, semua orang selalu saja menganggap mereka pacaran, menyebalkan.
"maaf gara gara aku kau jadi bertengkar dengan pacarmu!" ucapnya membuat wajah Aril semakin merah padam.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Detik terus berdetak hingga tiba jam pulang, Glan memutuskan untuk pulang bersama Melody menggunakan sepeda, dan Resya harus pulang sendiri menggunakan mobil barunya itu.
"kita bisa naik bertiga kok, kau dibelakang, aku didepan" ucap Melody pada Resya yang cemberut karna harus pulang sendiri. Sementara Glan yang mendengar hal itu bergidik ngeri.
"itu tidak perlu, terima kasih" ucapnya datar.
Fiuh, Glan menghembuskan nafasnya lega. Apa kata orang kalau nanti mereka membonceng dua gadis sekaligus.
"oh yasudah!" Melody segera naik dan dibonceng oleh Glan, lalu dia melingkarkan tangannya dipinggang Glan. Membuat api dihati Resya semakin membara.
Setelah lama kepergian mereka, Resya segera tancap gas dan melaju kencang.
"Alga, apa besok sore kau ada waktu luang?" tanya Melody.
Glan yang sibuk mengayuh sepeda itu hanya diam, lingkaran tangan Melody dipinggangnya itu membuat dia membisu.
"Alga kau dengar aku tidak?" teriak Melody
Glan masih bergeming dan fokus kejalanan.
"Algaa!!!!" teriaknya lebih keras lagi, membuat kupingnya sakit, Namun Glan masih tak acuh padanya.
"sudah berhenti, aku mau turun!" ucapnya kesal
Glan segera menepi dan menghentikan sepedanya.
"dasar kau menyebalkan, kenapa kau jadi pelit bicara begitu, aku tidak suka!" ucapnya saat dia turun dari sepeda dan berdiri didepannya.
"duduk didepan" ucapnya datar
"aku tidak mau, nanti aku tidak memelukmu"
"justru itu, pelukanmu menggangguku, ayo duduk didepan!"
dengan terpaksa Melody duduk dibagian depan, sebelum Glan kembali mengayuh sepedanya, dia melirik dan mendongakan wajahnya melihat wajah tampan pria itu.
Cup!
Glan mendaratkan ciuman singkat dipipinya dan mulai mengayuh sepeda.
"sudah kubilang jangan melakukannya mendadak seperti itu" ocehnya sambil menutup wajahnya menyembunyikan rasa malu.
......................
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Surabaya Honda
wow,,, amazing thor,,😂next Thor 👍👍
2023-11-11
2
Endang Setyowati
cerita remaja ternyata..
2022-06-17
1
Maria Anajua
Keren
2022-05-16
1