hadiah
Hari hari berlalu, 4 sahabat itu semakin dekat setiap harinya Berbagai kebersamaan telah mereka lewati, seperti mengunjungungi berbagai tempat, liburan, dan keseruan keseruan lainnya. Benih benih cinta mulai tumbuh diantara mereka, namun tentu saja perasaan itu baru pertama kali dirasakan dan sulit untuk dipahami.
malam berhiaskan bulan dan taburan bintang dilangit, Melody dan Glan menikmati keindahan malam diatas bukit
"lihat itu, ada bintang jatuh!" seru Melody langsung memejamkan mata dan membuat haeapan.
diam diam Glan memperhatikan wajah damai Melody , rambut gadis musim semi itu berkibar kibar tertiup angin. dan sesekali menghalangi wajahnya.
Glan merasa gemas dan menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajahnya.
sentuhan lembut tangannya membuat Melody terusik dan membuka matanya Kini pandangan mereka bertemu, emerald biru secerah langit miliknya terlihat berkilau dan menenangkan.
"tolong singkirkan wajahmu!, ini terlalu dekat, jantungku mau copot rasanya"
Glan hanya melempar seringai nakal, dan semakin mendekatkan wajahnya sampai hidung mereka bergesekan
"jantungmu sudah copot sekarang?"
Melody mengedipkan mata indahnya berkali kali, entah kenapa sikap Glan kali ini berbeda beda, dia jadi acuh tak acuh padanya, kadang jutek, kadang dingin, dan saat ini dia terlihat romantis
"Alga lepaskan!" ucapnya lalu mendorong tubuhnya.
disaat yang bersamaan, ponsel Melody bergetar dan dia langsung pergi menjauh untuk mengangkat telpon dari Sandy.
"hallo paman, ada apa?"
"cepat pulang, aku ingin memperkenalkan seorang pria padamu"
Melody menghela nafas berat.
"baik paman" ucapnya langsung menutup sambungan telpon
setelah beberapa saat dia kembali dengan raut wajah yabg tak secerah tadi
"pamanku memintaku untuk segera pulang, aku harus pergi, sampai jumpa!" ucapnya langsung pergi begitu saja.
"sebenarnya ada apa?" gumamnya tak habis fikir, seperti ada hal besar yang Melody sembunyikan darinya.
"Hey kau!" seru seseorang dari arah belakang.
Sontak, Glan langsung melirik dan melihat orang yang memanggilnya itu. Seorang pria asing sedang menyeringai jahat ke arahnya.
"wah wah, gadismu banyak juga ya!" seringainya membuat Glan mengerutkan alisnya tidak mengerti. Lalu dia berjalan menghampirinya.
"jangan menatapku begitu, kita ini teman, namaku Satria" ucapnya lalu mengulurkan telapak tangan kanannya.
Glan masih diam tak mengerti, namun dengan perlahan dia mulai menerima uluran tangan itu tanpa mengatakan apapun.
"aku punya hadiah untukmu!" seringainya lagi lagi terlihat jahat
Bugh!
Satu pukulan mendarat tepat dirahangnya.
"itu salam pertemanan kita, ingat satu hal, jangan pernah dekati dia lagi!" bengisnya lalu menarik kerah baju Glan.
Glan masih tak berkutik dan mencerna ucapan Satria. 'dia' yang dimaksudkan itu siapa?, namun setelah itu dia berfikir kalau dia yang dimaksudkan Satria adalah Melody
Bugh!
kali ini Glan melakukan hal yang sama pada Satria
"aku kembalikan hadiahmu, terima kasih!" tegasnya lalu melenggang pergi
Namun sebelum itu, Satria menyergapnya dari belakang. dan perkelahian diantara mereka cukup lama sampai keduanya babak belur.
"kau tidak akan bisa mengambil Melody dariku!" tegasnya pada Satria yang tersungkur ditanah, lalu dia melenggang pergi
"urusan kita belum selesai!" teriak Satria
Glan tak menghiraukannya dan segera masuk ke mobil lalu melaju pergi.
20 menit kemudian dia sampai dirumah
"ada apa dengan wajahmu?" tanya Gray begitu mendapati luka memar hampir diseluruh wajahnya.
"aku-"
"ayo!" Gray langsung menarik lengan adiknya, dan memaksanya untuk berbaring di sofa, lalu dia pergi kedapur. Setelah beberapa saat dia kembali membawa sebaskom kecil air hangat dan segera mengompres luka menar diwajahnya.
"aku tidak apa apa!" ucapnya merasa kesal. Entah sampai kapan kakaknya akan selalu bersikap overprotektif seperti ini.
"tidak apa apa bagaimana? wajahmu babak belur begini, dengan siapa kau bertengkar?" tanyanya sibuk mengompres lukanya.
"bertengkar itu hal yang wajar bagi seorang pria" jawabnya sambil memalingkan wajah.
"jangan berdalih!, cepat katakan dengan siapa kau bertengkar?" Gray mulai meninggikan intonasi suaranya.
"sudah lah kak aku tidak apa apa, ini tidak sakit" Seru-nya
Gray mendelik tajam lalu menekan lukanya
"aw adu duh sakit!" ringisnya
"masih mau berbohong padaku? ayo katakan! atau aku akan menambah lukamu ini!" tegasnya
"kakak kumohon!" Glan memasang wajah memelas. Ayolah, bukankah ini terlalu berlebihan?
"yasudah, sekarang kau istirahat " Gray menyudahi mengompresnya lalu dia mengambil selimut, dan menyelimuti adik kecilnya yang malang itu.
beberapa saat diapun terlelap dan masuk kedalam mimpinya. "aku tidak akan menbiarkan hal buruk sekecil apapun menimpa dirimu" ucapnya sambil mengelus poni rambut Glan.
Gray tau betul seperti apa karakter adiknya, meskipun seorang lelaki berbadan tegap dan kekar, namun hatinya sangat lemah dan rapuh, karna itu, semenjak kepergian orang tuanya Gray berjanji akan melakukan apapun yang terbaik untuknya. karna hanya dialah satu satunya alasan Gray untuk hidup didunia ini, dia begitu menyayangi adik kecilnya.
*******
Mentari kembali menyapa bumi, dengan menberikan berjuta kehangatan. Glan masih tertidur pulas diatas sofa, wajah damainya saat tertidur benar benar terlihat seperti bayi, sangat menggemaskan.
Gray mengacak ngacak poninya dengan pelan. "adik, apa kau tidak akan kesekolah hari ini?" tanyanya sambil menggoyangkan tubuhnya.
"hm!" sahutnya langsung membuka mata dan duduk.
TOK! TOK! TOK!
"permisi!, boleh aku masuk?" Melody mengetuk pintu dengan pelan.
Gray berjalan menghampiri pintu dan membukanya, lalu dia tersenyum kearah Melody yang sangat ceria pagi hari ini.
"selamat pagi kakak!" sapanya langsung memberi dekapan hangat.
"pagi Melody!" sahutnya balas memeluk.
"Alga!" sahutnya begitu melihat wajah Glan yang dipenuhi luka, dia langsung melepas pelukannya dan berlari menghampiri Glan.
"wajahmu, ada apa dengan wajahmu? kenapa babak belur begini? apa ada yang menyakitimu? katakan padaku! aku akan menghajarnya sekarang juga!" ucapnya penuh emosi
Glan hanya diam , lalu matanya melirik kearah Gray, seperti menyiratkan kata "dia pelakunya"
tanpa fikir panjang, Melody segera melirik kearah Gray dengan wajah imutnya yang sedang kesal itu.
"kakak macam apa kau ini? tega sekali memperlakukan adikmh seperti itu, lihat saja nanti, aku akan melaporkanmu pada polisi karna sudah melakukan kekerasan pada adikmu sendiri,nanti kau akan dipenjara dan tidak akan merasakan manisnya kembang gula disana!" ocehnya malah membuat kakak beradik itu tertawa geli.
"aku tidak sedang bercanda!" tegasnya dengan nafas yang tak beraturan.
"kau ini bodoh atau polos sih? sudahlah, aku akan berangkat, sampai jumpa!" pamitnya masih diiringi dengan gelak tawa.
Melody mengerutkan alisnya tidak mengerti, lalu dia mengalihkan pandangannya pada Glan. "kau mengerjaiku?" tanyanya mulai kesal.
"sepertinya begitu!" cengirnya lalu segera berlari menuju kamar mandi untuk menghindari amukan kucing liar itu.
kini, asap ditelinganya sudah mengepul, Melody langsung saja mengejarnya.
"Awaas kau, tunggu sampai aku menangkapmu!!" teriaknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Dyah Oktina
kasihan..anak polos gitu d jual sm paman gila nya.. bagaimana kla kena penyakit kelamin 😭😭😭
2024-02-19
1
jumardi ardi
bisa g itu pamannya melodi mati aja
2023-05-16
1
Aqiyu
yang di maksud Satria itu Resya kan bukan Melody
2022-06-13
1