Lelaki Aneh, didalam Lembah.

Tepat pada hari yang ke empat, Cin Hai mulai menuruni lereng bukit menuju ke sebuah lembah yang sangat luas sekali.

Di sekeliling lembah ini, terlihat perbukitan bersusun susun, seperti pagar alam.

Tepat di tengah tengah lembah ini ada sebuah jurang menganga, memanjang dari timur laut ke barat daya, dengan jarak antara dua sisi jurang nya kira kira lima puluh depa jauh nya.

Cin Hai berhenti di dalam lembah dekat jurang besar itu.

Sesekali dia melongok ke dalam jurang, namun tidak tampak dasar nya, yang terlihat cuma ke gelapan saja.

Di ujung timur laut jurang itu, ada sebuah air terjun mengalir langsung masuk kedalam jurang, namun tidak terdengar gemericik air didasar nya.

"Huh!, jurang ini benar benar dalam rupa nya, gemercik air saja tidak terdengar di dasar nya!" pikir Cin Hai.

Tiba tiba seekor kelinci gemuk melompat dari semak semak dekat kali nya.

Dengan cekatan sekali, Cin Hai melempar kelinci gemuk itu dengan batu kerikil kecil.

Kelinci itu tumbang ketanah, terkena batu yang di lemparkan oleh Cin Hai tadi.

Cin Hai segera membersihkan kelinci itu di dekat air terjun yang jatuh entah berapa jauh jarak nya dengan dasar jurang itu.

Tidak berapa lama, aroma daging kelinci bakar pun menyebar ke mana mana, membuat perut menjadi lapar.

Karena air di dalam lumpang kulit labu tua milik nya sudah habis dia tenggak sewaktu di jalan tadi, kini dia bermaksud mengambil air di air terjun yang tidak jauh dari tempat itu.

Namun sewaktu dia kembali dari mengambil air, Cin Hai terpaku di tempatnya, melihat seorang yang sudah sangat tua sekali, duduk menghadap api, sambil memakan panggangan kelinci nya tadi.

Rambut laki laki itu sudah putih semua nya, namun terlihat panjang dan subur, tetapi tidak terawat.

Sedangkan pakaian laki laki tua itu, mengingatkan Cin Hai pada guru nya Koay Lo Jin yang berjumbai jumbai karena sudah robek dimana mana, sehingga mirip hiasan berjumbai jumbai, dan bergerak gerak tertiup angin lembah.

Namun satu hal yang membuat Cin Hai takjub adalah tinggi badan laki laki itu hampir dua kali tinggi laki laki dewasa, dengan telapak kaki nya yang tanpa tumit.

Sedangkan celana laki laki tua itu, nampak nya bekas celana panjang yang sudah sobek disana sini, sehingga nampak juga seperti berjumbai jumbai, menyisakan sedikit, sekedar menutupi aurat nya.

"Air!, ... Air!, ... Cepat, air!" ujar laki laki tua itu tanpa menoleh kearah Cin Hai.

Sambil tertawa terkekeh kekeh, Cin Hai menyerahkan lumpang kulit labu tua milik nya kepada laki-laki tua itu.

Laki laki tua itu menerima lumpang kulit labu itu, lalu menenggak isi nya.

Seolah tenggorokan laki laki itu sebesar gentong, air di dalam lumpang kulit labu tua itu ludes cuma dalam sekali reguk saja.

"Sial!, kenapa sedikit sekali heh?, ambil lagi!" ujar laki laki tua itu sambil melemparkan lumpang kulit labu tua itu kearah Cin Hai.

Cin Hai menyambut lumpang kulit labu tua milik nya itu.

Namun tanpa terduga, tubuh nya terdorong hingga sepuluh depa kebelakang, terbawa arus lumpang kulit labu tua itu.

Ternyata laki laki itu melemparkan lumpang kulit labu tua milik Cin Hai itu dengan disertai sedikit dorongan tenaga Lwe kang (tenaga dalam), dan sebagai akibat nya, tubuh Cin Hai terlempar seperti daun kering di tiup angin.

Baru saja Cin Hai selesai mengambil kan air untuk laki laki tua itu, kembali dalam satu tegukan saja air itu ludes.

Berulang ulang laki laki tua itu melemparkan tempat air ke arah Cin Hai, dan Cin Hai menerima nya dengan mengerahkan tenaga Lwe kang nya pula.

Hingga lemparan yang kesepuluh kali nya, barulah tubuh Cin Hai tidak bergetar sedikitpun juga saat menerima tempat air minum itu.

Melihat hal itu, laki laki tua itu tertawa terkekeh kekeh seperti seorang anak mendapat mainan nya.

"Kek!, apakah kakek yang bergelar Sin Tiauw Giam Lo Ong itu kek?" tanya Cin Hai tanpa ragu ragu.

Tiba tiba mata laki laki itu seperti berkilat kilat aura kemarahan.

"Giam Lo Ong?, Siapa?, aku?, kurang ajar bocah cari mati, berani nya mengatai aku macam macam!" kata laki laki itu tiba tiba menyerang Cin Hai dengan serangan brutal yang mematikan.

Mau tidak mau, Cin Hai harus meladeni laki laki tua itu bila tidak ingin mati sia sia.

Dia bisa saja mempergunakan jurus Sin Houw Liong Cam yang sudah dia kuasai dengan sempurna itu untuk melawan laki laki tua itu, tetapi karena dia merasa tidak pernah diakui sebagai murid resmi perguruan silat Sin Houw itu, dia enggan mempergunakan jurus itu.

Begitu pula dengan jurus San i Koay Sian (Dewa gila memindahkan gunung), tetapi jurus silat itu baru saja dia terima dan belum terlalu dia perdalam lagi.

Akhirnya dia memutuskan meladeni laki laki tua itu dengan jurus Sin Kai Thien Tin (Pengemis sakti menggoncang langit) yang sudah dia kuasai dengan sempurna itu.

Saat Cin Hai meladeni serangan laki laki tua itu dengan jurus Sin Kai Thien Tin, laki laki itu terpana sejenak, matanya sempat berkaca kaca.

"Bagus bocah!, pergunakan jurus tai ayam itu untuk melawan ku, aku mau tahu seberapa mahir kau memainkan jurus Sin Kai Thien Tin milik pengemis bau itu!" terdengar ucapan laki laki tua itu dengan bersemangat sekali.

"Kakek!, ... meskipun guru ku seperti itu , tetapi badan nya tidak bau kek!" sahut Cin Hai sambil terus mempergunakan jurus jurus itu untuk melawan serangan dari laki laki tua aneh itu.

"Bagus!, bagus!, ... Serangan mu yang tadi tidak usah mempergunakan tenaga berlebihan, karena serangan itu meminjam tenaga serangan lawan!" terdengar sesekali dari mulut laki laki itu keluar arahan arahan bagai mana mempergunakan jurus Sin Kai Thien Tin dengan benar.

Cin Hai yang cerdas kini tahu, jika laki laki tua ini tidak benar benar ingin membunuh nya , cuma mau melihat jurus Sin Kai Thien Tin dia mainkan.

Hingga selesai dengan jurus Sin Kai Thien Tin tingkat kesembilan, tidak sekalipun Cin Hai berhasil menyentuh kulit laki laki tua yang aneh itu.

"Cukup!, cukup!, aku sudah yakin sekarang jika kau murid Sute Koay Lo Jin bau itu!" ucap laki laki tua itu sambil tertawa terkekeh kekeh gembira, persis seorang anak yang baru menemukan mainan bagus.

Cin Hai menghentikan serangan nya pada laki laki tua itu sambil menatap wajah laki laki dengan perasaan heran nya.

"Kenapa malah bengong heh?, tidak segera berlutut?" terdengar suara laki laki bergema.

Mendengar itu, Cin Hai segera menjatuhkan diri nya dihadapan laki laki tua aneh itu, "Suhu, tee cu Fu Cin Hai menghaturkan sembah, tee cu di utus oleh suhu Koay Lo Jin untuk mencari seseorang di lembah ini, kira nya suhu kah orang yang dimaksudkan oleh Suhu itu l?" tanya Cin Hai sambil berlutut.

Laki laki itu tidak menjawab nya, tetapi justru tertawa terbahak-bahak hingga jenggot putih panjang nya berayun ayun karena nya.

"Ha ha ha ha pengemis bau itu pintar mencari murid, ternyata setelah sekian lama mengembara, akhirnya kau temukan juga sebutir permata diantara tumpukan sampah yang berserakan di mana mana, ha ha ha ha, bagus bagus, akhirnya aku bisa juga pergi meninggalkan lembah sialan ini dengan tenang, Sute!, tunggu aku ya, aku akan menyusul mu!" ujar laki laki tua itu tertawa, lalu menangis sesegukan, persis seperti anak kecil.

Tiba tiba laki laki tua itu menyambar tubuh Cin Hai dengan begitu cepat nya, sehingga anak itu tidak sempat untuk menghindar lari.

Tangan laki laki tua itu melingkar di pinggang Cin Hai, lalu dengan sekali sentakan saja, tubuh mereka meluncur kearah mulut jurang yang menganga itu.

...****************...

Terpopuler

Comments

Alex Kawun

Alex Kawun

saloot sama mu thor
alur cerita mu sangat menàrik ... elegan
sye sye 🙏

2024-05-12

0

ꪶꫝHIDAYAT

ꪶꫝHIDAYAT

Oke lanjut Thor

2024-04-11

0

Sutarwi Ahmad

Sutarwi Ahmad

tidak sia-sia usaha cute SMG berhasil.

2024-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2 Pembantaian Sadis.
3 Kepedihan hati dua anak manusia.
4 Berusaha bangkit .
5 Bertahan untuk Hidup .
6 Bertarung dengan Serigala Hitam .
7 Serigala yang Terluka.
8 Terpisah.
9 Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10 Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11 Dantian nya Cacat.
12 Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13 Di Tempa Dendam Kesumat.
14 Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15 Kisah Dua Saudara.
16 Mencari Lembah Dewa Maut.
17 Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18 Bertemu Si Tua Gila.
19 Jurus San I Koay Sian.
20 Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21 Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22 Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23 Pertarungan Pertama .
24 Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25 Arogansi Penjaga Gerbang.
26 Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27 Galau nya Hati Tiga Dara.
28 Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29 Dara Cantik, tapi Pemarah.
30 Pengemis Buta.
31 Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32 Bertemu Sahabat Lama
33 Tantangan Dara Sombong.
34 Mendapat Pelajaran Pahit.
35 Meniti Jejak Takdir.
36 Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37 Kejatuhan Bulan.
38 Kekaguman sang Dewi.
39 Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40 Pertarungan Dimulai.
41 Tewas nya Siang Ti Kui.
42 Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43 Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44 Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45 Petaka Karena Keras Kepala.
46 Amukan Thien Giok.
47 Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48 Kesedihan Dewi Li Hwa.
49 Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50 Naga Laut Utara.
51 Di Istana Dewa Naga.
52 Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53 Membujuk Putri Manja.
54 Perguruan Teratai Putih.
55 Terjebak rasa Congkak.
56 Tindakan yang Gagal
57 Misteri Tuan Penolong.
58 Ang Coa Sian Li.
59 Ang Coa Ong Ya.
60 Tuan muda Duan.
61 Ang Coa Chu Kiam.
62 Tiba di Kota Tao.
63 Benang merah mulai tersingkap.
64 Jejak di Tengah Rimba.
65 Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66 Dinasti Quon.
67 Dendam Klan Duan.
68 Swan Niang di Culik.
69 Mendatangi Markas Klan Duan.
70 Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71 Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72 Pertarungan.
73 Sang Patriak Klan Duan.
74 Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75 Akhir Kisah Klan Duan.
76 Ma Bin Lo Mo.
77 Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78 Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79 Ilmu Jit Yang.
80 Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81 Teror di Desa Makuo.
82 Hui Kui.
83 Ang Hui Kui
84 Xioyang Bo Ti.
85 Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86 Arogansi Klan Tuo.
87 Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88 Kebejatan Klan Tuo.
89 Tok Ji Shin Cui.
90 Tok Ji Shin Cui.
91 Murka.
92 Pertarungan di Malam Hari.
93 Pengawal Dinasti Quon.
94 Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95 Penyesalan Ban Jiu.
96 Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97 Ada Api Dendam.
98 Hawa Sihir.
99 Pembunuh Bayaran.
100 Pemancing Tua yang Aneh.
101 Korban Ketamakan.
102 Siocia yang Angkuh.
103 Akibat terlalu Arogan.
104 Bertemu Lagi.
105 Dara Dara Cantik
106 Hukuman Jadi Selir
107 Serangan Suara Tawa.
108 Sumpah Langit.
109 Rasa nya Takut.
110 Empat Pria Aneh.
111 Nalina Lenyap.
112 Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113 Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114 Pertarungan di Kuil Tua.
115 Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
116 Dendam Quon Teo Wen.
117 Siluman Jalang.
118 Bangkitnya Dua Energi Sakti.
119 Perkampungan ditengah Rimba.
120 Gerombolan Tok Gan Kwi.
121 Musnah nya Tok Gan Kwi.
122 Menyusuri Jejak Cin Hai.
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2
Pembantaian Sadis.
3
Kepedihan hati dua anak manusia.
4
Berusaha bangkit .
5
Bertahan untuk Hidup .
6
Bertarung dengan Serigala Hitam .
7
Serigala yang Terluka.
8
Terpisah.
9
Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10
Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11
Dantian nya Cacat.
12
Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13
Di Tempa Dendam Kesumat.
14
Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15
Kisah Dua Saudara.
16
Mencari Lembah Dewa Maut.
17
Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18
Bertemu Si Tua Gila.
19
Jurus San I Koay Sian.
20
Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21
Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22
Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23
Pertarungan Pertama .
24
Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25
Arogansi Penjaga Gerbang.
26
Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27
Galau nya Hati Tiga Dara.
28
Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29
Dara Cantik, tapi Pemarah.
30
Pengemis Buta.
31
Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32
Bertemu Sahabat Lama
33
Tantangan Dara Sombong.
34
Mendapat Pelajaran Pahit.
35
Meniti Jejak Takdir.
36
Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37
Kejatuhan Bulan.
38
Kekaguman sang Dewi.
39
Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40
Pertarungan Dimulai.
41
Tewas nya Siang Ti Kui.
42
Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43
Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44
Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45
Petaka Karena Keras Kepala.
46
Amukan Thien Giok.
47
Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48
Kesedihan Dewi Li Hwa.
49
Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50
Naga Laut Utara.
51
Di Istana Dewa Naga.
52
Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53
Membujuk Putri Manja.
54
Perguruan Teratai Putih.
55
Terjebak rasa Congkak.
56
Tindakan yang Gagal
57
Misteri Tuan Penolong.
58
Ang Coa Sian Li.
59
Ang Coa Ong Ya.
60
Tuan muda Duan.
61
Ang Coa Chu Kiam.
62
Tiba di Kota Tao.
63
Benang merah mulai tersingkap.
64
Jejak di Tengah Rimba.
65
Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66
Dinasti Quon.
67
Dendam Klan Duan.
68
Swan Niang di Culik.
69
Mendatangi Markas Klan Duan.
70
Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71
Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72
Pertarungan.
73
Sang Patriak Klan Duan.
74
Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75
Akhir Kisah Klan Duan.
76
Ma Bin Lo Mo.
77
Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78
Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79
Ilmu Jit Yang.
80
Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81
Teror di Desa Makuo.
82
Hui Kui.
83
Ang Hui Kui
84
Xioyang Bo Ti.
85
Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86
Arogansi Klan Tuo.
87
Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88
Kebejatan Klan Tuo.
89
Tok Ji Shin Cui.
90
Tok Ji Shin Cui.
91
Murka.
92
Pertarungan di Malam Hari.
93
Pengawal Dinasti Quon.
94
Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95
Penyesalan Ban Jiu.
96
Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97
Ada Api Dendam.
98
Hawa Sihir.
99
Pembunuh Bayaran.
100
Pemancing Tua yang Aneh.
101
Korban Ketamakan.
102
Siocia yang Angkuh.
103
Akibat terlalu Arogan.
104
Bertemu Lagi.
105
Dara Dara Cantik
106
Hukuman Jadi Selir
107
Serangan Suara Tawa.
108
Sumpah Langit.
109
Rasa nya Takut.
110
Empat Pria Aneh.
111
Nalina Lenyap.
112
Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113
Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114
Pertarungan di Kuil Tua.
115
Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
116
Dendam Quon Teo Wen.
117
Siluman Jalang.
118
Bangkitnya Dua Energi Sakti.
119
Perkampungan ditengah Rimba.
120
Gerombolan Tok Gan Kwi.
121
Musnah nya Tok Gan Kwi.
122
Menyusuri Jejak Cin Hai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!