Bertarung dengan Serigala Hitam .

Tanpa terasa satu musim sudah terlewati oleh dua kakak beradik ini dalam pelarian mereka di tengah hutan rimba.

Kini Jiang Bi telah berusia delapan tahun, dan Cin Hai telah berusia enam tahun.

Meskipun masih sering terbangun dimalam hari, tetapi Cin Hai tidak lagi berteriak dan menjerit jerit histeris.

Paling paling badan nya menggigil ketakutan, wajah nya pucat pasi, lalu segera dia benamkan wajah nya, di dalam pelukan sang kakak.

Pelukan kakak nya lah yang mampu meredakan ketakutan nya, dan menenangkan hati nya.

Tempaan keadaan serta pelajaran dari alam, membuat kedua bocah ini harus mampu beradaptasi dengan lingkungan nya.

Untung bagi Jiang Bi, jika dahulu dia selalu diajak sang ayah kedalam hutan untuk berburu binatang, sehingga dia menguasai cara bertahan hidup di tengah hutan liar.

Untuk hidup di tengah orang banyak, masih ada ketakutan di dalam hati mereka berdua, bahkan mereka berusaha menghindari orang orang, karena rasa takut itu.

Tetapi dalam kenyataan nya, lebih dari satu purnama mereka tinggal di tengah rimba belantara itu, tidak pernah sekalipun bertemu dengan manusia.

Hari itu kedua kakak beradik ini seperti biasa nya, berburu binatang di hutan.

Hari hari mereka lewati memang dengan berburu binatang, kalau tidak di kali kecil, ya di hutan sekitar mereka.

Setelah satu musim berlalu, binatang buruan pun sudah mulai menjauh dari tempat itu, sehingga perlu berjalan ke tempat yang lebih jauh lagi agar mendapatkan binatang buruan.

Kini Cin Hai sudah dibuatkan sebuah panah oleh Jiang Bi, dan sudah mahir mempergunakan nya.

Saat mereka pergi berburu, Jiang Bi tidak lupa menyuruh Cin Hai membawa serta batu api di kantong bekal yang terbuat dari kulit binatang itu, seperti pesan ayah nya dahulu kepada nya.

Apa yang pernah diajarkan ayah nya, sekarang dia terapkan dan dia sampaikan pada Cin Hai juga.

Sekarang ini, Cin Hai sudah tidak perlu lagi di gendong kakak nya, selain tubuh nya bertambah berat, dia sendiri pun sudah bisa berjalan cepat, maupun berlari.

Memang benar kata orang orang bijak bahwa manusia akan selalu menemukan cara nya sendiri untuk bertahan hidup dalam suasana sesulit apapun juga.

Mungkin karena naluri bertahan hidup itulah, kini Cin Hai tumbuh menjadi bocah hutan yang dapat berlari cepat di antara pepohonan.

Hari itu, pagi pagi sekali, Cin Hai dan Jiang Bi sudah mempersiapkan bekal untuk berjalan jauh.

Pegunungan Kwan Lun adalah sederetan pegunungan yang berbaris dari timur kebarat, lalu melingkar keutara, sebelum kembali berderet ketimur lagi membentuk lingkaran lembah yang sangat besar di tengah tengah nya.

Pegunungan Kwan Lun ini pula tempat berawal nya tiga kali kecil yang mengalir jauh menjadi tiga sungai besar, yaitu sungai Tian di sebelah barat, sungai Liong di selatan dan sungai Chong di sebelah timur.

Sudah beberapa waktu mereka berjalan ke sebelah barat, namun belum juga bertemu binatang buruan.

Diujung kali kecil itu ada sebuah telaga kecil dengan sebuah air terjun di tebing sisi Utara lembah.

Kedua kakak beradik itu duduk di atas bebatuan di pinggir telaga kecil sambil menikmati bekal mereka.

Jiang Bi berdiri diatas batu besar, menatap ke sekeliling lembah, nampak sekali jika lembah ini sangat lah besar, di kelilingi oleh pegunungan yang bersusun susun serta bersambung sambung seperti benteng yang menjaga lembah ini.

Di sekeliling telaga itu, ada rimbunan hutan yang lumayan rapat dengan jarak kurang lebih dua puluh langkah dari tepi telaga.

"Kak!, boleh tidak Cin Hai mandi di telaga ini?" tanya Cin Hai pada sang kakak nya.

"Boleh!, tetapi di pinggir saja, jangan ketengah, dalam!" ujar Jiang Bi mengingatkan sang adik.

"Iya kak!" sahut Cin Hai sambil melepaskan pakaian nya, lalu menceburkan tubuh nya ke telaga.

Namun baru saja Cin Hai bersenang senang di dalam telaga kecil itu, tiba tiba dari rerimbunan pohon , terdengar suara lolongan serigala.

"Cepat naik dik , ada serigala, ayo cepat!" teriak Jiang Bi pada adik nya.

Karena desauan suara air terjun, sehingga suara Jiang Bi tidak terlalu jelas di dengar oleh Cin Hai.

"Adik ayo cepat naik, ada serigala mendekat!" kembali Jiang Bi berseru memanggil sang adik nya.

"Haah apa kak?" tanya Cin Hai tidak mendengar dengan jelas.

Dari pinggir hutan, keluar seekor serigala hitam besar berbadan gemuk menuju kearah mereka.

Karena sang adik tidak juga naik dari dalam telaga, tidak ada pilihan bagi Jiang Bi, kecuali bertarung melawan serigala hitam besar itu. Melihat keberadaan seorang anak manusia, serigala hitam besar itu melolong panjang, seakan bersorak dengan keberuntungan nasip nya.

Nampak nya, serigala itu seekor serigala muda yang belum memiliki pengalaman berburu, sehingga tindakan nya, terkesan sangat ceroboh sekali.

Jiang Bi yang sudah memegang busur dan anak panah yang siap di lepas kan, namun serigala itu nampak tidak takut sedikit pun, malah terus melangkah mendekati Jiang Bi dengan memamerkan taring nya.

Tepat saat serigala itu bermaksud mau melompat menerkam Jiang Bi, sepucuk anak panah di tangan Jiang Bi melesat kearah rusuk serigala itu.

"Sret!" .......

"Crass!" ......

Anak panah di tangan Jiang Bi melesat, dan menancap dalam di dada serigala muda itu.

Serigala muda itu melolong panjang dan nyaring, berjalan terhuyung huyung.

"Sret!" .......

"Crass!" ......

Sebatang anak panah kembali meluncur dan menancap di rusuk binatang itu.

Anak panah itu dilepaskan oleh Cin Hai yang ternyata sudah naik dari dalam telaga setelah mendengar suara lolongan sang serigala muda itu tadi.

Melihat itu, Jiang Bi segera mengambil sepucuk anak panah kembali, dan melepaskan ke arah serigala itu lagi.

Silih berganti kedua kakak beradik itu melepaskan anak panah mereka ke arah sang serigala muda itu.

Akhirnya setelah sepuluh anak panah bersarang di tubuh nya, serigala itupun tumbang juga.

"Hore!, kita menang kak!, kita menang!, kita menang!" teriak Cin Hai sambil bersorak kegirangan.

Jiang Bi tidak buru buru mendatangi serigala yang sudah tumbang itu, tetapi dia berdiam diatas batu itu untuk beberapa saat lama nya, melihat situasi sekeliling nya, dia takut kalau kalau ada kawana. Serigala itu yang bersembunyi di pinggir hutan.

Setelah beberapa saat tidak terdengar apa apa, barulah Jiang Bi berani melangkah mendekati serigala muda itu.

Perlahan dia memisahkan kulit binatang itu dengan pisau nya.

Setelah beberapa saat, kulit binatang itu sudah terlepas semua nya.

Jiang Bi segera mencuci nya di pinggir telaga, lalu menghampar nya diatas rerumputan.

Selanjut nya, dia menyayat daging serigala itu sedikit demi sedikit, dan di letakan diatas hamparan kulit serigala tadi.

Setelah mengambil hati, dan jantung dari serigala itu, Jiang Bi segera membawa sisa isi perut serigala itu kehilir kali, untuk dihanyutkan.

Matahari barulah tegak lurus diatas kepala mereka, saat Jiang Bi mengumpulkan kayu kayu kering untuk membuat api.

Sambil memanggang hati dan jantung serigala muda itu, Jiang Bi juga membuat tempat mengasapi daging serigala itu diatas api mereka.

Setelah beberapa saat, mereka kini akhirnya menyantap hati dan jantung serigala muda tadi.

"Bagai mana adik, apakah enak?" tanya Jiang Bi kepada adik nya.

"Hm nyam, nyam, nyam, enak kak!, rasa nya sangat enak, lebih enak dari daging kancil kak!" sahut Cin Hai sambil terus mengunyah daging jantung serigala muda tadi.

Setelah merasa cukup kenyang, Jiang Bi bangkit berdiri, menatap kearah Utara, nampak tebing batu curam menjulang tinggi.

"Adik tunggu di tempat ini ya, jaga daging asap kita, tetapi adik harus selalu waspada, persiapkan senjata" ujar Jiang Bi pada Cin Hai.

...****************...

Terpopuler

Comments

ꪶꫝHIDAYAT

ꪶꫝHIDAYAT

Next Next Next Thor

2024-04-10

0

Sutarwi Ahmad

Sutarwi Ahmad

lanjut Thor gas ..........pol.!

2024-03-31

3

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

5

2024-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2 Pembantaian Sadis.
3 Kepedihan hati dua anak manusia.
4 Berusaha bangkit .
5 Bertahan untuk Hidup .
6 Bertarung dengan Serigala Hitam .
7 Serigala yang Terluka.
8 Terpisah.
9 Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10 Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11 Dantian nya Cacat.
12 Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13 Di Tempa Dendam Kesumat.
14 Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15 Kisah Dua Saudara.
16 Mencari Lembah Dewa Maut.
17 Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18 Bertemu Si Tua Gila.
19 Jurus San I Koay Sian.
20 Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21 Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22 Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23 Pertarungan Pertama .
24 Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25 Arogansi Penjaga Gerbang.
26 Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27 Galau nya Hati Tiga Dara.
28 Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29 Dara Cantik, tapi Pemarah.
30 Pengemis Buta.
31 Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32 Bertemu Sahabat Lama
33 Tantangan Dara Sombong.
34 Mendapat Pelajaran Pahit.
35 Meniti Jejak Takdir.
36 Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37 Kejatuhan Bulan.
38 Kekaguman sang Dewi.
39 Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40 Pertarungan Dimulai.
41 Tewas nya Siang Ti Kui.
42 Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43 Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44 Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45 Petaka Karena Keras Kepala.
46 Amukan Thien Giok.
47 Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48 Kesedihan Dewi Li Hwa.
49 Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50 Naga Laut Utara.
51 Di Istana Dewa Naga.
52 Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53 Membujuk Putri Manja.
54 Perguruan Teratai Putih.
55 Terjebak rasa Congkak.
56 Tindakan yang Gagal
57 Misteri Tuan Penolong.
58 Ang Coa Sian Li.
59 Ang Coa Ong Ya.
60 Tuan muda Duan.
61 Ang Coa Chu Kiam.
62 Tiba di Kota Tao.
63 Benang merah mulai tersingkap.
64 Jejak di Tengah Rimba.
65 Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66 Dinasti Quon.
67 Dendam Klan Duan.
68 Swan Niang di Culik.
69 Mendatangi Markas Klan Duan.
70 Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71 Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72 Pertarungan.
73 Sang Patriak Klan Duan.
74 Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75 Akhir Kisah Klan Duan.
76 Ma Bin Lo Mo.
77 Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78 Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79 Ilmu Jit Yang.
80 Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81 Teror di Desa Makuo.
82 Hui Kui.
83 Ang Hui Kui
84 Xioyang Bo Ti.
85 Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86 Arogansi Klan Tuo.
87 Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88 Kebejatan Klan Tuo.
89 Tok Ji Shin Cui.
90 Tok Ji Shin Cui.
91 Murka.
92 Pertarungan di Malam Hari.
93 Pengawal Dinasti Quon.
94 Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95 Penyesalan Ban Jiu.
96 Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97 Ada Api Dendam.
98 Hawa Sihir.
99 Pembunuh Bayaran.
100 Pemancing Tua yang Aneh.
101 Korban Ketamakan.
102 Siocia yang Angkuh.
103 Akibat terlalu Arogan.
104 Bertemu Lagi.
105 Dara Dara Cantik
106 Hukuman Jadi Selir
107 Serangan Suara Tawa.
108 Sumpah Langit.
109 Rasa nya Takut.
110 Empat Pria Aneh.
111 Nalina Lenyap.
112 Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113 Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114 Pertarungan di Kuil Tua.
115 Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
116 Dendam Quon Teo Wen.
117 Siluman Jalang.
118 Bangkitnya Dua Energi Sakti.
119 Perkampungan ditengah Rimba.
120 Gerombolan Tok Gan Kwi.
121 Musnah nya Tok Gan Kwi.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2
Pembantaian Sadis.
3
Kepedihan hati dua anak manusia.
4
Berusaha bangkit .
5
Bertahan untuk Hidup .
6
Bertarung dengan Serigala Hitam .
7
Serigala yang Terluka.
8
Terpisah.
9
Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10
Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11
Dantian nya Cacat.
12
Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13
Di Tempa Dendam Kesumat.
14
Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15
Kisah Dua Saudara.
16
Mencari Lembah Dewa Maut.
17
Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18
Bertemu Si Tua Gila.
19
Jurus San I Koay Sian.
20
Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21
Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22
Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23
Pertarungan Pertama .
24
Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25
Arogansi Penjaga Gerbang.
26
Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27
Galau nya Hati Tiga Dara.
28
Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29
Dara Cantik, tapi Pemarah.
30
Pengemis Buta.
31
Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32
Bertemu Sahabat Lama
33
Tantangan Dara Sombong.
34
Mendapat Pelajaran Pahit.
35
Meniti Jejak Takdir.
36
Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37
Kejatuhan Bulan.
38
Kekaguman sang Dewi.
39
Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40
Pertarungan Dimulai.
41
Tewas nya Siang Ti Kui.
42
Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43
Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44
Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45
Petaka Karena Keras Kepala.
46
Amukan Thien Giok.
47
Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48
Kesedihan Dewi Li Hwa.
49
Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50
Naga Laut Utara.
51
Di Istana Dewa Naga.
52
Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53
Membujuk Putri Manja.
54
Perguruan Teratai Putih.
55
Terjebak rasa Congkak.
56
Tindakan yang Gagal
57
Misteri Tuan Penolong.
58
Ang Coa Sian Li.
59
Ang Coa Ong Ya.
60
Tuan muda Duan.
61
Ang Coa Chu Kiam.
62
Tiba di Kota Tao.
63
Benang merah mulai tersingkap.
64
Jejak di Tengah Rimba.
65
Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66
Dinasti Quon.
67
Dendam Klan Duan.
68
Swan Niang di Culik.
69
Mendatangi Markas Klan Duan.
70
Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71
Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72
Pertarungan.
73
Sang Patriak Klan Duan.
74
Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75
Akhir Kisah Klan Duan.
76
Ma Bin Lo Mo.
77
Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78
Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79
Ilmu Jit Yang.
80
Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81
Teror di Desa Makuo.
82
Hui Kui.
83
Ang Hui Kui
84
Xioyang Bo Ti.
85
Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86
Arogansi Klan Tuo.
87
Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88
Kebejatan Klan Tuo.
89
Tok Ji Shin Cui.
90
Tok Ji Shin Cui.
91
Murka.
92
Pertarungan di Malam Hari.
93
Pengawal Dinasti Quon.
94
Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95
Penyesalan Ban Jiu.
96
Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97
Ada Api Dendam.
98
Hawa Sihir.
99
Pembunuh Bayaran.
100
Pemancing Tua yang Aneh.
101
Korban Ketamakan.
102
Siocia yang Angkuh.
103
Akibat terlalu Arogan.
104
Bertemu Lagi.
105
Dara Dara Cantik
106
Hukuman Jadi Selir
107
Serangan Suara Tawa.
108
Sumpah Langit.
109
Rasa nya Takut.
110
Empat Pria Aneh.
111
Nalina Lenyap.
112
Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113
Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114
Pertarungan di Kuil Tua.
115
Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
116
Dendam Quon Teo Wen.
117
Siluman Jalang.
118
Bangkitnya Dua Energi Sakti.
119
Perkampungan ditengah Rimba.
120
Gerombolan Tok Gan Kwi.
121
Musnah nya Tok Gan Kwi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!