Mencari Lembah Dewa Maut.

Mendengar cerita dari kakek dan nenek angkat nya itu, hati Cin Hai sedikit bimbang.

"Apa yang harus kulakukan sekarang nek?" tanya Cin Hai ragu ragu.

"Kalau benar seperti itu, maka pergilah nak, aku yakin kakek sakti itu tidak akan menyuruh mu pergi mengantarkan nyawa mu kesana, pasti ada rahasia yang tersembunyi dibalik semua ini, kakek Sin Kai Sian adalah manusia budiman, tidak mungkin dia menyuruh mu untuk sekedar mengantarkan nyawa mu saja kesana, tunai kan perkataan nya, kami akan berdoa, semoga benar kakek itu bisa mengobati penyakit mu, agar kau bisa berkultivasi seperti anak anak yang lain" kata kakek Guan memberikan semangat pada cucu kesayangan nya itu.

Nenek Mou Ni menyerahkan sebilah pisau panjang sekitar satu jengkal yang biasa nya selalu terselip di balik selendang pengikat pinggang para kultivator wanita, "ini bawalah nak, pisau ini sudah menemani nenek selama tujuh puluh musim lama nya nak, sekarang menjadi milik mu, jaga dia baik baik!" ujar nya.

"Baiklah nek!, kakek!, sampaikan pamit ku pada leluhur, patriak, dan Yi Feng serta Ma Qiau, jangan bilang apa pun, katakan saja jika aku sudah meninggalkan perguruan untuk mencari pengalaman hidup di Dunia luar ya!" pinta Cin Hai sambil berlalu menuju ke arah pintu belakang perguruan silat Sin Houw itu.

Dengan sangat berat hati, kakek Guan dan nenek Mou Ni melepaskan kepergian sang cucu kesayangan nya itu untuk merantau ke Utara mencari lembah Dewa Maut.

Meskipun sangat berat hati, tetapi setelah mendengar jika itu atas suruhan kakek tua Sin Kai Sian, mereka menjadi sangat yakin sekali, dan menaruh harapan besar jika itu bisa menyembuhkan penyakit cucu kesayangan mereka itu.

Terlebih lagi, secara diam diam, sepasang suami istri tua itu memperhatikan, jika tekanan dan rundungan semakin kuat pada Cin Hai akhir akhir ini.

Dalam pikiran mereka berdua, Cin Hai harus bisa melindungi diri nya sendiri nanti nya, jika mereka berdua kelak sudah tidak ada lagi.

Adapun dengan Cin Hai, setelah memasuki hutan di belakang perguruan, dia segera melesat dari dahan kedahan pohon, berlari kearah Utara.

Ini dia lakukan sambil melatih ilmu meringan kan tubuh yang dia miliki sekarang.

Sementara itu di perguruan silat Sin Houw, nampak Yi Feng dan Ma Qiau sedang berjalan kearah pondok kakek Guan.

Di depan pondok, kakek Guan dan nenek Mou Ni masih duduk di teras depan pondok mereka setelah melepas kepergian cucu angkat mereka, beberapa waktu yang lalu.

"Kek!, nenek!, Cin Hai ada?" tanya Yi Feng pada mereka.

Mendengar pertanyaan itu, kedua orang tua itu sejenak terdiam.

"Cin Hai sudah pergi beberapa waktu yang lalu nak!" ujar nenek Mou Ni.

"Hah pergi?, pergi kemana nek? , mencari kayu bakar lagi?" tanya Ma Qiau.

Nenek Mou Ni menggelengkan kepala nya dengan wajah sedih.

"Katanya pergi mencari pengalaman hidup di luar sana nak!" jawab wanita tua itu sedih.

"Haah?" ......

Alangkah terperanjat nya kedua sahabat itu, mendengar jika Cin Hai sudah keluar dari perguruan hari itu.

"Bagai mana mungkin nek, dia kan belum punya cukup bekal untuk terjun ke dunia ramai, bisa bisa nanti dia sendiri yang celaka nek!" ucap Yi Feng risau.

"Biarkan lah nak dia mencari peruntungan nya di Dunia luar, disini dia juga tidak di butuh kan orang, malah semakin hari, seperti nya dia semakin memberatkan perguruan ini, setidak nya itu anggapan beberapa murid di perguruan ini, ya kan nak?" ujar kakek Guan agak jengkel bila mengingat perlakuan murid murid yang lain kepada Cin Hai.

"Dia titip pesan pamit nya pada kalian berdua" kata nenek Mou Ni.

Dengan kepala tertunduk lesu, Yi Feng dan Ma Qiau berlalu, kembali ke ruangan mereka.

Di halaman tengah perguruan, mereka berpapasan dengan Yin Mei, Me Hwa, dan Mei Li.

"Hei Yi Feng!, Ma Qiau!, mana si pecundang itu tidak terlihat hari ini, mencari kayu bakar lagi?, kasihan, nasip pecundang memang seperti itu, kalau tidak petani, ya pencari kayu bakar di hutan!" ujar Yin Mei sinis.

Yi Feng dan Ma Qiau menoleh kearah ketiga dara itu, "aku heran, ada silang sengketa apa Cin Hai dengan kalian?, apa hal kalian yang di rugi kan nya, apa kalian dia ganggu?, sehingga sedari awal keberadaan nya di sini, kalian tidak menyukai nya, dia tidak pernah mengganggu apalagi merugikan orang lain, malahan dia selalu menong orang lain, aku mengutuk kalian, semoga kelak bila memiliki anak, yang juga Dantian nya cacat, agar kalian tahu bagai mana pedih nya, jika terlahir cacat!" ujar Yi Feng dengan gusar.

"Hei pemuda lemah!, kurang ajar sekali mulut mu, berani nya menyumpahi aku, sekali pukul, kujamin kau pingsan!" ujar Yin Mei jumawa.

Memang diantara semua murid perguruan silat Sin Houw itu, Yin Mei adalah orang nomor satu paling berbakat dari sekian banyak murid yang lain.

"Nona Yin Mei, ketahuilah, bakat saja belum cukup untuk menjadi yang terhebat, kau justru harus mengetahui kelemahan mu, agar dapat menjadi hebat!" ucap Ma Qiau gusar.

"Oooh begitu ya, baiklah, beri aku tiga jurus, ku buktikan jika aku lebih hebat dari mu!" ujar Yin Mei dengan jumawa nya.

Ma Qiau maju kearah para dara itu, "baiklah, aku mewakili Yi Feng, tunjukan kepada ku tiga jurus mu itu!" .....

"Cuih!, anak sombong, teman nya sampah, ya sampah juga!" ucap Yin Mei murka.

"Awas!, jaga serangan!" ucap dara itu sambil menyerang Ma Qiau dengan jurus andalan nya.

Seandainya belum di bimbing oleh Cin Hai, sudah bisa dipastikan jika dalam satu jurus saja, Ma Qiau akan tumbang oleh dara cantik itu.

Tetapi setelah dia dan Yi Feng mendapat bimbingan secara diam diam oleh Cin Hai di hutan, mereka melihat jika jurus jurus Sin Houw Liong Cam yang mereka miliki selama ini, penuh dengan kelemahan.

Saat Yin Mei menyerang Ma Qiau dengan serangan tangan kosong nya, serentak Ma Qiau berkelit ke samping kiri nya sedikit, sambil mengirimkan pukulan tangan kiri bertenaga rendah ke rusuk kanan dara itu.

"Buk!" ......

Meskipun di lakukan dengan tenaga yang minimal, tetapi efeknya membuat dara itu terjengkang ke belakang beberapa tindak.

Meskipun tidak sampai terluka dalam, tetapi tidak urung, nafas Yin Mei menjadi sesak beberapa saat lama nya.

Kedua saudara kembar Mei Hwa dan Mei Li terkesima melihat kenyataan yang terjadi, saudara sepupu mereka yang nota Bene lebih tinggi tingkat nya dari Ma Qiau, bisa di pecundangi oleh anak laki laki itu cuma dalam satu jurus saja.

"Sudah!, sudah!, sudah!, kalian dengan mudah nya mengatai orang lain dengan kata kata pecundang, sampah dan tidak berguna, sekarang pikirkan, siapa yang sebenar nya sampah tidak berguna itu!" hardik Me Hwa marah, menghentakkan kaki nya, lalu pergi dari tempat itu.

Sambil menahan malu, Yin Mei berjalan terhuyung huyung bersama Mei Li, meninggalkan tempat itu.

Seluruh murid yang menyaksikan itu cuma bengong melompong, tidak mengerti dengan apa yang terjadi sebenar nya.

Yin Mei yang selama ini tidak terkalahkan, bisa di tumbangkan cuma dalam satu jurus saja, itupun oleh anak anak dari tingkat yang lebih rendah.

Bahkan Lau Bai An sendiri mendengar jika putri nya Yin Mei yang sudah berada di tingkat delapan itu bisa di pecundangi oleh anak tingkat empat yang baru berusia sepuluh tahun itu.

Dengan wajah merah padam karena malu, Lau Bin Ong segera mendatangi Li Yi Feng dan Ran Ma Qiau.

Dia ingin tahu kebenaran dari kabar yang dia terima.

karena sungguh tidak masuk akal jika putri nya yang sudah berusia empat belas tahun, dan sudah mencapai tingkat delapan itu, bisa di kalahkan oleh anak tingkat empat cuma dalam satu jurus saja.

...****************...

Terpopuler

Comments

Roni Sakroni

Roni Sakroni

sombong pembawa petaka bagi orang yang tidak tahu bagaimana rasanya menjadi anak yang suka merendahkan orang lain.

2024-05-16

0

ꪶꫝHIDAYAT

ꪶꫝHIDAYAT

Lanjutkan

2024-04-11

1

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

r

2024-02-29

2

lihat semua
Episodes
1 Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2 Pembantaian Sadis.
3 Kepedihan hati dua anak manusia.
4 Berusaha bangkit .
5 Bertahan untuk Hidup .
6 Bertarung dengan Serigala Hitam .
7 Serigala yang Terluka.
8 Terpisah.
9 Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10 Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11 Dantian nya Cacat.
12 Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13 Di Tempa Dendam Kesumat.
14 Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15 Kisah Dua Saudara.
16 Mencari Lembah Dewa Maut.
17 Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18 Bertemu Si Tua Gila.
19 Jurus San I Koay Sian.
20 Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21 Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22 Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23 Pertarungan Pertama .
24 Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25 Arogansi Penjaga Gerbang.
26 Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27 Galau nya Hati Tiga Dara.
28 Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29 Dara Cantik, tapi Pemarah.
30 Pengemis Buta.
31 Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32 Bertemu Sahabat Lama
33 Tantangan Dara Sombong.
34 Mendapat Pelajaran Pahit.
35 Meniti Jejak Takdir.
36 Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37 Kejatuhan Bulan.
38 Kekaguman sang Dewi.
39 Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40 Pertarungan Dimulai.
41 Tewas nya Siang Ti Kui.
42 Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43 Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44 Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45 Petaka Karena Keras Kepala.
46 Amukan Thien Giok.
47 Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48 Kesedihan Dewi Li Hwa.
49 Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50 Naga Laut Utara.
51 Di Istana Dewa Naga.
52 Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53 Membujuk Putri Manja.
54 Perguruan Teratai Putih.
55 Terjebak rasa Congkak.
56 Tindakan yang Gagal
57 Misteri Tuan Penolong.
58 Ang Coa Sian Li.
59 Ang Coa Ong Ya.
60 Tuan muda Duan.
61 Ang Coa Chu Kiam.
62 Tiba di Kota Tao.
63 Benang merah mulai tersingkap.
64 Jejak di Tengah Rimba.
65 Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66 Dinasti Quon.
67 Dendam Klan Duan.
68 Swan Niang di Culik.
69 Mendatangi Markas Klan Duan.
70 Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71 Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72 Pertarungan.
73 Sang Patriak Klan Duan.
74 Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75 Akhir Kisah Klan Duan.
76 Ma Bin Lo Mo.
77 Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78 Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79 Ilmu Jit Yang.
80 Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81 Teror di Desa Makuo.
82 Hui Kui.
83 Ang Hui Kui
84 Xioyang Bo Ti.
85 Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86 Arogansi Klan Tuo.
87 Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88 Kebejatan Klan Tuo.
89 Tok Ji Shin Cui.
90 Tok Ji Shin Cui.
91 Murka.
92 Pertarungan di Malam Hari.
93 Pengawal Dinasti Quon.
94 Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95 Penyesalan Ban Jiu.
96 Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97 Ada Api Dendam.
98 Hawa Sihir.
99 Pembunuh Bayaran.
100 Pemancing Tua yang Aneh.
101 Korban Ketamakan.
102 Siocia yang Angkuh.
103 Akibat terlalu Arogan.
104 Bertemu Lagi.
105 Dara Dara Cantik
106 Hukuman Jadi Selir
107 Serangan Suara Tawa.
108 Sumpah Langit.
109 Rasa nya Takut.
110 Empat Pria Aneh.
111 Nalina Lenyap.
112 Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113 Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114 Pertarungan di Kuil Tua.
115 Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
116 Dendam Quon Teo Wen.
117 Siluman Jalang.
118 Bangkitnya Dua Energi Sakti.
119 Perkampungan ditengah Rimba.
120 Gerombolan Tok Gan Kwi.
121 Musnah nya Tok Gan Kwi.
122 Menyusuri Jejak Cin Hai.
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2
Pembantaian Sadis.
3
Kepedihan hati dua anak manusia.
4
Berusaha bangkit .
5
Bertahan untuk Hidup .
6
Bertarung dengan Serigala Hitam .
7
Serigala yang Terluka.
8
Terpisah.
9
Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10
Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11
Dantian nya Cacat.
12
Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13
Di Tempa Dendam Kesumat.
14
Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15
Kisah Dua Saudara.
16
Mencari Lembah Dewa Maut.
17
Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18
Bertemu Si Tua Gila.
19
Jurus San I Koay Sian.
20
Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21
Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22
Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23
Pertarungan Pertama .
24
Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25
Arogansi Penjaga Gerbang.
26
Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27
Galau nya Hati Tiga Dara.
28
Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29
Dara Cantik, tapi Pemarah.
30
Pengemis Buta.
31
Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32
Bertemu Sahabat Lama
33
Tantangan Dara Sombong.
34
Mendapat Pelajaran Pahit.
35
Meniti Jejak Takdir.
36
Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37
Kejatuhan Bulan.
38
Kekaguman sang Dewi.
39
Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40
Pertarungan Dimulai.
41
Tewas nya Siang Ti Kui.
42
Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43
Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44
Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45
Petaka Karena Keras Kepala.
46
Amukan Thien Giok.
47
Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48
Kesedihan Dewi Li Hwa.
49
Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50
Naga Laut Utara.
51
Di Istana Dewa Naga.
52
Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53
Membujuk Putri Manja.
54
Perguruan Teratai Putih.
55
Terjebak rasa Congkak.
56
Tindakan yang Gagal
57
Misteri Tuan Penolong.
58
Ang Coa Sian Li.
59
Ang Coa Ong Ya.
60
Tuan muda Duan.
61
Ang Coa Chu Kiam.
62
Tiba di Kota Tao.
63
Benang merah mulai tersingkap.
64
Jejak di Tengah Rimba.
65
Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66
Dinasti Quon.
67
Dendam Klan Duan.
68
Swan Niang di Culik.
69
Mendatangi Markas Klan Duan.
70
Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71
Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72
Pertarungan.
73
Sang Patriak Klan Duan.
74
Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75
Akhir Kisah Klan Duan.
76
Ma Bin Lo Mo.
77
Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78
Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79
Ilmu Jit Yang.
80
Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81
Teror di Desa Makuo.
82
Hui Kui.
83
Ang Hui Kui
84
Xioyang Bo Ti.
85
Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86
Arogansi Klan Tuo.
87
Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88
Kebejatan Klan Tuo.
89
Tok Ji Shin Cui.
90
Tok Ji Shin Cui.
91
Murka.
92
Pertarungan di Malam Hari.
93
Pengawal Dinasti Quon.
94
Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95
Penyesalan Ban Jiu.
96
Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97
Ada Api Dendam.
98
Hawa Sihir.
99
Pembunuh Bayaran.
100
Pemancing Tua yang Aneh.
101
Korban Ketamakan.
102
Siocia yang Angkuh.
103
Akibat terlalu Arogan.
104
Bertemu Lagi.
105
Dara Dara Cantik
106
Hukuman Jadi Selir
107
Serangan Suara Tawa.
108
Sumpah Langit.
109
Rasa nya Takut.
110
Empat Pria Aneh.
111
Nalina Lenyap.
112
Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113
Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114
Pertarungan di Kuil Tua.
115
Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
116
Dendam Quon Teo Wen.
117
Siluman Jalang.
118
Bangkitnya Dua Energi Sakti.
119
Perkampungan ditengah Rimba.
120
Gerombolan Tok Gan Kwi.
121
Musnah nya Tok Gan Kwi.
122
Menyusuri Jejak Cin Hai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!