Dendam Sang Rajawali .

Dendam Sang Rajawali .

Pertarungan di Tengah Hujan panas.

Perlu Author ingatkan terlebih dahulu, cerita ini bukan kultivasi murni, tetapi cerita silat yang berlatar belakang kultivasi, jadi mungkin lebih banyak jurus jurus silat, ketimbang kultivasi.

Tingkatan tingkatan kultivasi nya pun Author buat sedemikian rupa, tanpa istilah asing, agar pembaca mudah mengingat nya.

Cerita ini, bagian dari serial Shin Liong sang Dewata Agung muda.

\= Bermula \=

Cerita ini dimulai dari sebuah Dusun bernama Angguan, sebuah Dusun sunyi namun terkesan sangat Damai.

Dusun ini di huni sekitar dua puluh buah rumah yang letaknya saling berjauhan, dan di kelilingi oleh hutan rimba belantara serta berada di hulu sungai Liong ho, di kaki pegunungan Kwan Lun bagian timur.

Saat itu matahari baru saja bergulir melewati tengah hari, dan panas terasa sangat terik sekali.

Di ujung barat Dusun,berjarak dua ratus langkah dari rumah penduduk, nampak sebuah rumah mungil, mungkin hanya seukuran tiga kali lima depa saja, terbuat dari kulit kayu hutan dan batang bambu.

Di belakang rumah itu,berjarak sekitar seratus langkah pula, mengalir sebuah kali kecil,berair jernih yang dangkal, dalam nya cuma sebatas lutut orang dewasa saja, dengan batu batu besar berserakan di dasar sungai itu.

Nampak dua orang anak laki laki berusia tujuh tahun dan lima tahun, sedang asik mandi di pinggir kali kecil itu, sambil bercanda riang.

Sementara di rumah, nampak seorang pemuda tampan,usia sekitaran dua puluh delapan tahun, sedang mengumpulkan padi yang di jemur, kedalam lumbung kecil di samping rumah itu.

Di dalam rumah, seorang wanita muda nan cantik jelita usia sekitar dua puluh tujuh tahun, sedang sibuk menanak nasi di dapur.

"Bum!".

Meskipun hari panas terik, namun tiba tiba di langit terdengar suara guntur ber dentum panjang.

Pemuda itu buru buru menyelesaikan pekerjaan nya, mengumpulkan padi padi kedalam lumbung.

Tidak seberapa lama,hujan pun turun dengan lebat nya, di tengah panas matahari yang terik itu.

Baru saja pemuda itu bermaksud masuk kedalam rumah mereka, tiba tiba di depan nya muncul sepuluh orang laki laki paro baya berjubah merah marun,vdengan rambut di ikat diatas kepala.

"Ha ha ha ha, hei ban*sat Fu Cai Ong, akhirnya persembunyian mu kami ketahui juga, ha ha ha ha, Dunia memang tidak lah terlalu besar kan Cai Ong?, hari ini tuntas sudah dendam dan kebencian kami dengan bayaran nyawa busuk mu itu!" ucap salah seorang dari laki laki paro baya itu sambil tertawa gelak di ikuti oleh teman teman nya.

"Tuan!, maaf kan kami, tolong lepaskan kami tuan, kami tidak akan kemana mana dan tidak akan mencemarkan nama baik klan tuan" kata pemuda itu.

"Memaafkan kalian?, tentu tidak!,setelah pengkhianatan yang kalian lakukan, kau memang tidak akan kemana mana, selama nya akan tetap di Dusun ini, kau pantas menerima nya" ucap laki laki itu sambil berjalan kearah pemuda itu.

"Kau boleh membunuh ku tuan, tetapi lepaskan lah Lian Eng" pinta pemuda itu lagi.

"Kau pendosa yang tidak bisa di maafkan, kami tampung diri mu dari jalanan, dan kami beri makan dan naungan, namun apa balasan mu heh?, kau menikam kami dari belakang, kau cuma seekor an*ing yang pantas mati" kata laki laki itu lagi semakin mendekat kearah pemuda itu.

Pemuda itu mundur ke belakang beberapa langkah dengan muka yang pucat pasi.

Tiba tiba laki laki itu melayangkan tendangan nya kearah rahang sang pemuda itu .

Pemuda itu menundukkan tubuh nya, lalu tangan kanan nya dengan kecepatan luar biasa menghantam paha bagian bawah laki laki itu.

Laki laki paro baya itu tidak menyangka sama sekali, jika pemuda itu ternyata bisa melepaskan diri dari tendangan nya, bahkan balik menyerang diri nya.

Karena serangan nya sudah lebih dari separo jalan dan tidak mungkin bisa di tarik kembali, terpaksa dia memutarkan tubuh nya di udara, mengharap pemuda itu kebingungan melancarkan serangan nya.

"Prak!".

Tanpa ampun lagi, paha laki laki paro baya itu terkena pukulan sang pemuda hingga kaki nya terkulai patah.

Laki laki paro baya itu roboh ketanah yang basah oleh air hujan sambil mengerang kesakitan.

Dia sadar, dia terlalu menganggap remeh lawan nya, sehingga menyerang dengan ceroboh nya .

Tetapi kesadaran yang sudah sangat terlambat sekali.

"Ban*sat!, ayo kita serang an*ing hina ini bersama sama" teriak salah seorang laki laki paro baya yang lain nya.

Sembilan orang yang tersisa segera mengepung pemuda itu.

Pemuda itu tidak ingin menyerah begitu saja, dengan segenap kemampuan nya, dia berusaha melawan ke sembilan orang laki laki paro baya yang mengeroyok nya itu.

Ternyata meskipun tingkat kultivasi nya berada di bawah para laki laki paro baya pengeroyok nya itu,yang sudah berada di ranah Alam Raja akhir, sementara dirinya berada di ranah Alam Raja menengah, berkat semangat nya yang tinggi serta di barengi dengan otak nya yang cukup cerdik, sehingga empat puluh jurus sudah berlalu, belum ada tanda tanda ke sembilan laki laki paro baya itu dapat mengalahkan pemuda itu.

Bahkan pada satu kesempatan, ketika mereka sedang bergerak menyerang kearah pemuda itu dari sekeliling nya, dengan satu teriakan yang nyaring, pemuda itu melompat keudara,bersalto beberapa kali, lalu dengan kecepatan tinggi, tumit nya berhasil menghantam tengkuk salah satu lawan nya, hingga jatuh tersungkur ketanah dengan dahi terlebih dahulu.

Bukan main murka nya delapan laki laki paro baya yang masih tersisa itu.

Dengan gerakan yang cepat, salah seorang dari laki laki paro baya itu segera menghunuskan pedang nya, lalu menyerang kearah sang pemuda tanpa aba aba terlebih dahulu.

Melihat itu,ketujuh orang teman nya yang lain segera melakukan hal yang sama pula.

Delapan orang laki laki paro baya bersenjatakan pedang, mengeroyok seorang pemuda yang tidak bersenjatakan apa apa.

Kini pemuda itu cuma bisa mengelak dan menghindar saja, di buru oleh delapan orang laki laki bersenjata lengkap.

Hingga beberapa saat kemudian, sebuah tusukan pedang berhasil menyayat pundak pemuda itu.

Darah pun mulai keluar membasahi baju pemuda itu.

Pertahanan pemuda itu kini sudah mulai goyah, dan tusukan pedang lawan, satu persatu mulai menyayat kulit nya.

Sebuah tebasan pedang mengincar leher nya, pemuda itu segera merendahkan tubuh nya sambil menghantam lawan nya dengan satu pukulan tangan kanan nya, yang menghantam ulu hati lawan yang di depan nya dengan telak, hingga tubuh lawan terjajar kebelakang, lalu jatuh tertelentang.

Namun di saat itu pula,sebuah tusukan pedang lawan nya dari belakang, berhasil masuk di rusuk kanan nya hingga tembus ke depan, membuat pemuda itu terhuyung kedepan beberapa langkah.

"Bangsat hina dina!, kalian para orang tua, malah mengeroyok seorang pemuda, tidak tahu malu!" terdengar suara bentakan seorang wanita dari dalam rumah sambil menyerang kearah tujuh orang yang masih tersisa itu.

"Lian Eng wanita tak tahu balas budi, kami datang membawa mu ke klan untuk menerima hukuman dari patriak!" teriak salah seorang dari kaki laki paro baya yang masih tersisa itu.

"Aku manusia paman, bukan barang yang bisa diatur,aku berhak menentukan nasib ku sendiri, pergi lah dari sini,jangan ganggu kami lagi!" bentak wanita muda yang sangat cantik itu.

"Kau wanita pilihan Dewa,tidak ada pilihan bagi mu, kembalilah bersama kami, dan jalani hukuman!" ujar laki laki paro baya itu lagi.

"Tidak!, aku tidak Sudi kembali, kalian sudah melukai suami ku, kalian harus membayar nya!" wanita itu segera mengeluarkan pedang pendek nya,dan mengamuk menyerang para lelaki itu.

...****************...

Tingkat kultivasi.

Tingkatan Alam Manusia.

1 Ranah Alam pemula.

2 Ranah Alam Taruna.

3 Ranah Alam Ksatria.

4 Ranah Alam Raja.

5 Ranah Alam Brahmana.

Masing masing Ranah terdiri dari tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat akhir dan tingkat sempurna.

Selanjut nya Tingkat Alam Dewa pertama.

1 Ranah Dewa Bumi.

2 Ranah Dewa Laut.

3 Ranah Dewa Langit.

4 Ranah Dewa Bintang.

5 Ranah Dewa Sorga.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Fatimatuzzahra Fatimah

Fatimatuzzahra Fatimah

mampir boss

2024-05-14

0

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2024-04-12

1

ꪶꫝHIDAYAT

ꪶꫝHIDAYAT

👍👉😎👈👍

2024-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2 Pembantaian Sadis.
3 Kepedihan hati dua anak manusia.
4 Berusaha bangkit .
5 Bertahan untuk Hidup .
6 Bertarung dengan Serigala Hitam .
7 Serigala yang Terluka.
8 Terpisah.
9 Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10 Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11 Dantian nya Cacat.
12 Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13 Di Tempa Dendam Kesumat.
14 Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15 Kisah Dua Saudara.
16 Mencari Lembah Dewa Maut.
17 Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18 Bertemu Si Tua Gila.
19 Jurus San I Koay Sian.
20 Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21 Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22 Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23 Pertarungan Pertama .
24 Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25 Arogansi Penjaga Gerbang.
26 Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27 Galau nya Hati Tiga Dara.
28 Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29 Dara Cantik, tapi Pemarah.
30 Pengemis Buta.
31 Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32 Bertemu Sahabat Lama
33 Tantangan Dara Sombong.
34 Mendapat Pelajaran Pahit.
35 Meniti Jejak Takdir.
36 Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37 Kejatuhan Bulan.
38 Kekaguman sang Dewi.
39 Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40 Pertarungan Dimulai.
41 Tewas nya Siang Ti Kui.
42 Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43 Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44 Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45 Petaka Karena Keras Kepala.
46 Amukan Thien Giok.
47 Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48 Kesedihan Dewi Li Hwa.
49 Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50 Naga Laut Utara.
51 Di Istana Dewa Naga.
52 Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53 Membujuk Putri Manja.
54 Perguruan Teratai Putih.
55 Terjebak rasa Congkak.
56 Tindakan yang Gagal
57 Misteri Tuan Penolong.
58 Ang Coa Sian Li.
59 Ang Coa Ong Ya.
60 Tuan muda Duan.
61 Ang Coa Chu Kiam.
62 Tiba di Kota Tao.
63 Benang merah mulai tersingkap.
64 Jejak di Tengah Rimba.
65 Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66 Dinasti Quon.
67 Dendam Klan Duan.
68 Swan Niang di Culik.
69 Mendatangi Markas Klan Duan.
70 Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71 Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72 Pertarungan.
73 Sang Patriak Klan Duan.
74 Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75 Akhir Kisah Klan Duan.
76 Ma Bin Lo Mo.
77 Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78 Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79 Ilmu Jit Yang.
80 Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81 Teror di Desa Makuo.
82 Hui Kui.
83 Ang Hui Kui
84 Xioyang Bo Ti.
85 Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86 Arogansi Klan Tuo.
87 Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88 Kebejatan Klan Tuo.
89 Tok Ji Shin Cui.
90 Tok Ji Shin Cui.
91 Murka.
92 Pertarungan di Malam Hari.
93 Pengawal Dinasti Quon.
94 Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95 Penyesalan Ban Jiu.
96 Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97 Ada Api Dendam.
98 Hawa Sihir.
99 Pembunuh Bayaran.
100 Pemancing Tua yang Aneh.
101 Korban Ketamakan.
102 Siocia yang Angkuh.
103 Akibat terlalu Arogan.
104 Bertemu Lagi.
105 Dara Dara Cantik
106 Hukuman Jadi Selir
107 Serangan Suara Tawa.
108 Sumpah Langit.
109 Rasa nya Takut.
110 Empat Pria Aneh.
111 Nalina Lenyap.
112 Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113 Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114 Pertarungan di Kuil Tua.
115 Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2
Pembantaian Sadis.
3
Kepedihan hati dua anak manusia.
4
Berusaha bangkit .
5
Bertahan untuk Hidup .
6
Bertarung dengan Serigala Hitam .
7
Serigala yang Terluka.
8
Terpisah.
9
Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10
Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11
Dantian nya Cacat.
12
Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13
Di Tempa Dendam Kesumat.
14
Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15
Kisah Dua Saudara.
16
Mencari Lembah Dewa Maut.
17
Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18
Bertemu Si Tua Gila.
19
Jurus San I Koay Sian.
20
Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21
Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22
Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23
Pertarungan Pertama .
24
Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25
Arogansi Penjaga Gerbang.
26
Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27
Galau nya Hati Tiga Dara.
28
Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29
Dara Cantik, tapi Pemarah.
30
Pengemis Buta.
31
Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32
Bertemu Sahabat Lama
33
Tantangan Dara Sombong.
34
Mendapat Pelajaran Pahit.
35
Meniti Jejak Takdir.
36
Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37
Kejatuhan Bulan.
38
Kekaguman sang Dewi.
39
Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40
Pertarungan Dimulai.
41
Tewas nya Siang Ti Kui.
42
Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43
Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44
Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45
Petaka Karena Keras Kepala.
46
Amukan Thien Giok.
47
Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48
Kesedihan Dewi Li Hwa.
49
Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50
Naga Laut Utara.
51
Di Istana Dewa Naga.
52
Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53
Membujuk Putri Manja.
54
Perguruan Teratai Putih.
55
Terjebak rasa Congkak.
56
Tindakan yang Gagal
57
Misteri Tuan Penolong.
58
Ang Coa Sian Li.
59
Ang Coa Ong Ya.
60
Tuan muda Duan.
61
Ang Coa Chu Kiam.
62
Tiba di Kota Tao.
63
Benang merah mulai tersingkap.
64
Jejak di Tengah Rimba.
65
Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66
Dinasti Quon.
67
Dendam Klan Duan.
68
Swan Niang di Culik.
69
Mendatangi Markas Klan Duan.
70
Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71
Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72
Pertarungan.
73
Sang Patriak Klan Duan.
74
Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75
Akhir Kisah Klan Duan.
76
Ma Bin Lo Mo.
77
Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78
Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79
Ilmu Jit Yang.
80
Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81
Teror di Desa Makuo.
82
Hui Kui.
83
Ang Hui Kui
84
Xioyang Bo Ti.
85
Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86
Arogansi Klan Tuo.
87
Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88
Kebejatan Klan Tuo.
89
Tok Ji Shin Cui.
90
Tok Ji Shin Cui.
91
Murka.
92
Pertarungan di Malam Hari.
93
Pengawal Dinasti Quon.
94
Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95
Penyesalan Ban Jiu.
96
Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97
Ada Api Dendam.
98
Hawa Sihir.
99
Pembunuh Bayaran.
100
Pemancing Tua yang Aneh.
101
Korban Ketamakan.
102
Siocia yang Angkuh.
103
Akibat terlalu Arogan.
104
Bertemu Lagi.
105
Dara Dara Cantik
106
Hukuman Jadi Selir
107
Serangan Suara Tawa.
108
Sumpah Langit.
109
Rasa nya Takut.
110
Empat Pria Aneh.
111
Nalina Lenyap.
112
Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113
Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114
Pertarungan di Kuil Tua.
115
Akhir Pertarungan di Kuil Tua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!