Terpisah.

Pagi itu Jiang Bi dan adik nya Cin Hai bersiap siap untuk pergi berburu kembali.

Beberapa kerat daging serigala yang masih tersisa, menjadi bekal mereka hari itu.

Hampir setengah hari mereka berjalan, namun belum juga bertemu binatang buruan mereka.

Seperti nya saat itu, para binatang ini sedang berdiam diri didalam sarang mereka, karena mereka mencium ada aroma bahaya.

Karena sudah lelah berjalan, kedua nya memutuskan untuk berhenti sejenak, sekedar melepaskan lelah nya.

Tanpa mereka sadari, sekawanan serigala mengikuti jejak kaki mereka secara diam diam.

Kawanan serigala buas ini terdiri dari delapan serigala hitam besar, tanpa sang Alva lagi.

Melihat kedua anak manusia ini sedang duduk di bawah pohon besar, delapan ekor serigala ini segera mengendap endap menghampiri nya.

Bukan main terkejut nya Jiang Bi, saat sadar bahwa mereka sudah di kepung oleh delapan ekor serigala hitam besar.

"Adik!, aku akan memanah serigala yang berdiri di sebelah kanan itu, bila serigala itu tumbang, kau cepat lari kearah situ secepat mungkin, jangan berhenti, apapun yang terjadi, ingat, jangan berhenti, teruslah berlari!" ujar Jiang Bi pada adik nya.

"Tidak kakak!, aku ingin bersama kakak, aku tidak mau lari, kita lari sama sama kak!" ucap Cin Hai sambil menangis histeris.

Jiang Bi memeluk tubuh adik nya dengan erat, air mata nya mengalir deras, di cium nya kedua pipi adik kesayangan nya itu, " jangan membantah kakak kali ini, turuti perkataan kakak, bila kakak bilang lari, maka lari lah sekuat tenaga mu, kau kesayangan kakak hingga maut memisah kan kita, kakak akan baik baik saja, kakak pasti akan mencari mu nanti, kakak akan pancing serigala serigala itu menjauh!" ucap Jiang Bi pada sang adik.

Dia harus menentukan sikap sekarang, atau tidak ada kesempatan sama sekali.

Bagi nya, bila sudah tidak ada jalan lain, biarlah dia yang celaka, asal sang adik selamat.

Sekali lagi dipeluk nya tubuh sang adik dengan erat, di cium nya kedua pipi Cin Hai dengan mata yang basah, "bila kakak tidak selamat, adik jangan kembali, teruslah berlari hingga bertemu manusia, jangan sia siakan pengorbanan kakak" .....

"Kakak!, aku tidak ingin apapun, bahkan aku tidak ingin Dunia, aku cuma ingin kakak ku seorang, jangan tinggalkan Cin Hai kak, tolong jangan tinggalkan Cin Hai kak, Cin Hai tidak punya siapa siapa lagi!" tangis Cin Hai semakin menjadi.

"Dengarlah adik ku!, kakak akan selalu bersama Cin Hai, tidak ada yang bisa memisahkan kita, meski Dewa sekalipun!, meskipun nanti takdir memisahkan kita, kakak akan selalu menyertai Cin Hai, menjaga Cin Hai, yakin lah adik ku" Jiang Bi tak kuasa menahan kesedihan nya melihat sang adik.

Karena serigala serigala itu sudah semakin dekat, secepat kilat, Jiang Bi menarik busur panah nya, dan melesatkan anak panah nya kearah serigala yang paling terdekat dengan mereka.

"Tras!" .......

Sepucuk anak panah melesat kearah serigala itu, dan tepat mengenai salah satu serigala itu.

Anak panah itu menancap di leher serigala itu.

Spontan sang serigala tadi berlari tanpa arah tujuan, hingga di tempat itu menjadi kosong.

"Adik!, cepat lah lari, Kaka akan menyusul adik nanti!" perintah Jiang Bi setengah membentak.

Dengan dada yang terasa sesak, serta derai air mata nya yang tiada henti, Cin Hai segera berlari kearah yang di tunjukan oleh sang kakak.

Sedangkan Jiang Bi segera melepaskan anak panah nya kearah lain, dan seekor serigala hitam kembali terluka.

Jiang Bi segera berlari kearah yang berlawanan dari arah sang adik nya tadi.

Beberapa ekor serigala mengejar nya, sementara dia ekar yang lain nya, mengejar Cin Hai, dan serigala yang terluka tadi, sudah berlari entah kemana.

Cin Hai terus berlari secepat yang dia bisa, tanpa berani menengok kebelakang lagi.

Dua ekor serigala yang mengejar nya sudah semakin dekat saja, kini tinggal beberapa depa lagi jarak nya.

Namun di saat saat terakhir, entah nasip baik atau nasip buruk yang menanti nya, tanpa dia sadari, sebuah tebing curam terhampar menanti di depan nya.

Kedua ekor serigala itu mungkin tahu di depan ada tebing yang cukup tinggi, sehingga berhenti mengejar bocah itu.

Sedangkan Cin Hai yang terlanjur takut, serta menuruti perkataan sang kakak, dia berlari terus tanpa berani menengok kebelakang.

Meskipun kedua serigala itu tidak lagi mengejar nya, dia tetap berlari menerobos semak semak, hingga akhirnya, sebuah tebing curam, mengakhiri pelarian nya.

Tubuh kecil nya terjatuh di tebing yang curam itu, dan tercebur di kali kecil.

Kali itu meskipun kecil, tetapi cukup dalam dan Beratus deras.

Cin Hai yang sudah tidak bertenaga untuk berlari lagi, terseret arus kali yang deras tanpa bisa berbuat banyak.

...----------------...

Sepuluh lie dari kaki pegunungan Kwan Lun bagian timur, ada sebuah bukit cukup tinggi bernama bukit Tung Shan.

Di bukit Tung Shan itu, berdiri sebuah perguruan silat yang cukup besar, bernama Sin Houw (Harimau Sakti).

Perguruan silat Sin Houw ini berdiri atas empat tingkat bangunan di sepanjang punggung bukit Ting Shan hingga puncak nya.

Yang paling bawah adalah tingkat dasar, terdiri dari tingkat satu sampai tingkat tiga.

Yang lebih tinggi dari ini adalah bangunan kedua yaitu untuk murid tingkat menengah satu, dua, dan tiga.

Bangunan yang diatas dari bangunan ini adalah tingkat akhir satu, dua dan tiga.

Adapun bangunan yang paling atas adalah bangunan khusus untuk bersemedi dan tempat tinggal leluhur.

Siang itu, seorang laki laki tua, berbadan kurus sedang mencari kayu bakar di hutan.

Setelah beberapa lama dia mengumpulkan kayu kayu kering di hutan, akhirnya dia bermaksud pulang.

Bapak tua ini bernama kakek Go Guan, seorang tukang kebun, sekaligus merangkap tukang kebersihan taman di perguruan Sin Houw.

Sebelum pulang, Kakek Go Guan bermaksud mandi dahulu di kali kecil Beratus deras itu.

Kakek Go Guan segera menceburkan tubuh nya kedalam kali kecil itu.

Ternyata dasar kali kecil itu tidak terlampau dalam, hanya sebatas dada orang dewasa saja.

Baru saja kakek Go Guan mencelupkan kepala nya ke bawah air, ketika dia muncul ke permukaan, matanya tertuju pada sesosok tubuh anak kecil tersangkut di akar pohon.

Karena mengira itu jasad seorang anak yang tenggelam, kakek Go Guan segera menghampiri nya.

"Ah ternyata anak ini masih hidup, sungguh kasihan, tubuh nya luka luka!" gumam kakek Go Guan sambil menarik tubuh anak itu kepinggir kali.

Perlahan, di bopong nya tubuh kecil itu keatas tebing.

Dibaringkan nya sambil memijit tengkuk dan pelipis anak itu.

Setelah beberapa waktu , akhirnya anak itupun mulai membuka mata nya perlahan.

"Kaka!, uuuu!, kakak!" ucap anak itu sambil menangis sesegukan.

"Tenang lah nak, sekarang kamu bersama kakek, nama mu siapa nak?" tanya kakek Go Guan sambil membelai rambut anak itu.

Anak itu masih terus menangis, tanpa menjawab pertanyaan dari kakek Go Guan.

"Orang tua mu kemana nak?" tanya kakek Go Guan.

Mendengar pertanyaan dari kakek itu, wajah anak itu tiba tiba berubah menjadi pucat pasi, "oh tidaaaak!, kasihan ayah ku!, kasihan ibu ku, tidaaaak!, jangan bunuh ayah ku, tolong jangan bunuh ibu ku, tidaaaak! Hu uuuu!" anak itu meratap pilu sambil menutup wajah nya dengan kedua tangan nya sambil berguling guling di tanah.

Kakek Go Guan segera merangkul tubuh anak itu, di dekap nya tubuh anak itu di dalam pelukan nya.

Dia tahu ada sesuatu kejadian yang membuat jiwa anak kecil itu tergoncang hebat.

...****************...

Terpopuler

Comments

Dewo Bumi

Dewo Bumi

cerita na jangan terlalu bertele-tele Thor biar banyak yg vote dan like 🙏

2024-04-13

1

ꪶꫝHIDAYAT

ꪶꫝHIDAYAT

Next Thor

2024-04-10

0

Sutarwi Ahmad

Sutarwi Ahmad

lanjut Thor. ...,...smangat

2024-03-31

1

lihat semua
Episodes
1 Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2 Pembantaian Sadis.
3 Kepedihan hati dua anak manusia.
4 Berusaha bangkit .
5 Bertahan untuk Hidup .
6 Bertarung dengan Serigala Hitam .
7 Serigala yang Terluka.
8 Terpisah.
9 Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10 Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11 Dantian nya Cacat.
12 Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13 Di Tempa Dendam Kesumat.
14 Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15 Kisah Dua Saudara.
16 Mencari Lembah Dewa Maut.
17 Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18 Bertemu Si Tua Gila.
19 Jurus San I Koay Sian.
20 Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21 Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22 Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23 Pertarungan Pertama .
24 Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25 Arogansi Penjaga Gerbang.
26 Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27 Galau nya Hati Tiga Dara.
28 Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29 Dara Cantik, tapi Pemarah.
30 Pengemis Buta.
31 Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32 Bertemu Sahabat Lama
33 Tantangan Dara Sombong.
34 Mendapat Pelajaran Pahit.
35 Meniti Jejak Takdir.
36 Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37 Kejatuhan Bulan.
38 Kekaguman sang Dewi.
39 Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40 Pertarungan Dimulai.
41 Tewas nya Siang Ti Kui.
42 Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43 Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44 Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45 Petaka Karena Keras Kepala.
46 Amukan Thien Giok.
47 Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48 Kesedihan Dewi Li Hwa.
49 Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50 Naga Laut Utara.
51 Di Istana Dewa Naga.
52 Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53 Membujuk Putri Manja.
54 Perguruan Teratai Putih.
55 Terjebak rasa Congkak.
56 Tindakan yang Gagal
57 Misteri Tuan Penolong.
58 Ang Coa Sian Li.
59 Ang Coa Ong Ya.
60 Tuan muda Duan.
61 Ang Coa Chu Kiam.
62 Tiba di Kota Tao.
63 Benang merah mulai tersingkap.
64 Jejak di Tengah Rimba.
65 Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66 Dinasti Quon.
67 Dendam Klan Duan.
68 Swan Niang di Culik.
69 Mendatangi Markas Klan Duan.
70 Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71 Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72 Pertarungan.
73 Sang Patriak Klan Duan.
74 Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75 Akhir Kisah Klan Duan.
76 Ma Bin Lo Mo.
77 Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78 Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79 Ilmu Jit Yang.
80 Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81 Teror di Desa Makuo.
82 Hui Kui.
83 Ang Hui Kui
84 Xioyang Bo Ti.
85 Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86 Arogansi Klan Tuo.
87 Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88 Kebejatan Klan Tuo.
89 Tok Ji Shin Cui.
90 Tok Ji Shin Cui.
91 Murka.
92 Pertarungan di Malam Hari.
93 Pengawal Dinasti Quon.
94 Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95 Penyesalan Ban Jiu.
96 Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97 Ada Api Dendam.
98 Hawa Sihir.
99 Pembunuh Bayaran.
100 Pemancing Tua yang Aneh.
101 Korban Ketamakan.
102 Siocia yang Angkuh.
103 Akibat terlalu Arogan.
104 Bertemu Lagi.
105 Dara Dara Cantik
106 Hukuman Jadi Selir
107 Serangan Suara Tawa.
108 Sumpah Langit.
109 Rasa nya Takut.
110 Empat Pria Aneh.
111 Nalina Lenyap.
112 Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113 Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114 Pertarungan di Kuil Tua.
115 Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2
Pembantaian Sadis.
3
Kepedihan hati dua anak manusia.
4
Berusaha bangkit .
5
Bertahan untuk Hidup .
6
Bertarung dengan Serigala Hitam .
7
Serigala yang Terluka.
8
Terpisah.
9
Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10
Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11
Dantian nya Cacat.
12
Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13
Di Tempa Dendam Kesumat.
14
Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15
Kisah Dua Saudara.
16
Mencari Lembah Dewa Maut.
17
Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18
Bertemu Si Tua Gila.
19
Jurus San I Koay Sian.
20
Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21
Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22
Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23
Pertarungan Pertama .
24
Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25
Arogansi Penjaga Gerbang.
26
Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27
Galau nya Hati Tiga Dara.
28
Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29
Dara Cantik, tapi Pemarah.
30
Pengemis Buta.
31
Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32
Bertemu Sahabat Lama
33
Tantangan Dara Sombong.
34
Mendapat Pelajaran Pahit.
35
Meniti Jejak Takdir.
36
Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37
Kejatuhan Bulan.
38
Kekaguman sang Dewi.
39
Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40
Pertarungan Dimulai.
41
Tewas nya Siang Ti Kui.
42
Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43
Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44
Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45
Petaka Karena Keras Kepala.
46
Amukan Thien Giok.
47
Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48
Kesedihan Dewi Li Hwa.
49
Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50
Naga Laut Utara.
51
Di Istana Dewa Naga.
52
Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53
Membujuk Putri Manja.
54
Perguruan Teratai Putih.
55
Terjebak rasa Congkak.
56
Tindakan yang Gagal
57
Misteri Tuan Penolong.
58
Ang Coa Sian Li.
59
Ang Coa Ong Ya.
60
Tuan muda Duan.
61
Ang Coa Chu Kiam.
62
Tiba di Kota Tao.
63
Benang merah mulai tersingkap.
64
Jejak di Tengah Rimba.
65
Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66
Dinasti Quon.
67
Dendam Klan Duan.
68
Swan Niang di Culik.
69
Mendatangi Markas Klan Duan.
70
Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71
Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72
Pertarungan.
73
Sang Patriak Klan Duan.
74
Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75
Akhir Kisah Klan Duan.
76
Ma Bin Lo Mo.
77
Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78
Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79
Ilmu Jit Yang.
80
Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81
Teror di Desa Makuo.
82
Hui Kui.
83
Ang Hui Kui
84
Xioyang Bo Ti.
85
Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86
Arogansi Klan Tuo.
87
Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88
Kebejatan Klan Tuo.
89
Tok Ji Shin Cui.
90
Tok Ji Shin Cui.
91
Murka.
92
Pertarungan di Malam Hari.
93
Pengawal Dinasti Quon.
94
Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95
Penyesalan Ban Jiu.
96
Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97
Ada Api Dendam.
98
Hawa Sihir.
99
Pembunuh Bayaran.
100
Pemancing Tua yang Aneh.
101
Korban Ketamakan.
102
Siocia yang Angkuh.
103
Akibat terlalu Arogan.
104
Bertemu Lagi.
105
Dara Dara Cantik
106
Hukuman Jadi Selir
107
Serangan Suara Tawa.
108
Sumpah Langit.
109
Rasa nya Takut.
110
Empat Pria Aneh.
111
Nalina Lenyap.
112
Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113
Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114
Pertarungan di Kuil Tua.
115
Akhir Pertarungan di Kuil Tua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!