Serigala yang Terluka.

Cin Hai menatap kearah kakak nya dengan cermat, "kakak mau kemana?" tanya nya.

"Kakak mau melihat lihat tebing itu , barangkali ada goa tempat kita bermalam!" ujar Jiang Bi.

Cin Hai kembali duduk sambil menenteng panah nya, siap di lepas kan kapan saja.

Sedangkan Jiang Bi melangkah kearah tebing batu, sekitar seratus langkah dari sisi telaga kecil itu.

Setelah berjalan menyusuri tebing batu itu, dan melihat dengan teliti, ternyata tidak jauh dari tepi telaga itu, ada sebuah goa cukup besar, namun berada di tengah tebing, kira kira lima depa dari dasar lembah.

Untung ada sebatang pohon kecil yang tumbuh menjulang di mulut goa itu, sehingga Jiang Bi bisa masuk ke dalam goa itu, setelah memanjat pohon tadi.

Setelah dengan susah payah memanjat pohon kecil tadi, akhirnya Jiang Bi dapat mencapai pintu goa itu.

Ternyata ruangan dalam goa itu cukup panjang dan luas, serta agak rata dasar nya.

Dengan menambahkan sebatang kayu lagi, Jiang Bi buru buru membuat tangga keatas.

Setelah selesai, barulah Jiang Bi mencari kayu bakar yang banyak, ditumpuk di bawah tangga itu.

Setelah merasa cukup, Jiang Bi segera kembali ketempat adik nya tadi yang sedang menunggu daging serigala asap.

"Kak!, kenapa sangat lama?" tanya nya saat melihat sang kakak kembali.

"Yaah nama nya saja nyari tempat yang kita belum tahu tempat nya ada apa tidak, jadi nya ya agak lama dik!" sahut Jiang Bi sambil duduk di samping sang adik.

"Dapat kah tempat kita tidur malam ini kak?" tanya Cin Hai.

"Ada, tempat nya bagus!, kita selesaikan daging asap ini dulu. baru kita ketempat itu!" ujar Jiang Bi sambil memungut daging dari atas apar apar tempat mengasapi daging.

Setelah beberapa kali mengganti daging asap diatas apar apar itu, akhirnya seluruh daging itupun selesai diasapi semua nya.

Jiang Bi mengumpulkan semua nya diatas kulit serigala tadi, lalu di pikul nya di bahu nya menuju kearah tangga naik ke mulut goa tadi.

"Adik cepat naik terlebih dahulu, bila sudah sampai atas, adik tarik akar rotan itu!" ujar Jiang Bi pada Cin Hai.

Cin Hai segera naik keatas menuju ke mulut goa lewat tangga yang sudah dibuat Jiang Bi tadi.

Setelah sampai di mulut goa, Cin Hai segera menarik tali rotan yang di ikat kakak nya di dahan pohon yang tumbuh di mulut goa itu.

Mula mula Jiang Bi mengikat kulit serigala tadi, lalu mengikat daging serigala yang sudah diasapi tadi sedikit demi sedikit, terakhir, mereka menaikan kayu kayu bakar ke atas goa.

Setelah semua nya naik keatas, Jiang Bi pun segera naik ke atas juga.

Di dalam goa itu, dia mulai membuat api untuk mengasapi daging serigala itu kembali.

"Adik, tunggu daging kita ya, kakak mau mandi ke telaga dulu" ujar Jiang Bi sambil turun lewat tangga yang dia buat tadi.

"Kakak mau kemana lagi?" tanya Cin Hai.

"Kakak mau mandi dulu, kau kan sudah mandi tadi!" jawab Jiang Bi sambil turun kebawah.

Dibawah, Jiang Bi terlebih dahulu mengumpulkan daun daun palm untuk alas mereka tidur nanti malam, lalu di ikat dengan tali rotan tadi.

Setelah itu, barulah dia mengumpulkan rebung rebung bambu hutan yang langsung dia ikat.

Hari menjelang sore, ketika Jiang Bi mandi di telaga.

Setelah selesai mandi, barulah Jiang Bi naik keatas menuju mulut goa.

Sesampai nya diatas, ditarik nya ikatan daun daun palm dan rebung tadi.

Setelah selesai menata daun palm untuk alas tidur mereka, Jiang Bi meletakan rebung rebung kecil yang dia bawa tadi keatas api.

menjelang senja hari, Jiang Bi dan Cin Hai makan daging serigala dan rebung bakar yang dibawa Jiang Bi tadi.

"Adik sudah kenyang?" tanya Jiang Bi pada sang adik yang nampak tersandar di dinding goa.

"Kenyang kak, kakak kalau belum lapar, makan lah kak!" sahut Cin Hai menatap kearah sang kakak dengan rasa yang iba.

Setelah menyelesaikan makan nya, Jiang Bi mengambil bumbung bambu tempat air mereka, lalu meneguk beberapa tegukan air putih.

Cin Hai tersenyum pilu menatap kearah sang kakak, "kak!, apakah aku terlalu merepotkan kakak?" tanya nya.

Sejenak Jiang Bi menatap kearah Cin Hai, "kenapa adik berpikiran seperti itu?, kau kerabat kakak satu satu nya di Dunia ini, dan adik adalah satu satu nya alasan kakak untuk bertahan hidup, jangan lagi bertanya seperti itu, kakak tidak suka, adik adalah kesayangan kakak, kakak akan melindungi adik meskipun harus dengan tarikan nafas kakak yang terakhir, tidak ada hal yang paling membahagiakan, selain melihat adik tersenyum bahagia, tidak terus larut dalam kesedihan, kita memang harus bangkit dik, kita harus tegar, demi keadilan untuk kedua orang tua kita, utang darah, harus berbayar darah, dan utang nyawa, harus berbayar nyawa, makanya, mulai sekarang, ayo kita latihan dan berkultivasi dengan rajin" ucap Jiang Bi.

"Terimakasih kak, kakak memang satu satu nya keluarga ku yang paling menyayangi ku, aku sayang kakak, aku sedih bila melihat kakak kecapean berburu mencari makanan untuk kita, maafkan Cin Hai ya kak" ujar Cin Hai sambil memeluk tubuh sang kakak.

Hingga usia nya kini sudah enam tahun, Cin Hai masih merasa tempat teraman di Dunia ini cuma dada sang kakak.

Betapa di dada itu, semua keresahan hati nya akan sirna, seluruh ketakutan dan kegundahan akan hilang seketika.

Malam mulai turun menyelimuti lembah itu, dan di ufuk timur, terlihat semburat merah cahaya rembulan mulai muncul menemani.

Jauh di dalam rapat nya hutan, terdengar suara lolongan panjang serigala bersahut sahutan.

Seperti meratapi mati nya salah seekor saudara mereka siang kemarin.

Lolongan serigala itu mula mula hanya se ekor saja, lalu terdengar sahutan dari barat hutan, timur hutan dan selatan hutan.

Kini lolongan serigala itu saling bersahut sahutan di seantero hutan, seakan malam ini adalah malam ratapan di tengah tengah hutan itu.

Ketika bulan purnama memancarkan cahaya nya kedasar lembah, nampak sembilan pasang mata biru memancar terkena cahaya bulan.

Kesembilan pasang mata itu seakan tahu jika diatas tebing ada dua manusia sedang bersembunyi di dalam lobang goa.

Kedua kakak beradik itu terpaku melihat di bawah, sekelompok serigala sedang bergerombol di dasar tangga.

Salah seekor serigala itu mencoba naik keatas tangga, tapi tubuh mereka dirancang bukan untuk memanjat, sehingga bagai manapun upaya mereka untuk naik, tetap saja mereka gagal.

Akhirnya karena mencoba beberapa kali tetapi gagal, sembilan ekor serigala itu berdiam di bawah tangga.

Malam terus berlalu, hingga pagi pun datang juga pada akhirnya.

Sekelompok serigala itu nampak masih berada di bawah tangga menuju ke mulut goa, menunggu dengan sabar.

Beberapa ekor nampak berkeliaran di sekitar telaga.

Seekor Alva nya nampak duduk menyendiri di bawah pohon, tidak jauh dari tangga, sementara yang lain nya, tiduran di bawah tangga.

Mungkin karena merasa kesal karena tidak bisa turun kebawah, si kecil Cin Hai segera mengambil busur panah nya, mengendap endap perlahan ke mulut goa itu.

Sebelum bertindak, Cin Hai menatap kearah sang kakak yang masih tertidur pulas.

Ditarik nya tali panah nya kuat kuat, dan diarahkan nya pada Alva yang sedang tiduran di bawah pohon.

"Tras!" .......

Sebatang anak panah melesat cepat menuju kearah serigala itu.

"Crak!" ......

Anak panah itu menancap tepat di mata kanan sang serigala Alva itu.

Serigala itu melolong panjang lari kearah hutan sambil menabrak bebatuan dan batang batang pohon.

Para serigala yang lain, melihat pimpinan mereka tiba tiba lari, mereka pun ikut lari menyusul sang pimpinan kedalam hutan.

...****************...

Terpopuler

Comments

Coenks Bale

Coenks Bale

pintar pintar pintar pintar pintar pintar pintar

2024-04-09

2

Sutarwi Ahmad

Sutarwi Ahmad

waooo

2024-03-31

1

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

u

2024-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2 Pembantaian Sadis.
3 Kepedihan hati dua anak manusia.
4 Berusaha bangkit .
5 Bertahan untuk Hidup .
6 Bertarung dengan Serigala Hitam .
7 Serigala yang Terluka.
8 Terpisah.
9 Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10 Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11 Dantian nya Cacat.
12 Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13 Di Tempa Dendam Kesumat.
14 Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15 Kisah Dua Saudara.
16 Mencari Lembah Dewa Maut.
17 Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18 Bertemu Si Tua Gila.
19 Jurus San I Koay Sian.
20 Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21 Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22 Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23 Pertarungan Pertama .
24 Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25 Arogansi Penjaga Gerbang.
26 Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27 Galau nya Hati Tiga Dara.
28 Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29 Dara Cantik, tapi Pemarah.
30 Pengemis Buta.
31 Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32 Bertemu Sahabat Lama
33 Tantangan Dara Sombong.
34 Mendapat Pelajaran Pahit.
35 Meniti Jejak Takdir.
36 Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37 Kejatuhan Bulan.
38 Kekaguman sang Dewi.
39 Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40 Pertarungan Dimulai.
41 Tewas nya Siang Ti Kui.
42 Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43 Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44 Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45 Petaka Karena Keras Kepala.
46 Amukan Thien Giok.
47 Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48 Kesedihan Dewi Li Hwa.
49 Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50 Naga Laut Utara.
51 Di Istana Dewa Naga.
52 Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53 Membujuk Putri Manja.
54 Perguruan Teratai Putih.
55 Terjebak rasa Congkak.
56 Tindakan yang Gagal
57 Misteri Tuan Penolong.
58 Ang Coa Sian Li.
59 Ang Coa Ong Ya.
60 Tuan muda Duan.
61 Ang Coa Chu Kiam.
62 Tiba di Kota Tao.
63 Benang merah mulai tersingkap.
64 Jejak di Tengah Rimba.
65 Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66 Dinasti Quon.
67 Dendam Klan Duan.
68 Swan Niang di Culik.
69 Mendatangi Markas Klan Duan.
70 Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71 Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72 Pertarungan.
73 Sang Patriak Klan Duan.
74 Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75 Akhir Kisah Klan Duan.
76 Ma Bin Lo Mo.
77 Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78 Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79 Ilmu Jit Yang.
80 Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81 Teror di Desa Makuo.
82 Hui Kui.
83 Ang Hui Kui
84 Xioyang Bo Ti.
85 Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86 Arogansi Klan Tuo.
87 Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88 Kebejatan Klan Tuo.
89 Tok Ji Shin Cui.
90 Tok Ji Shin Cui.
91 Murka.
92 Pertarungan di Malam Hari.
93 Pengawal Dinasti Quon.
94 Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95 Penyesalan Ban Jiu.
96 Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97 Ada Api Dendam.
98 Hawa Sihir.
99 Pembunuh Bayaran.
100 Pemancing Tua yang Aneh.
101 Korban Ketamakan.
102 Siocia yang Angkuh.
103 Akibat terlalu Arogan.
104 Bertemu Lagi.
105 Dara Dara Cantik
106 Hukuman Jadi Selir
107 Serangan Suara Tawa.
108 Sumpah Langit.
109 Rasa nya Takut.
110 Empat Pria Aneh.
111 Nalina Lenyap.
112 Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113 Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114 Pertarungan di Kuil Tua.
115 Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2
Pembantaian Sadis.
3
Kepedihan hati dua anak manusia.
4
Berusaha bangkit .
5
Bertahan untuk Hidup .
6
Bertarung dengan Serigala Hitam .
7
Serigala yang Terluka.
8
Terpisah.
9
Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10
Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11
Dantian nya Cacat.
12
Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13
Di Tempa Dendam Kesumat.
14
Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15
Kisah Dua Saudara.
16
Mencari Lembah Dewa Maut.
17
Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18
Bertemu Si Tua Gila.
19
Jurus San I Koay Sian.
20
Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21
Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22
Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23
Pertarungan Pertama .
24
Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25
Arogansi Penjaga Gerbang.
26
Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27
Galau nya Hati Tiga Dara.
28
Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29
Dara Cantik, tapi Pemarah.
30
Pengemis Buta.
31
Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32
Bertemu Sahabat Lama
33
Tantangan Dara Sombong.
34
Mendapat Pelajaran Pahit.
35
Meniti Jejak Takdir.
36
Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37
Kejatuhan Bulan.
38
Kekaguman sang Dewi.
39
Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40
Pertarungan Dimulai.
41
Tewas nya Siang Ti Kui.
42
Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43
Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44
Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45
Petaka Karena Keras Kepala.
46
Amukan Thien Giok.
47
Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48
Kesedihan Dewi Li Hwa.
49
Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50
Naga Laut Utara.
51
Di Istana Dewa Naga.
52
Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53
Membujuk Putri Manja.
54
Perguruan Teratai Putih.
55
Terjebak rasa Congkak.
56
Tindakan yang Gagal
57
Misteri Tuan Penolong.
58
Ang Coa Sian Li.
59
Ang Coa Ong Ya.
60
Tuan muda Duan.
61
Ang Coa Chu Kiam.
62
Tiba di Kota Tao.
63
Benang merah mulai tersingkap.
64
Jejak di Tengah Rimba.
65
Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66
Dinasti Quon.
67
Dendam Klan Duan.
68
Swan Niang di Culik.
69
Mendatangi Markas Klan Duan.
70
Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71
Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72
Pertarungan.
73
Sang Patriak Klan Duan.
74
Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75
Akhir Kisah Klan Duan.
76
Ma Bin Lo Mo.
77
Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78
Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79
Ilmu Jit Yang.
80
Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81
Teror di Desa Makuo.
82
Hui Kui.
83
Ang Hui Kui
84
Xioyang Bo Ti.
85
Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86
Arogansi Klan Tuo.
87
Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88
Kebejatan Klan Tuo.
89
Tok Ji Shin Cui.
90
Tok Ji Shin Cui.
91
Murka.
92
Pertarungan di Malam Hari.
93
Pengawal Dinasti Quon.
94
Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95
Penyesalan Ban Jiu.
96
Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97
Ada Api Dendam.
98
Hawa Sihir.
99
Pembunuh Bayaran.
100
Pemancing Tua yang Aneh.
101
Korban Ketamakan.
102
Siocia yang Angkuh.
103
Akibat terlalu Arogan.
104
Bertemu Lagi.
105
Dara Dara Cantik
106
Hukuman Jadi Selir
107
Serangan Suara Tawa.
108
Sumpah Langit.
109
Rasa nya Takut.
110
Empat Pria Aneh.
111
Nalina Lenyap.
112
Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113
Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114
Pertarungan di Kuil Tua.
115
Akhir Pertarungan di Kuil Tua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!