Di ruang osis.
"Hei Kiriyama."
"Ada apa, ketua?"
Minami entah kenapa sepertinya sangat menyukai hujan. Saat mengobrol dengan Kiriyama seperti sekarang pun, dia masih sambil melihat hujan.
"Kemarin kau bermain dengan Amano kan? Kalau tidak salah dia dari kelas 2-3."
"Ya benar. Memangnya kenapa ketua?"
"Kau tahu apa yang terjadi padanya?"
"Ya saya tahu. Karena saya pernah melihatnya sendiri. Saat saya menyapanya, dia hanya mengabaikannya.
"Begitu ya."
"Ketua, kalau boleh saya bertanya, kenapa anda sangat menyukai hujan?"
"Terlihat seperti itu ya? Itu karena, hujan itu menenangkan. Hanya itu."
[ Ketua, kenapa anda tidak jujur saja? Kami semua sebenarnya sudah tahu dari kemarin ]
**********
Jam pelajaran pagi sudah berlalu, dan sekarang sudah memasuki jam istirahat.
Aku bersama ketua, wakil dan Yamazaka berjalan bersama ke kantin sekolah.
"Oh iya, pengumuman hasil ujian akan di ketahui besok kan?" Tanya Reiko kepada kami.
"Dua hari lagi dari semalam. Berarti ini hari pertama dan besok hari kedua. Sepertinya pengumuman akan di lakukan lusa." Jawab Yamazaka.
"Begitu ya. Sepertinya aku salah hitung."
"Tapi, sepertinya aku mulai menyadari, kenapa kita di beri sedikit informasi mengenai ujian ini."
Benar sekali. Ujiannya membahas tentang penalaran dan kemampuan otak. Mungkin banyak orang yang kebingungan dengan hal ini karena terlalu mendadak.
Apalagi.......
Bagi mereka yang sudah belajar banyak materi dan bagi mereka yang tidak pernah menghadapi tes penalaran dan logika.
Dengan kata lain, logika mereka bisa di katakan tumpul.
"Tentunya untuk menguji penalaran kita bukan?" Jawab Reiko di tengah pembicaraan mereka.
Kemudian kalimat itu di balas lagi oleh ketua.
"Tidak hanya itu. Pola ujian ini, ingin memperlihatkan kita pada kenyataan."
"Hah??! Apa maksudnya itu." Teriak Reiko dengan nada kebingungan.
Mungkin lebih tepatnya, ujian ini memperlihatkan kita kepada kenyataan dunia yang selalu datang secara mendadak.
Kau harus bisa berpikir jernih tentang apa yang harus di lakukan, dan apa yang tidak harus di lakukan.
"Entahlah. Aku juga tidak tahu. Tapi, firasatku yang berkata begitu." Jawab ketua.
Pemikiran tanpa argumen, ya. Ini cukup mirip dengan pola lebih banyak berpikir daripada bertindak.
Kami pun sudah sampai di kantin dan berjalan ke meja yang kosong.
Kemudian ketua kelas memisahkan tempat dari kami. Dia berjalan ke tempat pemesanan makanan.
Setelah selesai dia kembali duduk bersama kami.
"Jadi, menurut kalian kelas mana yang akan menang di ujian ini?" Ketua membuka percakapan dengan awalan yang terasa seperti konflik.
"Mungkin kelas 1-3? Pemimpin mereka kejam. Jadi mungkin saja dia menghalalkan cara apa pun ubtuk menang. Jadi bisa saja dia menang karena main kotor." Jawab Yamazaka.
"Menurutku itu lebih cocok dengan ideologi kelas 1-2 daripada kelas 1-3." Kata Reiko.
Analisanya bagus, tapi jawabannya salah. Menurutku sendiri yang akan menang adalah kelas 1-4. Karena aku sudah melihat sendiri, pemimpinnya seperti apa.
Tapi.......
"Kalau menurutku yang menang adalah kelas 1-2." Aku menjawab bukan dengan jawaban asliku untuk menghindari hal yang tidak ku inginkan di sini.
"Begitu ya. Jawaban kalian beda-beda ya. Dan bagaimana kelas kita?"
"Sepertinya itu cukup sulit. Karena kelas kita tidak pernah persiapan dan selalu saja bersantai."
"Yah kau benar Reiko."
Sambil kami berbicara, makanan kami pun datang dan kami menghentikan sebentar pembicaraan kami.
"Selamat makan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments