Dikelas 1-1. Padahal setelah pengumuman, tiga kelas lainnya diperbolehkan pulang.
Tapi kenapa hanya kelas kami yang tidak boleh?
Alasannya sederhana. Karena wali kelas kami adalah orang yang disiplin.
Bahkan sekarang, kami sedang mempelajari materi tambahan. Karena itulah kami tidak diperbolehkan pulang.
Dan, ada juga yang mencoba kabur karena iri melihat kelas lain pulang. Tapi diketahui oleh Bu Sawaragi. Dan sekarang, dia sedang berdiri didepan sebagai hukumannya.
Dia adalah, Nanba Daimaru. Meskipun nilainya bisa dikatakan bagus, tapi dia tidak suka peraturan.
Dia adalah manusia yang sepertinya menginginkan kebebasan lebih dari siapapun.
Alasan dia keluar juga, mungkin karena ingin bebas.
"Itulah materi tambahan pada hari ini. Kemungkinan itu akan masuk saat tes dadakan. Jadi kalian jangan lupa belajar. Sekarang kalian boleh pulang."
Akhirnya kami diperbolehkan pulang. Meskipun ini, sudah terlambat.
Padahal seharusnya hari ini kami pulang cepat karena persiapan ujian, tapi Bu Sawaragi juga ikut untuk membantu persiapan kami, jadi kami pulangnya lebih lambat dari yang lain.
Saat pulang, aku berjalan tepat dibelakang ketua dan wakil ketua.
Aku ingin menyapa mereka. Tapi, sepertinya mereka sedang fokus untuk berdiskusi, tapi sambil berjalan pulang.
Kalau begitu, aku ikut mendengarkan dari belakang saja. Dan berperan menjadi karakter sampingan yang tidak tahu apa-apa jika ditanya.
"Ujian dadakan ya. Meskipun hanya satu mata pelajaran, tetap saja itu membuat kita repot. Apalagi mata pelajarannya juga tidak diberitahu. Bagaimana menurutmu, ketua kelas??"
"Bagaimana menurutku ya, ini jelas sangat mendadak. Bagaimana kita bisa memahami materi dalam dua hari, apakah kita harus memakai sistem kebut semalam? Dan juga, mata pelajarannya tidak diberitahu. Bagaimana bisa fokus."
"Itu dia. Dan, ya begitulah.."
"Hufff, sepertinya kita memang harus berusaha keras ya, Reiko."
"Kau benar Shirohashi."
"Sebaiknya pulang nanti langsung belajar saja."
Sepertinya mereka sedang membahas sesuatu tentang ujian dadakan itu. Dan aku dibelakang kalian loh, kenapa kalian tidak menyadariku. Apakah hawa kehadiranku setipis itu?
"Sampai jumpa ya, Shirohashi."
"Sampai jumpa juga, Reiko."
Bahkan saat sudah didepan asrama pun, mereka berdua masih belum menyadariku...
Sudahlah...
Berjalan ke asrama, aku melihat langit-langit sambil berpikir.
"Apa sebaiknya aku juga harus mulai belajar? Mengenai sistem sekolah ini?"
Nama ujiannya adalah tes mendadak.
Dikategorikan sebagai ujian dadakan. Tapi apa benar itu mendadak. Kami diberi waktu dua hari untuk mempersiapkan segala sesuatu yang terkait. Tapi, sepertinya kalimat mendadak tidak pas untuk mengungkapkan situasi ini.
Meskipun waktunya cuma dua hari lagi, dengan kata lain, itu mepet. Kalau ujiannya dilakukan tadi, maka itu lebih pas jika dianggap sebagai ujian dadakan.
"Tapi, lebih baik aku mengikuti arahan guru saja. Karena guru itu serba benar. Jika mereka salah, maka muridnya lebih salah lagi. Begitulah peraturannya bukan??"
Kukira hanya dunia yang punya......
Sudahlah. Lebih baik pikiranku tidak aku lanjutkan lebih jauh lagi.
Dan sampai sekarang ketua masih belum menyadariku. Padahal aku dibelakangnya.
Karena wakil sudah ke asrama perempuan, ku sapa saja mungkin bagus ya?
Aku pun menghampiri ketua yang berjalan sendirinya dan menyapanya.
"Halo ketua. Kau sendiri saja?" Ucapku.
"Oh, iya. Tawataki. Bagaimana denganmu?"
"Sama. Aku juga sendiri saja."
"Begitu ya. Tawataki, mungkin ini akan ujian yang sulit, karena mata pelajaran saat ujian tidak diketahui. Menurutmu, kita harus melakukan apa?"
Melakukan apa ya. Kenapa meminta ide padaku? Apakah punya maksud tersendiri?
"Motivasi, ya..... maaf. Aku tidak bisa memikirkan apa-apa."
"Baiklah kalau begitu, sampai jumpa ya."
"Ya."
Kami pun berpisah karena kamar kami beda.
"Ketua, sepertinya benar-benar ingin tahu kemampuanku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments