Setelah sampai di asrama, aku meletakkan tasku di meja belajar, mengeluarkan buku-buku yang ada di dalam tas.
Kemudian aku berbaring di tempat tidur tanpa mengganti seragamku. Aku hanya berfikir.....
Strategi yang bagus untuk menghadapi ujian dadakan ini. Apakah aku perlu menyembunyikan kemampuan? Atau ku lepaskan saja semuanya?
Tidak, itu tidak akan ku pikirkan. Karena, jawaban dari pertanyaan itu sudah jelas.
Yang harus ku pikirkan sekarang hanyalah menganalisa sekitar, mungkin.
Sambil merenung, melihat ke arah langit-langit yang di tutupi oleh atap kamarku. Aku berfikir.....
"Untuk orang-orang di kelas 1-3, sepertinya hanya ketua dan wakil ketua yang mendapatkan nilai bagus."
Aku mengatakan itu bukan karena jabatan mereka. Tapi, mereka adalah orang yang ambisius dan tekun dalam belajar. Karena itulah aku yakin mereka berdualah yang akan memimpin.
Tahun ini?
Jika untuk murid-murid lain sepertinya, mungkin aku hanya bisa mengatakan kerja bagus. Lagipula ini semua hanya prediksi.
**********
Kelas 1-1
Besok pagi, satu hari sebelum tes dadakan.
Di dalam kelas kami semua berkumpul bersama Bu Sawaragi.
Jam dinding di kelas menunjukkan sudah pukul tujuh pagi, tapi semalam kami di perintahkan untuk datang lebih awal karena ingin mendiskusikan sesuatu.
"Baik semuanya sudah berkumpul ya. Kalau begitu, silahkan ketua membuka percakapan." Ucap Bu Sawaragi kepada ketua.
"Terima kasih Bu Sawaragi."
Meja di susun melingkar seperti konferensi meja bundar. Yang mengakibatkan tempat duduk kami juga melingkar.
Ketua kelas, berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke tengah. Lalu, dia mulai mengatakan sesuatu.
"Semuanya. Kita semua tahu kalau ujian dadakan akan di adakan besok pagi. Tapi kita semua belum ada persiapan, ada baiknya kita jangan malas-malasan disini atau, kita akan mendapatkan kelas tambahan di hari libur!"
Semua orang tercengang mendengar kalimat 'kelas tambahan di hari libur.
"Tunggu dulu apa maksudnya itu. Kelas tambahan di hari libur?"
Amagai Satsuki mengangkat tangan kanannya dan bertanya kepada ketua.
Kemudian di jawab oleh ketua.
"Setelah ujian dadakan berakhir, kita akan di liburkan selama tiga hari. Selama tiga hari itu, yang memiliki nilai merah akan mengikuti kelas tambahan dari pagi sampai sore."
"Kenapa tidak mengatakannya dari kemarin!!!" Gema ruangan pecah oleh suara teriakan Amagai lagi.
"Sayang sekali, itu baru di umumkan pagi ini."
Amagai terdiam, lalu dia duduk kembali.
"Baik. Jadi, apa rencana kita selanjutnya? Apakah kita akan belajar bersama saat jam istirahat nanti?"
"..........."
Semua siswa terdiam. Membatu karena tidak bisa berkata-kata.
Kemudian Bu Sawaragi memukul mejanya sekuat mungkin.
"Putuskan secepatnya. Kalian akan di beri waktu hingga istirahat nanti."
Bel masuk kelas berbunyi, meja di kelas pun di susun kembali ke tempat asalnya.
Setelah tempat duduk kembali tersusun rapi.....
"Kelas kita mulai!!"
**********
Kelas 1-2
Okakushi masuk ke kelas dan.....
"Tutup, rapat dan kunci."
Takada dan Amaeda segera mengikuti instruksi pemimpin mereka.
Setelah semuanya tertutup dan kelas 1-2 menjadi gelap, Okakushi berjalan ke depan meja guru. Kemudian menepuk meja itu sekali.
Itu adalah komando. Komando untuk membuat semua siswa kelas 1-2 menjadi sial dan sigap.
Sekarang, Okakushi yang berdiri di tempat guru, Amaeda dan Takada berada di dekat pintu masuk depan dan belakang.
Setelah melihat semuanya sudah siap, Okakushi.....
"Baik semuanya, rapat kita mulai!!"
Suara pukulan Okakushi bergema di ruangan kelas 1-2. Dan itu menandakan kalau rapat telah di mulai.
"Jadi, apakah kalian semua sudah ada persiapan mengenai ujian dadakan ini?"
"Sudah, ketua!" Jawab semuanya serentak.
"Bagus. Kalian semua pasti sudah berjuang. Aku mengapresiasi itu, mau nilai kalian 50 sekalipun, jika belum menyentuh warna merah maka tidak masalah. Prioritasku adalah semuanya bisa lolos."
Sekilas, ini terlihat seperti perkataan yang mulia. Tapi, Okakushi tetap berambisi untuk menjadi teratas di Blue Sky High School.
Web sekolah menunjukkan kalau IQ nya adalah 125. Ya kurasa itu cukup lumayan di sekolah ini.
**********
Kelas 1-3
Pagi hari ini jam 07:00 WIB, Amamiya sang ketua kelas belum hadir dan semua murid lainnya sudah hadir di dalam kelas 1-3.
Padahal, dia yang memerintahkan semuanya untuk datang sebelum pukul tujuh pagi.
Sepuluh menit, hingga lima belas menit berlalu.
Amamiya mulai menunjukkan dirinya dari pintu masuk.
"Kenapa kau terlambat, padahal kau yang memerintahkan kami untuk datang lebih awal."
Pasti ada yang ingin mengatakan itu tapi apa boleh buat. Tidak ada yang berani mengatakan itu kepada Amamiya. Tapi, semuanya menoleh meskipun dengan tatapan takut.
Boooooooommmm!!!!!
Dinding yang berada di dekat pintu masuk dia pukul hingga retak berkeping keping seukuran kepalan tangannya.
"Kenapa kalian melihatku seperti itu, hahhhh!!!"
Semuanya terdiam membisu tidak bisa menjawab.
Akhirnya, Amamiya berjalan ke tempat duduknya untuk meletakkan tas.
Lalu, dia berjalan ke arah meja guru.
Aura intimidasinya benar-benar di rasakan oleh para murid yang ada di kelas 1-3. Karena efek itu, mereka semua menghadap ke bawah.
Setelah Amamiya sampai ke meja guru.
"Baik, rapat kita mulai hari ini."
Pernyataan Amamiya tidak ada yang berani menjawab. Semuanya terdiam dan itu membuat Amamiya kesal.
"Mana jawabannyaa!!!!"
Plaaaakkk!!
Meja guru dia tendang sampai patah. Setelah itu, baru jawaban mereka mulai terdengar.
"B-baik ketua."
"Aku akan membicarakan persiapan kalian. Jadi, apa yang sudah kalian persiapkan?"
Tidak ada yang berani mengangkat tangan untuk menjawab di sini, kecuali satu orang.
Orang itu adalah, sang wakil ketua kelas.
"Saya sudah mengkoordinasi semuanya untuk belajar bersama ketua. Kemarin dan hari ini."
"Bagus."
"Apakah ketua juga mau ikut?"
"Tidak, kalian saja. Belajar itu merepotkan. Aku bisa mendapat nilai bagus tanpa belajar."
Apakah itu kepercayaan diri atau sifat sombong, hanya dia yang tahu. Semua murid di kelas 1-3 diam tidak merespon.
"Baiklah lanjutkan persiapan kalian."
Setelah mengatakan itu, dia berjalan kembali ke arah tempat duduknya dengan membawa aura intimidasi yang kuat lagi.
**********
Kelas 1-4
Jam 06:30 pagi, semua murid kelas 1-4 sudah berkumpul di dalam kelas. Wali kelas mereka juga berpartisipasi dalam diskusi ini.
"Aku ingin merencanakan, kalau nanti siang kita harus belajar bersama ke perpustakaan. Bagaimana ketua?"
"Kurasa itu ide bagus. Mengingat waktu ujian yang sudah di depan mata." Jawab Watanabe dengan tenang.
"Sepertinya, hanya itu yang perlu di diskusikan untuk saat ini ya?"
Semua murid di kelas 1-4 mengangguk yang berarti semuanya setuju.
Kalau begitu, kelas kita mulai!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments