"Ketua, ada apa?" Tanya Kiriyama yang baru saja keluar dari ruangan osis.
"Tawataki."
"Orang itu lagi? Ada apa dengannya?" Kiriyama bertanya kebingungan.
"Dasar laki-laki yang sok misterius. Ayo kita lanjutkan rapatnya, Kiriyama."
"Baik."
Mereka berdua kembali masuk ke dalam ruangan osis.
**********
Setelah selesai membeli roti, aku kembali berjalan ke kelas. Tapi untuk kembali ke kelas, aku harus melewati ruang osis, dan bertemu dengannya lagi.
Pertemuan dengannya adalah hal uang merepotkan. Karena IQ nya adalah sesuatu yang tidak bisa dipandang remeh, 146.
Orang dengan IQ tinggi biasanya sangat mudah dalam memahami pola pikir orang lain. Dari caranya menjawab pertanyaan, bahasa atau lainnya.
Karena itulah kebanyakan orang yang pintar itu adalah introvert.
Berbeda denganku yang hanya nemiliki IQ 115.
Saat aku tiba di depan ruangan osis, sepertinya kosong. Mungkin dia sudah kembali ke kelas.
Baguslah. Dengan ini aku bisa lewat dengan tenang.
Atau mungkin tidak. Sebaiknya aku tetap waspada.
Saat aku melihat ke ruangan osis melalu jendela, mereka ada disana, tapi sedang fokus rapat.
Baguslah. Perhatiannya tidak selalu mengarah padaku. Aku pun berjalan melewati ruang osis dengan tenang.
Untuk ujian dadakan, sebaiknya apa yang aku persiapkan ya?
Aku memikirkan itu sambil berjalan menuju kelasku.
Dan, selama ini aku hanya terus berada di lantai satu. Sekolah ini ada tiga lantai, lantai satu untuk tahun pertama, lantai dua untuk tahun kedua, dan lantai tiga untuk tahun ketiga.
Tapi aku belum pernah ke lantai dua dan tiga. Dan ruangan osis, ditempatkan di lantai satu. Aku juga belum terlalu tahu mengenai sekolah ini.
Sebaiknya diwaktu istirahat selanjutnya, aku menjelajahi sekolah ini saja.
Saat aku masuk ke kelas, ketua sedang membicarakan mengenai ujian dadakan ini.
"Semuanya. Saat pulang sekolah aku ingin kita belajar bersama. Bagaimana menurut kalian?"
Begitulah katanya. Dia mengajak kami semua untuk belajar bersama.
"Shirohashi, kami tahu kau ketua. Tapi, jangan terlalu pikirkan kami, kau percaya saja. Kelas kita pasti akan mendapatkan nilai tinggi saat ujian nanti."
"Ya itu benar."
Kata Amagashi Rinda, dan perkataannya itu dibenarkan oleh Tama Setsuno.
"Tapii..."
"Sudahlah ketua. Ujian seperti ini hanyalah hal mudah. Kami biasa melakukan sistem kebut semalam."
Nanba Daimaru menambahkan argumen pendukung untuk Amagashi Rinda.
Akhirnya ketua menepuk meja Guru dengan keras, sontak itu membuat semua murid terdiam.
"Kalian tidak mengerti ya. Ini bukan ujian yang biasa kita lakukan!!!! Mata pelajaran tidak diberitahu dan waktunya yang mepet. Kenapa kalian sangat mrnyepelekan itu!!!"
Dengan penuh emosi, ketua melontarkan semua kalimat itu yang tujuannya mungkin menyadarkan kelas ini, kalau ini bukanlah ujian biasa.
Aku setuju dengan ketua, tapi sepertinya kelas ini tidak.
Satu murid berjalan ke depan, mendekati Amamiya, kemudian membalas perkataannya.
"Jadi kau ingin apa, belajar bersama seperti yang dikatakan tadi? Aku tidak mau."
Saat murid itu ingin mengayunkan tangannya ke arah ketua, mereka langsung dipisahkan oleh wakil ketua.
"Sudah cukup. Kalian ingin kelas kita pecah?"
Keduanya terdiam setelah diberi nasihat oleh wakil ketua.
"Kawazaki, kembalilah ke tempat dudukmu."
"Baik. Maafkan aku."
Balas Kawazaki. Nama dia adalah Kawazaki Noboru. Badannya cukup kekar. Mungkin dia memang kuat. Tapi....
"Kenapa kau hentikan, Reiko."
"Kau, ingin menjadi dirimu yang dulu? Dirimu yang versi smp?"
Aku yang masih berdiri di pintu masuk tentu mendengar hal yang menarik itu. Dan sepertinya siswa lain dikelas tidak memperhatikannya.
"Kau benar juga, hampir aku kembali ke sana. Maafkan aku, dan terima kasih telah mengingatkanku."
"Sekarang sebaiknya kau kembali ke tempat dudukmu."
Masa lalunya Ketua ya. Aku jadi penasaran..
"Wahh Kelas 1-1 sepertinya hampir konflik ya."
Tiba-tiba, orang ini ada dibelakangku. Mungkin dia baru saja lewat entah darimana.
Watanabe Yumeko, Pemimpin kelas 1-4 dan semua siswanya.
"Konfliknya sudah selesai ya? Sayang sekali kami belum sempat menonton. Baiklah, sampai jumpa."
Dia hanya mampir sebentar untuk melihat kelas kami. Dan saat dia melewatiku, dia melemparkan tatapan ke arahku. Aku menyadari itu, tapi aku berpura-pura tidak menyadarinya.
Dia pun terus berjalan ke kelas 1-4.
Tak lama setelah itu, bel berbunyi yang menandakan kalau jam istirahat telah berakhir.
Aku yang daritadi berdiri dipintu kelas, berjalan ke tempat dudukku.
"Sistem sekolah ini sepertinya lebih rumit dari yang aku bayangkan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Rinaa
bingung aku yang mana cewek atau cowok
2023-12-27
4