Aku mengeluarkan buku dan peralatan tulisku untuk segera memulai ujian. Kemudian, tepat pukul tujuh pagi, Bu Guru pun masuk ke kelas.
Tapi........
"Bu Sawamura?! Apa yang anda lakukan di sini? Bukankah Ibu seharusnya mengawasi kelas 1-2?"
Tentu saja semuanya tidak pernah menyangka hal ini. Tapi, pertanyaan itu langsung di jawab oleh Bu Sawamura sendiri.
"Untuk ujian dadakan ini, tiap kelas memiliki pengawas yang berbeda atau tidak sesuai dengan kelasnya. Untuk angkatan tahun pertama, kelas 1-1 di tukar dengan kelas 1-2, begitu juga untuk kelas 1-3 dan 1-4."
"Eeeeeehhhh." Sontak semuanya kecewa mendengar hal itu.
"Dan juga, kalian semua tidak akan ujian di dalam satu ruangan. Ibu akan memberikan kalian nomor undian secara acak. Setelah mendapatkannya tolong pindah ke kelas mana yang kalian dapatkan."
Bahkan ujiannya juga di acak ya. Sepertinya ini berkaitan dengan privasi atau apa pun itu.
Lalu, Bu Sawamura pun berjalan menghampiri siswa satu persatu untuk memberikan kertas undian tersebut.
Aku juga sudah mengambil kertasnya. Dan tempatku adalah....
"Kelas 1-2 nomor 20, ya."
"Baik semua sudah mendapatkan nomor masing-masing kan? Kalau begitu sebaiknya cepat beralih ke tempat duduk kalian karena ujian sebentar lagi di mulai!"
Kami yang berbeda kelas pun mulai keluar dari kelas ini satu per satu dan mulai mencari kelas tujuan kami. Kelas tujuanku adalah kelas 1-2, sekarang aku sedang berjalan ke sana.
**********
Kelas 1-2.
Sudah pukul tujuh pagi dan semuanya sudah menunggu di dalam kelas.
Beberapa saat kemudian, pintu kelas di depan terbuka dan Guru mereka pun masuk ke kelas.
Tapi......
"Hei. Kenapa wali kelas 1-1 ada di sini? Kemana perginya Bu Sawamura?"
"Tenang dulu kalian semua. Peraturannya memang seperti ini. Setiap wali kelas tidak berhak untuk mengawasi kelas mereka masing-masing. Jadi kami di acak untuk mengawasi kelas lain."
Semua orang di kelas 1-2 tampak kecewa mendengar pernyataan itu.
Kemudian, Bu Sawaragi mengeluarkan sebuah kotak yang berukuran cukup kecil.
"Tolong kalian semua maju satu per satu dan ambil kertas yang ada di dalam ini. Mulai dari kiri."
Tanpa ada bantahan lebih lanjut, mereka mengikutinya begitu saja. Satu per satu para siswa maju ke kelas untuk mengambil kertas yang telah di sediakan termasuk ketua kelas juga.
Setelah selesai, semuanya kembali ke tempat duduk masing-masing."
"Jika semuanya sudah dapat tolong kalian buka. Ujian ini, tidak semuanya akan berada di kelas ini. Tapi kalian akan pindah ke kelas lain. Perlu di ingat ini hanya pindah untuk ujian saja, bukan pindah secara permanen."
"Baik bu."
Setelah itu mereka pun berjalan satu per satu keluar kelas.
**********
Kelas 1-3
Pak Kudo sudah hadir di dalam kelas. Lalu, dia melihat Amamiya untuk beberapa saat.
Amamiya yang menyadari itu, membalas tatapan dari Pak Kudo.
"Pak Guru, apa yang kau inginkan? Kau ingin berkelahi?" Ucap Amamiya dengan nada yang tidak sopan ke arah Pak Kudo.
"Sepertinya rumor itu benar ya Amamiya. Kau adalah seseorang yang mudah terbakar!"
"!!!!!!!! Hei kauuu!!!!!! Sin-"
"Hentikan Amamiya. Dia guru dan kau hanya siswa. Selain itu, ujian sebentar lagi akan di mulai. Duduk dengan tenang atau kau akan di keluarkan."
"Cih."
Untung saja sang wakil ketua kelas mampu menanggapi situasi dengan baik. Jadinya tidak ada perkelahian di sini.
"Baiklah kalau begitu Bapak akan menjelaskan peraturannya."
"Sebelum itu tolong jelaskan dulu kenapa yang mengawasi ujian kami adalah Pak Kudo bukan Pak Katagiri."
Tanya salah satu siswa yang berada di sana.
"Baiklah akan bapak jawab. Pertama, ini karena ujian ini memakai metode rolling. Kalian semua tahu itu kan? Yakni pengacakan yang terstruktur atau sesuatu yang semacamnya. Jadi, wali kelas 1-1 mengawasi ujian siswa kelas 1-2, begitu pun sebaliknya. Bapak juga begitu sekarang."
"Berarti bapak wali kelas 1-4?" Tanya sang ketua.
"Ya."
"Baiklah mau bagaimana lagi. Lanjutkan saja pak."
Akhirnya Amamiya menyerah sepenuhnya dalam ocehan ini.
"Baiklah peraturan pertama, kalian harus mengambil satu kertas yang ada di dalam kotak ini!"
Sebuah kotak berukuran cukup kecil di keluarkan dan di nyalakan di mejanya sendiri.
Dan para siswa pun maju ke depan satu persatu untuk mengambil kertas tersebut.
**********
Kelas 1-4
Duduk dengan tenang sambil menikmati dinginnya ruangan, mereka saling berdiskusi satu sama lain.
Di saat seperti ini, Watanabe sebagai pemimpin mereka membuka percakapan.
Tapi pertama-tama, dia menenangkan mereka semua lebih dulu dengan cara berjalan ke depan semua siswa, kemudian menepuk tangannya sebanyak tiga kali untuk memecahkan suasana.
"Baik semuanya, aku harap kalian semua tetap tenang dalam menghadapi ujian ini. Kalian hanya perlu melakukan yang terbaik. Hasil akhirnya tergantung kepada usaha kalian selama ini!"
Mereka semua tepuk tangan dan berterima kasih kepada ketua mereka karena telah memberikan mereka motivasi.
Lalu pintu kelas tergeser, dan Guru pun sudah masuk ke kelas.
Watanabe yang masih berdiri, bertanya kepada guru yang masuk.
"Kenapa Bapak yang masuk ke kelas kami, bukan Pak Kudo?"
"Kalian belum mendengar apa-apa ya? Wali kelas di acak selama ujian berlangsung."
Pak Katagiri mengataian itu sambil berjalan ke meja guru dan melewati Watanabe Begitu saja.
Tanpa menjawab, Watanabe berjalan kembali ke tempat duduknya yang berada di barisan paling depan di tengah-tengah.
Pak Katagiri meletakkan sebuah kotak kecil ke atas meja guru, kemudian dia mulai membuka percakapan.
"Baik semuanya, seperti yang tadi sudah kalian dengar, yang mengawasi ujian kalian adalah Bapak, bukan Pak kudo. Karena dia sekarang sedang mengawasi kelas 1-3. Kami bertukar. Begitu juga dengan kelas 1-2."
"Dan sekarang, tolong kalian semua maju ke depan satu persatu dan ambil satu kertas di dalam kotak ini."
Tanpa banyak komentar, mereka semua maju ke depan untuk mengambil kertas yang di perintahkan. Setelah selesai semuanya duduk kembali ke tempat masing-masing.
"Tolong jangan di buka kertas kalian sampai saya memberikan instruksi!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments