BAB 15 : TILTE REMOVED

"Loh kok turun sendiri?" tanya Kinara heran melihat menantunya itu datang sendiri, lalu dimana suaminya?

"Bentar lagi juga turun kok Bunda, masi cuci muka kayak nya," sahut Mora. Ia ikut duduk di kursi seberang Kinara, dan Prama duduk di kursi tengah paling depan.

Tak lama Farez turun dengan keadaan belum mandi. Terlihat cowok itu hanya mencuci muka saja, bahkan rambut pun tidak di benarkan terlebih dahulu. Terlihat masi sangat berantakan, apalagi rambut Farez yang dapat dikatakan panjang.

Farez ikut duduk disamping Mora, lalu Mora bergerak mengambilkan Farez sarapan. Prama dan Kinara makan dengan hitmat, dan begitu pula dengan Farez dan Mora. Sarapan tanpa perbicangan, mereka fokus menghabiskan sarapan mereka.

Di sela Mora mengunyah, ia sempat melirik ke arah Farez sejenak, karena Farez yang begitu peka ia langsung menoleh pada Mora seraya menaikkan sebelah alisnya seolah berkata 'ada apa?'

Mora tak menyahut ia malah menyiku pelan lengan Farez. Cowok itu mengerutkan keningnya tanda bingung, kenapa dengannya?

Mora menghela nafas pelan, ia menaruh roti yang ia pegang di atas piring lalu meminum segelas air putih. Lalu ia berbisik pada Farez. "Minta maaf."

Farez berdehem singkat membuat kedua orang tuanya menoleh padanya. "Kenapa Rez?" tanya Kinara.

"Farez mau.." cowok itu menatap Mora sejenak lalu dibalas anggukan yakin dari gadis itu. "Mau.."

"Mau apa?"

"Minta maaf."

Kinara dan Prama sontak berhenti mengunyah saat itu juga. Apa tadi? Farez meminta maaf?

"Karna kemarin Farez sempet bentak kalian, dan.. bikin kalian marah," kata Farez terdapat rasa penyesalan didalam dirinya.

Prama meminum air putih nya, lalu memandang putra tunggal nya itu dengan lamat. "Ayah ngerti, kamu tidak perlu minta maaf. Ini juga salah Ayah awalnya, Ayah juga mau minta maaf sama kamu."

Farez mengangguk pelan.

"Bunda juga mau minta maaf, belum bisa jadi yang Farez mau," cetus Kinara.

"Bunda ngomong apa? Bunda udah jadi yang terbaik di hidup Farez," kata Farez membenarkan. Kinara tersenyum lembut mendengar tutur kata anak nya yang terdengar manis itu.

"Bisa aja kamu Farez," kata Kinara menyembunyikan rasa senangnya.

"Em.. ada yang mau Farez omongin lagi," kata Farez tiba-tiba.

Atensi penuh menghadap dirinya. Mora yang paling penasaran disana, apa yang akan dibicarakan Farez lagi?

"Apa nak?" tanya Prama.

"Farez mau pindah ke rumah yang Ayah beliin minggu ini, sama Mora," Farez menatap Mora disampingnya. Mora terkejut mendengar tutur Farez, ini sungguh tiba-tiba. Bahkan Farez tidak membicarakan nya lebih dulu dengannya.

"Kamu yakin Farez?" tanya Kinara memastikan.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Prama menyahut.

"Ini pilihan Farez Yah, Bun. Farez udah mikirin ini sebelumnya," tutur Farez.

"Mora, kamu gimana?" tanya Kinara pada menantunya.

"Mora.." gadis itu tak langsung menjawab, namun ia menatap Farez terlebih dahulu. Sementara Farez hanya menatap balik Mora dengan tatapan meyakinkan.

"Mora ikut kata Farez aja Bunda, Ayah."

***

"Farez kamu serius? Kenapa mendadak bilang nya tadi? Bahkan kamu gak kasi tau aku dulu sebelumnya? Ya setidaknya gak minggu ini juga, ini terlalu mendadak Rez," celoteh Mora pada Farez, mereka berada di kamar saat ini sehabis sarapan pagi.

"Lo gak mau? Bagus kan? Mempercepat proses debay," kata Farez. Mata Mora seketika membola, ia bukan anak sd yang tidak mengerti dengan kata-kata Farez.

"A-apaan!" ucap Mora salah tingkah. Farez terkekeh kecil melihat Mora. "Bercanda Ra, gue gak bakal ngerusak lo sebelum lo mau kok."

Mora berdehem singkat. "K-kamu mandi sana! Aku mau cuci baju nya." Mora mengganti topik pembicaraan.

Farez mengangguk, ia menuruti permintaan Mora, cowok itu langsung membuka baju nya dihadapan Mora yang otomatis perut sittless nya terpampang jelas.

Mora spontan membalikkan tubuhnya membelakangi Farez, ia merutuki suaminya itu. Dengan santainya membuka bajunya dihadapannya.

"Lo kenapa?"

Pake nanya lagi! Omel Mora dalam hatinya.

"Kenapa buka baju disitu?!"

"Masalah?" tanya Farez yang sama sekali tak masalah dengan itu.

"Ada aku disini Farez, kamu gak malu?"

"Lo mau cuci kan tadi, ya gue buka lah baju gue," kata Farez dengan tampang polosnya.

"Ya gak disini juga!"

Farez seketika tersenyum jahat, ia memiliki ide licik. "Udah gue pake lagi bajunya, madep sini," kata Farez.

Dengan bodohnya ia percaya dengan perkataan itu, ia pun membalikkan badannya menghadap Farez. "FAREZ!" teriak Mora kesal. Ia kembali membalikkan badannya, dalam hati ia terus beristighfar agar tidak emosi.

Cowok itu menyemburkan tawanya kencang, seakan senang melihat Mora kesal. Bagaimana tidak kesal, yang katanya sudah memakai baju tapi nyatanya Farez berbohong.

Mata Mora sudah tidak suci sekarang.

"Gini doang Ra, masa lo gak mau liat? Dosa?" tanya Farez.

"Tau ah! Cepet sana mandi!" usir Mora.

Dengan hati geli nya, Farez tertawa mengingat hal tadi. Ia berjalan masuk kedalam kamar mandi yang ada di dalam kamar nya. Saat terdengar suara pintu tertutup, baru lah Mora menghela nafas lega.

"Dosa gak ya?" monolog Mora bertanya, ia jadi memikirkan hal itu.

***

Mora yang sambil menunggu pakaian di dalam mesin cuci selesai, ia ingin membuat brownies kukus untuk Farez. Resep ini sudah ia pelajari sejak lama, ia hanya tinggal mengingat saja.

Mora sudah menyiapkan bahan dan alat yang akan ia pakai, lalu satu persatu tahap ia lakukan. Ia mulai membuat adonan brownies, tangan lentik itu bergerak sangat lincah.

Usai membuat adonan, tahap akhir Mora mengoven nya. Tinggal menunggu matang. Mora beralih melihat cucian nya, ternyata sudah selesai. Mors pun mengeluarkannya cucian nya dari dalam mesin cuci untuk dijemur.

Usai itu Mora kembali melihat brownies nya, ternyata sudah matang. Terakhir Mora menaruh brownies nya di atas piring dengan toping coklat bubuk diatasnya.

Farez yang sudah selesai mandi, turun dari kamar dan ia melihat Mora didapur itu pun berjalan menghampiri nya. Awal nya Farez memerhatikan Mora dari jauh, namun kini ia lebih mendekat pada Mora, tepat berada di belakang Mora.

"Bikin apa?"

"Astaghfirullah!" ucap Mora terkejut sebab suara Farez berada tepat disebelah telinga nya. Gadis itu membalikkan tubuhnya menghadap Farez, namun karena jarak keduanya yang sangat dekat membuat Mora harus mendongak menatap Farez.

"Lo buat apa gue tanya?" Farez mengulang pertanyaan nya.

"Munduran dikit," pinta Mora sebab jarak keduanya yang terlalu dekat menurut dirinya, dan Farez pun menuruti itu. Kemudian Mora mengangkat piring brownies nya memperlihatkan kepada Farez. "Bikin brownies!" kata Mora dengan sangat antusias.

"Buat kamu," lanjutnya.

"Buat gue?" beo Farez.

"Kenapa? Gak mau? Yau—"

"Eh mau!" Seloroh Farez langsung mengambil piring itu dan membawanya ke meja makan. Mora mengikuti Farez duduk di sana.

Satu suapan masuk kedalam mulut Farez. Mora mengamati wajah Farez, ia ragu dengan rasa nya. Farez mengunyah dengan begitu pelan, seperti juri yang tengah mencicipi makanan peserta nya.

"Kalau gak enak—"

"Enak." Farez kembali menyuapinya kedalam mulut. Mora senang mendengar nya, jadi usaha nya tidak sia-sia.

"Yaudah habisin." Kata Mora.

"Lo gak mau coba?" tawar Farez. Mora menggeleng lalu berkata, "kamu aja."

"Ini enak, yakin?" ucap Farez menggoda Mora. Gadis itu yang melihat Farez dengan lahap mengunyah brownies, membuat nya ingin mencicipi.

"Yaudah mana sini!" pinta Mora.

"Eits, biar gue aja," kata Farez. Cowok itu mengambil potongan brownies di sendok, lalu mengarahkan sendok itu pada Mora.

Mora awal nya ragu-ragu, namun perlahan ia membuka mulutnya untuk menerima suapan itu. Namun Farez tetap lah Farez, bukannya memasukan suapan itu kedalam mulut Mora namun ia malah memutar sendok nya masuk kedalam mulutnya.

Mora diam menahan kesal nya. Sedangkan Farez tertawa seakan tak ada salah sama sekali. "Udah sini ah Rez!" Mora mencoba meraih sendok ditangan Farez namun dengan cepat cowok itu melarikan sendok ditangannya agar tidak bisa digapai oleh Mora.

"Sorry sorry, nih kali ini serius," Farez kembali ingin menyuapi Mora, namun kali ini Mora tidak membuka mulutnya sama sekali, ia takut Farez mengerjai nya lagi.

"Ayo Ra!"

Mencoba percaya, Mora pun membuka mulutnya menerima suapan Farez. Suapan itu masuk kedalam mulutnya, sensasi lembut itu menyambut lidahnya.

"Enak?" tanya Farez. Mora menjawab dengan anggukan lucunya seraya mengunyah. Hal itu membuat Farez menahan rasa gemasnya terhadap gadis didepannya ini.

Ditengah aktivitas mereka, terdengar suara bel pintu yang berbunyi. Art rumah dengan segera membukanya pintu utama, namun ia kembali masuk menghampiri Farez dan Mora.

"Kenapa Bi?" tanya Farez.

"Didepan ada temen nya den Farez."

***

"Pulang lo pada!" usir Farez.

"Baru juga sampe Rez udah lo usir aja," kata Saka. Tanpa izin mereka sudah nyelonong masuk duduk di sofa ruang tamu. Kalau kata Saka 'anggap aja rumah sendiri.'

"Gue gak terima tamu!"

"Kejam amat," cetus Javas.

"Bodo amat, pulang gak lo!"

"Farez, kok gitu sama temennya," ucap Kinara yang baru datang dari kamarnya.

"Eh halo tente! Apa kabar tante?" ucap Javas menyapa Kinara.

"Najis sokab!" celetuk Saka.

"Bodo!" sahut Javas tak perduli. Kinara menghampiri ketiganya di ruang tamu. "Tante baik kok."

"Tumben kalian kesini, ada apa?" Tanya Kinara.

"Tau Bun, datang tanpa diundang," cetus Farez.

"Gak boleh gitu Farez," tegur Kinara. Farez merotasi bola matanya malas.

"Kami cuma mau ketemu Farez aja Tante," kata Saka.

"Yasudah, lanjutin ngobrol nya. Tante mau ke dalam dulu." Sepeninggal Kinara dari sana, Mora keluar dari arah dapur membawa nampan berisi minuman dan cemilan untuk teman-teman Farez. Sebelumnya Mora sudah menggunakan cadarnya, jadi tidak masalah.

Saka dan Javas terkesiap melihat Mora, sedetik kemudian mereka tersadar. Dalam diam nya Farez sudah menatap tajam kedua temannya itu yang secara terang-terangan menatap istrinya.

Mora kembali masuk ketika sudah selesai menaruh jamuan tadi ke atas meja. "Itu istri lo Rez?" tanya Saka.

"Kenapa lo? Naksir?" kata Farez sensi.

"Ketus amat Rez! Santai kali, gakan diambil juga Rez," sahut Javas.

"Tau nih, heran gue. Nanya doang perasaan."

"Lo berdua kesini ngapain sebenarnya?" tanya Farez ingin tau tujuan kedua pemuda itu. "Gak ada si Rez, bosen dirumah jadi kita kesini," jawab Saka.

"Omong-omong, gimana soal pendekatan lo sama istri lo?" tanya Javas ujungnya.

"Not bad, gue selalu ngerasa nyaman dideket dia," kata Farez tanpa sadar, cowok itu jadi membayang sikap peduli Mora terhadap diri nya.

Saka dan Javas saling tatap satu sama lain seakan isi pikiran mereka sama saat ini. "Jadi lo udah mulai buka hati sama istri lo?"

"Mungkin?" jawab Farez ragu. Jika ditanya ia mencintai Mora atau tidak, ia tidak bisa menjawab dengan pasti, karna dihatinya masih ada rasa untuk Hana mantannya.

"Kenapa lo ragu gitu?" tanya Javas.

"Jangan bilang lo belum bisa move on dari Hana?" tebak Saka tidak meleset sama sekali.

"Ayo lah men, dia cuma mantan lo! Masa lo mau stuck ke dia terus, dia cuma masa lalu lo, dan istri lo masa depan lo sekarang!" kata Javas ada benarnya.

"Gue lagi coba Jav," ucap Farez menerawang jauh kedepan.

***

Terpopuler

Comments

darkside

darkside

hem

2023-04-24

0

darkside

darkside

gabisa gabisaa aku kelepek klepekk☝🏻😭😭

2023-04-24

0

zu

zu

ayok lanjut thorrr

2022-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG ~
2 BAB 1 : BINGUNG
3 BAB 2 : MENUJU KEPUTUSAN
4 BAB 3 : KEPUTUSAN
5 BAB 4 : PANIC ATTACK?
6 BAB 5 : KERIBUTAN
7 BAB 6 : TENTANG MEREKA
8 BAB 7 : PTS
9 BAB 8 : WEDDING DRESS
10 BAB 9 : GEBY
11 BAB 10 : SAH
12 BAB 11 : BERUSAHA MENERIMA
13 BAB 12 : KEHIDUPAN BARU
14 BAB 13 : KEADAAN YANG BERBEDA
15 BAB 14 : MANTAN?
16 BAB 15 : TILTE REMOVED
17 BAB 16 : BELANJA VERSI MORA
18 BAB 17 : PELAJARAN PAGI BAGI FAREZ
19 BAB 18 : BERANGKAT BARENG
20 BAB 19 : BERITA GILA
21 BAB 20 : WHO?
22 BAB 21 : DIA?
23 BAB 22 : PERHATIAN KECIL
24 BAB 23 : SATU KELOMPOK
25 BAB 24 : SOMETHING (?)
26 BAB 25 : TENTANG KEHIDUPAN GISA
27 BAB 26 : MINGGU VIBES
28 BAB 27 : ABOUT EX
29 BAB 28 : GUE SUAMI LO
30 BAB 29 : KARNA KELOMPOK
31 BAB 30 : BUTTERFLY
32 BAB 31 : AA'
33 BAB 32 : LUPA
34 BAB 33 : CEMBURU?
35 BAB 34 : GELISAH
36 BAB 35 : DAMAI
37 BAB 36 : DANGEROUS BOY
38 BAB 37 : TITLE REMOVE
39 BAB 38 : EVENT SEKOLAH
40 BAB 39 : PASAR MALAM
41 BAB 40 : PERJALANAN
42 BAB 41 : BANDUNG
43 BAB 42 : GUS
44 BAB 43 : KELUH KESAH
45 BAB 44 : DANAU
46 BAB 45 : CINCIN
47 BAB 46 : HARUS MULAI TERBIASA
48 BAB 47 : SAKIT DAN BERKUNJUNG
49 BAB 48 : PARFUM
50 BAB 49 : SAKITNYA DATANG BULAN
51 BAB 50 : NENEK LAMPIR
52 BAB 51 : BALAPAN
53 BAB 52 : BENCI TAPI SAYANG
54 BAB 53 : PRETTY
55 BAB 54 : PESTA
56 BAB 55 : MENJADI MASALAH
57 BAB 56 : PENJELASAN YANG TERJADI
58 BAB 57 : RUMIT
59 BAB 58 : TITIK TERANG
60 BAB 59 : DIA DAN LUKANYA
61 BAB 60 : MASALAH PEMBALUT
62 BAB 61 : TENTANG UN
63 BAB 62 : UJIAN NASIONAL D-1
64 BAB 63 : SAYANG KATANYA
65 BAB 64 : LEMBARAN BARU
66 BAB 65 : KEKHAWATIRAN NYA
67 BAB 66 : TIKET LIBURAN
68 BAB 67 : BACK TO BANDUNG
69 BAB 68 : SUNSET BERSAMA MU
70 BAB 69 : BALI
71 BAB 70 : GET TO YOU
72 BAB 71 : HUJAN DAN SAKIT
73 BAB 72 : TUNA
74 BAB 73 : PROMNIGHT
75 BAB 74 : SAVIRA
76 BAB 75 : OSPEK
77 BAB 76 : MASALAH PAKAIAN
78 BAB 77 : A LITTLE EDUCATION
79 BAB 78 : TERLALU ABU-ABU
80 BAB 79 : OFFICIAL
81 BAB 80 : PROYEK BESAR
82 BAB 81 : KEMANA?
83 BAB 82 : HARI KELAHIRANNYA
84 BAB 83 : CEWEK GALAK
85 BAB 84 : PERESMIAN
86 BAB 85 : ZAWJATI
87 BAB 86 : BAHAGIA YANG SEDERHANA
88 BAB 87 : FLASHBACK
89 BAB 88 : TETANGGA BARU
90 BAB 89 : PENDEKATAN
91 CASTING (FACE CLAIM)
92 BAB 90 : PERDEBATAN KECIL
93 BAB 91 : RASA HANGAT DAN NYAMAN
94 BAB 92 : RAPAT PENTING KESEPAKATAN
95 BAB 93 : INSTA STORY
96 BAB 94 : KENCAN
97 update
Episodes

Updated 97 Episodes

1
PROLOG ~
2
BAB 1 : BINGUNG
3
BAB 2 : MENUJU KEPUTUSAN
4
BAB 3 : KEPUTUSAN
5
BAB 4 : PANIC ATTACK?
6
BAB 5 : KERIBUTAN
7
BAB 6 : TENTANG MEREKA
8
BAB 7 : PTS
9
BAB 8 : WEDDING DRESS
10
BAB 9 : GEBY
11
BAB 10 : SAH
12
BAB 11 : BERUSAHA MENERIMA
13
BAB 12 : KEHIDUPAN BARU
14
BAB 13 : KEADAAN YANG BERBEDA
15
BAB 14 : MANTAN?
16
BAB 15 : TILTE REMOVED
17
BAB 16 : BELANJA VERSI MORA
18
BAB 17 : PELAJARAN PAGI BAGI FAREZ
19
BAB 18 : BERANGKAT BARENG
20
BAB 19 : BERITA GILA
21
BAB 20 : WHO?
22
BAB 21 : DIA?
23
BAB 22 : PERHATIAN KECIL
24
BAB 23 : SATU KELOMPOK
25
BAB 24 : SOMETHING (?)
26
BAB 25 : TENTANG KEHIDUPAN GISA
27
BAB 26 : MINGGU VIBES
28
BAB 27 : ABOUT EX
29
BAB 28 : GUE SUAMI LO
30
BAB 29 : KARNA KELOMPOK
31
BAB 30 : BUTTERFLY
32
BAB 31 : AA'
33
BAB 32 : LUPA
34
BAB 33 : CEMBURU?
35
BAB 34 : GELISAH
36
BAB 35 : DAMAI
37
BAB 36 : DANGEROUS BOY
38
BAB 37 : TITLE REMOVE
39
BAB 38 : EVENT SEKOLAH
40
BAB 39 : PASAR MALAM
41
BAB 40 : PERJALANAN
42
BAB 41 : BANDUNG
43
BAB 42 : GUS
44
BAB 43 : KELUH KESAH
45
BAB 44 : DANAU
46
BAB 45 : CINCIN
47
BAB 46 : HARUS MULAI TERBIASA
48
BAB 47 : SAKIT DAN BERKUNJUNG
49
BAB 48 : PARFUM
50
BAB 49 : SAKITNYA DATANG BULAN
51
BAB 50 : NENEK LAMPIR
52
BAB 51 : BALAPAN
53
BAB 52 : BENCI TAPI SAYANG
54
BAB 53 : PRETTY
55
BAB 54 : PESTA
56
BAB 55 : MENJADI MASALAH
57
BAB 56 : PENJELASAN YANG TERJADI
58
BAB 57 : RUMIT
59
BAB 58 : TITIK TERANG
60
BAB 59 : DIA DAN LUKANYA
61
BAB 60 : MASALAH PEMBALUT
62
BAB 61 : TENTANG UN
63
BAB 62 : UJIAN NASIONAL D-1
64
BAB 63 : SAYANG KATANYA
65
BAB 64 : LEMBARAN BARU
66
BAB 65 : KEKHAWATIRAN NYA
67
BAB 66 : TIKET LIBURAN
68
BAB 67 : BACK TO BANDUNG
69
BAB 68 : SUNSET BERSAMA MU
70
BAB 69 : BALI
71
BAB 70 : GET TO YOU
72
BAB 71 : HUJAN DAN SAKIT
73
BAB 72 : TUNA
74
BAB 73 : PROMNIGHT
75
BAB 74 : SAVIRA
76
BAB 75 : OSPEK
77
BAB 76 : MASALAH PAKAIAN
78
BAB 77 : A LITTLE EDUCATION
79
BAB 78 : TERLALU ABU-ABU
80
BAB 79 : OFFICIAL
81
BAB 80 : PROYEK BESAR
82
BAB 81 : KEMANA?
83
BAB 82 : HARI KELAHIRANNYA
84
BAB 83 : CEWEK GALAK
85
BAB 84 : PERESMIAN
86
BAB 85 : ZAWJATI
87
BAB 86 : BAHAGIA YANG SEDERHANA
88
BAB 87 : FLASHBACK
89
BAB 88 : TETANGGA BARU
90
BAB 89 : PENDEKATAN
91
CASTING (FACE CLAIM)
92
BAB 90 : PERDEBATAN KECIL
93
BAB 91 : RASA HANGAT DAN NYAMAN
94
BAB 92 : RAPAT PENTING KESEPAKATAN
95
BAB 93 : INSTA STORY
96
BAB 94 : KENCAN
97
update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!