BAB 12 : KEHIDUPAN BARU

...HAPPY READING!!...

Di satu mobil, terdapat satu keluarga didalamnya. Yang hendak kembali menuju rumah mereka. Prama dan Kinara duduk di kursi depan dan kursi belakang diisi oleh Mora dan Farez.

Mora diam di samping Farez, begitu pula sebaliknya. Wajah murung gadis itu menghiasi wajah berbalut cadar miliknya. Entah lah rasa nya berbeda sekali, ia jarang bahkan hampir tidak pernah berpisah jauh dari kedua orang tua nya sejak kecil. Dapat dibilang Mora ini anak yang manja pada kedua orangtuanya.

"Yah, stop di Alfa depan ya, ada yang mau Bunda beli," ucap Kinara pada Prama.

"Siap Bunda," sahut Prama. Pria itu menghentikan mobil nya tepat diparkiran Alfa.

"Ayok Yah!" Ajak Kinara.

"Bunda aja lah yang masuk," tolak Prama. "Udah ayok Yah!" Paksa Kinara. Lalu mata Kinara berkedip-kedip sebelah seraya melirik kearah belakang. Prama yang langsung konek itu pun lantas berucap, "oh iya ayo Bun, Ayah juga ada yang mau dibeli," lepas itu kedua nya keluar dari dalam mobil menyisakan Mora dan Farez saja.

Kinara memang ada yang ingin dibeli, namun ia memiliki akal lain agar Mora dan Farez memiliki waktu berdua. Jadilah Kinara mengajak suami nya untuk ikut dengan nya. Prama pun iya-iya saja.

Suasana keduanya kini sangat canggung, bahkan hanya suara motor yang melintas yang terdengar. Farez sibuk dengan ponselnya, dan Mora mati gabut. Tak tau harus melakukan apa.

Farez menaruh ponsel nya di kursi mobil. "Gue mau ke toilet bentar, lo gak papa kan disini?"

"Iya gak papa kok," jawab Mora. Farez pun keluar dari mobil hendak ke wc.

Tak lama dari itu, ponsel Farez berdering saat ada nya pesan masuk. Layar ponsel Farez otomatis menyala saat menerima pesan masuk, dan tanpa sengaja Mora melihat itu.

Pesan masuk dari teman Farez yang bernamakan Saka. Namun ada satu hal yang mencuri perhatian Mora di dalam nya, yaitu wallpaper Farez.

Wallpaper cowok itu berisi foto seorang gadis cantik yang sepertinya foto itu diambil tanpa sengaja. Foto yang tampak natural sekali.

Dia siapa? Batin Mora bertanya-tanya. Sejauh ini, Mora tak mengetahui tentang saudara yang Farez miliki, apa lagi perempuan. Yang ia tau Farez adalah anak tunggal.

Prama dan Kinara datang kembali masuk kedalam mobil membawa satu kantong belanjaan. "Mora, dimana Farez?" tanya Kinara.

"Kata nya ke toilet Bun, gatau belum balik-balik dari tadi," jawab Mora.

Lalu tak lama Farez datang, dan Prama kembali menjalankan mobilnya menuju rumah mereka.

***

Pukul sebelas siang mereka tiba di rumah besar kediaman Altezza. Mora berdecak kagum melihat megah nya rumah ini, bahkan interior yang begitu indah.

Mora memasuki rumah itu dengan langkah pasti juga disertai dengan bassmalah di langkah nya.

"Nah, Mora sekarang kamu tinggal disini. Ini jadi rumah kamu sekarang, jadi jangan sungkan ya. Kamu kan udah jadi bagian dari keluarga kami," ujar Kinara pada Mora.

"Iya Bunda," sahut Mora senang.

"Farez, bawa istri mu kekamar. Kalian bisa istirahat," kata Prama.

"Yah, Farez mau keluar—"

"Gak ada keluar-keluar! Mau kemana kamu?" sembur Kinara garang.

"Ketemu sama temen Bundaa," kata Farez mencoba mendapat pembelaan.

"Farez, kamu baru saja menikah. Tidak baik bagi pengantin baru untuk keluar rumah, apalagi tidak ada urusan yang mendesak. Kalau kata orang tua dulu, pamali," wejang Bunda.

"Tapi Bun—"

"Nurut Farez!" Tekan Kinara menatap anak nya itu. Farez menghela nafas panjang. "Iyaaa."

***

Masuk kekamar Farez langsung menjatuhkan diri pada kasur kingsize miliknya. Cukup untuk berdua dengan Mora.

"Buka dulu sepatu nya," kata Mora mengingatkan saat melihat cowok itu dengan santai nya merebah diri di ranjang tanpa membuka sepatu terlebih dahulu.

Farez sontak bangun, ia memperhatikan Mora yang tengah mengeluarkan beberapa baju dari dalam koper, lebih banyak gamis, tapi yang Farez lihat memang hanya gamis yang ada didalam sana.

"Baju-baju lo seriusan gamis semua?" tanya Farez heran.

Mora memandang Farez. "Ada yang salah?"

Farez menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya engga si, apa lo gak panas setiap hari pake gituan?"

Mora menggeleng santai. "Kalau udah kebiasa, gak ada rasa panas. Malah nyaman," ujar nya.

"Aku taroh ini dimana?" tanya Mora pada Farez seraya menunjuk pakaiannya.

Farez bangun dari duduknya kemudian menghampiri Mora. Cowok itu menunjuk lemari dengan dagu nya. "Di lemari gue, ada satu tempat yang kosong. Itu lo isi aja," ucap Farez.

Mora mengangguk paham, langsung saja ia merapikan pakaiannya dan mulai menata nya di dalam lemari itu. Space yang lumayan luas membuat pakaian Mora muat didalam sana walau hanya satu pintu saja.

Usai menata pakaian nya, Mora kembali memandang setiap sudut ruang kamar yang kini menjadi kamarnya. Sangat bersih dan wangi, juga sangat rapi. Jika untuk model Farez, kamar rapi sangatlah mengejutkan. Namun ia menyukai sisi ini.

Farez masih setia berdiri didepan Mora, tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mora yang ditatap seperti itu lantas bingung, apa ada yang salah dengan wajahnya?

"K-kenapa?" tanya Mora terbata-bata. Farez diam tanpa mau menjawab. Ia terus memandangi wajah Mora yang masih berbalut dengan cadar.

Mora sedikit mendongak untuk melihat jelas wajah Farez didepannya. Farez mulai memajukan wajahnya, hembusan nafas Farez dapat Mora rasakan dalam jarak sedekat ini.

Farez mendekat, dan semakin mendekat hingga tanpa sadar Mora menutup matanya rapat. Farez berhenti dikala jarak mereka tinggal 1 cm saja, kemudian ia tersenyum smirk. Tangannya tergerak menyentil pelan dahi Mora sehingga membuat sang empu membuka mata nya lebar.

Farez terkekeh geli. "Lo mikir apaan?" tanya Farez dengan tawa menjengkelkan nya.

Mora merasa malu seketika, apa yang terjadi? Dalam hati nya ia terus beristighfar.

"Gak mikir apa-apa!" elak Mora.

"Masa?"

"Iya!" cetus Mora kesal lalu ia pergi meninggalkan Farez.

"Lo marah?" tanya Farez pada Mora. Laki-laki itu menyusul langkah Mora yang hampir mendekati pintu. "Ra!" panggil Farez lagi berharap gadis itu akan menjawab.

Mora yang jalan dengan cepat membuat kakinya tanpa sengaja menginjak bawahan gamis nya sendiri yang membuat tersandung.

Namun Farez dengan cekatan menangkap tangan Mora agar gadis itu tidak terjatuh. Farez menarik tangan Mora pada dirinya, dan tubuh Mora terhantup di dada nya.

"Aws.." ringis Mora pelan seraya mengusap keningnya.

"Lo gak papa?" tanya Farez meneliti wajah Mora. "Gak papa," jawab nya pelan.

"Jalan itu pelan-pelan, buru-buru amat si lo," omel Farez.

"Maaf," ujar Mora.

Tangan Farez terangkat mengusap kening Mora dengan pelan dan berkata. "Kening lo gak papa kan?"

Mora tersentak kaget ketika tangan Farez mengusap keningnya dengan lembut. Mora merasakan getaran hebat di dada nya, ada rasa yang aneh, Mora sendiri tidak tau apa itu. Farez yang menyadari hal itu sontak melepas tangannya, ia jadi salah tingkah sndiri.

Cowok itu berdehem singkat untuk menghilangkan rasa gugup yang seketika melanda dirinya.

"Sorry."

"Eh! I-iya," jawab Mora yang sama-sama tak karuan. Tingkah kedua pasutri itu sungguh menggemaskan, seperti anak yang baru saja mengenal kata cinta.

***

"Sepi banget ni kelas gak ada Farez," celetuk Saka.

"Bener, baru dua hari gak masuk udah berasa sepi aja," sahut Javas.

Kedua pemuda itu tengah duduk diam di dua bangku yang bersebelahan.

"Heh! Melamun aja lo! Kesambet ntar, masih siang udah melamun aja lo. Kayak banyak aja beban hidup lo," ucap Gisa yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Lo nape sik! Ganggu mulu, bisa gak biarin kita ini tenang tanpa denger suara lo itu," decak Javas.

"Yeee, tenang-tenang.. gayaan lo ngomong begitu. Oh gue tau nih, pasti lo pada galau ya karna tu temen lo si Farez udah dua hari ga masuk? Ye kannnn," Gisa menampilkan wajah sumringah nya.

"Diem lo!" cetus Saka.

Gisa mengangguk seakan paham sesuatu. "Sebenernya ada bagus nya sih, karna Farez gak masuk lo berdua jadi insaf begini," kata Gisa sembarangan.

"Lo kira kita nara pidana apa?" ucap Saka sewot.

"Temen nya si."

"Sialan lo!" umpat Saka.

Gisa tak mampu menahan tawa nya lantas menyemburkan tawa nya begitu saja depan mereka. "Sumpah, muka lo berdua muka-muka napi soal nya!" lagi-lagi Gisa me-roasting kedua laki-laki itu.

Seperkian detik kemudian, Gisa meredakan tawa nya. Kali ini ia memasang wajah serius. "Emang Farez kemana sih, izin sampe dua hari?" tanya Gisa yang ternyata kepo.

"Nikah," cetus Javas tanpa sadar.

"Ha?"

Saka menyiku Javas sembari menatap tajam cowok itu membuat Javas tersadar dengan apa yang telah ia ucapkan barusan.

"Siapa yang nikah?" beo Gisa.

"Eh, a-anu Sa, itu siapa sih Sak?" Javas menatap Saka meminta bantuan.

"Anu apa? Yang jelas dong!" desak Gisa tak sabaran.

"I-itu Sa.. ee sodara nya! Nah iya sodara nya! Sodara jauh kata nya, iya kan Jav?" Saka mengedipkan sebelah matanya sebagai kode untuk Javas.

"I-iya Sa! Haha iya, bener sodara nya. Maklum lah, nama nya sodara jauh, masih kangen-kangenan kalii maka nya lama ya kan," sahut Javas memberi senyum palsu di wajahnya.

Gisa memicingkan mata nya, menatap Javas dan Saka dengan tatapan mengintimidasi, sementara Saka dan Javas sudah panas dingin ditempat. Mereka takut gadis itu akan curiga.

"Oh, nikahan sodara," respon Gisa.

Javas dan Saka bernafas lega mendengar nya. Untung saja Gisa tak curiga.

***

Usai melaksanakan sholat magrib, Mora ingin melanjutkan muraja'ah nya. Namun niat nya ia urungkan sebab ponsel nya berdering.

Buru-buru Mora mengangkat ponselnya, ternyata itu panggilan dari Della.

"Assalamualaikum teh," sapa Della dari seberang sana.

"Waalaikumsalam, kenapa Del?"

"Emang harus ada apa-apa ya baru boleh nelfon?"

"Ya gak juga, maksud teteh kamu ada yang mau diomongin atau apa gitu?"

"Gak ada, Della cuma mau mastiin keadaan teteh aja."

"Teteh baik Del, gimana keadaan disana?"

"Kayak biasanya teh, Abi masih belum pulang dari masjid, Umi dikamar," kata Della. Gadis itu terlihat mengenakan mukena sama seperti Mora, seperti nya Della juga baru selesai melaksanakan sholat Maghrib.

"Kamu ngapain?"

"Habis sholat, Della bingung mau ngapain. Biasanya kan jam-jam segini Della main ke kamar teteh. Sekarang gak bisa lagi, kamar nya udah gak ada penghuni nya," kata Della galau yang jauh dengan kakak satu-satunya itu.

Mora terkekeh kecil mendengar tuturan adik nya itu. "Itu karna terbiasa, nanti juga kamu bakal terbiasa gak ada teteh," kata Mora.

Terdengar suara pintu terbuka membuat Mora menolehkan kepalanya kearah pintu kamar. Ternyata Farez yang baru saja masuk.

"Teh, itu kak Farez?" tanya Della dari dalam ponsel.

Mora kembali memfokuskan perhatian nya pada Della. "Iya Del."

"HALO KAK FAREZ!" pekik Della.

Secara otomatis Farez mendengar suara itu. Farez mendekati Mora yang tengah duduk lesehan diatas sajadah, Farez berdiri di belakang Mora membuat Farez terlihat jelas di kamera.

"Della! Kalau Umi denger gimana heh!" tegur Mora.

"Hehe, maaf teh. Kak Farez apa kabarr??"

"Baik. Kan kemarin juga baru ketemu," sahut Farez.

"Basa basi doang itu kakkk!"

"Kak Farez, deketan deh aku mau ngomong," ujar Della yang terdengar serius. Bahkan Mora pun penasaran dibuatnya.

Lantas Farez membungkukkan tubuhnya, membuat kepalanya bersampingan dengan kepala Mora. Aroma mint khas tubuh Farez menguar di penciuman nya, bahkan aroma rambut yang segar sangat jelas tercium dengan jarak sedekat itu.

"Ngomong apa?"

Tut.

Sambungan telepon itu langsung Della matikan sepihak. Ternyata gadis itu sengaja membuat kedua kakak nya itu berdekatan seperti itu.

"Eh!" Mora terkejut ketika sambungan itu putus tiba-tiba. "Kok mati sih!" gerutu Mora.

Farez kembali menjauhkan tubuhnya dari Mora. "Habis kali kuota lo!"

"Masa sih?" monolog Mora bertanya.

"Habis ini turun, ditunggu dibawah," kata Farez.

"Ada apa?"

"Bunda sama Ayah mau ngomong."

***

LUNASS YAA, LNJUT LUSAA TPI GA JANJI 😇🤏🏻

Terpopuler

Comments

Marza Tillah

Marza Tillah

semangat kak

2022-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG ~
2 BAB 1 : BINGUNG
3 BAB 2 : MENUJU KEPUTUSAN
4 BAB 3 : KEPUTUSAN
5 BAB 4 : PANIC ATTACK?
6 BAB 5 : KERIBUTAN
7 BAB 6 : TENTANG MEREKA
8 BAB 7 : PTS
9 BAB 8 : WEDDING DRESS
10 BAB 9 : GEBY
11 BAB 10 : SAH
12 BAB 11 : BERUSAHA MENERIMA
13 BAB 12 : KEHIDUPAN BARU
14 BAB 13 : KEADAAN YANG BERBEDA
15 BAB 14 : MANTAN?
16 BAB 15 : TILTE REMOVED
17 BAB 16 : BELANJA VERSI MORA
18 BAB 17 : PELAJARAN PAGI BAGI FAREZ
19 BAB 18 : BERANGKAT BARENG
20 BAB 19 : BERITA GILA
21 BAB 20 : WHO?
22 BAB 21 : DIA?
23 BAB 22 : PERHATIAN KECIL
24 BAB 23 : SATU KELOMPOK
25 BAB 24 : SOMETHING (?)
26 BAB 25 : TENTANG KEHIDUPAN GISA
27 BAB 26 : MINGGU VIBES
28 BAB 27 : ABOUT EX
29 BAB 28 : GUE SUAMI LO
30 BAB 29 : KARNA KELOMPOK
31 BAB 30 : BUTTERFLY
32 BAB 31 : AA'
33 BAB 32 : LUPA
34 BAB 33 : CEMBURU?
35 BAB 34 : GELISAH
36 BAB 35 : DAMAI
37 BAB 36 : DANGEROUS BOY
38 BAB 37 : TITLE REMOVE
39 BAB 38 : EVENT SEKOLAH
40 BAB 39 : PASAR MALAM
41 BAB 40 : PERJALANAN
42 BAB 41 : BANDUNG
43 BAB 42 : GUS
44 BAB 43 : KELUH KESAH
45 BAB 44 : DANAU
46 BAB 45 : CINCIN
47 BAB 46 : HARUS MULAI TERBIASA
48 BAB 47 : SAKIT DAN BERKUNJUNG
49 BAB 48 : PARFUM
50 BAB 49 : SAKITNYA DATANG BULAN
51 BAB 50 : NENEK LAMPIR
52 BAB 51 : BALAPAN
53 BAB 52 : BENCI TAPI SAYANG
54 BAB 53 : PRETTY
55 BAB 54 : PESTA
56 BAB 55 : MENJADI MASALAH
57 BAB 56 : PENJELASAN YANG TERJADI
58 BAB 57 : RUMIT
59 BAB 58 : TITIK TERANG
60 BAB 59 : DIA DAN LUKANYA
61 BAB 60 : MASALAH PEMBALUT
62 BAB 61 : TENTANG UN
63 BAB 62 : UJIAN NASIONAL D-1
64 BAB 63 : SAYANG KATANYA
65 BAB 64 : LEMBARAN BARU
66 BAB 65 : KEKHAWATIRAN NYA
67 BAB 66 : TIKET LIBURAN
68 BAB 67 : BACK TO BANDUNG
69 BAB 68 : SUNSET BERSAMA MU
70 BAB 69 : BALI
71 BAB 70 : GET TO YOU
72 BAB 71 : HUJAN DAN SAKIT
73 BAB 72 : TUNA
74 BAB 73 : PROMNIGHT
75 BAB 74 : SAVIRA
76 BAB 75 : OSPEK
77 BAB 76 : MASALAH PAKAIAN
78 BAB 77 : A LITTLE EDUCATION
79 BAB 78 : TERLALU ABU-ABU
80 BAB 79 : OFFICIAL
81 BAB 80 : PROYEK BESAR
82 BAB 81 : KEMANA?
83 BAB 82 : HARI KELAHIRANNYA
84 BAB 83 : CEWEK GALAK
85 BAB 84 : PERESMIAN
86 BAB 85 : ZAWJATI
87 BAB 86 : BAHAGIA YANG SEDERHANA
88 BAB 87 : FLASHBACK
89 BAB 88 : TETANGGA BARU
90 BAB 89 : PENDEKATAN
91 CASTING (FACE CLAIM)
92 BAB 90 : PERDEBATAN KECIL
93 BAB 91 : RASA HANGAT DAN NYAMAN
94 BAB 92 : RAPAT PENTING KESEPAKATAN
95 BAB 93 : INSTA STORY
96 BAB 94 : KENCAN
97 update
Episodes

Updated 97 Episodes

1
PROLOG ~
2
BAB 1 : BINGUNG
3
BAB 2 : MENUJU KEPUTUSAN
4
BAB 3 : KEPUTUSAN
5
BAB 4 : PANIC ATTACK?
6
BAB 5 : KERIBUTAN
7
BAB 6 : TENTANG MEREKA
8
BAB 7 : PTS
9
BAB 8 : WEDDING DRESS
10
BAB 9 : GEBY
11
BAB 10 : SAH
12
BAB 11 : BERUSAHA MENERIMA
13
BAB 12 : KEHIDUPAN BARU
14
BAB 13 : KEADAAN YANG BERBEDA
15
BAB 14 : MANTAN?
16
BAB 15 : TILTE REMOVED
17
BAB 16 : BELANJA VERSI MORA
18
BAB 17 : PELAJARAN PAGI BAGI FAREZ
19
BAB 18 : BERANGKAT BARENG
20
BAB 19 : BERITA GILA
21
BAB 20 : WHO?
22
BAB 21 : DIA?
23
BAB 22 : PERHATIAN KECIL
24
BAB 23 : SATU KELOMPOK
25
BAB 24 : SOMETHING (?)
26
BAB 25 : TENTANG KEHIDUPAN GISA
27
BAB 26 : MINGGU VIBES
28
BAB 27 : ABOUT EX
29
BAB 28 : GUE SUAMI LO
30
BAB 29 : KARNA KELOMPOK
31
BAB 30 : BUTTERFLY
32
BAB 31 : AA'
33
BAB 32 : LUPA
34
BAB 33 : CEMBURU?
35
BAB 34 : GELISAH
36
BAB 35 : DAMAI
37
BAB 36 : DANGEROUS BOY
38
BAB 37 : TITLE REMOVE
39
BAB 38 : EVENT SEKOLAH
40
BAB 39 : PASAR MALAM
41
BAB 40 : PERJALANAN
42
BAB 41 : BANDUNG
43
BAB 42 : GUS
44
BAB 43 : KELUH KESAH
45
BAB 44 : DANAU
46
BAB 45 : CINCIN
47
BAB 46 : HARUS MULAI TERBIASA
48
BAB 47 : SAKIT DAN BERKUNJUNG
49
BAB 48 : PARFUM
50
BAB 49 : SAKITNYA DATANG BULAN
51
BAB 50 : NENEK LAMPIR
52
BAB 51 : BALAPAN
53
BAB 52 : BENCI TAPI SAYANG
54
BAB 53 : PRETTY
55
BAB 54 : PESTA
56
BAB 55 : MENJADI MASALAH
57
BAB 56 : PENJELASAN YANG TERJADI
58
BAB 57 : RUMIT
59
BAB 58 : TITIK TERANG
60
BAB 59 : DIA DAN LUKANYA
61
BAB 60 : MASALAH PEMBALUT
62
BAB 61 : TENTANG UN
63
BAB 62 : UJIAN NASIONAL D-1
64
BAB 63 : SAYANG KATANYA
65
BAB 64 : LEMBARAN BARU
66
BAB 65 : KEKHAWATIRAN NYA
67
BAB 66 : TIKET LIBURAN
68
BAB 67 : BACK TO BANDUNG
69
BAB 68 : SUNSET BERSAMA MU
70
BAB 69 : BALI
71
BAB 70 : GET TO YOU
72
BAB 71 : HUJAN DAN SAKIT
73
BAB 72 : TUNA
74
BAB 73 : PROMNIGHT
75
BAB 74 : SAVIRA
76
BAB 75 : OSPEK
77
BAB 76 : MASALAH PAKAIAN
78
BAB 77 : A LITTLE EDUCATION
79
BAB 78 : TERLALU ABU-ABU
80
BAB 79 : OFFICIAL
81
BAB 80 : PROYEK BESAR
82
BAB 81 : KEMANA?
83
BAB 82 : HARI KELAHIRANNYA
84
BAB 83 : CEWEK GALAK
85
BAB 84 : PERESMIAN
86
BAB 85 : ZAWJATI
87
BAB 86 : BAHAGIA YANG SEDERHANA
88
BAB 87 : FLASHBACK
89
BAB 88 : TETANGGA BARU
90
BAB 89 : PENDEKATAN
91
CASTING (FACE CLAIM)
92
BAB 90 : PERDEBATAN KECIL
93
BAB 91 : RASA HANGAT DAN NYAMAN
94
BAB 92 : RAPAT PENTING KESEPAKATAN
95
BAB 93 : INSTA STORY
96
BAB 94 : KENCAN
97
update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!