BAB 7 : PTS

...HAPPY READING!!...

Satu minggu berlalu begitu cepat, sangat singkat rasanya. Sekarang sudah waktunya menghadapi penilaian tengah semester, yang banyak didambakan oleh murid ambis dan di benci oleh murid seperti Javas dan Saka.

Sedari tadi mereka terus saja mengerutu pasal soal-soal yang sangat memusingkan kepala. Apalagi jam pertama diisi oleh matpel matematika yang sangat menguras otak dan emosi. Kenapa tidak? Soal yang pendek namun jawaban yang beranak membuat mereka ingin menghilang dari bumi saja.

Tak ada yang membuka suara dikelas, hanya suara jam dinding yang menghiasi suasana. Terlebih pengawas kelas mereka adalah Bu Rini, guru BK di sekolahnya. Jangankan bicara, menoleh saja tidak.

"Kelar gue kalau begini lama-lama. Ni angka-angka ga ada habis nya anying!" cetus Saka kesal.

"Yang bikin mtk siapa sih! Dikira otak gue kayak Jerome Polin kali ya," gerutu Javas.

Farez sedari tadi terlihat tenang, entah sudah selesai atau tengah mengerjakan, tak ada yang tau.

Suara dering ponsel yang berasal dari ponsel Bu Rini mengalihkan antensi mereka semua.

"Anak-anak, ibu tinggal sebentar. Tolong jangan ribut dan tidak ada yang mencontek!" ucap Bu Rini menegaskan.

"Iya Bu!" jawab mereka serempak. Lalu setelah itu Bu Rini keluar dari kelas. Seisi kelas bernafas lega, suasana jadi tak terkendali, yang tadi tenang adem ayem sekarang sudah mirip pasar pagi yang rusuh nya minta ampun.

Ada yang sudah selesai, ada yang membuka buku, ada yang berjalan mencari jawaban, Javas dan Saka contoh nya. Mereka berdua jika sudah hal seperti ini sangat kompak.

"Dho! Dho! Bagi jawaban dong! Gue belom nih!" seru Javas memalak jawaban.

"Nih ambil!" kata Ridho yang memberi jawaban nya dengan mudah.

"Ini jawabannya bener gak?" tanya Javas dengan tatapan memicing. "Ya kalau salah jangan salahin gue lah! Ini juga hasil itung kancing baju," kata Ridho dengan polosnya.

"Sip! Gakpapa, bener apa nggak nya urusan belakangan, yang penting keisi dulu," kata Javas dengan kurang ajar nya. Bahkan dalam mencontek ia tidak pilih-pilih, aneh bukan?

"Rez! Lo udah kelar belom?" Saka menghampiri meja Farez.

"Kenapa lo? Minta jawaban?" tanya Farez yang sudah mengerti akalan Farez.

"Hehe, lo yang paling ngerti emang Rez!" ucap Saka cengengesan.

"Ambil," Farez memberi jawaban nya pada Saka. Jangan salah, Farez ini termasuk orang yang pelit jawaban sebenarnya, namun jika memberi jawaban pun ia pilih-pilih orang. Terutama kedua temannya itu.

"Guys guys! Nomor 30 apaan, plis gue butuhhh!" seru Gisa meneriaki satu kelas.

"Buset Sa! Tu mulut apa toa? Gede bener," cetus Ridho.

"Heh, sembarangan lo! Tu mulut lemes banget heran gue!"

"Seterah gue lah, mulut juga mulut gue," kata Ridho dengan santainya.

Gisa memandang Ridho dengan tatapan julid nya. Namun seketika air muka nya berubah. Ia tersenyum manis kepada Ridho, tentu ada maksud lain.

"Ridhoo, bagi jawaban dong," pinta Gisa dengan manis nya.

"Sa..Sa, ada mau nya aja lo manis ke gue. Coba engga, marah-marah mulu lo ke gue," kata Ridho.

"Ga kok Dho, gue kan orang nya emang manis baik cantik lagi," puji Gisa pada diri sendiri.

"Huek! Najis!"

"Geli gue Sa denger nya."

Saka dan Javas membuat raut seolah-olah jijik dengan ucapan Gisa barusan.

"Ih lo berdua! Gak bisa apa bikin gue seneng gitu? Puji kek, apa kek! Emang gak peka ya lo berdua jadi cowok!" omel Gisa.

"Kalo kita peka gak bisa denger dong?" ucap Javas dengan raut polosnya.

"Serah lo! Gak perduli gue!" Sembur Gisa ujungnya.

"Lah? Kok ngamok?" gumam Javas heran.

"Dho cepet ah bagi jawaban!" pinta Gisa lagi.

"Nih ambill, tapi es teh ya?"

"Amann!"

***

"Alhamdulillah udah selesai," ucap Mora yang baru saja menyelesaikan soal-soal pts nya. Bertepatan dengan itu bell istirahat berbunyi menandakan waktu mereka telah habis.

Langsung saja seisi kelas mengumpulkan kertas jawaban mereka ke meja guru. Lalu setelah itu mereka keluar kelas untuk pergi kekantin. Namun ada pula yang memilih untuk pulang ke asrama untuk makan siang.

Mora sendiri memilih duduk di kursi panjang tepat dibawah pohon rindang. Angin berhembus menusuk pori-pori kulit nya, membuat Mora memejamkan mata menikmati sensasi sejuk pada kulit nya.

Tak lama ia duduk, ada seseorang yang menghampiri nya. "Assalamualaikum Mora," ucap orang itu.

Mora membuka matanya, gadis itu sontak berdiri dari duduknya. "Waalaikumsalam," jawab Mora seraya menundukkan kepalanya.

"Afwan Ning Mora, boleh saya gabung duduk di sini?" pinta orang itu.

"Maaf, tapi—"

"Ning bisa jaga jarak dengan saya," kata orang itu lagi.

Mora kembali berfikir. Ia ingin menolak namun tak enak, ia memandang sekeliling yang begitu ramai. Ia pun mengiyakan permintaan orang tadi.

"Boleh, silahkan."

"Terimakasih Ning." kata pria itu dengan sopan. Iqbal.

Keduanya duduk di satu bangku dengan jarak ditengah mereka.

"Boleh saya tanya?" Kata Iqbal mengawali.

"Silahkan."

"Saya gak sengaja liat, satu minggu lalu ada tamu yang datang kerumah mu. Siapa pria yang ada disana?" tanya Iqbal tanpa basa basi.

"Itu.." Mora menggantung kalimat nya bingung. Apa ia harus berbohong?

"Itu apa?"

"Dia.. Calon suami saya," ucap Mora pada akhirnya.

"Ning.. mau menikah?" tanya Iqbal tak percaya.

Mora mengangguk. "Saya dijodohkan Iqbal."

Iqbal mengangguk pelan. "Begitu ya," ucap Iqbal dengan nada lesu.

"Memang nya kenapa Iqbal?" tanya Mora tang sedikit penasaran tentang Iqbal yang tiba-tiba menanyai orang itu.

"Tidak, saya cuma penasaran," kata Iqbal.

"Kalau begitu saya permisi dulu Ning, assalamualaikum," pamit Iqbal.

"Waalaikumsalam." Mora memandang punggung Iqbal yang mulai menjauh dengan tatapan dalam.

***

"Minggir-minggir! Kasih jalan dong, orang ganteng mau lewat!" seru Javas mencoba masuk dalam kantin yang padat.

"Dih pede banget lo!" sembur Gisa yang tiba-tiba datang dari arah belakang. Saka terlonjak kaget melihat ada nya Gisa secara tiba-tiba.

"Buset! Lo kok kayak tuyul si Sa, muncul tiba-tiba." kata Saka.

"Sembarangan mulut lo! Lo sama Ridho sama aja ye! Suka banget roasting gue!"

"Lo emang cocok di roasting Sa," celetuk Farez.

Tawa Saka dan Javas seketika meledak begitu saja mendengar celetukan Farez. Karna tertawa begitu kuat, air mata Javas hingga keluar di ujung matanya.

"Ketawa aja tros ampe mampus. Emang gak lo gak temen lo sama aja gak ada bedanya!" cetus Gisa kesal lalu pergi dari sana. Niat nya yang ingin makan di kantin hilang begitu saja karna tiga orang itu.

"Eh mau kemana lo Sa!" teriak Saka.

"Cari jodoh!" jawab Gisa asal dari kejauhan.

"Aneh tu cewek," gumam Javas.

"Dah ah ayok makan. Laper nih gue habis mikirin mtk!"

"Dih lo sok mikir! Padahal dari satu sampe tiga puluh lo nyontek semua gue rasa," sahut Javas tak berperasaan.

Saka yang mendengar itu lantas menaikkan jari tengah nya sebagai tanda permusuhan antar keduanya. "Sialan lo Jav!"

***

Disaat tengah makan, dering ponsel Farez mengalihkan antensi ketiganya. Farez mengambil ponselnya di saku celana abu nya, terlihat nama 'Bunda' di layar.

Langsung saja Farez memangkat panggilan telfon itu. "Halo bunda?"

"Halo Farez, Bunda ganggu kamu gak?"

"Engga kok Bun, ada apa?"

"Gini, lusa sepulang sekolah Mora akan datang ke rumah bersama orang tuanya. Bunda mengundang mereka karena Bunda mau kamu dan Mora buat cobain baju wedding nanti."

"Harus bun?"

"Wajib! Ini penting Farez."

Terdengar helaan nafas panjang dari Farez. "Iyaa Bunda." Jawab Farez terdengar pasrah.

"Bagus. Yasudah, bunda tutup."

Kinara memutuskan sambungan telfon, setelah itu Farez menaruh dengan kasar ponselnya diatas meja.

"Wes, santai Rez. Kenapa lo?" Kata Javas yang heran dengan tingkah Farez.

"Nyokap gue, nyuruh gue finishing baju. Males gue," kata Farez.

"Lo turutin aja lagi, gak ada rugi nya kan?" kata Saka.

"Masalahnya gue bakal ketemu lagi sama tu cewek."

"Lah? Lo gimana sih Rez! Lo juga nanti bakal ketemu terus, setiap hari malah. Pagi siang sore malam, anggap aja lagi simulasi sebelum sah beneran Rez," ucap Javas panjang lebar.

"Bener tuh. Lagian lo aneh juga, emang kalau ketemu sama tu cewek kenapa sih?" sahut Saka bertanya.

Hati gue gak tenang masalahnya. Batin Farez berkata.

"Gak. Gue cabut." Farez pergi meninggalkan kantin begitu saja. Begitu pula kedua temannya yang ditinggal kan begitu saja.

"Lah, main cabut aja tu orang," cetus Javas.

"Ini nih, ujung-ujungnya yang bayar siapa? Kita," kata Saka sengsara.

"Bayar? Apa itu bayar?" beo Javas.

Keduanya memasang wajah penuh arti. Lalu keduanya berdiri dari duduknya. "BU INI HUTANG DULU YA, NANTI BAYAR KALO UDAH MAU LULUS!"

***

maaf kalo ada typo

Terpopuler

Comments

darkside

darkside

plis

2023-04-23

1

darkside

darkside

ril yang pentiny keisi😭👍🏻🙏🏻

2023-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG ~
2 BAB 1 : BINGUNG
3 BAB 2 : MENUJU KEPUTUSAN
4 BAB 3 : KEPUTUSAN
5 BAB 4 : PANIC ATTACK?
6 BAB 5 : KERIBUTAN
7 BAB 6 : TENTANG MEREKA
8 BAB 7 : PTS
9 BAB 8 : WEDDING DRESS
10 BAB 9 : GEBY
11 BAB 10 : SAH
12 BAB 11 : BERUSAHA MENERIMA
13 BAB 12 : KEHIDUPAN BARU
14 BAB 13 : KEADAAN YANG BERBEDA
15 BAB 14 : MANTAN?
16 BAB 15 : TILTE REMOVED
17 BAB 16 : BELANJA VERSI MORA
18 BAB 17 : PELAJARAN PAGI BAGI FAREZ
19 BAB 18 : BERANGKAT BARENG
20 BAB 19 : BERITA GILA
21 BAB 20 : WHO?
22 BAB 21 : DIA?
23 BAB 22 : PERHATIAN KECIL
24 BAB 23 : SATU KELOMPOK
25 BAB 24 : SOMETHING (?)
26 BAB 25 : TENTANG KEHIDUPAN GISA
27 BAB 26 : MINGGU VIBES
28 BAB 27 : ABOUT EX
29 BAB 28 : GUE SUAMI LO
30 BAB 29 : KARNA KELOMPOK
31 BAB 30 : BUTTERFLY
32 BAB 31 : AA'
33 BAB 32 : LUPA
34 BAB 33 : CEMBURU?
35 BAB 34 : GELISAH
36 BAB 35 : DAMAI
37 BAB 36 : DANGEROUS BOY
38 BAB 37 : TITLE REMOVE
39 BAB 38 : EVENT SEKOLAH
40 BAB 39 : PASAR MALAM
41 BAB 40 : PERJALANAN
42 BAB 41 : BANDUNG
43 BAB 42 : GUS
44 BAB 43 : KELUH KESAH
45 BAB 44 : DANAU
46 BAB 45 : CINCIN
47 BAB 46 : HARUS MULAI TERBIASA
48 BAB 47 : SAKIT DAN BERKUNJUNG
49 BAB 48 : PARFUM
50 BAB 49 : SAKITNYA DATANG BULAN
51 BAB 50 : NENEK LAMPIR
52 BAB 51 : BALAPAN
53 BAB 52 : BENCI TAPI SAYANG
54 BAB 53 : PRETTY
55 BAB 54 : PESTA
56 BAB 55 : MENJADI MASALAH
57 BAB 56 : PENJELASAN YANG TERJADI
58 BAB 57 : RUMIT
59 BAB 58 : TITIK TERANG
60 BAB 59 : DIA DAN LUKANYA
61 BAB 60 : MASALAH PEMBALUT
62 BAB 61 : TENTANG UN
63 BAB 62 : UJIAN NASIONAL D-1
64 BAB 63 : SAYANG KATANYA
65 BAB 64 : LEMBARAN BARU
66 BAB 65 : KEKHAWATIRAN NYA
67 BAB 66 : TIKET LIBURAN
68 BAB 67 : BACK TO BANDUNG
69 BAB 68 : SUNSET BERSAMA MU
70 BAB 69 : BALI
71 BAB 70 : GET TO YOU
72 BAB 71 : HUJAN DAN SAKIT
73 BAB 72 : TUNA
74 BAB 73 : PROMNIGHT
75 BAB 74 : SAVIRA
76 BAB 75 : OSPEK
77 BAB 76 : MASALAH PAKAIAN
78 BAB 77 : A LITTLE EDUCATION
79 BAB 78 : TERLALU ABU-ABU
80 BAB 79 : OFFICIAL
81 BAB 80 : PROYEK BESAR
82 BAB 81 : KEMANA?
83 BAB 82 : HARI KELAHIRANNYA
84 BAB 83 : CEWEK GALAK
85 BAB 84 : PERESMIAN
86 BAB 85 : ZAWJATI
87 BAB 86 : BAHAGIA YANG SEDERHANA
88 BAB 87 : FLASHBACK
89 BAB 88 : TETANGGA BARU
90 BAB 89 : PENDEKATAN
91 CASTING (FACE CLAIM)
92 BAB 90 : PERDEBATAN KECIL
93 BAB 91 : RASA HANGAT DAN NYAMAN
94 BAB 92 : RAPAT PENTING KESEPAKATAN
95 BAB 93 : INSTA STORY
96 BAB 94 : KENCAN
97 update
Episodes

Updated 97 Episodes

1
PROLOG ~
2
BAB 1 : BINGUNG
3
BAB 2 : MENUJU KEPUTUSAN
4
BAB 3 : KEPUTUSAN
5
BAB 4 : PANIC ATTACK?
6
BAB 5 : KERIBUTAN
7
BAB 6 : TENTANG MEREKA
8
BAB 7 : PTS
9
BAB 8 : WEDDING DRESS
10
BAB 9 : GEBY
11
BAB 10 : SAH
12
BAB 11 : BERUSAHA MENERIMA
13
BAB 12 : KEHIDUPAN BARU
14
BAB 13 : KEADAAN YANG BERBEDA
15
BAB 14 : MANTAN?
16
BAB 15 : TILTE REMOVED
17
BAB 16 : BELANJA VERSI MORA
18
BAB 17 : PELAJARAN PAGI BAGI FAREZ
19
BAB 18 : BERANGKAT BARENG
20
BAB 19 : BERITA GILA
21
BAB 20 : WHO?
22
BAB 21 : DIA?
23
BAB 22 : PERHATIAN KECIL
24
BAB 23 : SATU KELOMPOK
25
BAB 24 : SOMETHING (?)
26
BAB 25 : TENTANG KEHIDUPAN GISA
27
BAB 26 : MINGGU VIBES
28
BAB 27 : ABOUT EX
29
BAB 28 : GUE SUAMI LO
30
BAB 29 : KARNA KELOMPOK
31
BAB 30 : BUTTERFLY
32
BAB 31 : AA'
33
BAB 32 : LUPA
34
BAB 33 : CEMBURU?
35
BAB 34 : GELISAH
36
BAB 35 : DAMAI
37
BAB 36 : DANGEROUS BOY
38
BAB 37 : TITLE REMOVE
39
BAB 38 : EVENT SEKOLAH
40
BAB 39 : PASAR MALAM
41
BAB 40 : PERJALANAN
42
BAB 41 : BANDUNG
43
BAB 42 : GUS
44
BAB 43 : KELUH KESAH
45
BAB 44 : DANAU
46
BAB 45 : CINCIN
47
BAB 46 : HARUS MULAI TERBIASA
48
BAB 47 : SAKIT DAN BERKUNJUNG
49
BAB 48 : PARFUM
50
BAB 49 : SAKITNYA DATANG BULAN
51
BAB 50 : NENEK LAMPIR
52
BAB 51 : BALAPAN
53
BAB 52 : BENCI TAPI SAYANG
54
BAB 53 : PRETTY
55
BAB 54 : PESTA
56
BAB 55 : MENJADI MASALAH
57
BAB 56 : PENJELASAN YANG TERJADI
58
BAB 57 : RUMIT
59
BAB 58 : TITIK TERANG
60
BAB 59 : DIA DAN LUKANYA
61
BAB 60 : MASALAH PEMBALUT
62
BAB 61 : TENTANG UN
63
BAB 62 : UJIAN NASIONAL D-1
64
BAB 63 : SAYANG KATANYA
65
BAB 64 : LEMBARAN BARU
66
BAB 65 : KEKHAWATIRAN NYA
67
BAB 66 : TIKET LIBURAN
68
BAB 67 : BACK TO BANDUNG
69
BAB 68 : SUNSET BERSAMA MU
70
BAB 69 : BALI
71
BAB 70 : GET TO YOU
72
BAB 71 : HUJAN DAN SAKIT
73
BAB 72 : TUNA
74
BAB 73 : PROMNIGHT
75
BAB 74 : SAVIRA
76
BAB 75 : OSPEK
77
BAB 76 : MASALAH PAKAIAN
78
BAB 77 : A LITTLE EDUCATION
79
BAB 78 : TERLALU ABU-ABU
80
BAB 79 : OFFICIAL
81
BAB 80 : PROYEK BESAR
82
BAB 81 : KEMANA?
83
BAB 82 : HARI KELAHIRANNYA
84
BAB 83 : CEWEK GALAK
85
BAB 84 : PERESMIAN
86
BAB 85 : ZAWJATI
87
BAB 86 : BAHAGIA YANG SEDERHANA
88
BAB 87 : FLASHBACK
89
BAB 88 : TETANGGA BARU
90
BAB 89 : PENDEKATAN
91
CASTING (FACE CLAIM)
92
BAB 90 : PERDEBATAN KECIL
93
BAB 91 : RASA HANGAT DAN NYAMAN
94
BAB 92 : RAPAT PENTING KESEPAKATAN
95
BAB 93 : INSTA STORY
96
BAB 94 : KENCAN
97
update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!