BAB 1 : BINGUNG

...HAPPY READING!!...

Mora kembali ke kelas nya, ia terus merenungkan ucapan Abi nya. Mora sungguh pusing dibuatnya, bahkan untuk fokus mendengar penjelasan guru saja sulit rasanya. Kepala nya serasa ingin pecah saat itu juga, hanya beberapa kalimat namun efek nya sangat kuat bagi Mora.

"Mora! Kamu kenapa bengong terus!" Tegur Zizah teman sebangku Mora. Gadis itu tersentak kaget lantaran teguran Zizah.

"Engga kok Zi, aku lagi bingung aja nih," kata Mora.

"Bingung kenapa kamu teh?"

"Nanti aku cerita deh, tapi gak sekarang Zi," ujar Mora pada Zizah.

Zizah mengangguk paham, ia tidak ingin memaksa. "Yaudah gak papa, sekarang kamu fokus dulu," kata Zizah.

"Iya Zi."

***

Bel masuk terlah berbunyi, yang menandakan jam istirahat telah berakhir. Siswa/i SMA Bagaskara berhambur masuk kedalam kelas masing-masing. Namun berbeda dengan tiga laki-laki ini, mereka malah asik nongkrong di rooptof sekolah.

Javas dan Saka memainkan ponselnya, dan Farez yang menutup matanya menikmati semilir angin yang menerpa. "Rez! Gila sih, gue liat-liat mantan lo makin cakep aja! Apa gak nyesel lo mutusin dia?" Seru Saka antusias.

Farez membuka matanya lalu bangkit dari posisi tidurnya. "Siapa?" Tanya nya pada Saka.

"Ya Hana lah! Siapa lagi, emang mantan lo ada berapa?" Sahut Javas ngegas.

"Lo suka? Ambil," kata Farez pada Saka dengan enteng nya.

"Anjir lah! Lo ngasi cewek kayak ngasi permen aja," kata Saka tak menyangka.

"Gak kenal," cetus Farez.

"Jangan gitu juga lo Rez. Gitu-gitu pernah jadi yang berharga di hidup lo!" Sembur Javas.

"Omong-omong, ini kita gak ke kelas?" ucap Saka menatap Farez dan Javas secara bergantian. Javas menaruh ponselnya kedalam saku celana abu-abu nya. "Gue males Sak, sekarang kan jam nya mtk, otak gue mampet kalo sama tu pelajaran," ungkap Javas.

"Ya sama gue juga. Kadang gue tuh mikir, siapa sih yang ciptain mtk di dunia? Bikin ribet!" cerocos Saka turut kesal.

"Halaman belakang," instruksi Farez yang langsung di ikuti oleh kedua temannya.

***

Javas, Saka dan Farez tentunya sudah berada di halaman belakang. Berbatasan dengan pagar tembok yang langsung berhubung ke parkiran belakang sekolah, tempat dimana mereka menaruh motor mereka.

Untuk apa mereka disana? Jelas memanjat tembok, tidak ada hal lain selain bolos, memang tidak ada kapok-kapok nya, walau pernah di hukum tetapi tidak pernah jera.

"Kalian ngapain?"

"Bangs*t!" Umpat Saka terkejut. Cowok itu mengelus dada nya masih terkejut. "Sial, bikin kaget aja lo!" Kesal Saka. Ia pikir itu adalah Bu Rini, guru BK di sekolahnya.

"Ya maaf, kalian ngapain disini?" Tanya Hana mengulangi.

"Ya lo sendiri ngapain?" tanya balik Javas.

"Kebetulan tadi gue lewat, trus liat lo pada disini. Kalian.. Mau bolos?" tanya Hana pelan.

"Kalo iya kenapa? Lo mau ngadu? Sana!" sahut Farez sarkastik.

"Gak gitu Rez, aku—"

"Mending lo pergi dari sini, kehadiran lo gak dibutuhin disini!" kata Farez semakin menjadi. Jujur saja sejak Hana muncul perasaan nya semakin tidak karuan, masih ada setitik rasa di hati nya pada gadis didepannya ini.

"Rez!" Tegur Javas. Menurutnya Farez terlalu kasar bicara seperti itu untuk ukuran perempuan.

"Rez kamu masih marah soal kejadian hari itu? Rez itu semua salah paham," bela Hana.

"Yaudah, kalo gitu jelasin!"

Hana geming.

"So? Lo aja gak bisa jelasin ke gue, sekarang gimana cara nya gue bisa percaya sama lo Han!" kata Farez menahan amarah dihati nya. Ia menatap tajam perempuan itu.

"Lo tau kan, gue paling gak suka di bohongin. Apalagi orang itu yang paling gue percaya! Sekali ada kebohongan, bakal ada kebohongan lain untuk menutupi kebohongan sebelumnya," sambung nya.

"Farez—"

"Lo pergi! Gue muak liat muka lo!" potong Farez sangat menusuk. Hana terkejut mendengar penuturan Farez kepada nya. Tidak pernah selama ini Farez berkata kasar pada nya, namun kali ini berbeda. Dia bukan Farez yang Hana kenal.

"Oke.. Gue pergi," kata Hana dengan lirih dan pelan. Perempuan itu tampak putus asa, dapat dilihat dari perkataan nya.

Javas merasa iba dengan Hana namun ia pun tidak tau harus berbuat apa sekarang. Ketika Hana sudah benar-benar pergi dari mereka, Farez mengeram marah. Mata nya memanas, tangan nya sudah terkepal sempura.

"Men, lo gak harus kayak tadi. Dia cewek bro!" Peringat Saka. "Lo boleh marah, tapi jangan segitunya lah, kasian."

"Lo kasian sama tu cewek? Sana aja lo sama dia!" kata Farez galak.

"Udah Rez, yang dibilang Saka itu bener. Lo tenangin diri lo dulu," sambung Javas.

"HEI KALIAN! NGAPAIN KALIAN DISANA?! BUKAN NYA MASUK KELAS MALAH KELUYURAN, IKUT IBU KALIAN!" teriak Bu Rini, dari sisi kiri mereka. Ya, mereka ketahuan.

"EH! ADA BU RINI, MAKIN CANTIK AJA BU!" seru Saka pada Bu Rini.

"GAK USAH BANYAK OMONG KAMU SAKA! SEKARANG KALIAN BERDIRI HORMAT MENGAHADAP BENDERA SAMPAI JAM TERAKHIR!"

Mampus.

***

Tepat dibawah matahari terik ketiga laki-laki ini mengadah pada bendera merah-putih yang berkibar. Peluh membasahi kening hingga leher mereka. Baju mereka saja sudah jelas terlihat basah oleh keringat.

"Kejam bener tu guru! Masa siang bolong begini disuruh hormat bendera!" gerutu Javas kesal setengah mati. Hati nya sangat tidak ikhlas.

"Panas banget lagi, tu guru kayak nya emang pengen kita menderita kali ya. Punya dendam apa si tu guru ma kita?" sahut Saka yang sama kesal nya. Wajah nya yang putih terlihat merah padam saat ini, sama seperti Farez yang sudah mati-matian menahan panas di seluruh tubuhnya.

"Pegel gue," cetus Farez. Bagaimana tidak pegal? Dari masuk istirahat pertama, hingga istirahat kedua. Bayangan empat jam berdiri di bawah teriknya sinar matahari langsung.

"Kalau bisa gue mau kabarin bendera putih aja deh! Suer gue udah gak kuatt!" Ucap Saka memprihatinkan.

Tringg...tringg..

Bunyi bel istirahat kedua membuat ketiga nya bernapas lega. Mereka langsung menurunkan tangan nya dan berhambur duduk di lapangan. Persetan menjadi tontonan, mereka benar-benar pegal.

"Akhir nya..., setelah empat jam berdiri gue bisa duduk. Kaki gue rasa nya mau copot," kata Javas mengeluh.

"Gue gak sanggup berdiri lagi deh kayak nya ini," timpal Saka. Farez diam sembari duduk menikmati keringat yang terus bercucuran.

Bu Rini datang menghampiri mereka. "Ini hukuman kalian yang sudah berani ingin bolos. Awas aja kalau sampe ketahuan kalian mau bolos, ibu akan beri kalian surat peringatan!"

"Yah bu! Tega bener ibu, baru mau bolos belum bolos udah disuruh berdiri disini. Empat jam bu empat jam!" kata Saka memelas.

"Salah kalian sendiri! Sekarang kalian boleh masuk kekelas! Awas kalau kalian bolos lagi!" Ancam Bu Rini sebelum akhirnya beliau pergi dari sana.

"Kantin gas!"

***

"Assalamualaikum Umi.. Abi," ucap Mora ketika pulang ke Ndalem. Suasana rumah sangat sepi, ah iya! Mora baru teringat, Abi dan Umi nya pergi untuk mengisi tausyiah.

Mora berjalan memasuki ruang tamu. Ia mendudukan bokongnya disana, lalu melepas cadarnya. Gadis itu celingak-celinguk mencari keberadaan adik perempuan nya. Della nama nya.

"Della!" panggil Mora namun tak mendapat sahutan. "Kemana dia?" gumam Mora berfikir. Gadis itu bangkit dari duduk nya, berjalan menuju kamar tercinta.

Saat memasuki kamar, Mora berniat bersih-bersih diri. Tubuhnya terasa sangat lengket sekali. Lalu setelah itu barulah ia akan melaksanakan sholat ashar.

Tiga puluh menit berlalu, Mora sudah selesai mandi. Mora segera melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim. Mora melaksanakan sholat nya dengan khusyu' dan tertib. Tak lupa ia selipkan doa di setiap sujud nya.

Ya Allah, tolong beri hamba petunjuk, harus apa hamba sekarang. Hamba ingin memenuhi permintaan Umi dan Abi, tapi hamba bimbang ya Allah. Ini terlalu sulit untuk hamba, hamba memohon pada engkau, berikan hamba jalan keluar. Amiin..

Sesudah sholat, Mora berniat untuk keluar mencari udara segar.

Setelah siap dengan setelan gamis nya, Mora keluar tak lupa cadar diwajahnya yang senantiasa disana. Saat ia berada di ruang tamu, ia melihat Della yang duduk disana. Ia pun menghampiri adik nya itu.

"Della, baru pulang?" tanya Mora.

"Iya teh, baru." Della melihat penampilan kakak nya yang rapi, lantas ia bertanya. "Teteh mau keluar? Kok rapi banget?"

"Masa sih? Biasa aja kok ini, teteh mau cari udara seger aja nih," jawab Mora.

"Oh gitu, oh ta teh, Umi sama Abi kemana?" Tanya Della yang tak melihat keberadaan kedua orang tuanya.

"Umi sama Abi lagi ke Jogja buat isi tausyiah. Paling besok pulang."

Della mengangguk paham. "Yaudah, Della kekamar ya teh. Mau mandi," pamit Della.

"Jangan lupa sholat Ashar Del!"

"Iya teh!"

Mora menggeleng kecil melihat tingkah adiknya itu. Ia kembali pada niat awal nya untuk jalan-jalan sekitar pondok. Ia berjalan melewati asrama perempuan, yang ternyata ada yang tengah piket halaman disana.

"Assalamualaikum ning," sapa mereka.

"Waalaikumsalam.." jawab Mora ramah.

"Ning mau kemana?" tanya salah satu dari mereka.

"Cuma cari udara segar aja, kalian udah pada sholat ashar belom?"

"Alhamdulillah, udah ning."

"Alhamdulillah, bagus kalau gitu. Yaudah lanjut piket nya, saya duluan. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak.

"Masyallah, ning Mora benar-benar bikin aku insecure. Pengen jadi kayak ning Mora, doain aku bisa Istiqomah dan konsisten pake cadar."

"Amiinn.."

"Jodoh ning Mora nanti, pasti beruntung bisa miliki ning. Perempuan Sholeha yang sangat menjaga pandangan nya."

"Udah, kok malah ngobrol. Lanjutin piket nya."

***

Pukul 19.00

Farez baru pulang ke rumahnya. Seragam sekolah masih melekat di tubuhnya. Baru memasuki rumah, terlihat Ayah dan Bunda nya yang sudah menunggu kehadirannya. Farez memilih abai, dan terus berjalan tanpa menghiraukan Prama dan Kinara disana.

"Farez!" Panggil Prama membuat langkah Farez terhenti.

"Tidak sopan sekali kamu, tidak mengucap salam main nyelonong aja! Gimana nanti kalau kamu menikah?" tegur Prama.

Nikah? Batin Farez heran.

Cowok itu membalik kan tubuhnya melihat Prama dan Kinara disana. "Nikah? Siapa yang mau nikah?" tanya Farez bingung.

"Farez, sini dulu. Kami mau bicara hal penting sama kamu," ucap Kinara pada anak tunggal nya itu. Farez menurut pada Kinara, ia berjalan mendekati Prama dan Kinara.

Farez langsung duduk di sofa berhadapan dengan Prama dan Kinara. "Ada apa Bun?"

"Farez kamu sudah dewasa, tau mana yang baik dan yang tidak. Dan kami ingin yang terbaik untuk kamu. Bunda dan Ayah liat kamu semakin hari semakin susah diatur, Bunda tau kamu sudah punya dunia sendiri. Tapi—"

"Tunggu! Ini ada apa? Kenapa Bunda ngomong kayak gitu?" Potong Farez.

"Farez! Bunda mu lagi ngomong, jangan potong ucapan orang tua," tekan Prama memperingati. Farez memutar bola matanya malas, padahal ia hanya bertanya.

"Farez, sebentar lagi kamu lulus, apa rencana kamu selanjutnya?" tanya Kinara pada putranya.

"Gak tau Bun, bingung."

"Lebih baik kamu menikah Farez, dengan anak teman Ayah," ceplos Prama.

"Hah? Nikah? Farez gak mau Yah! Apa kata temen Farez kalau Farez nikah muda!" bantah Farez.

"Denger Farez, ini demi kebaikan kamu juga. Bunda mohon, kamu mau ya?" ucap Kinara memohon. Farez memandang Kinara, tercetak jelas dimata nya tanda permohonan. Farez tidak menyukai Kinara yang memohon padanya.

"Tapi Bun—"

"Bunda yakin ini semua yang terbaik. Mau ya?" Ucap Kinara lagi.

Farez tak bisa berkata-kata lagi, ia kehabisan kata-kata nya. Biasanya ia dengan mudahnya melontarkan kata penolakan, namun sekarang entah kenapa kata itu sulit bagi nya untuk diucapkan.

Farez menghela nafas berat. "Siapa?" tanya Farez. Kinara tersenyum sumringah mendengar perkataan Farez, setidaknya dengan Farez yang bertanya demikian ada setitik harapan untuk Farez menerima ini.

"Mora nama nya. Zamora Levannia, anak dari Kyai di ponpes Nurul Hidayah Bandung. Teman Ayah," jawab Prama.

"Dia gadis yang baik, sopan, dan ramah. Ayah sangat ingin melihat kamu menikah dengan dia Farez," sambung Prama.

"Kasih Farez waktu Yah, Farez pikirin dulu," kata Farez seketika membuat Prama senang mendengar nya. Setidaknya Farez tidak langsung menolak.

"Oke, jangan lama-lama."

"Farez ke kamar dulu."

***

Episodes
1 PROLOG ~
2 BAB 1 : BINGUNG
3 BAB 2 : MENUJU KEPUTUSAN
4 BAB 3 : KEPUTUSAN
5 BAB 4 : PANIC ATTACK?
6 BAB 5 : KERIBUTAN
7 BAB 6 : TENTANG MEREKA
8 BAB 7 : PTS
9 BAB 8 : WEDDING DRESS
10 BAB 9 : GEBY
11 BAB 10 : SAH
12 BAB 11 : BERUSAHA MENERIMA
13 BAB 12 : KEHIDUPAN BARU
14 BAB 13 : KEADAAN YANG BERBEDA
15 BAB 14 : MANTAN?
16 BAB 15 : TILTE REMOVED
17 BAB 16 : BELANJA VERSI MORA
18 BAB 17 : PELAJARAN PAGI BAGI FAREZ
19 BAB 18 : BERANGKAT BARENG
20 BAB 19 : BERITA GILA
21 BAB 20 : WHO?
22 BAB 21 : DIA?
23 BAB 22 : PERHATIAN KECIL
24 BAB 23 : SATU KELOMPOK
25 BAB 24 : SOMETHING (?)
26 BAB 25 : TENTANG KEHIDUPAN GISA
27 BAB 26 : MINGGU VIBES
28 BAB 27 : ABOUT EX
29 BAB 28 : GUE SUAMI LO
30 BAB 29 : KARNA KELOMPOK
31 BAB 30 : BUTTERFLY
32 BAB 31 : AA'
33 BAB 32 : LUPA
34 BAB 33 : CEMBURU?
35 BAB 34 : GELISAH
36 BAB 35 : DAMAI
37 BAB 36 : DANGEROUS BOY
38 BAB 37 : TITLE REMOVE
39 BAB 38 : EVENT SEKOLAH
40 BAB 39 : PASAR MALAM
41 BAB 40 : PERJALANAN
42 BAB 41 : BANDUNG
43 BAB 42 : GUS
44 BAB 43 : KELUH KESAH
45 BAB 44 : DANAU
46 BAB 45 : CINCIN
47 BAB 46 : HARUS MULAI TERBIASA
48 BAB 47 : SAKIT DAN BERKUNJUNG
49 BAB 48 : PARFUM
50 BAB 49 : SAKITNYA DATANG BULAN
51 BAB 50 : NENEK LAMPIR
52 BAB 51 : BALAPAN
53 BAB 52 : BENCI TAPI SAYANG
54 BAB 53 : PRETTY
55 BAB 54 : PESTA
56 BAB 55 : MENJADI MASALAH
57 BAB 56 : PENJELASAN YANG TERJADI
58 BAB 57 : RUMIT
59 BAB 58 : TITIK TERANG
60 BAB 59 : DIA DAN LUKANYA
61 BAB 60 : MASALAH PEMBALUT
62 BAB 61 : TENTANG UN
63 BAB 62 : UJIAN NASIONAL D-1
64 BAB 63 : SAYANG KATANYA
65 BAB 64 : LEMBARAN BARU
66 BAB 65 : KEKHAWATIRAN NYA
67 BAB 66 : TIKET LIBURAN
68 BAB 67 : BACK TO BANDUNG
69 BAB 68 : SUNSET BERSAMA MU
70 BAB 69 : BALI
71 BAB 70 : GET TO YOU
72 BAB 71 : HUJAN DAN SAKIT
73 BAB 72 : TUNA
74 BAB 73 : PROMNIGHT
75 BAB 74 : SAVIRA
76 BAB 75 : OSPEK
77 BAB 76 : MASALAH PAKAIAN
78 BAB 77 : A LITTLE EDUCATION
79 BAB 78 : TERLALU ABU-ABU
80 BAB 79 : OFFICIAL
81 BAB 80 : PROYEK BESAR
82 BAB 81 : KEMANA?
83 BAB 82 : HARI KELAHIRANNYA
84 BAB 83 : CEWEK GALAK
85 BAB 84 : PERESMIAN
86 BAB 85 : ZAWJATI
87 BAB 86 : BAHAGIA YANG SEDERHANA
88 BAB 87 : FLASHBACK
89 BAB 88 : TETANGGA BARU
90 BAB 89 : PENDEKATAN
91 CASTING (FACE CLAIM)
92 BAB 90 : PERDEBATAN KECIL
93 BAB 91 : RASA HANGAT DAN NYAMAN
94 BAB 92 : RAPAT PENTING KESEPAKATAN
95 BAB 93 : INSTA STORY
96 BAB 94 : KENCAN
97 update
Episodes

Updated 97 Episodes

1
PROLOG ~
2
BAB 1 : BINGUNG
3
BAB 2 : MENUJU KEPUTUSAN
4
BAB 3 : KEPUTUSAN
5
BAB 4 : PANIC ATTACK?
6
BAB 5 : KERIBUTAN
7
BAB 6 : TENTANG MEREKA
8
BAB 7 : PTS
9
BAB 8 : WEDDING DRESS
10
BAB 9 : GEBY
11
BAB 10 : SAH
12
BAB 11 : BERUSAHA MENERIMA
13
BAB 12 : KEHIDUPAN BARU
14
BAB 13 : KEADAAN YANG BERBEDA
15
BAB 14 : MANTAN?
16
BAB 15 : TILTE REMOVED
17
BAB 16 : BELANJA VERSI MORA
18
BAB 17 : PELAJARAN PAGI BAGI FAREZ
19
BAB 18 : BERANGKAT BARENG
20
BAB 19 : BERITA GILA
21
BAB 20 : WHO?
22
BAB 21 : DIA?
23
BAB 22 : PERHATIAN KECIL
24
BAB 23 : SATU KELOMPOK
25
BAB 24 : SOMETHING (?)
26
BAB 25 : TENTANG KEHIDUPAN GISA
27
BAB 26 : MINGGU VIBES
28
BAB 27 : ABOUT EX
29
BAB 28 : GUE SUAMI LO
30
BAB 29 : KARNA KELOMPOK
31
BAB 30 : BUTTERFLY
32
BAB 31 : AA'
33
BAB 32 : LUPA
34
BAB 33 : CEMBURU?
35
BAB 34 : GELISAH
36
BAB 35 : DAMAI
37
BAB 36 : DANGEROUS BOY
38
BAB 37 : TITLE REMOVE
39
BAB 38 : EVENT SEKOLAH
40
BAB 39 : PASAR MALAM
41
BAB 40 : PERJALANAN
42
BAB 41 : BANDUNG
43
BAB 42 : GUS
44
BAB 43 : KELUH KESAH
45
BAB 44 : DANAU
46
BAB 45 : CINCIN
47
BAB 46 : HARUS MULAI TERBIASA
48
BAB 47 : SAKIT DAN BERKUNJUNG
49
BAB 48 : PARFUM
50
BAB 49 : SAKITNYA DATANG BULAN
51
BAB 50 : NENEK LAMPIR
52
BAB 51 : BALAPAN
53
BAB 52 : BENCI TAPI SAYANG
54
BAB 53 : PRETTY
55
BAB 54 : PESTA
56
BAB 55 : MENJADI MASALAH
57
BAB 56 : PENJELASAN YANG TERJADI
58
BAB 57 : RUMIT
59
BAB 58 : TITIK TERANG
60
BAB 59 : DIA DAN LUKANYA
61
BAB 60 : MASALAH PEMBALUT
62
BAB 61 : TENTANG UN
63
BAB 62 : UJIAN NASIONAL D-1
64
BAB 63 : SAYANG KATANYA
65
BAB 64 : LEMBARAN BARU
66
BAB 65 : KEKHAWATIRAN NYA
67
BAB 66 : TIKET LIBURAN
68
BAB 67 : BACK TO BANDUNG
69
BAB 68 : SUNSET BERSAMA MU
70
BAB 69 : BALI
71
BAB 70 : GET TO YOU
72
BAB 71 : HUJAN DAN SAKIT
73
BAB 72 : TUNA
74
BAB 73 : PROMNIGHT
75
BAB 74 : SAVIRA
76
BAB 75 : OSPEK
77
BAB 76 : MASALAH PAKAIAN
78
BAB 77 : A LITTLE EDUCATION
79
BAB 78 : TERLALU ABU-ABU
80
BAB 79 : OFFICIAL
81
BAB 80 : PROYEK BESAR
82
BAB 81 : KEMANA?
83
BAB 82 : HARI KELAHIRANNYA
84
BAB 83 : CEWEK GALAK
85
BAB 84 : PERESMIAN
86
BAB 85 : ZAWJATI
87
BAB 86 : BAHAGIA YANG SEDERHANA
88
BAB 87 : FLASHBACK
89
BAB 88 : TETANGGA BARU
90
BAB 89 : PENDEKATAN
91
CASTING (FACE CLAIM)
92
BAB 90 : PERDEBATAN KECIL
93
BAB 91 : RASA HANGAT DAN NYAMAN
94
BAB 92 : RAPAT PENTING KESEPAKATAN
95
BAB 93 : INSTA STORY
96
BAB 94 : KENCAN
97
update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!