...Dunia Iblis...
...Wilayah Raja Iblis Hector...
Wilayah Raja Iblis Hector tidaklah besar. Jika dibandingkan dengan Dunia Manusia, Wilayahnya mungkin hanya seperenam dari luas wilayah Kerajaan Farna.
Hal yang wajar mengingat Hector adalah Raja Iblis yang baru saja terlahir sekitar 6 tahun yang lalu. Kelahirannya dikarenakan hal yang sedikit berbeda, yaitu murni karena kekejamannya sendiri terhadap rakyatnya.
Ia terus menerus membantai dan membantai banyak sekali orang-orang yang bahkan tak bersalah sekalipun.
Hingga akhirnya, Ia memperoleh hak untuk menjadi seorang Raja Iblis murni karena kekejamannya.
Kekuatannya meningkat dengan drastis sehingga membuat tiraninya di wilayah itu pun semakin parah. Membuat semua orang yang ada di wilayahnya menjadi korban.
"Dan begitulah, kisah singkat mengenai sang Raja Iblis bernama Hector." Ucap seorang wanita dengan ras Dark Elf itu kepada Eric, Deus dan juga Lucien di pinggiran hutan.
"Fufufu.... Kekejaman ya? Aku ragu mengenai hal itu." Ucap Lucien sambil menutupi mata kanannya dengan salah satu tangannya.
"Setuju. Mengaku sebagai Raja Iblis yang kejam tanpa berkonsultasi denganku? Ini adalah penghinaan!" Teriak Deus dengan keras sambil menunjukkan ekspresi yang mengerikan.
"Hah kalian ini.... Bisakah setidaknya menikmati kisah mengenai Hector ini dengan sedikit lebih serius?" Balas Eric menanggapi sifat kedua kenalannya itu.
Pada akhirnya, setelah perdeba... diskusi yang singkat. Eric pun memutuskan untuk menemui Raja Iblis bernama Hector ini. Tentu saja, Deus dan Lucien juga mengikutinya.
Sedangkan wanita Dark Elf yang sebelumnya segera diminta oleh Eric untuk pergi ke Kota Venice agar memperoleh perlindungan yang layak.
...***...
...Ruang Tahta...
...Raja Iblis Hector...
'Zraaaaaat!!'
Sebuah tombak melesat tepat ke arah kepala seseorang yang sedang berlutut di hadapan Hector. Tentu saja, Hector sendiri yang melemparkan tombak itu hingga membuat salah satu bawahannya mati seketika.
"Ya-yang Mulia! Kumoho...."
'Swwuuoooossshh!!!'
Api merah menyala yang menyembur dari tangan kanan Hector itu dengan segera menghanguska sosok seorang Pria tua yang barusan berbicara itu.
"Berisik sekali.... Tak adakah orang yang berguna untuk dimanfaatkan?" Gumam Hector pada dirinya sendiri.
Kini di ruangan yang seharusnya adalah Ruang Tahta yang dipenuhi dengan perhiasan dan juga bawahan itu, telah berubah menjadi ruangan yang penuh dengan bercak darah dan juga cahaya putih. Sebuah cahaya yang menegaskan kematian NPC itu.
Di saat Ia masih sibuk memikirkan dirinya sendiri, secara tiba-tiba....
'Braaakk!'
Seorang Ksatria yang merupakan sosok Halfling manusia dan serigala itu nampak membuka pintu ruangan ini dengan sangat keras.
"Yang Mulia! Bahaya! Ada penyu...."
'Jleeeebbb!'
Sebuah pedang berwarna hitam telah menembus dada Ksatria itu. Membunuhnya secara langsung tanpa membiarkannya bereaksi sedikitpun.
Dari balik kegelapan pintu itu, terlihat sosok tiga orang yang berjalan perlahan memasuki ruangan itu.
Pria dengan rambut yang agak panjang dan sedikit mengombak itu mulai membuka pembicaraan.
"Fufufu.... Seorang Raja Iblis yang baru namun begitu sombong. Semoga Dewa Kematian akan memberimu pelajaran." Ucap Pria dengan warna kulit yang agak pucat itu, Lucien.
"Eric. Aku akan menyerahkan pemula ini padamu. Berjuanglah sebaik mungkin untuk mengalahkannya. Tenang saja. Aku akan menjagamu dengan baik." Ucap Wanita dengan rambut pirang yang panjang dan sangat indah itu, Asmodeus.
"Terimakasih, Deus. Dengan begini aku bisa memperoleh seluruh EXP dan juga hadiahnya." Balas seorang Pria berambut hitam yang agak acak-acakan itu. Mata merahnya yang sedikit menyala serta hampir karakteristik tubuhnya menunjukkan bahwa Pria itu bukan hanya sekedar vampir biasa. Ialah Eric. Pedang berwarna hitam pekat ada di tangan kanannya.
Hector yang sama sekali tidak mampu memahami apa yang sebenarnya terjadi, hanya bisa terdiam.
"Kalian.... Siapa kalian?" Tanya Hector tetap dengan wajah sombongnya. Meski begitu, Ia yang saat ini merasakan sedikit bahaya yang mengancamnya. Membuat wajahnya sedikit mengucurkan keringat dingin.
Akan tetapi, tak ada jawaban yang diperoleh Hector. Yang ada, hanyalah sosok Eric yang berjalan secara perlahan ke arahnya.
Dengan tatapan mata yang dipenuhi dengan kelicikan, Eric pun mulai berbicara.
"Aku akan memberikanmu kesempatan. Sebuah tawaran sekali seumur hidup." Ucap Eric dengan senyuman yang sangat mengerikan itu.
"Tawaran... sekali seumur hidup?" Ucap Hector dengan wajah yang mulai menunjukkan rasa takut.
"Sederhana saja. Bekerjalah di bawahku dan bersumpah lah setia kepadaku. Dengan begitu aku akan mengampuni nyawamu yang menyedihkan itu."
Hector dengan segera menjadi sangat marah. Tatapan matanya dipenuhi dengan kemarahan. Begitu pula seluruh tubuhnya yang merespon terhadap rasa marah itu
'Braaaakkk!'
Hector menghentakkan kakinya ke lantai hingga membuat kehancuran di area sekitarnya.
Bahkan retakan lantai itu mencapai tepat di depan tubuh Eric.
Meski begitu....
"Jadi kau menolak?" Ucap Eric dengan senyuman yang terlihat sangat keji.
"Tentu saja! Siapa yang ma...."
'Brrruukk!!!'
Pukulan tangan kiri Eric dengan sangat cepat telah mendarat tepat di perut Hector. Membuatnya terlempar hingga menembus dinding di ruangan tahta itu.
'Duuaaarrr! Braaakkk!'
"Ada apa?! Apakah hanya segini saja kemampuan Raja Iblis yang keji?!" Teriak Eric sambil berusaha memprovokasi Hector.
Tanpa memberikan kesempatan, Eric pun dengan segera mengeluarkan [Oracle Staff] dari Inventorynya dan menggunakannya di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya nampak memegang gagang pedang itu dengan sangat erat.
"Incineration." Ucap Eric dengan nada yang agak datar. Pada saat itu juga, muncul semburan api yang sangat besar dan juga sangat panas dari ujung tongkat sihir Eric. Semua itu mengarah tepat ke arah Hector berada.
Semua yang berada di lintasan api itu dengan segera meleleh. Tanpa terkucuali.
[Anda telah memberikan 184.297 damage!]
[Anda telah .... ]
Notifikasi itu terus menerus muncul setiap 0.2 detik sekali.
Damage yang diberikan sangatlah besar. Health Point yang dimiliki oleh Hector pun dengan cepat menurun sebesar 5% hanya dalam beberapa detik saja
'Srruuugg!'
Hector pun bangun dari balik puing-puing bangunan yang menimpanya setelah dihempaskan oleh Eric.
"Kau.... Berani-beraninya mela....."
Sebelum Hector bahkan bisa menyelesaikan umpatannya, Eric telah melompat tepat di atas tubuh Hector.
"Bwwuuuaahh!!!"
Hanya dengan menerima hentakan dari tubuh Eric saja, Ia telah menerima sekitar 50.000 damage. Tapi Eric tak berhenti di sana.
Ia dengan segera mengarahkan tongkat sihirnya tepat di wajah Hector.
"Jadi bagaimana? Bukankah ini adalah penawaran terbaik seumur hidupmu, wahai Raja Iblis yang kejam?" Ucap Eric sambil menyeringai dengan ekspresi yang seakan telah memenangkan pertarungan ini.
...***...
...Wilayah Kerajaan Farna...
...Istana Kerajaan, Forgia...
Di tengah ruangan yang tak begitu megah ini, terlihat sosok Arlond yang masih sibuk membahas berbagai hal dengan para Menterinya.
Tapi pada saat itu juga....
"Yang Mulia. Seorang tamu telah hadir untuk menemui Anda." Ucap salah seorang penjaga di istana itu.
"Hmm? Tamu? Biarkan dia masuk." Ucap Arlond sambil memasang wajah yang sedikit kebingungan.
Ia sama sekali tak menyangka bahwa akan ada orang yang cukup gila dan berani untuk menemuinya. Terlebih lagi, para penjaga memperbolehkan orang itu masuk.
Dengan kata lain....
'Orang penting? Tapi siapa?' Pikir Arlond dalam hatinya.
Tapi tak perlu waktu lama, Ia telah memperoleh jawabannya.
Dari balik pintu yang cukup besar itu, terlihat sosok seorang wanita yang mengenakan zirah ringan berwarna perak. Bagian bawahnya dilindungi oleh celana kulit hewan yang berwarna hitam.
Sedangkan pada bagian pinggangnya, Ia nampak melilitkan sejenis kain yang cukup tebal sehingga mampu menambah pertahanan di bagian pinggang hingga di atas lututnya.
Wanita dengan rambut pirang dan juga pedang satu tangan di tangan kanannya itu pun melangkah dengan tenang.
Tapi tak seperti biasanya, kini Ia hanya sendirian.
Dengan suara yang terkesan sedikit liar namun cukup indah itu, Ia pun mengawali pembicaraan ini.
"Yo, Arlond. Bagaimana kabarmu?" Ucap wanita itu dengan wajah yang nampak begitu gembira.
"Angie.... Apa yang kau inginkan disini?" Tanya Arlond keheranan.
"Soal itu...."
Angie pun segera menjelaskan semua maksud kedatangannya kali ini. Tentu saja melalui bisikan sehingga tak ada orang yang bisa mendengarkannya.
Kecuali Arlond. Yang segera merubah sikapnya setelah mendengar perkataan Angie.
"Kau?! Apakah kau serius?!"
Tanpa membalas, Angie hanya tersenyum.
"Tentu saja. Bukankah karena itu menyenangkan?"
Tanpa seluruh dunia sadari, salah seorang pemain yang kini dianggap masih terlelap karena telah menjadi yang terbaik di dunia, telah bangkit.
Kini yang menantinya....
Adalah jalan yang dipenuhi dengan permusuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
John Singgih
Angie diam-diam mencari sekutu untuk melawan Erick
2022-12-11
0
zuyoka
Dewa Kematian lagi gk mood, jan dipanggil2 ntar bahaya :v
2021-12-17
1
lutf ariangga
😍😍😍😍😍
2021-12-15
3