Di temukan oleh seseorang di pinggir jalan dengan keadaan sangat kurus dan lemas Senia di bawa pulang dan di rawat dan dibesarkan dengan kasih sayang dan perhatian .
Ketika suatu hari kedua orang tuanya secara paksa membawanya pulang ke rumah dengan berbagai macam alasan membuat Senia merasa bingung antara bertahan bersama keluarga baru atau kembali bersama kedua orang tuanya .
Kejadian demi kejadian kembali teringat dipikirannya dan menyadarkannya akan perbuatan kedua orang tuanya di masa lalu tapi ia mempunyai rencana sendiri .
Ikuti terus kisahnya sampai selesai .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 . PERTEMUAN TIDAK TERDUGA
Pukul delapan pagi Senia sudah berada di tempat janji dengan Tari . Ia menunggu sambil memainkan ponselnya secara tidak sengaja ia mendengar suara seseorang yang tidak asing di telinganya mencari suara tersebut .
Mata Senia membulat sempurna melihat ibunya berjalan sambil bergandengan tangan dengan seorang pria lain dengan wajah senang . Mereka terlihat seperti sepasang suami istri .
Senia diam-diam mengabadikan momen tersebut lalu menyimpannya .
"Apa sudah ada kabar berita tentang kehilangan anak kamu yang bernama Senia ?" tanya pria tersebut tak lain adalah Prambudi .
"Aku sudah tidak berharap dia kembali karena tidak ada berita apapun jadi lupakan saja lah ," kata Aluna menggandeng dengan mesra .
Keduanya melewati tempat Senia yang sedang duduk membelakanginya . Saat berjarak beberapa meter Aluna menoleh seperti merasakan kehadiran seseorang tapi tidak ada yang ia kenal lalu berbalik melangkah pergi .
“Senia ," Tari berteriak memanggil Senia dari jarak jauh sambil melambaikan tangannya lalu berlari mendekati Senia yang sedang menunggunya .
"Maaf sudah membuatmu lama menunggu . Tadi ada masalah sedikit jadi terlambat . Maaf ya please ," katanya sambil mengatupkan kedua tangannya di depan Senia .
"Sudah ayo kita mau kemana nih ?" tanya Senia meminta penjelasan kemana Tari akan mengajaknya pergi .
"Ada film baru ayo pergi nonton aku jamin kamu pasti suka ," Tari menarik tangan Senia berjalan cepat menuju mobilnya .
Saat ini Senia dan Tari duduk di depan sebuah layar besar di dalam suatu ruangan dengan berderet banyak kursi . Mereka bersama banyak orang sedang menonton sebuah acara film yang baru saja di rilis .
Sebenarnya Senia kurang suka dengan menonton film tapi ia menghargai temannya yang sudah mengajaknya dan tidak bisa menolak .
Film sudah di putar beberapa menit yang lalu . Senia tidak fokus pada layar tapi ia melihat sepasang anak muda duduk tepat di depannya sambil berciuman tanpa merasa malu .
Bugh , bugh . Sebuah pemandangan di depan mata Senia membuatnya terkejut . Seorang pria dewasa tiba-tiba memukul pria muda yang duduk di depan Senia yang sedang berciuman . Pria muda itu terlihat sangat syok dirinya di pukul oleh orang lain di saat acara berlangsung .
"Stop ," teriak pria muda tersebut sambil menyilangkan tangannya agar pria dewasa itu menghentikan memukulnya .
Senia menutup mulutnya ternyata pria muda tersebut kakaknya yang sudah lama tidak pernah bertemu . Senia menutup wajahnya dengan masker agar tidak ketahuan oleh kakaknya .
Tari duduk di sampingnya melihat Senia menutup wajahnya dengan menggunakan masker merasa heran .
"Senia , kamu kenapa pakai masker bukannya dari tadi , aneh sekali ," kata Tari mengalihkan pandangannya ke arah layar lebar didepannya .
Pria muda itu menahan rasa sakit akibat pukulan pria dewasa tersebut .
"Kamu pikir ini gedung punya nenek moyangmu , seenak sendiri berbuat mesum di tempat seperti ini kualat kamu ," sumpah serapah pria dewasa ditunjukkan pada pria muda sambil berjalan keluar dari ruangan dengan kesal .
Pria muda tadi mengumpat sambil marah-marah sedangkan kekasihnya menenangkannya .
"Sudahlah tidak usah diladeni ini tempat umum nanti jadi runyam ," kata kekasihnya .
Pria muda kembali duduk dan fokus pada filmnya bukan berciuman dengan kekasihnya . Di belakang Senia tersenyum puas melihat adegan di depan matanya .
"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya ," batin Senia matanya melihat kakaknya meringis kesakitan .
Saat acara filmnya selesai Senia dan Tari keluar mencari tempat makan . Keduanya duduk di sebuah tempat minum .
“Senia bukannya cowok itu kakakmu ,memangnya kenapa di pukul di tempat umum pula ," kata Tari membuka percakapan .
"Sudahlah tidak usah di bahas malas aku bahas keluargaku ," sahut Senia dengan malas .
"Oke aku tidak akan membahasnya tapi melihat dia di pukul aku merasa kasihan tapi juga jengkel padahal tidak tahu masalahnya apa ," Tari sambil minum air mineral .
“Apa perlu aku jelaskan ?" Senia mencoba menarik simpatik Tari .
"Harus itu kejadiannya di depan kita beda kalau jauh ," Tari merasa tertarik menunggu penjelasan Senia .
Senia menarik napas panjang ."Kakakku sedang berciuman sama kekasihnya tiba-tiba ada orang memukulnya itu saja sih ," Senia menjelaskan apa adanya .
Tari mengangguk paham setelah mendengar penjelasan dari Senia lalu melihat jam di tangannya menunjukkan pukul satu siang . Senia memperhatikan Tari seperti orang sedang menunggu seseorang .
"Kamu kenapa gelisah , memangnya ada apa ?" tanya Senia .
“Maaf aku ada janji sama seseorang aku lupa , maaf aku tinggal kamu di sini ," kata Tari dengan perasaan bersalah .
"Tidak apa-apa , pergilah ,“ jawab Senia dengan senyum .
Tari meninggalkan Senia sendiri di tempat itu . Ia pergi mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata sambil menggerutu kesal karena lupa dengan seseorang malah buat janji sama Senia .
Senia melihat pasangan paruh baya berjalan keluar dari sebuah restauran merasa geram . Ia berjalan menghampiri mereka . Sebuah tangan menariknya masuk ke kafe dengan paksa .
Senia membulatkan mata melihat seorang pria tampan membekap mulutnya .
Imran batin Senia . Sedangkan pria tersebut memberi kode agar Senia diam . Senia memeluk adiknya yang sudah lama tidak bertemu , keduanya melepas rasa rindu sekian lamanya .
“Kamu semakin dewasa semakin tampan ,“ Senia memuji adiknya takjub .
Imran tersipu hatinya sangat bahagia bisa melihat kakaknya yang dikiranya sudah meninggal ternyata masih hidup . Berarti ia tidak salah ketika melihat beberapa waktu lalu .
"Apa yang kamu lakukan di sini ?" tanya Senia .
"Aku sekarang kuliah di sana ," Imran menunjukkan sebuah gedung universitas tempat ia menimba ilmu .
Senia terkejut ketika melihat gedung tersebut . Gedung itu tempat ia dulu impikan tapi tidak terwujud sampai sekarang justru ia bersekolah di luar pulau karena keinginannya menjadi seorang pemandu wisata yang sampai sekarang .
Imran tahu apa yang kakaknya pikirkan tersenyum .
" Tahukah kak , apa yang kakak inginkan aku akan mewujudkannya dengan modal kepintaranku doakan semoga impian kita terlaksana," ucap Imran bersemangat .
Senia terharu mendengarnya airmatanya kembali mengalir . Imran mengusap lalu memeluknya erat . Senia melihat pasangan paruh baya berjalan memasuki sebuah toko perhiasan melebarkan matanya setalah melepaskan pelukan adiknya .
“Libat di sana ," Senia menunjukkan pasangan paruh baya .
“Aku sudah tahu dari dulu ,Kak . Mereka menjalin hubungan ketika ayah pergi ," ucap Imran sedih .
Senia sama halnya dengan Imran , namun perlakuan kedua orang tuanya sangat berbeda dalam memberi kasih sayang kepada anak-anaknya .
"Apa kabar kak Adit ?" tanya Senia mengalihkan pembicaraan .
“Kak Adit sudah menikah tapi masih satu rumah dengan kami ," jawab Imran sambil menghembuskan napas kasar .
Senia membayangkan bagaimana keadaan keluarganya sekarang pasti sangat repot apalagi sekarang ada menantu perempuan . Pikirkan Senia kembali pada kakaknya tadi .
Imran masih penasaran dengan kakaknya Senia . Ia ingin bertanya dimana selama ini dan tinggal sama siapa .
semasa hidup aja bian tak pernah kasih uang jajan sm mu tak pernah sayang pada mu 🤭🤣🤣🤣