NovelToon NovelToon
Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yp_22

•Sinopsis

Bagaimana jika dua insan yang tak saling kenal di satukan dalam sebuah ikatan pernikahan?

Keduanya hanya beberapa kali bertemu di acara-acara tertentu. Dan pada akhirnya mereka harus terbiasa bersama tanpa adanya sebuah rasa.

Tak terbersit di benak mereka, bahwa keduanya akan terikat oleh sebuah janji suci yang di ucapkan sang pria di depan para saksi.

Akankah keduanya bertahan hingga akhir? Atau malah berhenti di tengah jalan karena rasa cinta yang tak kunjung hadir?

Penasaran sama endingnya? Yuk ikutin ceritanya!..
Happy reading :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yp_22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Tidak, lupakan saja" ucap Michael.

Huh.

Marcel tampak menghembuskan nafas beratnya.

"Anggel tidak mempunyai kembaran ataupun saudara yang mirip dengan nya. Jangan sekali-kali kau mencari tahu tentang Anggel, apalagi sampai berniat untuk menemuinya dan kembali pada nya!" Tegas Marcel.

"Ten.."

Tut.

Belum selesai Michael menyelesaikan ucapannya, panggilan telepon sudah di putus sepihak oleh Marcel.

'Shit, pasti dia akan menyelidiki diriku kedepannya' umpat Michael dalam hati.

Sementara di seberang sana, Marcel yang masih menggenggam ponselnya setelah memutuskan sambungan telepon dengan Michael kini tampak melamun dengan rahang yang mengeras.

Ia tampak menghela nafas lelah dan mengutak-atik ponselnya menghubungi seseorang.

"Halo Cel, ada apa" tanya orang di sebrang sana.

"Lo masih ngajaga informasi tentang Anggel kan?" Tanya Marcel pada sahabat sekaligus orang kepercayaannya.

"Tentu saja masih, memangnya ada apa? Apakah dia berulah?" Ujar sahabat Marcel yang bernama Riko.

"Gue gak tau, Michael gak nyeritain semuanya sama gue. Tapi kayaknya dia ngeliat Anggel. Lo bilang Anggel bakal balik Indo kan? Kayaknya Anggel udah dateng dan tugas lo bakal nambah"

"Gue mau, lo perketat pengawasan pada Anggel. Jangan sampai dia bisa nemuin adik gue dan nge-hancurin rumah tangga Michael yang bahkan belum dimulai"

"Gue bakal pastiin kalo dia gak bakal bis nemuin ataupun deketin Michael lagi setelah apa yang dia perbuat sama Michael" jawab Riko penuh tekad.

"Hmm, kalo gitu udah dulu. Gue mau lanjutin kerjaan gue biar bisa pulang secepatnya dan bisa ngawasin Michael secara langsung" pamit Marcel.

"Baiklah."

Tut.

Marcel memijat pelipisnya yang terasa berdenyut memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan terjadi.

Michael menggelengkan kepalanya mengusir pusing yang melanda kepalanya.

Dengan segera ia meraih laptop yang ada di hadapan nya untuk melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda beberapa saat. Walaupun jam sudah menunjukkan pukuk  sepuluh malam, namun ia tetap harus berkutat di depan laptop dan menyelesaikan pekerjaan nya dengan segera.

\=°°°•°°°\=

"Pah, Mah, Viona males sekolah.. boleh gam libur dulu? Sehari ini aja" ucap Viona tiba-tiba saat tiba di meja makan dengan wajah lesu.

Alexander dan Amora saling pandang saat melihat anak semata wayang mereka yang kehilangan semangat.

"Kenapa? Ada masalah di sekolah?" Tanya Alexander memandang Viona.

"Enggak pah, lagi males ke sekolah aja" jawab Viona.

"Ya udah kamu gak usah sekolah. Tapi sebagai gantinya kamu harus jalan sama Michael seharian buat mempersiapkan pernikahan kalian. Gak ribet kok, kalian cuma perlu milih dekorasi sama undangan, abis itu milih gaun pengantin dan terakhir photo prewedding" jelas Amora santai.

Viona mencibir merasa serba salah. Jika begitu ia lebih memilih sekolah saja dari pada harus bersama tembok seharian.

"Ya udah ia, Vio sekolah aja kalo gitu" putus Viona.

"Tapi pulangnya kamu juga harus tetap jalan sama Michael buat milih dekorasi dan undangan" jelas Alexander.

"Kenapa gak dirumah aja soh pah milih nya. Aku males, mau rebahan di kasur" protes Viona.

Alexander dan Amora saling pandang lalu mengangguk bersamaan.

"Ya udah nanti kita hubungi lagi keluarga Schumacher biar kalian milihnya di rumah. Kalian milih dekorasi sesuai keinginan kalian masing-masing. Abis itu pilihan kalian bakal di gabung jadi satu" jawab Alexander.

Jawaban yang di berikan Alexander seolah memang sudah di rencanakan dari awal dan hanya menunggu Viona melakukan protesan.

"Gitu lebih baik pah" Viona menyetujui dengan tangan yang di jentikan seperti menemukan ide brilian.

Alexander tersenyum, begitupun dengan Amora. Mereka kemudian memulai acara sarapan yang sempat tertunda karena percakapan singkat tersebut.

Setelah selesai dengan sarapan nya, Viona dan Alexander berpamitan pada Amora untuk menjalani kegiatan masing-masing. Viona yang pergi ke sekolah dengan motor sport nya, dan Alexander yang pergi menuju perusahaan dengan sopir pribadi yang selalu mengantarkan nya hingga mencapai tujuan.

Amora segera mengantarkan mereka berdua hingga pintu utama rumah mereka.

Usai berpamitan, keduanya pun menaiki kendaraan masing-masing dan meninggalkan Amora yang masih berdiri di ambang pintu.

\=°°°•°°°\=

"VIONA!" Teriak Flora dari arah gerbang sekolah.

Viona yang sedang membuka helmnya segera menoleh saat mendengar suara Flora yang meneriakinya.

"Hah.. hah.. hah, capek gue" ucap Flora mengeluh saat sampai di depan Viona dengan berlari.

"Siapa suruh lari-lari sambil neriakin nama gue. Malu-maluin" balas Viona sambil turun dari motornya.

"Ya kan gue taut di tinggal" jawab Flora melas.

Viona memutar bola matanya malas dan berjalan mendahului Flora.

"Gue mau ganti celana dulu" beri tahu Viona.

Tidak mungkin kan ia masuk kelas dengan memakai celana?, Viona memang memakai celana jika membawa motor ke sekolah, dan menggantikan nya saat sudah sampai si sekolah. Kan berabe jika ia mengendarai motor dengan Rok selutut, bisa-bisa terjadi kecelakaan di jalan karena para lelaki yang tidak pokus karena melihat paha mulusnya yang terekspos dengan sempurna.

"Ikut aja lah gue" balas Flora sambil berjalan mengikuti Viona menuju toilet sekolah.

"Eh Vi tau gak, Rifki ntar tanding loh" ucap Flora memulai acar gosipnya.

Viona mengernyitkan alisnya merasa asing dengan nama yang di sebutkan sahabatnya itu.

"Rifki siapa? Gak kenal perasaan" tanya Viona.

Flora menganga tak percaya. "Masa gak kenal sih Vi? Tuh orang tiap hari nyamperin lo padahal. Sering ikut gabung juga kalo lagi di kantin" jelas Flora.

Viona semakin mengernyitkan alisnya dengan mata seperti tengah mengingat-ingat sesuatu yang hilang dalam ingatan nya.

"Ouh.. cowok yang sering nongol tiba-tiba?" Tanta Viona memastikan.

Flora menjentikkan jarinya ke arah Viona sambil tersenyum lebar.

"Nah iya yang itu orang nya. Gue yakin bentar lagi juga bakal nongol orang nya" ujar Flora menebak.

"Emangnya kenapa sih jadi bahas dia?" Tanya Viona merasa heran.

"Ya ampun Vi.. serius lo nanta gitu? Dia itu cowok famous di sekolahan kita, bukan cuma mukanya aja yang good looking, tapi sepak terjang juga gak main-main. Di itu kapten basket sekolah kita" jelas Flora.

"Ya terus hubungannya sama gue apa? Kenapa lo ngomongin dia ke gue?"

"Lo gak tau, apa emang pura-pura gak tahu? Udah jadi rahasia umum kali kalo Rifki itu punya perasaan sama lo"

Bruk..

Seorang cowok bertubuh tinggi secara tiba-tiba muncul di persimpangan menuju toilet dan menabrak Viona dengan lumayan keras.

"Eh sorry sorry, gue gak sengaja. Ada yang sakit gak?" Tanya cowok tersebut sembari mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk untuk melihat siapa yang ia tabrak barusan.

Viona berjongkok memungut kunci motornya yang sedari tadi di mainkan oleh tangan nya.

"Gak papa kok, santai aja. Gak ada yang luka" jawab Viona kalem sembari balik menatap wajah seseorang yang menabraknya.

"Eh Viona ternyata. Duh sorry ya gue bener-bener gak sengaja, lagi buru-buru soalnya, di tunggu sama pelatih" ucap cowok tersebut yang ternyata adalah Rifki, orang yang barusan di bicarakan oleh sahabatnya, Flora.

"Lo tau nama gue?" Tanya Viona bingung.

Flora yang mendengar pertanyaan Viona menepuk jidat nya tak habis pikir.

'Ni orang sawan kali ya. Ini kan orang yang barusan kita omongin Vionaa!" Gumam Flora dalam hati.

"Siapa sih yang gak tau nama lo? Apalagi sama peringkat pertama seangkatan lo yang gak pernah ke geser sedikitpun" balas Rifki sambil memperlihatkan senyuman termanis yang ia miliki.

"Eh gue gak bisa lama-lama nih, harus ke ruangan anak basket dulu buat persiapan tanding. Lo jangan lupa nonton ya, kasih semangat buat gue. Sekali lagi sorry udah nabrak lo" ujar Rifki sembari berjalan melewati Viona dan Flora.

Viona hanya membalas dengan senyuman canggungnya dan mengangguk.

"Itu orang yang gue omongin Vi" beri tahu Flora.

Viona melirik sekilas pada Flora dan berjalan meninggalkan Glora tanpa membalas ucapan Flora yang memberi tahunya diapa pria yang menabraknya barusan.

Flora yang merasa di abaikan menoleh ke arah Viona dengan pandangan jengkel. Teman nya ini emang rada-rada ngeselin, suka banget ninggalin orang yang lagi ngomong. Pikirnya sembari berjalan mengikuti Viona dan menunggu Viona di depan pintu toilet yang di masuki Viona.

Setelah selesai mengganti celana yang di pakainya dengan Rok seragam, Viona segera keluar dengan menenteng tas nya.

"Ntar lit nonton pertandingan basket yuk Vi, dengar-dengar sih semua kelas bakal jamkos biar anak-anak bisa liat basket dan nyemangatin tim basket sekolah kita."

Baru saja ia keluar dari balik pintu toilet, ia sudah di sambut oleh mulut Flora yang emang tidak bisa berhenti berbicara saat berada dekat dengan nya.

"Ogah" jawab Viona malas.

"Ayolah Vi, pertandingan nya kan fi mulai abis jam pelajaran pertama. Kita masuk kelas dulu, abis itu lita ke lapangan basket buat nonton pertandingan. Lo juga kan diminta nonton sama ayank Rifki" bujuk Flora sambil mengedip-gnedipkan matanya.

Viona memandang Flora dengan tatapan muak.

"Ogah ah, mending tidur di kelas dari pada harus panas-panasan di tribun buat liatin anak basket yang lari-lari rebutan bola." Viona tetap menolah ajakan Flora.

"Ihh.. ayolah Vi, Sebagai teman yang baik lo harus nemenin gue buat liatin babang Vino yang ganteng" Flora terus saja membujuk temannya itu agara mau di ajak menonton pertandingan basket antar sekolah.

Sebenarnya sih Flora juga tidak terlalu suka dengan pertandingan basket, namun karena ia memiliki gebetan yang merupakan anak basket juga, jadi ia rela berpanas-panasan untuk melihat gebetannya itu yang tengah berlarian di lapangan dengan jersey yang di kenakan nya.

Viona tampak berpikir sejenak. Dan akhirnya mengangguk mengiyakan.

Flora yang melihatnya bersorak kegirangan, "yey.. akhirnya gue bis abuju si Viona" sorak nya senang.

Viona memitar bola matanya malas melihat tingkah Flora yang berlebihan menurut nya.

Triing.

"Tumben ponsel lo bunyi pas mau jam pelajaran di mulai" ucap Flora saat mendengar deringan ponsel dari tas Viona.

Viona mengedikan bahunya acuh dan duduk di kursinya bersebelahan dengan Flora.

"Periksa coba, siapa tau penting" titah Flora.

Viona segera merogoh tasnya dan mengambil ponselnya.

Tertera nama Om Michael di layar ponselnya.

Ia melirik pada Flora sekilas sebelum membuka pesan yang di kirimkan oleh Michael.

"Setelah pelajaran pertama selesai saya jemput kamu ke sekolah. Kita fighting baju pengantin dan fhoto prewedding."

Viona membaca pesan dari Michael dengan malas. Dari mana coba dia tau kalo kelas cuman sampe jam pertama?.

Tau gini sih mending gak usah berangkat sekolah aja sekalian, sama aja kan harus jalan sama Om-om itu? Mana belajar cuma satu pelajaran pula. Gerutunya dalam hati.

"Ra kayaknya gue gak bisa nonton deh. Paph gue ngabarin kalo ada lerabat jauh yang dateng ke rumah dan mau ketemu gue" bohong Viona tanpa melihat ke arah Flora.

Flora yang sedari tadi memperhatikan Viona menjatuhkan bahunya kecewa.

1
Chipmunks
Jalan ceritanya bikin penasaran
Aono Morimiya
Aku bisa baca terus sampe malem nih, gak bosan sama sekali!
Linda Ruiz Owo
Suka sejak awal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!