Demi melunasi hutang kedua orang tuanya Jingga Anindya rela dinikahi oleh seorang duda yang bernama Raden Satria Wijaya. cucu dari Eyang Putri pemilik perkebunan teh. yang tak lain adalah majikan kedua orang tua Jingga.
____________________
"Kamu adalah istriku Jingga, jadi kamu harus melayaniku dan memenuhi semua kebutuhanku termasuk tidur denganku!" kata Satria dengan geram sambil menahan emosinya.
"Bukankah mas yang bilang kita tidur terpisah dan mas tidak ingin menyentuhku? kenapa sekarang minta dilayani?" Balas Jingga dengan santai.
____________________
Jingga adalah gadis Intovert dan tidak banyak bicara Ia suka menyendiri dikamar dan disibukan dengan belajar. Ia bercita-cita ingin bekerja dikota Jakarta. namun Ia harus mengubur cita-citanya tersebut.
Setelah menikah hidup Jingga berubah drastis. Ia harus menghadapi suaminya yang belum moveon dari mantan istrinya.
Akankah Satria dan Jingga akan jatuh cinta?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08 - Kehilangan Virgin
Malam hari. Jingga masih tertidur dengan lelap dikamar Satria, karena ia melakukan hubungan tersebut disiang hari.
Satria terbangun karena ponselnya tak hentinya berdering. "Fuck... Menggangguku saja." ucapnya lalu Satria pun mandi dan berpakaian rapih. Satria melihat Jingga yang masih tertidur dengan lelap, Ia melihat jelas tubuh putihnya banyak tanda merah bekas percinta'annya. Satria tersenyum tipis lalu melenggang pergi.
"Nanti jam 7 malam kalau Jingga belum bangun antarkan makan malamnya ke kamarku! bilang sama dia jangan pindah kamar!" perintah Satria kepada pelayan.
"Baik Tuan." Balas Maryati sambil membungkukkan badannya.
Satria melangkah pergi. "Daddy..." pekik Dennis sambil berlari.
"Hai Boy."
"Daddy I Miss you, Daddy mau kemana aku ikut"
Satria pun mengangkat satu alisnya. "Baiklah ayo." Satria dan Dennis pergi ke sebuah hotel yang dikirim lokasinya oleh Viona.
Lima belas menit kemudian. ______ "Mommy..." Panggil Dennis yang melihat Viona sedang duduk disofa sambil membaca majalahnya.
"Hai Dennis come here, Mommy merindukanmu" ucap Viona sambil memeluk putranya.
"You Miss me? Why you never to come in my house?"
Viona pun melirik kearah Satria yang hanya diam mematung.
"Ah nanti ya Mommy mengunjungimu, duduklah kamu sudah makan belum?"
"Aku belum makan, oh ya di rumah ada mbak Jingga dia seperti putri salju, tadi pagi main denganku dia masih muda dan tidak mau aku panggil Mommy atau sebagainya, dia mau aku panggil mbak." ungkap Dennis panjang lebar.
"Hm.. apa dia Cantik?" tanya Viona.
"Cantik sekali, tapi ya gitu deh." balas Dennis sambil mengangkat kedua bahunya.
"Sudah makan, ini sudah hampir malam." sambung Satria. Lalu mereka pun pergi ke Restoran di hotel tersebut.
"Sial sekali, Dennis segala ikut, rencanaku gagal total." batin Viona.
Mereka pun makan bersama layaknya keluarga kecil bahagia. Sedangkan Satria hanya diam dia malah gagal fokus kepada Jingga. Ia terbayang Jingga di bawah kungkungannya yang sedang memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya yang sedang menahan desahannya.
Satria pun mengingat jelas saat iya menyuruhnya Jingga diatas tubuhnya Jingga terlihat Cantik dan begitu indah tubuhnya. tanpa terasa Satria tersenyum hangat sambil menggelengkan kepalanya.
"Satria, are you okay?" tanya Viona.
Satria mengangguk dan langsung mengubah mimik wajahnya kembali datar.
"Sat, aku butuh uang, bulan ini kau belum mentransfer ku." pinta Viona.
"Nanti aku Transfer." ucap Satria. Viona pun memegang tangan Satria.
"Demi Dennis ayo kita kembali Sat, Please."
Satria pun melepaskan tangan Viona. "Sudah malam, aku dan Dennis pulang dulu next time, kita ketemu lagi."
"Yah Daddy baru beberapa jam bertemu dengan Mommy, ya sudah Bay Mommy see you soon." pamit Dennis lalu melenggang pergi.
***
Dikamar Satria. Jingga pun terbangun ia merasakan tubuhnya terasa sakit semua. "Aw... Tubuhku seperti habis dipukuli masa." gumam Jingga sambil terduduk dengan pelan. Lalu Jingga pun menoleh ke samping Ia tidak menemukan Satria, lalu jingga melihat bajunya yang masih berserakan begitu pun dengan seprainya yang berantakan dan ia juga melihat noda darah yang menempel disprei.
Jingga pun terdiam dengan matanya berkaca-kaca. "Aku sudah menyerahkan ke sucianku kepada suamiku, tapi diantara kami tidak ada cinta, ini sakit sekali sangat sakit aku ditiduri olehnya hanya karena sebagai gadis pelunas hutang dan nafsunya." gumam Jingga sambil menangis.
Tok... Tok... Maryati mengetuk pintu lalu masuk sambil membawa nampan makanan.
Maryati begitu terkejut yang melihat kamar Satria berantakan dengan pakaiannya Jingga dan Satria dimana-mana. Sedangkan Maryati melihat Jingga sedang terduduk sambil menangis dengan memeluk dirinya sendiri.
"Mbak..." gumam Maryati.
Jingga hanya diam sambil menangis tersedu-sedu sambil menutup dirinya. Jingga layaknya seperti orang yang habis di perkosa.
"Mbak kenapa?" tanya Maryati sambil menggoyangkan tubuh Jingga.
Jingga pun memeluk Pelayan dan menangis sejadi-jadinya. "Apa yang harus aku lakukan mbak Maryati, kesucianku sudah hilang" tutur Jingga dengan polosnya seolah-olah ia mengadu seperti habis diperkosa.
"Mbak tenang ya, ini hal yang wajar bukan Den Satria kan suami mbak, dimana letak salahnya kalau Eyang putri tahu pasti senang sekali."
"Salahnya diantara kami tidak ada cinta Mbak dan mas Satria itu sudah tua dia hanya menganggapku hanya sebagai pemuas nafsunya saja." Jingga bicara panjang lebar sambil menangis.
"Sudah mbak, ayo saya bantu mandi biar kamarnya dibereskan, nanti Den Satria pulang kamarnya masih berantakan dia akan marah." ucap Maryati sambil memapah Jingga untuk menuju kamar mandi.
Maryati terkejut yang melihat setengah tubuh Jingga di penuhi oleh tanda merah.
"Badan sekecil ini habis bertarung dengan badan segede den Satria, ngilu sekali aku membayangkannya apa lagi sudah menduda lama, jelas saja anak gadis ini merasakan sakit." batin Maryati.
"Apa terasa sakit?" tanya Maryati yang melihat jalan Jingga dengan pelan layaknya orang seperti orang yang habis melahirkan.
"Sakit sekali mbak." sahut Jingga lalu masuk kedalam kamar mandi. Maryati pun membereskan kamar dan mengganti sepreinya.
30 menit kemudian. _______ Jingga selesai mandi dan juga makan. Satria sudah kembali dan langsung masuk kedalam kamarnya.
"Saya permisi dulu." ucap Maryati sambil membawa bekas makan Jingga.
Satria mengangkat satu alisnya yang melihat Jingga habis mencuci tangannya dengan berjalan pelan dan mengangkang.
"Apa sesakit itu? Dulu aku dan Viona biasa saja dan rasanya juga tidak senikmat ini." batin Satria dengan heran.
"kamu mau kemana?"
"Kembali ke kamarku." balas Jingga.
"Siapa yang menyuruhmu kembali hm?" tanya Satria sambil menatap tajam kearah Jingga.
"Badan aku sakit semua, aku ingin sendiri."
"Dan aku tidak mengizinkanmu! Menurut jangan membantah!" kata Satria yang terdengar tidak bisa ditolak.
Jingga pun menghela nafasnya dengan kasar lalu duduk diatas tempat tidur. Satria pun melirik ke arah Jingga sambil berjalan ke kamar mandi.
"Fuck.. Hanya melihatnya saja milikku sudah menegang kembali murahan sekali milikku seolah-olah tidak ada harga dirinya didepan gadis kecil itu." gumam Satria sambil mencuci wajahnya dengan prustasi.
putus asa nya di nikmatin dulu wkwkwk🤣
ntar kalau sudah waktu nya mb jingga bakalan balik kok mas duda 🤭
mb jingga jangan nangis atuch sini aku cerita in kalau mas duda mu merindukan mu 🤣
kamu jangan pulang dulu yaw tunggu dulu sampai kamu sukses 😍😍😍
akhirnya mas arya dan mb gea selamat yaww😍😍
pak sat aku bahagia kamu lagi galau 🤭🤭
istri kecil mu akan sukses kamu akan semakin galau 🤣
akhirnya kang arya dan mb gea akan berlabuh juga nich kapal ahh gak sabar 😍😍😍
mb jingga semangat ya buat bang duda ini makin klepek klepek sama kamu 😍😍😍
bang duda sich salah sendiri bikin mb jingga marah besar kan 🤣
kesempatan ya arya di dalam kesempitan 😍😍😍
kesempatan bisa nikahin pujaan hati nya 😍😍😍
ayoo arya gasss💪💪
pak sat nikmatin dulu noh galau nya 🤣
aku puas pak sat kamu galau salah sendiri istri kecil nya di cuekin 🤭