Takdirnya telah dicuri. Chen Kai, dulu jenius nomor satu di klannya, kini hidup sebagai "sampah" yang terlupakan setelah Akar Spiritualnya lumpuh secara misterius. Tiga tahun penuh penghinaan telah dijalaninya, didorong hanya oleh keinginan menyelamatkan adiknya yang sakit parah. Dalam keputusasaan, dia mempertaruhkan nyawanya, namun berakhir dilempar ke jurang oleh sepupunya sendiri.
Di ambang kematian, takdir mempermainkannya. Chen Kai menemukan sebuah mutiara hitam misterius yang menyatu dengannya, membangkitkan jiwa kuno Kaisar Yao, seorang ahli alkimia legendaris. Dari Kaisar Yao, Chen Kai mengetahui kebenaran yang kejam: bakatnya tidak lumpuh, melainkan dicuri oleh seorang tetua kuat yang berkonspirasi.
Dengan bimbingan sang Kaisar, Chen Kai memulai jalan kultivasi yang menantang surga. Tujuannya: mengambil kembali apa yang menjadi miliknya, melindungi satu-satunya keluarga yang tersisa, dan membuat mereka yang telah mengkhianatinya merasakan keputusasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelelangan Dimulai
Bulan menggantung rendah di langit Kota Awan Jatuh, cahayanya yang pucat nyaris tidak menembus kabut tipis yang menyelimuti distrik kumuh.
Wusss...
Sesosok bayangan hitam meluncur tanpa suara di antara gang-gang sempit, bergerak lebih cepat dari angin malam. Gerakannya halus, hampir seperti hantu, sesekali meninggalkan bayangan samar di belakangnya.
Itu adalah Chen Kai.
Dia berhenti di depan gerbang halaman rumahnya yang reyot. Dia menarik napas dalam-dalam, menenangkan Qi yang bergolak di tubuhnya setelah berlari penuh menggunakan 'Langkah Bayangan Naga' dari Hutan Kabut Binatang. Tiga hari pelatihan intensif tidak hanya memberinya jurus serangan baru, tetapi juga telah menyempurnakan kontrolnya atas teknik gerakan ini.
Dia menekan aura pembunuh yang samar, sisa dari pertarungannya dengan babi hutan, dan mendorong gerbang perlahan.
Kriieet...
Suara engsel berkarat terdengar memekakkan telinga di malam yang sunyi.
"Kakak?"
Suara lemah datang dari dalam rumah.
Jantung Chen Kai mencelos. Dia bergegas masuk.
Di dalam ruangan yang remang-remang, hanya diterangi oleh lampu minyak kecil, Chen Ling'er sedang duduk di tempat tidurnya. Dia memeluk lututnya, wajahnya pucat karena cemas.
"Ling'er! Kenapa kau bangun? Kau seharusnya istirahat!" Chen Kai bergegas ke sisinya, nadanya cemas.
"Kakak, kau pergi begitu lama..." bisik Ling'er, matanya berkaca-kaca. "Aku... aku takut. Aku bermimpi buruk. Aku bermimpi orang-orang jahat itu datang lagi..."
Chen Kai merasakan gelombang rasa bersalah dan amarah yang dingin. Rasa bersalah karena membuatnya khawatir, dan amarah pada Keluarga Chen yang telah menanamkan trauma begitu dalam pada adiknya.
Dia duduk di tepi tempat tidur dan dengan lembut memegang tangan Ling'er yang sedingin es.
"Maafkan Kakak, Ling'er. Kakak harus pergi berlatih agar menjadi lebih kuat. Kakak janji, mulai sekarang Kakak tidak akan pergi begitu lama," katanya lembut.
Dia merasakan energi dingin yang menusuk dari 'Penyakit Vena Beku' di tubuh Ling'er. Pil Peremaja Darah yang dia berikan hanya bisa menyehatkan darahnya, tetapi tidak bisa melawan hawa dingin di meridiannya.
"Kakak, kau... kau baik-baik saja?" Ling'er menatapnya. "Kau terlihat... berbeda."
Chen Kai tersenyum tipis. "Kakak baik-baik saja. Kakak menjadi lebih kuat. Dan Kakak punya sesuatu untukmu."
Dia merogoh kantongnya dan mengeluarkan inti iblis Tingkat Empat Puncak dari Babi Hutan Berduri Baja. Inti itu masih hangat dan memancarkan energi Yang (positif/panas) yang samar, kontras dengan energi Yin (dingin) dari penyakit Ling'er.
Mata Ling'er melebar. "Itu... inti iblis?"
"Ini dari binatang iblis Tingkat Empat," jelas Chen Kai. "Energi Yang di dalamnya murni. Pegang ini saat kau tidur. Ini akan membantu menekan hawa dingin di tubuhmu dan membuatmu tidur lebih nyenyak."
Dia dengan hati-hati meletakkan inti hangat itu ke telapak tangan Ling'er.
Ling'er tersentak sedikit saat merasakan kehangatan itu. Wajahnya yang pucat langsung terlihat sedikit lebih baik. "Sangat... hangat..."
"Tidurlah. Kakak akan menjagamu di sini," kata Chen Kai.
Dia membantu Ling'er berbaring kembali, menyelimutinya, dan memastikan dia memegang inti iblis itu dengan erat. Dalam beberapa menit, napas Ling'er menjadi teratur dan dalam. Hawa dingin yang menusuk di ruangan itu tampak sedikit berkurang oleh kehangatan inti.
Chen Kai duduk di samping tempat tidur untuk waktu yang lama, hanya mengawasinya. Wajah adiknya yang damai memperkuat tekadnya.
Apapun harganya.
"Kau menghabiskan waktu terlalu banyak untuk sentimental," suara Yao terdengar di benaknya, tetapi kali ini, nadanya tidak terlalu menghina. "Tapi... motivasimu murni. Itu bagus. Sekarang, jangan buang malam ini. Meditasi. Pulihkan setiap tetes Qi cair yang kau gunakan. Besok, kau akan menghadapi sarang ular. Kau harus berada dalam kondisi puncak."
Chen Kai mengangguk. Dia duduk di lantai yang dingin di sebelah tempat tidur adiknya, menutup matanya, dan mulai menjalankan 'Sutra Hati Kaisar Naga Abadi'.
Energi spiritual di udara mulai mengalir ke arahnya. Sisa-sisa energi dari inti iblis di tangan Ling'er juga perlahan-lahan tersedot ke arahnya, membantunya memulihkan diri lebih cepat.
Malam berlalu dalam kesunyian.
Keesokan harinya, matahari bersinar terik.
Kota Awan Jatuh dalam keadaan gempar.
Kabar bahwa Paviliun Seratus Harta Karun akan melelang dua belas Pil Pengumpul Qi telah menyebar seperti wabah. Seluruh lapisan atas kota menjadi gila.
Pil Pengumpul Qi! Itu adalah sumber daya strategis! Itu adalah kunci untuk menerobos dari Tingkat Empat ke Tingkat Lima!
Di kota terpencil seperti Kota Awan Jatuh, di mana seorang kultivator Tingkat Enam sudah dianggap ahli, dan Tingkat Tujuh adalah penguasa, perbedaan antara Tingkat Empat dan Tingkat Lima sangat besar.
Satu Pil Pengumpul Qi bisa menciptakan ahli Tingkat Lima yang baru! Dua belas pil bisa mengubah keseimbangan kekuatan di seluruh kota!
Jalanan utama menuju Paviliun Seratus Harta Karun dipenuhi oleh kereta-kereta mewah.
Sebuah kereta yang ditarik oleh Kuda Awan—binatang iblis Tingkat Tiga—berhenti di depan pintu masuk. Lambang Keluarga Zhang terpampang di sisinya. Seorang tetua Keluarga Zhang turun, wajahnya serius.
Kereta lain dari Keluarga Wei menyusul, juga dipimpin oleh seorang tetua.
Kemudian, kereta yang paling megah tiba. Kereta itu terbuat dari kayu hitam yang dipernis, ditarik oleh dua Kuda Awan, dan dihiasi dengan lambang Keluarga Chen.
Pintu terbuka. Yang pertama turun adalah Chen Long.
Dia tampak lebih sombong dari sebelumnya. Aura seorang kultivator Tingkat Lima memancar darinya tanpa ditahan-tahan, membuat orang-orang di sekitarnya merasa tertekan. Dia mengenakan jubah sutra mahal dan memandang kerumunan dengan jijik.
Di belakangnya, seorang pria yang tampak tenang turun. Dia adalah Patriark Muda, Chen Wei.
Chen Wei tampak biasa saja. Dia tidak memancarkan aura apa pun. Dia terlihat seperti sarjana terpelajar. Tetapi jika ada ahli sejati yang melihat, mereka akan merasakan aura yang terkunci rapat di dalam tubuhnya, seperti gunung berapi yang sedang tidur. Dia berada di puncak Alam Kondensasi Qi Tingkat Tujuh.
"Hmph! Begitu banyak semut mencoba bersaing untuk pil," dengus Chen Long.
"Jangan meremehkan mereka, Long'er," kata Chen Wei pelan, suaranya tenang namun berwibawa. "Keluarga Zhang dan Wei juga mengincar pil ini. Tujuan kita hari ini adalah mendapatkan setidaknya enam pil, tidak peduli berapa harganya. Ini penting untuk memperkuat fondasi keluarga kita."
"Aku mengerti," kata Chen Long, meskipun nadanya masih sombong.
Saat mereka berjalan menuju pintu masuk, penjaga paviliun, yang sekarang berlipat ganda jumlahnya dan semuanya adalah kultivator Tingkat Tiga, membungkuk dalam-dalam.
"Tuan Patriark Muda Chen, Tuan Chen Long, selamat datang."
Di seberang jalan, di bayang-bayang gang, sesosok tubuh berkerudung hitam memperhatikan semua ini.
Chen Kai mengamati kedatangan mereka dengan mata sedingin es di balik tudungnya. Amarah dan kebencian membara di dalam hatinya, tetapi dia menekannya dengan paksa.
'Tenang,' pikirnya. 'Hari ini bukan hari untuk balas dendam. Hari ini adalah hari untuk mendapatkan uang.'
"Kau lihat," kata Yao. "Mereka adalah penguasa kota ini. Kau akan menawar melawan mereka secara langsung. Jangan biarkan emosimu menguasaimu. Kau adalah 'Utusan'. Ingat peranmu."
Chen Kai mengangguk.
Dia menunggu sampai Chen Wei dan Chen Long masuk ke dalam paviliun. Kerumunan sedikit menipis. Baru saat itulah dia keluar dari bayang-bayang dan berjalan dengan tenang menuju pintu masuk utama.
Kerumunan orang yang mencoba masuk ke lobi utama sangat padat.
"Minggir! Hanya mereka yang memiliki undangan atau 100 koin perak yang boleh masuk!" teriak seorang penjaga.
Chen Kai mengabaikan antrean. Dia berjalan langsung ke pintu masuk VIP di samping.
"Berhenti!" seorang penjaga menghadangnya. "Area ini hanya untuk..."
Chen Kai tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengangkat tangannya dan menunjukkan Token Giok Hitam pekat yang diberikan Manajer Yu.
Mata penjaga itu melebar ketakutan. Dia pernah melihat token itu sebelumnya. Itu adalah token tamu dengan level tertinggi.
"Mohon... mohon maafkan saya, Tamu Terhormat!" Penjaga itu segera membungkuk 90 derajat. "Silakan lewat sini! Manajer Yu sudah menunggu Anda!"
Pemandangan ini—seorang penjaga paviliun yang angkuh membungkuk begitu dalam pada sosok berkerudung misterius—menarik perhatian banyak orang, termasuk Chen Long, yang kebetulan melihat dari lobi.
"Siapa itu?" tanya Chen Long, menyipitkan matanya.
Chen Wei juga menoleh. Dia merasakan aura yang samar dan dingin dari sosok itu, tetapi dia tidak bisa merasakannya dengan jelas. "Mungkin perwakilan dari kota lain. Atau... mungkin orang yang terkait dengan pil itu," katanya pelan. "Abaikan dia untuk saat ini."
Chen Kai tidak peduli dengan tatapan mereka. Dia mengikuti penjaga itu ke lantai atas, melalui koridor pribadi.
Di lantai tiga, Manajer Yu sudah berdiri di depan pintu sebuah ruangan pribadi, menyeka keringat di dahinya.
"Tuan Utusan!" serunya lega saat melihat Chen Kai. "Anda datang! Saya hampir mengira Anda tidak akan..."
"Bisnis," potong Chen Kai dengan suara serak.
"Ya, ya, tentu saja! Silakan masuk!" Manajer Yu membuka pintu. "Ini adalah Ruang VIP nomor satu kami. Memiliki jendela spiritual satu arah. Anda bisa melihat semua orang, tapi tidak ada yang bisa melihat Anda. Teh? Makanan ringan?"
"Tidak," kata Chen Kai. Dia berjalan melewati manajer itu dan masuk ke dalam ruangan yang mewah.
Ruangan itu didominasi oleh jendela kaca besar yang berwarna gelap dari sisi dalam, tetapi tampak seperti cermin dari sisi luar. Di bawah, panggung lelang utama terlihat jelas. Ratusan kursi di lantai dasar sudah hampir penuh.
"Pelelangan akan dimulai dalam lima belas menit," kata Manajer Yu. "Pil Anda akan menjadi grand finale. Kami telah menyebarkan beritanya. Setiap orang besar di kota ini ada di sini, dan mereka membawa banyak uang!"
"Bagus," kata Chen Kai.
"Baiklah, saya tidak akan mengganggu Anda lagi, Tuan. Jika Anda butuh sesuatu, cukup bunyikan bel ini." Manajer Yu membungkuk dan menutup pintu, meninggalkan Chen Kai sendirian dalam kemewahan yang sunyi.
Chen Kai duduk di kursi beludru yang nyaman, menghadap ke jendela. Dia bisa melihat kerumunan di bawah. Dia melihat Chen Wei dan Chen Long duduk di barisan depan, di area khusus untuk keluarga besar.
Dia memejamkan mata sejenak, menenangkan detak jantungnya.
Beberapa saat kemudian, seorang wanita cantik dengan gaun merah naik ke atas panggung. Aula yang bising itu langsung terdiam.
"Selamat datang, Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, di pelelangan bulanan Paviliun Seratus Harta Karun!" suara wanita itu terdengar jelas dan merdu, diperkuat oleh formasi suara.
"Kita semua tahu mengapa kita ada di sini hari ini! Kita memiliki beberapa barang langka yang luar biasa. Jadi, tanpa basa-basi lagi... mari kita mulai dengan item pertama kita!"
Asisten membawa sebuah kotak yang ditutupi kain sutra.
"Item pertama kita malam ini... sebuah Teknik Kultivasi Tingkat Rendah... 'Tinju Batu Menghancurkan'!"
Kerumunan langsung berdengung.
Chen Kai hanya menonton dengan dingin. Ini semua hanya pemanasan. Dia menunggu. Dia menunggu grand finale.
awas kalo sampai putus d tengah jalan critanya aku cari penulisnya wkwkwkw
ga terlalu cepat op
pelan berdarah tapi pasti
saya suka
byk bintang untuk penulis