NovelToon NovelToon
ELEORA (Elio Aurora)

ELEORA (Elio Aurora)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hanswii

kisah cinta dua anak manusia yang tumbuh bersama sejak kecil, tapi karena suatu hal yang akhirnya membuat mereka berpisah.
kisah tentang seorang Elio pewaris tunggal keluarga konglomerat dengan seorang gadis bernama Aurora yang hidupnya penuh teka teki dan misterius.
bisakah elio membawa kembali gadis tercintanya untuk bisa selalu bersama dengannya?
ikuti kisah mereka, dan jangan lupa tinggalkan jejak untuk terus menyemangati author....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Pagi ini seperti biasa Aurora atau Calista berangkat bersama Geovano, tidak seperti biasa hari ini mereka ke sekolah menggunakan mobil karena Theo ingin ikut bersama mereka.

Kalau hari hari biasa Geovano akan menjemput Calista Dengan motor sportnya, karena kalau pake mobil, si Hilda pasti akan merengek ingin ikut bersama mereka, dan karena semalam calista menginap dirumah Geovano jadi pagi ini mereka bisa berangkat bersama naik mobil, lalu berakhir si Theo yang ikut bersama mereka karena motornya masuk bengkel.

Dan benar kata Geovano, Hilda dan Tika semalam tidak pulang dan baru pulang tadi pagi pukul 6, nenek Kamila yang sudah tahu kebiasaan dia perempuan pun tidak bisa menegur atau marah seperti dulu, kakinya lumpuh juga karena dulu dia memarahi Tika yang tidak pulang selama 3 hari, dan Tika yang murka mendorong nenek Kamilah dari tangga saat Hilda dan Calista tidak dirumah.

"hai hai bebeb Calista", sapa Bianca heboh saat Calista baru saja memasuki koridor sekolah bersama Geovano dan Theo,

"pagi bibi", balas calista,

"heh, kenapa jadi bibi, sejak kapan gue nikah sama paman Lo?", nyolot Bianca tak terima, Calista hanya terkekeh,

"panggilan kesayangan dari gue", ucap Calista,

"ogah", jawab cepat Bianca,

"kita duluan ya kak cal", ucap theo,

"oke, kita juga mau ke kelas ini", jawab Calista.

Mereka berpisah, karena Memang mereka berbeda kelas, sedangkan Theo Memang masih kelas 11.

"Wenda sama Mona belum datang bi?", tanya Calista saat keduanya sudah Sampai di kelas,

"tau, biasanya paling rajin, ini kok belum pada datang", jawab Bianca,

"mereka gak ada kasih kabar ke Lo?", tanya Calista lagi,

"gak ada, masih dijalan kali", kata Bianca seraya bercermin

sementara Calista membuka buku pelajarannya karena semalam tidak belajar.

"huft...huft... huft...",

"heh, kalian berdua ngapain sih lari larian", ucap Bianca,

"kita... Kita...",

"kita apaan?", tanya Bianca tak sabaran,

"atur nafas dulu, baru ngomong", ucap Calista jengah juga, kedua gadis itu pun mengatur nafas yang ngos ngos an setalah berlarian.

"udah?", tanya Calista, keduanya mengangguk,

"ngomong", titah Bianca,

"nyokap tiri Lo cal", ucap Mona,

"kenapa sama si nenek gayung?", tanya bianca,

"dia ciuman sama om om perut buncit di depan hotel tadi malam", ucap Mona,

"hah...", Calista dan Bianca terpekik kaget,

"sama si pick me, semalam juga mabuk di club, terus masuk ruang VIP sama Doni, anak 12 F", ucap Wenda,

"hah...", calista dan Bianca kembali memekik heboh,

"emang Lo semalam gak tahu kalau tuh dua betina gak pulang cal?", tanya Mona,

"gue nginep dirumah Vano semalam, ya gue sempat ketemu si Hilda sih pas di mall dan dia minta mau gabung gitu sama gue dan Vano, tapi ditolak Vano, abis itu gue gak tahu lagi", jelas Calista,

"gila ta gila, sumpah tuh 2 betina gila banget" ucap Bianca geram,

"emang nenek sama bokap Lo gak curiga ya ta sama kelakuan mereka berdua?", tanya Mona,

"bokap gue aja gak pernah pulang, kalau nenek, mereka kan satu geng", ucap calista yang membuat ke tiga sahabatnya tergelak,

"keluarga Lo gak ada yang benar cal", ucap Wenda,

"btw, Lo semalam juga ngapain di hotel mon, dan Lo Wen, ngapain Lo cewek malam malam di club?", tanya Bianca menatap sengit dan penuh tanya pada mereka berdua,

"semalam gue diajak papa sama mama ketemuan sama sahabat mereka yang lagi mampir ke sini dan orangnya nginap di hotel, mama sama papa gue juga lihat nenek gayung lagi sama om om ian itu", jelas Mona,

"Lo Wen?", tanya Bianca,

"biasa, gue jemput sepupu lucnut gue kobam disana gak bisa pulang", jawab Wenda, dia memang berkepribadian agak tomboy,

"tapi Lo gak ikut minum kan Wen?", tanya Calista memicingkan mata,

"enggak lah cal, gue mah polos anti sama yang begituan", jawab Wenda,

"tapi sumpah, itu sih pick me, masih kecil udah Berani banget masuk club terus dibawa ke ruang VIP, wah wah jangan jangan mereka lagi enak enak", ucap Bianca,

"enak enak?", tanya Calista tak paham,

"enak enak cal, bikin anak, heheheh", ucap Mona,

"semalam Vano juga ngomong gitu, katanya mereka gak akan pulang karena lagi enak enak", kata Calista,

"Vano, apa mungkin dia juga tahu?", tanya Calista,

"kalau semalam di club gue lihat Ferdi, mungkin Ferdi yang ngasih tahu Geovano", kata wenda,

"kalau di hotel kayaknya gue gak ketemu siapapun", Mona mengingat ingat,

"temannya Geovano banyak keles, apalagi anggota geng motornya, bisa aja kan salah satu temannya juga disana", sahut Bianca,

"udah udah gak usah dipikirkan, biarin aja tuh dua betina, kalau bisa semoga saja mereka hamil biar ketahuan sama bokap Lo", kata Mona, Calista hanya menghembuskan nafas kasar, keluarganya benar benar toxic.

Bel berbunyi, semua siswa sudah duduk di bangku masing masing, dan tak lama guru pun masuk memulai pelajaran.

Tak ada yang bersuara, semua fokus menyimak pelajaran yang di sampaikan Bu guru, Calista meskipun tidak fokus karena pikirannya di penuhi hal hal buruk tentang keluarganya, dia berusaha tenang hingga beberapa kali menghembuskan nafas dalam.

hingga akhirnya dia bisa melewati 2 mata pelajaran meskipun dengan konsentrasi yang terpecah.

Bel istirahat berbunyi, semua berhamburan keluar, Calista dan tiga sahabatnya hendak ke kantin seperti biasa, karena mereka bukan tipe anak anak yang membawa bekal dari rumah plus mereka termasuk gadis gadis yang mudah lapar.

"gue ke toilet dulu ya", ucap Calista,

"oke, kit tunggu dikantin", jawab Mona,

"ditemenin gak?", tanya wenda,

"gak usah", jawab Calista,

"pesen kayak biasa kan?", sahut Bianca,

"gue mau batagor aja deh, porsi dikit aja masih kenyang, tadi sarapan banyak di rumah vano", jawab Calista.

"oke".

Calista menuju toilet menuntaskan hajat yang sudah mendesak ingin dikeluarkan.

Setelah usai, dia keluar ingin menyusul sahabatnya ke kantin.

"nginep dimana Lo semalam gak pulang, dasar murahan", ucap tiba tiba seseorang dari arah belakang, Calista hanya tersenyum smirk, hapal sekali Suara siapa itu,

"bukannya semalam Lo dan nyokap Lo juga gak pulang, abis enak enak lagi sama laki laki", ucap menohok Calista, Hilda membelalakkan mata mendengar ucapan Calista,

"apa maksud omongan lo, gak usah mutar balikan fakta", elak Hilda,

"Lo pikir gue gak tahu kelakuan Lo sama nyokap Lo, kalian menghabiskan malam dengan laki laki yang bahkan bukan pasangan sah kalian, kalau Sampai papa tahu, akan seperti apa nasib kalian", kata Calista penuh ejek,

"Lo, gak Usah asal ngomong, tahu apa Lo hah, Lo yang gak pulang dan nginap bersama kak Geovano, malah sekarang mutar balikan fakta dan nuduh gue", Hilda tak mau kalah,

"gue emang nginap di rumah vano, emang kenapa, dia calon suami gue, kenapa Lo harus sewot, iri ya gak mampu saingan sama gue karena vano lebih milih gue", ucap Calista mengejek,

Tangan Hilda sudah hampir melayang, tapi Tiba tiba saja dia malah menampar pipinya sendiri dan duduk bersimpuh di hadapan calista,

"ampun kak, ampun, aku minta maaf, kau gak bermaksud bicara seperti itu, hiks",

Calista mengernyit bingung,

"drama apa lagi nih anak", batin Calista,

"sayang, ada apa?", tiba tiba suara Geovano terdengar dan calista langsung paham kenapa Hilda melakukan hal seperti tadi,

"kak Calista nampar aku kak, padahal aku cuma tanya kenapa dia semalam tidak pulang, hiks hiks", ucap Hilda lebih drama sambil memegang pipinya, Calista mendengus sebal, dasar ratu drama,

"ya ampun sayang, tangan kamu gak apa apa kan, sakit gak sayang, ayo aku obati pasti sakit abis dibuat nampar", ucap Geovano penuh perhatian, sambil memegang tangan Calista seolah memeriksa telapak tangan Calista,

Teman teman Geovano, Ferdi, Leon, putra dan Steven menahan tawa melihat adegan itu, mereka meninggalkan Hilda yang melongo melihat adegan Geovano dan Calista yang sok romantis.

"brengsek, gue udah kayak gini, kak geovano malah perhatian sama tangan si anak sialan itu, awas aja ya Lo anak sialan, gue bakal buat perhitungan sama Lo", geram Hilda,

"tapi darimana dia tahu semalam gue sama mama jalan sama cowok, bisa bahaya kalau tuh anak ngadu ke papa, gue harus lapor ke mama".

Hilda pun berdiri dan segera mencari tempat yang aman untuk menelpon sang mama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!