ELEORA (Elio Aurora)
Sosok pemuda tampan dengan sorot mata setajam elang berjalan memasuki koridor sekolah elit dengan langkah penuh wibawa.
pemuda tampan dengan rahang tegas, sorot matanya yang tajam mampu membuat siapapun merasa terintimidasi saat berhadapan dengannya.
pemuda tampan bak jelmaan dewa mitologi Yunani, dengan iris mata coklat terang, badan Tegap, tinggi badan 185 cm, memiliki wajah blasteran itali dari sang ibu dan ayah Indonesia dari sang ayah, membuatnya banyak di elu elukan para perempuan yang menatapnya.
bersama dengannya 4 pemuda tak kalah tampan mengiringi langkah pewaris tunggal perusahaan raksasa dirgantara crop itu.
perusahaan yang mencangkup berbagai macam sektor industri dan sudah tersebar di berbagai daerah bahkan sudah sampai luar negeri, membuat nama dirgantara banyak di kenal dan di segani di berbagai kalangan pebisnis, banyak yang berebut, berusaha agar bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan tersebut.
"El, hari ini jangan lupa ada rapat OSIS", ucap pemuda dengan lesung pipi berwajah oriental itu, Jerico bastara, nama lengkapnya,
"hemmmm", jawab singkat bin datar pemuda tampan yang bernama lengkap Elio Abigail dirgantara itu,
"nanti malam juga ada tawaran balap dari black lion, kita turun apa gak El?", tanya delano Pradipta,
"terserah Azka", jawab Elio,
"gue info lagi nanti", sahut si dingin bin datar Azka Milano, sepupu Elio dari pihak sang mami,
"pertandingan persahabatan antar sekolah juga dimajukan, kita harus segera mengumpulkan perwakilan ketua masing masing kelas", sahut Virzha Mahatma, sepupu Elio dari pihak sang Daddy,
"kita bahas nanti rapat", jawab Elio yang menjabat sebagai ketua OSIS.
Ke 5 lelaki sejuta pesona itu pun melanjutkan langkah ke kelas mereka karena bel sudah berbunyi dan pelajaran akan segera dimulai.
SMA mustika Dirgantara adalah sekolah milik keluarga dirgantara yang juga ada jenjang SMP dan SD, semuanya berada dalam satu kawasan yang hanya di sekat tembok per jenjangnya saja.
Elio dan ke 4 temannya tahun ini berada di kelas 12, mereka bersekolah di sana sejak mereka SD dan selalu bersama sama karena rumah mereka pun berada dalam satu komplek khusus keluarga mereka dan di komplek itu hanya ada 5 hunian besar, masing masing milik keluarga dirgantara, Milano,Pradipta, Mahatma dan bastara.
Kalau Azka adalah sepupu Elio dari pihak sang Daddy, dan Virzha sepupu dari pihak sang mommy, kalau orang tua jerico dan Delano adalah sahabat daddy-nya elio, tuan rajendra dirgantara. Sama seperti mereka, orang tua mereka juga bersahabat sejak kecil, bahkan persahabatan itu dimulai dari kakek nenek mereka, sehingga saat mereka sudah berkeluarga pun mereka membangun rumah berdekatan agar bisa sering berkumpul bersama kalau sedang penat bekerja dan bertahan hingga cucu mereka.
Elio, Azka, Delano, Jerico dan Virzha juga memiliki geng motor yang diberi nama the golden eagle, anggotanya, jangan ditanya, sudah ratusan dan tersebar di berbagai penjuru kota.
Bukan geng motor yang suka ugal ugalan atau membuat onar yang suka tawuran atau balapan liar gak jelas ya, tapi geng motor mereka lebih ke sekumpulan anak muda yang suka motor dan menyalurkan hobi mereka dengan ikut event balap di sirkuit resmi, membongkar pasang motor bahkan mereka pun punya bengkel motor yang lumayan besar dan pegawainya adalah anggota mereka yang kurang beruntung dalam segi ekonomi.
Kelas sudah dimulai, para siswa menyimak dengan seksama pelajaran yang diterangkan oleh guru di depan, sekolah itu kelas unggulan, hampir seluruh penghuninya adalah anak anak berotak cerdas dan haus akan prestasi, tak heran kalau pelajaran sudah dimulai yang tersebar hanyalah suara gurunya saja, yang lain fokus menyimak.
Di belahan bumi bagian lain, seorang gadis berparas cantik juga sedang menyimak dengan fokus pelajaran yang sedang di jelaskan oleh guru berhijab yang terlihat garang.
"Calista, silahkan kamu jelaskan apa yang dimaksud dengan soal nomor 5", perintah ibu guru, gadis yang akrab disapa Calista itupun dengan mantap menjawab dan menjelaskan jawaban dari soal yang di maksud Bu guru.
Teman temannya menyimak dan mencatat jawaban calista, Bu guru selalu puas dengan jawaban calista dan memuji kepintaran gadis itu.
Aurora calista Wibisono, gadis cantik ber body bak model, parasnya begitu cantik, wajahnya teduh, kulitnya putih mulus, pintar, sampai sampai dia dijuluki queen bee nya SMA darma bakti.
Tak heran, disekolah banyak sekali gadis gadis iri pada sosok Calista, ditambah lagi Calista juga sudah dijodohkan dengan pangeran sekolah SMA darma bakti yang tampan dan kaya raya, Geovano Abraham dan rencananya setelah lulus mereka akan bertunangan dan berkuliah bersama di luar negeri.
"Lo emang pinter cal", puji Bianca, salah satu sahabat Calista,
"paket lengkap pokoknya mah kata gue", sahut Mona, sahabat Calista juga,
"Lo kira Calista martabak, paket komplit", ucap Wenda, sahabat Calista juga, sedangkan Calista hanya menggelengkan kepala mendengar perdebatan sahabat sahabatnya.
Bel istirahat berbunyi, pelajaran berakhir dan semua anak anak berhamburan keluar kelas, ada yang langsung menuju kantin, ada yang ke toilet, dan juga ke perpustakaan.
"makan apa kita hari ini enaknya?", tanya wenda,
"gue dengar dengar ada menu baru di kantin, bakso mercon, pasti enak tuh", kata Mona berbinar,
"jangan aneh aneh Mon, ntar perut Lo mules ", ucap Calista,
"tau nih anak, gak bisa makan pedes juga sok sok an mau makan bakso mercon, perut Lo ntar meledak tau rasa Lo", julid Bianca,
mona hanya bisa cemberut mendengar ocehan para sahabatnya itu.
Keempatnya sudah duduk anteng di kursi kantin yang siang itu terlihat seperti biasa, ramai tapi tidak gaduh, tidak ada antrian panjang juga karena untuk memesan mereka akan dilayani dan diantar kemeja setalah pesanan siap.
"ya sudah kita pesan nasi goreng seafood aja ya", tawar Calista,
"oke deh".
Pesanan mereka diserahkan ke petugas kantin dan akan segera di buatkan, keempatnya pun menunggu sambil ngobrol ngalor ngidul, membahas apapun yang sedang viral belakangan ini.
"cal, bis ikut aku bentar", suara bariton itu cukup mengagetkan Calista dan yang lain, tapi mereka sudah hafal siapa pemilik suara itu.
"oke", jawab Calista, dia pun berdiri, tangannya di sambut sang pemuda yang tak lain adalah Geovano.
"ada apa van?", tanya Calista,
"nanti malam aku ada balap di jakpus, kamu mau ikut?", tanya geovano, Calista diam menatap Geovano,
"cal, katanya kamu pengen ketemu sama ibu kandung kamu, kalau kamu mau nanti aku akan izinin ke keluarga kamu", ucap Geovano lagi, dia paham sekali apa yang dirasakan gadis yang dijodohkan dengannya itu.
bagaimana pun mereka adalah bersahabat sebelumnya, dan Geovano adalah teman pertama Calista setelah dia dibawa sang papa, dari kedua orang tuanya geovano mengetahui semua cerita hidup Calista, yang dulunya dipanggil Aurora itu.
"aku takut van", ucap Calista lirih,
"apa yang kamu takutkan, gue jamin gak akan ada yang tahu kalau kamu nyari ibu kandung kamu, aku jamin", ucap Geovano sungguh sungguh,
"tapi kamu tahu kan Van kalau keluarga papa tidak akan membiarkan keluar begitu saja, pasti mereka menyuruh orang untuk mengikuti ku, dan kalau sampai ketahuan aku akan dimarahi habis habisnya lagi sama nenek dan mama", jawab Calista, Geovano hanya bisa menghela nafas dalam, kasihan sekali gadis dihadapannya ini.
Dulu kalau Calista sakit, pasti dia menyebut nama ibunya, dan bundanya geovano adalah orang yang selalu menemani Calista kecil, karena mama tiri calista tidak pernah perduli pada Calista dan hanya peduli pada anaknya sendiri, yaitu adik tiri calista.
Geovano memegang kedua bahu Calista, menatap dalam gadis cantik didepannya ini, dia merasa iba tapi tidak bisa berbuat apa apa, karena bukan kapasitasnya ikut campur urusan keluarga Calista.
Dia sendiri Tidak mengerti kenapa keluarga papa Calista tidak pernah memperbolehkan Calista untuk bertemu dengan ibu kandungnya, bertanya pada ayah dan bundanya pun jawaban mereka sama, tidak tahu.
"ya sudah, kalau kamu berubah pikiran kamu langsung hubungi aku oke", ucap Geovano dan Calista pun mengangguk paham.
"kembali makan gih, aku balik ke rooftop dulu", pamit Geovano seraya meninggalkan Calista yang masih berdiri ditempatnya.
"gue kangen banget sama ibu, tapi kapan gue bisa ketemu lagi sama ibu, gue kangen, benar benar kangen", ucap Calista lirih, matanya sudah berkaca kaca, tapi sebisa mungkin dia menyembunyikan kesedihannya, dia pun kembali ke meja teman temannya karena waktu istirahat tinggal beberapa menit lagi.
*hai hai hai readers setiaku, selamat datang di karya baru author, kali ini author kambali Dengan kisah cinta anak remaja, jangan lupa dukungan buat author ya, jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya, maaf kalau makan ada typo, terima kasih*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments