Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.
Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.
Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.
Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.
Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Satu
Keesokan harinya pagi mulai menyapa dengan suara adzan yang berkumandang terdengar begitu menyejukkan hati yang mulai goyah, langka wanita itu mulai tertuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu karena panggilan hati sudah mulai berkumandang.
Di setiap sujud Anika mulai memantapkan hatinya, meminta kepada Sang Kuasa agar memberi jalan. Jalan terbaik untuk lembaran baru yang akan ia lalui bersama seseorang di masa kelamnya.
Dua rakaat sudah terlaksanakan di tutup dengan doa yang begitu khusuk. Semua unek-unek yang mengganjal di hatinya sudah ia adukan semuanya kepada Sang Pencipta.
Tapi semua masalah tidak bisa terselesaikan begitu saja dalam sekejap, hatinya masih diliputi ketakutan untuk melangkah, pikirannya masih dihantui oleh bayang-bayang mimpi semalam yang begitu mencengkam.
"Om Aslan ... Kenapa harus aku ... kenapa tidak orang lain saja yang menjadi korban pelecehan itu," ucapnya sambil meremas ujung bajunya.
Langkah kaki Anika mulai menuju ke dapur untuk memasak sarapan pagi ini, meskipun langkahnya berat, tapi ibu muda itu sadar dengan tugasnya sebagai ibu, perlahan tangannya mulai meracik bumbu mengiris lauk pauk yang akan menjadi santapan pagi untuk anak-anaknya.
Beberapa jam kemudian. Anika tampak lesu saat menyiapkan sarapan untuk ketiga anaknya. Tatapan kosongnya tak bisa disembunyikan dari pandangan Aruna yang paling peka.
"Bunda ... kamu mimpi buruk ya?" tanya Aruna tiba-tiba.
Anika tertegun. Ia tak menyangka anak itu bisa membaca suasana hatinya.
"Enggak, Nak... bunda cuma kurang tidur aja," jawabnya berusaha tersenyum.
Namun Aruna tak menjawab. Ia hanya menatap ibunya dalam-dalam, seakan tahu bahwa ada luka yang sedang disembunyikan.
Anika mulai menata nasi beserta lauk lainnya ke ruang tengah, sarapan pagi ini anak-anak mulai tidak ceria seperti biasanya, mereka seolah tahu dengan suasana hati ibunya.
"Nak, sarapan yang lahap ya," ucap Anika.
"Tapi Bunda ... ikut makan juga ya," sahut Arjun.
"Iya, Bunda makannya nanti saja, sudah gak lapar kebanyakan icip-icip tadi di dapur," ucapnya berbohong.
"Oh begitu, ya sudah kalau begitu kita makan dulu ya," sahut Arjun.
Ketika mereka asyik menikmati sarapannya tiba-tiba saja Aslan datang dari arah depan membawa cemilan kesukaan mereka akhir-akhir ini.
"Pagi anak-anak," sapanya penuh dengan senyuman.
"Pagi juga Papa," sahut ketiga anaknya.
"Bunda mana?" tanya Aslan.
"Bunda ada di kamar," sahut Aruna.
Seketika Aslan terdiam sejenak, pria itu mulai menatap pintu kamar Anika yang mulai tertutup tidak seperti biasanya.
"Di kamar? Apa Bunda sudah berpakaian rapih?" tanya Aslan kembali.
"Sudah Bunda sudah berpakaian rapih," sahut Arash.
Aslan mencoba untuk mengetuk kamar Anika, sebanyak tiga kali, dan tidak lama kemudian wanita cantik di dalam kamar sana mulai membuka pintu kamarnya.
"Ada apa?" tanya Anika.
Aslan mulai menatap wajah Anika secara dalam terlihat goresan kegelisahan dalam raut wajahnya, dan mata yang sembab menjadi pemicu utamanya.
"Nik, kamu baik-baik saja?" tanya Aslan sambil menelisik wajah calon istrinya itu.
"Aku baik-baik saja," sahut Anika nampak ragu.
"Apa yang sedang kau sembunyikan." Aslan mulai menodongkan pertanyaan, seolah tahu wanita dihadapannya itu tidak baik-baik saja.
Aslan mencoba untuk mendekati Anika, masuk ke dalam kamarnya dengan pintu yang terbuka, pria itu mulai duduk di pinggiran ranjang.
Sementara Anika nampak menghindar, hatinya bergetar hebat, ada hawa panas yang menelusup di dalam hatinya, meskipun udara pagi terasa sejuk.
"Nik, apa aku terlalu cepat mendaftarkan pernikahan kita?" tanya Aslan yang mencoba untuk menggali akar permasalahannya.
Anika terdiam wajahnya nampak ragu, ini bukan sekedar bayangan itu, akan tetapi ia juga harus memikirkan bagaimana masa depan anaknya.
"Enggak Mas ... Aku hanya kurang istirahat saja," sahutnya dengan nada bergetar, namun Aslan tahu bukan ini jawaban yang sesungguhnya.
"Kalau kamu masih belum siap bicara saja," ucap Aslan. Anika mulai menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak, aku sudah mantap," sahut Anika yang akhirnya mulai memberanikan diri, meski dilanda ketakutan.
☘️☘️☘️☘️
Aslan mulai mengantar mereka berempat ke sekolah kali ini dirinya menggunakan mobil biar tidak terasa sumpek seperti kemarin, anak-anak duduk di jok bagian belakang sedangkan Anika duduk di jok bagian depan, bersama dengan Aslan.
Sekilas pemandangan ini terlihat seperti keluarga Cemara, Anika nampak ragu akan tetapi dia ingat, pernikahan ini bukan untuk dirinya, akan tetapi untuk anak-anaknya yang membutuhkan peran ayah selama ini.
Sejenak Anika mulai memberanikan diri untuk menatap wajah Aslan yang terlihat begitu tampan meskipun usianya sudah tidak muda lagi, pria itu masih pantas menjadi pasangannya, dan juga masih pantas menjadi ayah dari anak-anaknya.
'Dia tampan ... tapi kenapa aku takut jika melihat wajahnya bayangan itu selalu menghantui,' batin Anika.
"Jangan melihatku jika itu membuatmu takut," ucap Aslan membuat jantung Anika semakin berdegup.
"A ... Aku ...." Anika tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
"Jika ingin menatapku tataplah aku sebagai masa depanmu, bukan sebagai masa lalu mu, aku tahu sudah menorehkan luka yang mungkin sampai sekarang masih belum bisa terhapus kan, aku minta maaf Nik, beri aku cara agar aku bisa membuatmu lupa tentang kejadian itu," ucap Aslan lirih.
Anika terkejut jantungnya melonjak begitu kencang, ketika mendengar ucapan pria dewasa yang begitu peka dengan keadaan hatinya, bahkan tanpa di jelaskan pun Aslan tahu dan tebakannya selalu tepat pada sasaran.
'Astaga! Ini orang apa mempunyai indera ke enam,' batin Anika.
☘️☘️☘️☘️☘️
Setelah mengantar anak-anak dan Anika ke sekolah, Aslan mulai mengecek pembangunan vila nya yang sudah hampir rampung, pria itu menatap tiang-tiang bangunan dari luar dengan tatapan yang begitu jeli.
"Terlihat kokoh dan indah, semoga di masa depan kehidupanku mampu menyangga semua ujian dan tetap kokoh berdiri, seperti tiang-tiang itu yang terlihat indah meskipun banyak beban berat yang ia pikul," ucap Aslan.
Langkah kaki pria itu mulai masuk ke dalam mengecek satu persatu ruangan, dan ketika sampai di ruang tengah, tiba-tiba handphone-nya berdering, dan sebuah telepon dari salah satu keluarganya.
"Tante Tea," ucap Aslan sambil mengerutkan dahinya.
Aslan mulai membuka panggilan teleponnya lalu ia pun mulai menyapa dulu, tantenya yang ada di seberang sana.
"Tante, apa kabar?" tanya Aslan dalam panggilan teleponnya.
"Kabar baik," sahutnya dengan nada ketus. "Dengar-dengar kamu mau menikah," sambung Tea.
"Iya Te, aku mau menikah, Tante tahu ini dari siapa?"
"Tidak usah tahu Tante dari mana, bahkan Tante tahu kamu mau menikah dengan siapa? Sebagai pengganti ibumu, Tante mohon jangan coreng nama besar keluarga dengan menikahi wanita yang dulu sudah kamu lecehkan dan melahirkan anak-anak haram itu," cetus Tea membuat darah Aslan memanas, mendengar kata-kata anak haram.
Bersambung ....
Jangan lupa komen ya Kak. Beri masukan juga gak apa-apa,🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️
ashlan meskipun itu bibi mu,,jika dia tidak bisa menerima Anak anak mu,,maka lempar saja ke kutub,,,kau dulu beraning menolak anak kandung mu,,,maka kau harus beraning menyingkirkan orang orang yg ingin menyakiti anak anak mu dan calon istri mu,,meski pun itu bibi mu sendiri atau siapa pun itu...
hehhh nenek sihir mikir donk kau lebih menjunjung anak angkat dan mendiang istri ashlan yg tidak memiliki keturunan keponakan mu ketimbang memilih yg kandung dan nyaris sempurna...Dunia terbalik memang😄😄😄😄
pantes Anika berat perasaannya, akan ada hambatan dari keluarga si Aslan.
semangat pagi thour,,,semangat up,ini lg nunggu sambil ngopi🤣🥰😘❤❤❤💪💪💪💪