NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:59.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sepuluh

Langkah Elena masih gemetar ketika keluar dari ruang CEO. Dadanya naik-turun, pikiran berputar-putar. Baru saja ia dipaksa berhadapan dengan Axel, pria yang seharusnya sudah ia lupakan, dan kini takdir seperti mempermainkannya, dia menjadi bos besar di perusahaan.

Namun, Elena tak sempat menenangkan diri. Seseorang tiba-tiba menarik pergelangan tangannya.

“Elena!”

Elena terkejut. Tubuhnya hampir oleng sebelum ia mendongak dan menemukan sosok Aldi berdiri di hadapannya. Wajah suaminya tegang, matanya tajam seperti sedang menyelidiki.

“Mas Aldi …,” suara Elena lirih.

“Masuk.” Aldi tidak memberi kesempatan untuk bicara. Ia langsung menarik tangan istrinya, membawanya masuk ke ruang kerjanya.

Pintu ditutup rapat. Suasana di dalam ruangan hening, hanya terdengar napas mereka berdua.

“Aku pikir kalian sudah saling kenal,” ucap Aldi langsung, nada suaranya dingin. “Tadi waktu di aula, cara Axel melihat kamu … seperti kalian sudah akrab.”

Elena terdiam beberapa detik, lalu menghela napas. “Kami nggak kenal sebelumnya, Mas. Aku bahkan baru lihat dia dari dekat ya hari ini, pas pengumuman CEO tadi.”

Aldi menatap Elena dengan dahi berkerut. “Tapi tadi kamu dipanggil ke ruangannya. Lama pula. Dan kamu keluar dengan wajah pucat. Kamu yakin cuma urusan kerja?”

Elena menegakkan bahu, suaranya sedikit bergetar tapi tegas. “Ya, urusan kerja. Dia bos, aku bawahan. Dan kamu jangan berpikir yang macam-macam, Mas.”

Aldi menahan napas, tapi tidak langsung menjawab. Ia bersedekap, menatap Elena lama.

Elena yang merasa terpojok akhirnya melontarkan kalimat yang sejak tadi menyesakkan dadanya. “Mas, aku ini bawahan Axel. Aku nggak akan bisa bermanja atau dekat dengan atasan seperti Lisa padamu.”

Ucapan itu membuat Aldi langsung mengangkat wajah. “Maksudmu apa?”

Elena menatap Aldi tajam. “Aku cuma bilang, aku profesional. Nggak akan bisa bersikap terlalu akrab sama bos kayak kamu dan Lisa, Mas. Bukankah kalian berdua sudah sangat dekat?”

Aldi mengerutkan kening. “Kamu mencurigaiku sekarang?”

Elena menahan senyum miring. “Tidak, Mas. Aku cuma mengingatkan. Bukankah kamu memang sangat dekat dengan sahabatku itu? Kamu sering cerita kalau kalian sering keluar bareng, rapat bareng, bahkan lembur bareng. Jadi wajar kan kalau aku merasa … ya, kalian lebih dari sekadar rekan kerja.”

Aldi terdiam beberapa detik, menatap Elena dalam-dalam. “El … kamu serius ngomong begini?”

Elena mendongak menantang. “Serius. Aku cuma ingin kamu tahu kalau aku nggak akan pernah melakukan hal yang bikin kamu marah atau cemburu. Jadi jangan kamu yang duluan curiga sama aku, Mas.”

Aldi menarik napas dalam. “Kamu salah paham soal aku dan Lisa.”

“Benarkah?” Elena menahan senyum getir. “Aku harap begitu, Mas. Aku tak mau ada hubungan selain kerja. Aku mendengar desas desus kalau kamu dan Lisa sangat akrab melebihi dengan aku sebagai istrimu."

"Elen, aku dan Lisa hanya partner kerja. Jika kami terlihat akrab karena memang aku menghargainya sebagai sahabat kamu."

"Kamu tak terima'kan dituduh yang bukan-bukan. Dan sekarang kamu mempertanyakan aku hanya karena aku dipanggil bos ke ruangannya?”

Suasana ruangan mendadak sunyi. Aldi akhirnya mendekati Elena, meletakkan tangannya di bahu istrinya. “Aku cuma khawatir, El. Aku lihat cara dia melihatmu. Axel bukan tipe yang gampang peduli sama orang. Kalau dia sampai memanggil kamu pribadi … aku takut kamu jadi sasaran perhatiannya.”

Elena menarik napas panjang. “Aku bisa jaga diri, Mas. Kamu percayalah sama aku.”

Aldi menatap wajah istrinya lama, lalu akhirnya menghela napas berat. “Baik. Tapi kalau dia bikin kamu nggak nyaman, kamu harus cerita ke aku. Jangan kamu pendam sendiri.”

Elena mengangguk. “Jangan kuatir.”

Aldi akhirnya memeluk Elena, meski pelukan itu terasa sedikit kaku. “Aku cuma nggak mau kehilangan kamu.”

Elena menutup mata, tapi dalam hatinya tetap ada luka. Luka yang tak pernah benar-benar sembuh sejak Lisa masuk terlalu jauh dalam kehidupan rumah tangganya.

Dan kini, luka itu ditambah dengan kehadiran Axel yang kembali mengusik batinnya.

Axel baru saja berjalan keluar dari ruangannya, berniat menuju lift untuk menghadiri rapat dengan beberapa direksi. Namun langkahnya terhenti ketika melewati koridor lantai eksekutif.

Pintu ruang kerja Aldi tidak tertutup rapat. Dari celah kecil itu, Axel melihat Elena berdiri di pelukan Aldi.

Axel berhenti. Matanya menyipit, sudut bibirnya perlahan terangkat. Pemandangan itu seperti percikan bensin di bara api yang sudah ia nyalakan sejak tadi.

“Menarik …,” gumam Axel pelan.

Tatapannya menajam. Dalam hatinya, ia berbicara pada dirinya sendiri. “Nikmatilah pelukan itu, Aldi. Karena itu akan jadi pelukan terakhirmu pada Elena. Dia milikku sekarang.”

Axel berdiri sebentar, memastikan dirinya tidak ketahuan, lalu melanjutkan langkah dengan santai seolah tak terjadi apa-apa. Tapi di balik wajah tenang itu, pikirannya berputar cepat.

Begitu sampai di ruangannya, Axel duduk di kursi CEO yang baru resmi ia tempati hari ini. Ia memutar kursinya menghadap jendela besar, menatap keluar kota yang dipenuhi gedung-gedung tinggi.

“Kalau dia terus ada di bawah pengawasan Aldi, aku akan susah mendekatinya. Aku butuh dia di dekatku. Di ruanganku. Di bawah kendaliku.”

Senyum tipis terukir di bibirnya. Axel lalu menekan tombol interkom di mejanya.

“Hubungkan saya dengan kepala bagian personalia.”

Tak lama kemudian, suara dari seberang terdengar. “Ya, Pak Axel?”

“Saya ingin mengangkat satu orang dari bagian produksi menjadi asisten pribadi saya. Namanya Elena.”

Ada jeda sejenak di seberang. “Baik, Pak. Saya akan segera mengurus administrasinya.”

“Dan pastikan dia mulai bekerja di sini … hari ini.” Suara Axel tegas. “Saya tidak suka menunggu.”

“Baik, Pak.”

Axel mematikan interkom. Ia bersandar di kursinya, jemari mengetuk pelan meja kerja. Bayangan wajah Elena tadi di ruangannya, ekspresi gugupnya, tatapan matanya yang campur aduk antara marah dan takut semuanya membuat darahnya berdesir.

“Sekarang kita lihat, Elena. Masih mau menghindar kalau kamu harus berhadapan denganku setiap hari?”

Sementara itu, Elena baru saja selesai membereskan berkas di mejanya ketika telepon kantor berdering.

“Ya, Elena di sini,” jawab Elena dengan nada lembut.

“Elena, tolong ke bagian personalia sekarang,” kata suara sekretaris dengan nada formal.

Elena sempat kaget. “Ada apa, Bu?”

“Kami akan jelaskan di sini saja. Segera ke lantai tiga.”

Jantung Elena mendadak berdegup lebih cepat. Ada rasa cemas yang merayap. Ia mengambil map dan segera menuju lantai tiga, tempat ruang personalia berada.

Begitu masuk, ia langsung disambut kepala personalia dengan senyum profesional. “Elena, selamat. Mulai hari ini, kamu tidak lagi di bagian produksi.”

Elena tertegun. “Maksudnya, Bu?”

“Kamu diangkat menjadi asisten pribadi Pak Axel.”

Jantung Elena seakan berhenti berdetak. Rasanya tak percaya dengan pendengarannya.

“Asisten … pribadi …?” suaranya tercekat.

Kepala personalia mengangguk. “Iya. Keputusan langsung dari Pak Axel. Semua sudah diproses. Kamu mulai bertugas sore ini di ruang CEO.”

Elena berdiri kaku. Dunia seolah berputar.

"Tidak … ini pasti cuma mimpi buruk …," gumam Elena dalam hatinya.

1
Eka ELissa
🤣🤣Aldi kmu bkln mnyesl khilngan elen........mlhn milih ular 🐍🐍 kepala dua mcem Lisa 😄😄😄😄🤭
Eka ELissa
nah lohh....knak dehh.......🤣🤭
Ruwi Yah
makasih upnya mam
ken darsihk
Jadi perempuan harus pintar Elll jangan mau di injak 2 , jadi perempuan harus punya harga diri jangan seperti si Lisa borokokok yng hanya mengedepankan nafsuh birahi sajah 😡😡😡
ken darsihk
Nahhh khannn ketahuan dwehhh 😅😅
Teh Euis Tea
makasih mama reni udah dauble up
nur adam
lnjut
Reni
HRD mana tu HRD kasih sangsi dong udah bikin heboh
Apriyanti
lanjut thor up double 🙏
Apriyanti
knp gak di pecat aja lisa dan Aldi nya xel biar Lisa tau rasa
Fitria Syafei
Elena kereeen 👏🏻 mama terima kasih 🥰🥰
🌷Vnyjkb🌷
wesss biarin,, cm barang ini, bisa d bli lg , timbang km d mutil ntar d apart, biarin ellll,, iklaskan🤭
Felycia R. Fernandez: bagusnya sama Axel ya kk,ntar digebukin Aldi lagi
total 1 replies
Ilfa Yarni
good Elena ngapain jg bertahan dgn laki2 seperti itu sayangi dirimu sendiri
ElHi
kadang mau keluar dari hubungan toxic itu luarr biasa susahnya..apalagi kalo udah punya anak2. Beruntung kamu msh blm dikarunia anak Elena......kamu msh LBH leluasa menentukan hidupmu ke depan.
Ratih Tupperware Denpasar
tanks mam sdh double up hari ini.
Salim ah
waaah..kampret kaleyan ber2 ya Lisa Aldi dimanapun akan melakukan hal yg menjijikan 🙄😡
semoga elena kuat melihat perbuatan mereka ber2
Betty Sam
rasain Aldi..ketahuan kn
Ratih Tupperware Denpasar
nah sdh terciduk juga apa duo penghinat itu masih mau ngeles? rasain kamu aldi dpt wanita licik dan sadis..siap2 aja panggilan dari pengadilan agama dan kamu lisa mungkin selama ini kamu menduga perusahan ini mikik si aldi makqnyq kqmu sng locik dan sadis merebutnya dari sahabatmu setelah kamu tahu aldi hanya karyawan diaitu nyesell ga kamu? pastinya nyesellah secara aldi ga sekaya yg kamu kira
Ruwi Yah
tunggu apalagi elen semua bukti nyata udah ada ayo tangkap basah suami dan sahabat bejatmu itu
❤️Rizka Aulia ❤️
ayo lena bukti nya uda kuat km untuk bercerai sama Aldi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!