Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu Datang Tiba-tiba
Sedangkan itu, ajakan makan malam dari oma Larisa tak bisa terlaksana ketika Andreas akan keluar kota karena ada urusan pekerjaan. Andreas juga tak bisa bilang ke oma bahwa saat ini Rania sedang dirumah sakit, jadi tak bisa datang kerumah.
"Kenapa tidak mau makan malam bersama oma? Apa Rania tidak mau?" Tanya oma dalam suara telfon.
"Bukan, ini hanya karena aku yang tidak bisa" Jawab Andreas.
"Kenapa kamu tidak bisa?" Tanya oma lagi.
"Karena aku harus keluar kota sekarang?"
"Malam-malam begini?"
Oma tak percaya melihat cucunya itu akan pergi malam-malam begini.
"Iya, karena ini cukup mendesak, jadi aku harus segera kesana" Jelas Andreas.
"Apa ini ada urusannya soal resort yang sedang kamu bangun itu?"
"Iya benar, ada sedikit kendala jadi aku mau melihat keadaanya"
"Ingat ya Andreas, jangan macam-macam" Pinta oma sedikit memberi peringatan.
"Macam-macam? Apa maksud oma? Aku kan cuma ingin melihat kondisi yang disana?"
Andreas tampak bingung dengan apa yang dimaksud oleh omanya itu.
"Oma tahu kamu bekerjasama dengan perusahaan milik mantanmu itu, kan?"
Andreas terdiam begitu mendengar perkataan oma.
"Bagaimana oma bisa tahu?" Ucapnya kemudian.
"Pokoknya kamu jangan bikin kecewa oma dengan berurusan kembali dengannya, ingat ya kamu itu sudah punya istri"
Andreas mengerutkan dahinya.
"Aku bukannya sengaja bekerja sama dengannya, aku memilih perusahaan itu kerena dia yang menang tender" Jelas Andreas sedikit menekankan.
"Baguslah kalau begitu"
Oma terlihat lega mendengar penjelasan Andreas.
"Aku tutup saja telfonnya"
Andreas menutup telfon dan kembali ke mode serius. Di dalam mobil ia banyak melamun menatap luar jendela.
"Sebelum pergi, apa kamu sudah melaksanakan apa yang aku minta sebelumnya?"
Tiba-tiba Andreas membuka suaranya dan bertanya pada Fandy yang sedang membantunya menyetir.
"Sudah pak, saya sudah menaruh seseorang untuk menjaga ibu Rania dan mengurusi semua termasuk soal biaya tagihannya" Jawab Fandy.
"Ok" Jawabnya singkat dan kembali memasang ekspresi dinginnya.
....
Masa lalu yang menyakitkan harus terbuka kembali dengan kedatangannya yang tiba-tiba. Hal yang sebenarnya sangat tidak diinginkan oleh Andreas.
"Saya senang anda mempercayakan proyek ini pada perusahaan kami" Ucap seorang perempuan pada Andreas dengan wajah ceria sembari mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
Andreas tak langsung menyambut uluran tangan dari perempuan itu. Ia menatapnya dingin dan tak percaya, namun akhirnya mau tak mau ia harus menerima uluran tangan itu.
"Aku benar-benar tidak tahu bahwa kita akan bertemu kembali di situasi seperti ini, bukankah ini takdir?"
Perempuan itu terlihat bahagia bisa bertemu kembali dengan Andreas. Namun, tidak dengan Andreas yang terlihat tak begitu gembira menyambut kehadirannya.
"Apa benar perusahaan C&D adalah milik kamu?" Tanya Andreas kemudian.
"Iya benar, walau bukan hanya aku yang mengelola perusahaan ini."
"Sejak kapan?"
"Maksudnya?"
"Perusahaan milik kamu berdiri?"
"Oh, perusahaan kami baru 3 tahun berdiri"
Walau masih baru, Andreas mempercayakan proyek ini pada perusahaan C&D ketika melihat presentasi mereka dan usaha mereka dalam meyakinkan untuk bisa dipilih. Meski track record baginya menjadi poin utama dan kebetulan mereka sudah beberapa kali menggarap proyek besar dan cukup bagus hasilnya, menjadikan pertimbangan baginya untuk memilih perusahaan yang akan menggarap proyek pembangunan resortnya kedepan.
"Aku tidak tahu kamu masih bergelut pada dunia ini lagi, ku kira kamu akan berhenti setelah menikah"
Perempuan itu tiba-tiba menjadi diam mendengar perkataan Andreas. Namun, yang menarik perhatian adalah dengan ekspresi Andreas yang terlihat sedikit marah.