NovelToon NovelToon
AVENGERS

AVENGERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xander tubuh dengan dendam setelah kematian ibunya yang di sebabkan kelalain sang penguasa. Diam-diam ia bertekat untuk menuntut balas, sekaligus melindungi kaum bawah untuk di tindas. Di balik sikap tenangnya, Xander menjalani kehidupan ganda: menjadi penolong bagi mereka yang lemah, sekaligus menyusun langkah untuk menjatuhkan sang penguasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mata yang Menyaksikan

Malam itu, di depan layar laptopnya, Xander begitu fokus. Jari-jarinya menari lincah di atas keyboard, setiap ketukan penuh tekad untuk mengungkap misteri di balik kematian perawat Bela Ayu Natasya–terutama setelah mendengar cerita Vano tentang betapa pentingnya Bela bagi keluarganya.

Klik! Xander menyandarkan tubuhnya di kursi, menunggu data yang diunduh hingga seratus persen. Beberapa saat kemudian, layar menampilkan data lengkap tentang bela dan Dokter Andre.

"Bela Ayu Natasya... Baru kerja di Dream Hospital selama empat bulan. Anak tunggal dari Bapak Bayu dan Ibu Bernia," baca Xander dengan serius, matanya menyapu setiap detail.

"Andre Kurniawan... Anak dari Arya Kurniawan," lanjutnya bibirnya menyinggung senyum tipis saat menyadari fakta tersembunyi. "Belum banyak yang tahu... dia anak Arya, pemilik rumah sakit ini sendiri."

Saat ia membaca data satu per satu, mata Xander menajam, setiap detail membuat rahangnya mengeras. Tangannya mengepal tanpa sadar, jari-jarinya menekan sisi meja dengan kuat. Setiap nama, setiap fakta, seolah menamparnya–membuat amarah dan rasa penasaran bercampur aduk di dadanya.

"Brengsek..." gumamnya lirih, napasnya tertahan sejenak.

Tanpa menunggu lama, Xander mulai menelusuri rekaman CCTV Dream Hospital. Setiap frame diperiksa dengan cermat, mencari jejak yang mungkin menunjuk keanehan pada malam kematian Bela. Ia memperbesar, memutar ulang, dan menandai setiap momen mencurigakan. Mata Xander tidak berkedip, fokusnya terpaku pada satu tujuan: menemukan siapa yang benar-benar bertanggung jawab.

Tiba-tiba, matanya terhenti pada satu rekaman. Sosok dokter Andre terlihat memasuki gudang yang sama di mana Bela ditemukan meninggal. Ia tampak berburu-buru, membawa sebuah kotak yang tidak jelas isinya. Xander menahan napas, mengulang adegan itu beberapa kali hingga yakin dengan penglihatannya.

"Ini bukan sekedar kebetulan," bisik Xander, matanya membara menatap layar. "Kotak itu kunci segalanya... dan gue akan bongkar sampai siapa pun yang sembunyi di baliknya ketahuan."

Dengan tekad yang semakin membara, Xander mulai menyusun rencana. Ia tahu malam ini hanya awal, jalan untuk mengungkap kebenaran akan panjang dan berbahaya, tapi Xander siap menghadapi apa pun demi keadilan bagi Bela Ayu Natasya.

•○•

Di sebuah ruangan sempit yang penuh dengan tumpukan kardus tersusun rapi, suasana terasa tegang meski terlihat rapi. Seorang pria berpakaian hitam lengkap dengan topi dan masker menatap supir di depannya dengan tatapan tajam.

"Bagaimana? Sudah aman?" tanyanya singkat, suaranya dingin dan tegas.

"Aman, Bos," jawab sopir itu dengan nada patuh, sedikit gugup.

Pria itu menatap tumpukan kardus, matanya memindai setiap sisi seolah memastikan tak ada yang luput. "Apa semuanya sudah di cek? Sekarang saya harus kirim," lanjut supir itu, ingin segara berangkat.

"Tunggu. Dokter Andre masih menangani pasiennya," potong pria itu, nada suaranya tidak memberi celah untuk terburu-buru.

"Baiklah," sahut sopir dengan cepat, menundukkan kepala.

Beberapa saat kemudian, Dokter Andre muncul dari arah lorong rumah sakit. Wajahnya nampak lelah, tapi ada keseriusan yang tidak bisa di sembunyikan. Ia melangkah ke arah kardus-kardus itu, menatap setiap kotak seolah membaca intruksi di dalamnya.

"Bagaimana?" tanya singkat kepada pria berpakaian hitam.

"Semua sudah aman, tinggal dokter yang cek," jawab pria itu.

Dokter andre mengangguk perlahan, lalu memulai memeriksa satu per satu kardus dengan teliti. Sesekali matanya menyipit, menandakan kewaspadaan dan ketelitian. Setelah yakin semua sesuai, ia menepuk salah satu kardus dan berkata, "Kirim sekarang."

Suasana ruangan yang awalnya hening kini dipenuhi ketegangan. Sopir segera bersiap, sementara berpakaian hitam menatap mereka dengan sorot mata yang dingin, menandakan bahwa urusan ini sangat penting dan harus berjapan sempurna.

1
kaylla salsabella
ya Alloh tegang banget aku semoga Xander berhasil
Nona Jmn: Rawr🐯🤣😄🫡
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nona Jmn: Besok, malam yah🤭.
Upnya, jam 00:01
total 1 replies
kaylla salsabella
ikut tegang aku xan
Nona Jmn: 😄😄😄😄😄🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
kaylla salsabella
hoooo aku mampir Thor😍😍😍
Nona Jmn: Selamat datang, semoga suka yah🫡🤭
total 1 replies
Najid Abdullah
terbaikkk..,mantappp....👍👍👍
Najid Abdullah
terbaik Thor.....seruu....lanjuttt....👍💪
Nona Jmn: Terima Kasih🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!