Sumpah Pemuda, adalah nama sekolah buangan dan terkenal buruk norma dan etikanya. Sekolah yang tidak perlu mengeluarkan sepeserpun biaya untuk masuk ke dalam sekolah tersebut.
Sementara itu, seorang anak yang bernama Arka Bimantara yang terlahir dari keluarga yang terbuang harus bisa beradaptasi di lingkungan keras di sekolah itu di karenakan buruknya latar belakang keuangan keluarganya.
Namun di balik sekolah dan kisah kota tersebut, ada sebuah fakta busuk dari pemerintah dan para konglomerat negara.
Kisah ini bukan hanya sekedar cerita anak berandal saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yo Grae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duel
Semua orang masih berteriak dan mendukung Jefry. Hal yang wajar di karenakan yang di lawannya hanyalah kroco yang bisa jadi sering menjadi bahan Bullyan. Namun di hari ini dengan tekad yang bulat dan keyakinan yang tinggi, Arka harus bisa merubah kehidupannya.
"Apa ada jaminan jika kamu menepati janji?" tanya Arka.
"Aku pria yang selalu menepati janji, aku pernah di posisi mu. Namun aku tak mau melindungi orang asing yang tak bernilai, beri taulah aku seberapa bernilainya dirimu " Jawab Jefry untuk meyakinkan Arka.
Arka bernafas lega, paling tidak ini adalah batu pijakan agar dia bisa merubah satu sisi kehidupannya yang gelap .
"Kalau begitu, mulai!!" teriak anak buah Jefry.
Belum sempat Arka bergerak, Jefry sudah berada tepat di depannya, kecepatan yang melebihi Firman itu membuat ia gelabapan. Dengan refleks ia menghindar dan terlebih lagi ia berputar dengan kaki kiri sebagai tumpuan , kemudian langsung menendang balik ke belakang dengan kaki kanan. Pergerakan itu bukan lah teknik yang ia pelajari, melainkan sebuah refleks dari tubuhnya sendiri yang bahkan membuat dirinya sendiri kaget .
Tendangannya itu tak memberikan damage berarti, namun berhasil mengenai bahu Jefry .
"Hampir menang " puji Jefry .
Kesalahan Arka di sini ia tak langsung menarik kembali dengan cepat kakinya, dan itu tentu menjadi peluang yang tak bisa di lewatkan oleh seorang Jefry yang jenius dalam beradaptasi terhadap pertarungan mana pun .
Jefry dengan segera mencengkram pergelangan kaki Arka, kemudian menariknya hingga Arka mau tak mau terseret ke tanah akibat hilangnya keseimbangan. Jefry membawa tubuh Arka berpusing berputar sebanyak dua kali putaran lalu kemudian si banting ke tanah.
Bruak!!
Suara hantaman keras itu terdengar jelas di telingan siswa Sumpah Pemuda. Ada yang bersemangat, ada yang ngilu, dan ada yang kagum.
Kagum karna Arka langsung kembali berdiri dengan salto depan.
"Jika ini tubuhku yang dua Minggu lalu mungkin aku sudah pingsan" ucap Arka yang meludahkan gumpalan darahnya dari mulut.
"Masih bisa berdiri ?" Jefry berlari untuk menerjang Arka.
Arka yang tau pergerakan Jefry kemana langsung inisiatif untuk memantapkan kuda kuda. Posisi kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, bahu kanan menghadap kedepan dan tangan kanannya bersiaga layaknya seorang petinju.
Ia tak bergeming sampai benar benar Jefry berada tepat di depannya, dengan kecepatan seperti itu Arka memantapkan keberanian nya. Ia pasang matanya lebih jeli dan pendengarnya agar lebih akurat. Sedetik ketika Jefry mendorong tinjunya dengan sekuat tenaga dan melaju ke depan hidung Arka, tepat di situlah arka berputar sedikit kemudian mundur satu langkah memakai tumpuan kaki kanannya yang di depan. Al hasil membuat ia kini berada tepat di samping kanan bahu Jefry. Jefry yang terkejut dengan teknik itu ingin segera bermanufer ke lawan arah agar Arka tidak menyerang titik buta Jefry.
Namun manufer Jery tak secepat itu, sehingga Arka berhasil mendaratkan satu tendangan cepat ke tulang rusuk Jefry.
Orang orang yang menonton tak bisa melihat serangan itu, dan yang melihat hanya beberapa orang termasuk sang pemilik teknik itu.
"Sial, itu kan teknik ku" Firman berdecak.
Ia tak menyangka bahwa teknik yang ia asah berbulan bulan hanya di tiru oleh seorang pecundang seperti Arka.
"Hahahaha teknik mu mudah kali untuk di ikuti" sahut anak buah Firman.
"Diam anj*Ng" Firman terlalu emosi .
Teknik bisa di tiru, namun untuk damage memang tak bisa di tiru dengan mudah.
"Kecepatan yang hampir sama tetapi damage yang beda jauh" kata Jefry .
"Yah tujuan ku bukan itu" ralat Arka.
Setelah melancarkan serangan cepat itu, Arka kembali meloncat ke belakang dan mengatur posisi, setelahnya ia mengeraskan otot betisnya sehingga membuat otot di sekitar pergelangan kaki menjadi panas dan membantu ia melompat dengan kencang. Saking kencangnya, speed untuk sekali langkah itu bisa di bilang secepat dengan kecepatan sebuah sepeda turun dari gunung yang curam.
Dalam waktu singkat ia berada di punggung Jefry dan di sinilah satu teknik lagi ia tiru.
Dengan mengencangkan kepalangan tangan membntuk tinju yang keras, kemudian ia menarik sikunya kebelakang dan sembari mengencangkan otot tricep nya. Yang di dukung dengan otot bahu yang di perkeras, ia mengumpulkan sumber tenaga dan kekuatannya pada satu tinjuan ini. Dan sedetik kemudian ia lencarkan serangan tinju itu seperti sebuah tinjuan yang memakai gaya pegas. Kuat, kencang dan sangat berbobot. Efek samping dari teknik ini yang belum terbiasa membuat ototnya sangat panas dan cidera singkat. Tinjuan nya pun meluncur dan berhasil menghantam telak tengkuk Jefry .
Para penonton terkagum dengan teknik itu , dan tak heran beberapa dari mereka ada yang familiar dari teknik itu.
"Hahahaha aku tau itu teknik siapa" Firman tertawa kencang.
"Diam kau bajing*n" Dominic geram melihat tekniknya di tiru oleh sumber uang mereka.
Jefry yang belum siap sama sekali dan bahkan pondasi berdirinya pun yang tak seimbang membuat ia mau tak mau menerima serangan telak itu tanpa ada pertanan. Jefry berhasil di pukul jatuh oleh seorang Arka.
Namun, itu jika Jefry mempunyai pengalaman pertarungan yang minim.
Sebelum Jefry benar benar terjatuh, tangan kanannya sempat bertumpu ke tanah. Satu tangan itu saja cukup untuk membalik keadaan. Sedetik setelah menemukan titik tumpu, ia putar seluruh tubuhnya yang di ikuti kakinya. Kemudian putaran kaki itu di masutkan untuk menyiapkan damage pada ujung kakinya. Dan Arka pun berhasil di tendang oleh Jefry menggunakan tendangan yang di hasilkan oleh putaran tubuh dan kaki Jefry .
Serangan telak itu tepat mengenai pelipis Arka sehingga membuat nya robek sedikit dan Arka pun menerima damage yang sangat besar. Arka pun terhempas sangat kencang ke tengah lapangan basket.
"Aku terkejut dengan teknik tiruan mu" Jefry berdiri sambil merenggangkan seluruh badannya.
"Aku akui, kamu jenius dalam meniru. Hanya saja power dan speed mu kurang untuk membentuk teknik itu dengan sempurna" Jefry berjalan ke arah Arka yang masih berusaha untuk berdiri tegak.
Hasil dari tendangan telak Jefry tadi membuat ia agak sempoyongan ketika berdiri. Pandangannya buram dan kabur, kepalanya sedikit berguncang seperti berada di tengah laut memakai sebuah rakit bambu.
Ia hampir ingin menyerah dengan semua yang ia alami, namun mengingat nasib temannya dan dirinya sendiri untuk kedepannya di tentukan pada pertarungan ini, ia segera menampar wajahnya.
"Bangun Arka, kamu sudah selangkah di depan dari dirimu yang kemarin !!" Arka menghirup udara dalam dalam.
"Kita selesaikan serangan trakhir " Arka membuat ancang ancang kuda kuda .
Jefry tersenyum melihat semangat yang ia lihat dari Arka. Ia menghargai semangat itu dan segera memposisikan kuda kuda juga. "Baiklah, ini yang terakhir"
Sunyi untuk beberapa saat, para penonton mulai memasang taruhan pada pertarungan trakhir ini. Ada yang sedang memakan keripiknya dengan tegang, ada yang sedang meneguk banyak banyak minuman yang ada di tangannya .
Arka memejamkan mata sebentar, sekejap setelah ia membuka matanya Jefry sudah berada di depannya dan tinjuannya pun sudah hampir mendarat di hidung Arka. Namun Arka dengan sigap menangkap tinjuan itu, bukan menahan namun menjadikan nya tumpuan agar ia bisa membuat tubuhnya berputar ke atas dan kini posisi tubuhnya kaki berada di atas , kepala di bawah berhadapan dengan kepala Jefry dalam keadaan terbaik. Dan tumpuannya adalah tangan Jefry yang selama keadaan posisi meninju kedepan. Gerakan itu di lanjutkan dengan serangan tendangan mirip Falcon kick ke ubun ubun Jefry . Tendangan itu telak, namun tak cukup kuat untuk membuat Jefry pusing. Jefry kemudian menyerang Arka yang kini masih belum menemukan pijakan akibat serangan barusan, dia menyerang dengan tendangan yang berputar dari arah kanan dan telak mengenai punggung samping Arka. Arka terpental agak jauh dari Arka tetapi berhasil memperbaiki postur tubuhnya sehingga mendarat dengan sempurna dan tak jatuh ke tanah.
...****************...