Pengkhianatan yang di lakukan oleh adiknya sendiri, dan calon suaminya, membuat Jelita patah hati. Wanita itu menangis di bawah derasnya air hujan hingga dia pingsan.
Siapa sangka di saat dia pingsan, Jelita di selamatkan oleh seorang CEO muda yang tampan ,dan kaya raya. Laki-laki itu membawa Jelita ke rumahnya , dan mengizinkan Jelita tinggal di rumahnya untuk beberapa minggu. Namun laki-laki itu berhati dingin ,dan seorang gila kebersihan. Kuatkah Jelita tinggal di rumah laki-laki itu ?
Yuk kita ikuti kisah cinta Jelita ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman paksa
" Menikah denganmu ? Apa kau gila ? " tanya Jelita sambil mendengus.
" Memangnya kenapa ? Aku serius ingin menikah denganmu," kata Angga seraya menatap manik mata indah gadis itu.
" Jangan pernah bermimpi. Sampai kapanpun aku tidak akan mau menikah dengan pria mesum seperti dirumu. Aku sangat yakin kau pasti sedang merencanakan sesuatu untukku. Aku tidak akan terjebak dengan rencanamu itu," tuding jelita sembari tersenyum miring. Firasatnya mengatakan kalau Angga akan mempermainkannya. Setelah puas mungkin akan meninggalkannya seperti yang di lakukan oleh Dion.
" Berhenti menyebutku sebagai pria mesum," ujar Angga dengan nada dingin, sungguh dia tidak menyukai hal itu.
Menurutnya pria mesum terkesan pria yang tidak pernah mendapatkan belaian lalu menggoda seorang wanita sebagai pelampiasan. Sedangkan dirinya sama sekali tak merasa kurang belaian. Dia bisa mendapatkan ratusan wanita untuk tidur dengannya jika dia menginginkannya. Namun Anggap tidak pernah tertarik akan hal itu.
" Apakah yang aku katakan salah ? Sudah jelas kau mengambil kesempatan di dalam kesempitan ketika aku sakit. Seandainya saja aku tidak bangun mungkin kau sudah menjamah tubuhku," tuding Jelita dengan begitu lantang. Dia hanya mengatakan fakta berdasarkan apa yang dia lihat.
Saat ini kedua tangan Angga menyentuh dinding sambil melihat bibir Jelita yang mengoceh tiada henti. Semakin menambah keinginan Angga untuk memakan dan merem*s bibir gadis itu. Bolehkah dia merasakannya meski sedikit pemaksaan ?
Pikiran Angga mulai nakal. Bagaimanapun dia adalah pria normal yang juga ingin menjalin hubungan dengan seorang wanita. Selama ini tidak ada seorang wanita yang bisa meluluhkan hatinya, hanya Jelita yang bisa meluluhkan hati.
Jelita membungkam bibirnya rapat-rapat. Keringat dingin mengucur dari pori-pori kulitnya. Dia tidak nyaman dengan tatapan mata Angga yang tidak berkedip sama sekali. Bahkan semakin lama tatapannya semakin dalam.
Tatapan Angga seolah-olah sedang melepaskan pakaian di tubuhnya.
" Minggirlah," usir Jelita.
Dalam hitungan detik, Angga menarik tengkuk Jelita lalu mendaratkan ciuman di bibir gadis itu. Seketika mata Jelita langsung membulat. Dia terkejut karena apa yang di takutkan olehnya benar-benar terjadi.
Bibir Angga bergerak agresif, menerobos masuk ke mulut Jelita. Memaksanya meski wanita itu menolak untuk membuka mulutnya.
Setelah beberapa saat , kini Angga sudah berhasil menelusuri setiap sudut bibir Jelita tanpa ingin melepasnya. Dia tidak peduli meski nantinya akan mendapatkan sebuah amukan dari Jelita atas tindakannya. Itu semua salahnya karena sudah memancing emosi yang sudah berusaha untuk di tahan.
Jelita yang menyebutnya sebagai pria mesum. Apa yang dia lakukan sekarang ini sebagai balasan atas bibir Jelita yang berucap sembarangan. Menurutnya tindakan seperti menciumnya sangatlah setimpal untuk gadis itu.
Nafas Jelita mulai terengah-engah, dia berusaha mendorong tubuh Angga. Namun kekuatannya tidak seimbang dengan kekuatan tangan Angga yang terus menekan tengkuknya hingga memaksa bibir mereka untuk terus menempel. Otaknya berusa menolak dan jangan sampai terbuai oleh ciuman Angga meski pikirannya mulai merasa rileks.
Lambat laun Angga tersadar jika ciumannya terlalu berambisi. Pria itu lalu melembutkan ciumannya yang sempat menggebu. Angga memperdalam ciumannya dengan penuh kelembutan hingga Jelita benar-benar terbuai dan memejamkan matanya.
Awalnya Jelita sama sekali tidak membalas ciumannya , tapi kini perlahan mulai membalasnya dengan menggerakan bibirnya meski secara pelan-pelan. Gadis itu merutuki dirinya sendiri yang sudah kehilangan akal sehat.
Bagaimana bisa hal itu terjadi ?
Bagaimana jika Angga hanya mempermainkannya lalu pergi meninggalkannya seperti apa yang dilakukan oleh Dion.
" Sadarlah , Jelita. Tidak seharusnya kau berciuman dengan pria mesum ini . Apalagi dia adalah bosmu." Jelita berusaha menyadarkan dirinya sendiri. Namun otaknya terasa membeku dan sulit untuk tersadar.
Cekalan tangan Angga di tengkuk Jelita mulai mengendur setelah mendapatkan balasan dari Jelita. Bibir tipis itu terus bergerak dengan lembut. Walaupun sekarang gadis itu sangat membencinya , tapi dia akan merusaha meluluhkan hatinya.
Jelita mendorong kuat dada Angga hingga tautan bibir mereka saling terlepas satu sama lain. Nafas Jelita memburu dengan dada naik turun. Jelita tidak habis pikir kalau mereka baru saja melakukan sesuatu yang tidak seharusnya.
Plak !
Sebuah tamparan mendarat cukup keras hingga menimbulkan bekas merah di pipi Angga. Jelita tak bisa menahan lagi emosinya yang sudah bersiap meletak sejak tadi.
" Beraninya kau..." Jelita tak melanjutkan ucapannya . Gadis itu menatap Angga dengan sorot matanya yang berapi-api. Tak sanggup mengucapkan apa yang baru saja terjadi lewat bibirnya.
Tubuh Jelita memang tidak menolak Tapi akal sehatnya menyadarkan apa yang tidak seharusnya terjadi.
Angga memejamkan matanya sambil memegangi pipinya yang terasa panas dan perih akibat tamparan jelita. Hal ini tidak pernah diduga sebelumnya. Dia tidak akan marah dengan apa yang Jelita lakukan padanya hari ini. Mana mungkin dia bisa marah pada orang yang dia cintai.
" Aku melakukannya karena aku mencintaimu," kata Angga seraya menatap gadis itu.
" Kau memang pria brengsek ! Aku tidak percaya dengan ucapanmu itu. Aku yakin kau pasti sedang merencanakan sesuatu untukku," tuding Jelita dengan amarah menggebu.
Gadis itu begitu membenci Angga. Rasa bencinya muncul saat Angga mengganti pakaiannya ketika dirinya demam. Seharusnya pria itu minta tolong pada orang terdekatnya , seperti Ibunya. Dia juga semakin membenci pria itu ketika Angga menyuruhnya membersihkan apartemennya.
Mencuci satu piring saja harus di lakukan berkali-kali , apalagi membersihkan yang lain. Pria itu pasti marah-marah dengan Jelita jika menurutnya ada yang kurang bersih.
Di tambah lagi ketika Angga dengan seenaknya mengakui gadis itu sebagai istrinya. Dia tidak ingin memiliki suami yang gila kebersihan seperti Angga.
Angga memandang Jelita dengan sorot mata sayu. Pria itu merasa bingung memikirkan cara meluluhkan hati Jelita. Dia berharap Jelita dapat melihat ketulusan hatinya.
" Jangan dekat-dekat denganku lagi. Kalau kau berani mendekatiku lagi , maka aku akan berhenti bekerja di sini," ancam Jelita lalu melangkah pergi meninggalkan Angga yang masih membeku di tempatnya berdiri.
Angga membiarkan Jelita pergi meninggalkannya. Tak ada niat untuk menjelaskan karena Jelita saat ini sedang marah.
" Apa yang sudah aku lakukan ? " Angga menjambak rambutnya sendiri dengan perasaan frustasi.
Lihatlah sekarang, wanita itu pasti akan sangat membencinya.
Angga mengambil ponselnya , dia menghubungi seseorang dan meminta orang tersebut untuk mencari tahu siapa calon suami gadis itu.
Satu jam kemudian orang suruhannya menguhubungi dan memberitahu semua informasi yang sudah dia dapatkan. Pria itu begitu terkejut saat mengetahui kalau calon suami Jelita sedang berselingkuh dengan adiknya Jelita.
Entah bagaimana keadaan gadis itu jika dia tahu kalau calon suaminya mengkhianatinya lagi.
" Kalau Jelita tahu hal ini keadaannya pasti lebih parah dari kemarin. Apa yang harus aku lakukan ? " pikir Angga dengan perasaan tidak tenang.