NovelToon NovelToon
TANGAN IBLIS HATI MALAIKAT

TANGAN IBLIS HATI MALAIKAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dhamar Sewu

Jiang Hao adalah pendekar jenius yang memiliki tangan kanan beracun yang bisa menghancurkan lawan hanya dengan satu sentuhan. Setelah dihianati oleh sektenya sendiri, ia kehilangan segalanya dan dianggap sebagai iblis oleh dunia persilatan. Dalam kejatuhannya, ia bertemu seorang gadis buta yang melihat kebaikan dalam dirinya dan mengajarkan arti belas kasih. Namun, musuh-musuh lamanya tidak akan membiarkannya hidup damai. Jiang Hao pun harus memilih: apakah ia akan menjadi iblis yang menghancurkan dunia persilatan atau pahlawan yang menyelamatkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhamar Sewu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8– Dosa yang Diwariskan

Aula utama Sekte Langit Senja sunyi saat Jiang Hao melangkah masuk. Pilar-pilar batu menjulang ke langit-langit, dihiasi simbol-simbol lama yang dulunya berarti rumah baginya—kini hanyalah kenangan pahit.

Di tengah aula, berdiri Li Feng.

Tenang, seperti dulu saat ia mengajari Jiang Hao cara menahan napas di tengah racun. Namun kali ini, di tangannya bukan gulungan kitab, melainkan pedang darah berbentuk melengkung, peninggalan Pendeta Agung terdahulu.

Mei Lin berhenti di ambang pintu, memegang tongkat erat. Ia tak bisa melihat pertempuran, tapi ia bisa merasakannya—dua jiwa yang pernah saling mempercayai, kini saling mengincar kehancuran.

“Kau kembali, Hao.” Suara Li Feng terdengar tenang, bahkan hangat. Tapi di baliknya ada racun yang halus.“Aku bangga padamu.”

Jiang Hao berjalan beberapa langkah lebih dekat, hingga hanya belasan kaki memisahkan mereka.

“Kau menusukkan racun ini ke tubuhku, lalu melemparku ke jurang. Dan sekarang kau bilang bangga?”

Li Feng tertawa kecil. “Aku tidak melemparmu ke jurang. Dunia yang melakukannya. Aku hanya membuka matamu.”

Dia mengangkat pedangnya. “Kau lebih kuat sekarang, bukan?”

“Ya.” Jiang Hao mengangkat tangan kanannya, racunnya mendesis.

“Dan aku akan mulai dengan mencabut lidah pembohong darimu.”

Serangan itu datang tanpa aba-aba.

Pedang Li Feng membelah udara, mengirimkan gelombang pedang ke arah Jiang Hao. Namun sang iblis berputar, menghindar dengan kecepatan di luar nalar. Tangan kanannya menyapu udara, meninggalkan jejak racun ke dinding batu yang langsung meleleh.

Pertarungan meledak seperti badai yang tak terbendung.

Li Feng menyerang dari segala arah, menggunakan teknik Sekte Langit Senja yang telah ia kembangkan sendiri—ilusi bayangan yang membingungkan lawan. Jiang Hao melawan dengan kekuatan mentah yang mematikan, tubuhnya seperti asap hitam yang tak bisa disentuh.

Tiga bayangan Li Feng muncul dari sisi berbeda.

“Berapa banyak pengkhianatan yang kau butuhkan untuk menang, Li Feng?” Jiang Hao mengejek, lalu menyerang—membubarkan satu bayangan, lalu dua, hingga hanya tubuh asli yang tersisa.

Darah mengalir di lengan Li Feng. Ia tersenyum dingin.

“Kau masih terlalu lambat, Hao. Bahkan dengan kekuatan iblismu.”

Jiang Hao mengangkat tangan kanan, dan kali ini racunnya membentuk tombak hitam, tajam dan gemetar. Ia melemparnya lurus ke dada Li Feng—

Namun entah bagaimana, Li Feng menangkapnya.Darah menetes dari telapak tangannya, tapi ia tetap berdiri.

“Kau lupa siapa yang mengajarkanmu racun itu, muridku.”

Jiang Hao terdiam. Seketika, racunnya ... mundur. Melambat.

“Bagaimana—”

Li Feng terkekeh.

“Racun itu bukan milikmu. Itu warisan sekte. Dan aku—adalah penjaganya.”

Untuk pertama kalinya sejak pertarungan dimulai, Jiang Hao goyah.

Tiba-tiba, Mei Lin berteriak. “Jangan percaya dia, Jiang Hao! Kekuatan itu milikmu karena kau bertahan! Bukan karena dia memberikannya!”

Suara Mei Lin menembus awan tipis di kepala Jiang Hao. Ia menggertakkan gigi, lalu memukul dada sendiri, memaksa racun kembali menyatu dengan jiwanya.

“Kalau begitu, aku akan menjadikan racun ini milikku sepenuhnya, dengan darahmu!”

Pertarungan berlanjut. Kali ini, Jiang Hao tak lagi ragu.

Ia menyerang seperti badai hitam, menerobos pertahanan Li Feng, menggores tubuhnya dengan racun, sedikit demi sedikit.

Dan akhirnya—

Dengan satu dorongan telapak kanan ke dada Li Feng, racun itu menyebar seperti kilat.

Li Feng tersentak. Dadanya membiru, lalu menghitam. Ia jatuh berlutut.

“Kau ... kau benar-benar ... iblis ....”

Jiang Hao menunduk di hadapannya, berkata pelan,

“Bukan iblis. Hanya murid yang belajar dari pengkhianat terbaik.”

Li Feng ambruk, tubuhnya membatu, lalu hancur perlahan. Aula utama Sekte Langit Senja sunyi kembali.

Tapi di luar, para murid dan Tetua mulai berdatangan. Mereka melihat jasad gurunya telah menjadi abu, dan Jiang Hao berdiri di tengahnya.

Kini, dia bukan hanya pengkhianat. Tapi pembawa kehancuran.

Langit di atas Lembah Senja berubah kelam, seolah ikut berduka atas kematian Li Feng. Namun bagi para murid Sekte Langit Senja yang berkumpul di halaman utama, tidak ada waktu untuk berkabung. Yang ada hanya ketakutan... dan kemarahan.

“Dia membunuh Guru Agung!”

“Jiang Hao, iblis itu kembali untuk membalaskan dendam!”

Jiang Hao berdiri diam di ambang pintu aula, tubuhnya diselimuti bayangan. Racun di tangan kanannya perlahan meresap kembali ke dalam kulit, seperti makhluk hidup yang pulang ke sarangnya.

Mei Lin memegang lengan bajunya dari belakang.

“Jangan lawan mereka, Jiang Hao .… Sudah cukup darah untuk hari ini.”

Namun Jiang Hao menatap ke depan. Tatapan seorang lelaki yang telah kehilangan segalanya, dan tak lagi punya tempat untuk pulang.

“Tidak akan ada kedamaian selama nama ini masih dibenci,” gumamnya.

Tetua Lin, orang tertua di antara para sesepuh sekte, melangkah maju. Jubah ungunya berkibar tertiup angin malam. Di wajahnya tak ada ketakutan, hanya kesedihan yang dalam.

“Kau telah mencabut akar dari pohon kami, Jiang Hao.”

“Tapi akar itu busuk sejak lama.” jawab Jiang Hao tajam.

“Kau tahu siapa Li Feng sebenarnya.”

Para tetua saling pandang. Beberapa wajah pucat, beberapa menggertakkan gigi.

“Ia membiarkan racun itu ditanam dalam dirimu, dan menutupinya dengan gelar kehormatan,” ucap Tetua Lin. “Kami tak bersuara, karena takut akan kekuatannya.”

“Dan kalian memilih diam, sementara aku dijadikan kambing hitam,” Jiang Hao mendesis. “Aku menderita di jurang kematian. Kalian melanjutkan hidup dengan topeng suci!”

Tiba-tiba, salah satu murid muda, wajahnya penuh luka dan kebencian, melompat maju dengan pedang di tangan. “Kau membunuh guru kami! Keadilan harus ditegakkan!”

Jiang Hao menoleh cepat. Tapi sebelum ia sempat bergerak—

Tangan Mei Lin mengangkat tongkatnya. Suara berdentang memecah udara.

Tiba-tiba, si murid roboh ke tanah, tak sadarkan diri.

“Bukan begitu caramu melawan orang seperti Jiang Hao,” gumam Mei Lin.

Ia kemudian berkata keras, “Jika kalian ingin menuntut balas, pastikan kalian tahu kebenarannya lebih dulu!”

Keheningan. Ketegangan menggantung di udara.

Tetua Lin menghela napas panjang. “Kau harus pergi, Jiang Hao. Dunia belum siap memaafkanmu, meskipun sebagian dari kami tahu kebenarannya.”

Jiang Hao mengangguk perlahan. “Aku tak datang untuk dimaafkan.”

Matanya menatap lurus ke arah pegunungan jauh. “Tapi aku tak akan sembunyi. Jika dunia menginginkan iblis, maka aku akan memberinya iblis—yang jujur.”

Ia menarik lengan Mei Lin.

“Ayo. Masih ada jalan yang harus kita lintasi.”

“Ke mana kita akan pergi?” tanya Mei Lin lirih.

“Ke tempat di mana iblis-iblis lama bersembunyi. Aku akan membakar sarang mereka satu per satu.”

--

Namun di balik hutan utara, di sebuah kuil terbengkalai, sekelompok pria berjubah emas sedang melakukan pertemuan rahasia.

Salah satunya membuka gulungan berisi nama: Jiang Hao.

“Dia telah membunuh Li Feng. Itu mempercepat rencana kita.”

“Biarkan dia menghancurkan dunia lama. Saat dia selesai, kita akan menghancurkan dia.”

1
Daryus Effendi
pegunungan menjulang tinggi dan di tutupi kabut yg tebal
nyala lampu sedikit mmenerangi di dalam gua gunung berkabut.novel apa puisi.hhhhh
Dhamar Sewu: wkwk, 🙈. Maaf, bos. Untuk tambahan jumlah kata, masukan diterima 😁
total 1 replies
spooky836
sampai bila2 pun penulis dari cerita plagiat ni,tak mampu nak teruskan. cerita ini tamat di sini. kerana mc otak kosong. cerita hasil plagiat. benar2 bodoh dn sampah.
spooky836: baguslah. jangan sampai mampus di bab 26 tu. banyak dh karya lain terbengkalai macam tu je.
Dhamar Sewu: Plagiat di mana, kak? Karya siapa?
Cerita ini masih bersambung 😁oke.
total 2 replies
Abah'e Rama
lanjut 💪💪
Dhamar Sewu: Semoga suka, kak. Siap 💪🔥
total 1 replies
Zainal Tyre
coba simak dulu ya
Dhamar Sewu: Semoga suka, bos!
total 1 replies
Suki
Terinspirasi
Dhamar Sewu: Semangat, Kak 💪 hehe 😊
total 1 replies
PanGod
mantap bang. jangan lupa mampir juga ya bang🙏🏻
Dhamar Sewu: Siap, Kak. Terimakasih sudah berkunjung. Nanti setelah download aplikasinya, masih bingung ini 😁.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!