Hidup Brianna hancur lebur, karena ulah seorang pria tidak bertanggung jawab yang mengincar saudara kembar nya. Briella telah melakukan sebuah kesalahan fatal, hingga membuat Aarav Anderson menaruh dendam pada nya. Niat hari ingin membalas dendam pada Briella, tapi justru Brianna lah yang harus menanggung semua nya.
Brianna diusir dari rumah dalam keadaan terhina. Tidak ada satu orang pun yang membela nya, termasuk juga Briella. Bahkan gadis itu menutup mata walaupun tau jika tragedi ini disebabkan oleh ulah nya sendiri. Seolah takdir belum cukup mempermainkan hidup nya, beberapa tahun kemudian dia mendapatkan kabar jika pria yang dulu menghancurkan hidup nya, akan bertunangan dengan Briella.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mecca SK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Briella tersenyum ketika sampai di rumah nya. Dia baru saja pulang dari cafe bersama dengan Aarav, dan di sana mereka membahas banyak hal terkait komitmen yang akan dilakukan oleh pria itu di masa depan.
Dia merasa jika hidup nya dipenuhi dengan keberuntungan. Masalah nya dengan keluarga Roseanne terselesaikan, tanpa harus mengorbankan nama baik dan harga diri nya. Setelah semua itu dia seolah mendapatkan bonus berupa kehadiran Aarav di hidup nya.
Mereka sudah berpacaran mulai hari ini, dan setelah Briella lulus nanti barulah Aarav akan mengajaknya untuk bertunangan. Tentu saja hal itu disambut dengan gembira oleh diri nya, karena dia tau jika pria itu merupakan salah satu pria berkualitas yang bisa menjamin masa depan nya. Diri nya tidak akan pernah hidup susah jika menikah dengan Aarav.
Mata nya menoleh dan menatap foto masa kecil nya bersama dengan Brianna. Dia sadar jika apa yang dilakukan oleh nya merupakan sesuatu yang jahat bagi saudara kembarnya. Tapi dia tidak peduli akan itu semua, karena kebahagiaan nya jelas lebih penting dari apapun juga.
Lagipula sebentar lagi dia akan membuat Brianna tersingkir dari rumah ini, dan jika perlu gadis itu akan diasingkan jauh ke luar negeri. Dia akan mempengaruhi kedua orang tua nya, agar rencana nya bisa direalisasikan dalam waktu secepat nya. Semua itu dia lakukan agar Brianna tidak bertemu dengan Aarav dan menceritakan kejadian yang sebenar nya.
Briella mengambil sebuah bungkusan plastik kecil dari sela tempat tidur nya, dan membawa nya ke kamar Brianna secara diam - diam. Dia lalu menyimpan nya di laci yang ada meja belajar gadis itu, lalu pergi dengan cepat menemui kedua orang tua nya.
Waktu nya untuk Briella mengeluarkan bakat terpendam nya di dunia akting!
" Ma... " Panggil Briella ketika melihat mama nya sedang membaca majalah fashion di ruang keluarga. " Boleh aku minta waktu mama sebentar? Ada sesuatu yang harus aku bicarakan pada Mama. "
Mama Minta tersenyum dan menepuk sofa di sebelah nya, " Duduklah di sini, Briella. Setelah itu katakan apa yang ingin kau bicarakan pada Mama! "
" Ini terkait Brianna, Ma. Aku baru saja mendapatkan telfon dari salah satu teman ku, yang menanyakan terkait gadis itu. "
" Menanyakan bagaimana? "
" Teman ku bertanya apakah Brianna adalah pemakai obat terlarang atau tidak. Dia menanyakan hal itu, karena kata nya pernah melihat Brianna melakukan transaksi di sebuah kawasan kumuh yang ada di pinggiran kota. Aku mengatakan mungkin saja apa yang dilihat nya itu salah, tapi teman ku itu tampak yakin jika apa yang dilakukan oleh Brianna adalah sesuatu yang melanggar aturan hukum! " Jelas Briella.
Mama Mita jelas saja terkejut mendengar ucapan Briella. Bagaimana mungkin salah satu anak nya terjerat dalam sebuah pusaran narkoba? Tidak. Seburuk - buruk nya pergaulan Brianna, tapi putri nya itu tidak mungkin pernah memakai obat - obatan semacam itu. Dia yakin apa yang teman Briella katakan adalah sebuah fitnah belaka.
" Teman mu itu pasti salah. Brianna tidak mungkin memakai narkoba. Walaupun terkadang sikap nya aneh dan mencurigakan, tapi semua itu hanyalah karakter bawaan nya saja. Bukan karena efek dari obat - obatan semacam itu! " Sanggah nya.
Briella mengangguk, " Mama benar. Aku juga yakin jika Brianna tidak mungkin menjadi seorang pecandu. Akan sangat memalukan untuk keluarga kita, kita gadis itu terjebak dalam pergaulan semacam itu! " Sahut nya.
" Pecandu? Apa maksud mu? "
Briella menahan senyum ketika mendengar suara menggelegar dari Papa nya. Jika Mama nya menolak untuk percaya begitu saja, maka Papa nya akan berbeda. Papa nya itu pasti akan mengamuk dan bergegas mencari tahu masalah ini hingga ke akar nya, karena akan bahaya jika masalah seperti ini sampai terendus media. Bisa saja Papa nya itu gagal dalam mencalonkan diri sebagai pejabat pemerintahan.
" Jawab pertanyaan Papa, Briella! " Bentak Papa Dion.
Briella menunduk dan menunjukkan gestur takut, " Maaf, Pa. Tolong jangan marah dulu. Aku juga belum tau apakah berita ini benar atau tidak, karena aku hanya mendengar nya dari teman sekolah ku saja! " Sahut nya.
" Jelaskan pada Papa sekarang! "
" Teman ku pernah melihat Brianna melakukan sebuah transaksi di kawasan kumuh, yang ada di pinggiran kota. Karena penasaran, dia jadi bertanya pada ku apakah Brianna seorang pecandu atau tidak. Dan aku sudah menjawab tidak pada pertanyaan nya itu! "
Papa Dion menggeram marah. Jelas dia merasa murka dengan informasi yang didengar oleh nya. Kemarin Brianna telah membuat skandal foto vulgar yang memalukan, dan setelah masalah itu berhasil terselesaikan dengan damai kembali anak itu berbuat ulah.
Narkoba!?
Dia bisa saja kehilangan karir dan jabatan nya jika informasi ini sampai tersebar ke media. Dia harus menutup semua masalah ini dengan sangat rapat, dan memastikan jika Brianna tidak lagi berbuat ulah.
" Jangan dulu marah, Pa. Kita tidak bisa menuduh Brianna begitu saja tanpa ada nya bukti! " Ucap Briella.
" Kalau begitu kita geledah kamar nya, dan cari apakah tuduhan itu benar atau tidak! " Ucap Mama Mita, " Mama rasa semua informasi itu hanya fitnah, yang dilakukan seseorang untuk menghancurkan nama baik keluarga! "
Papa Dion mengangguk, " Ya. Kita geledah kamar Brianna sekarang! "
Pasangan paruh baya itu bergegas pergi ke lantai dua, dimana kamar Brianna berada. Briella mengikuti mereka dengan sebuah seringai lebar di wajah nya. Dia merasa senang karena semua berjalan sesuai dengan keinginan nya, dan setelah ini dia hanya perlu mengompori kedua orang tua nya untuk mengusir Brianna dari rumah ini.
Maaf Brianna... Lagi - lagi gue lah yang keluar sebagai pemenang nya!
***
" Cepat pulang ke rumah sekarang juga!!! "
Suara teriakan Papa nya yang Brianna dengar melalui sambungan telfon, terus terngiang di kepala nya. Jelas sekali jika Papa nya itu sedang marah, namun dia tidak tau apa yang menyebabkan nya sampai seperti itu. Bahkan dia dipaksa untuk pulang, padahal luka di tubuh nya belum pulih sepenuh nya.
" Kau yakin memutuskan untuk pulang hari ini? Luka mu masih basah, dan seharus nya kau masih mendapatkan perawatan yang intensif di rumah sakit, Brianna! " Ucap perawat baik hati, yang selalu menjenguk nya di kamar rawat ini.
Brianna menghela nafas panjang, " Seperti nya ada masalah di rumah ku, Kak. Papa memerintahkan ku untuk pulang secepat nya, tanpa mempedulikan kondisi ku saat ini. Aku khawatir jika Papa akan semakin marah, jika aku mengabaikan perintah nya. Jadi ya... Dengan sangat terpaksa aku harus pulang sekarang! " Jawab nya.
Perawat itu mengelus bahu Brianna dengan lembut. Dia mengeluarkan secarik kertas berisi nomor telfon nya, dan memberikannya pada gadis itu. " Telfon aku kapan pun kau butuh bantuan, Brianna. Jangan merasa ragu, karena aku pasti akan berusaha membantu mu sebisa ku! "
" Terimakasih, Kak. Aku sangat terbantu dengan ada nya kakak di rumah sakit ini. Aku akan menyimpan kontak kakak dengan baik, dan akan menghubungi kakak jika terjadi sesuatu yang buruk di masa depan. "
" Ya. Tapi aku harap tidak terjadi apapun pada mu, saat pulang ke rumah nanti. Kuharap semua baik - baik saja di sana! "
Brianna mengangguk pelan, " Ya... Semoga saja! "
Setelah supir yang dikirim oleh keluarga nya datang, Brianna segera pulang ke rumah nya. Di sepanjang jalan dia terus memanjatkan doa, agar tidak ada masalah lain yang menyambut nya di sana.
Tapi tampak nya Tuhan enggan mengabulkan doa nya. Begitu dia menginjakkan kaki di ruang tamu rumah nya, Papa nya datang dan kembali melayangkan tamparan ke wajah nya. Membuat luka lebam yang masih terlihat jelas itu, kembali berdenyut sakit.
" Pa... Jangan gunakan kekerasan lagi. Kasihan Brianna! " Ucap Briella yang tiba - tiba muncul entah dari mana, dan menghadang gerakan Papa nya seperti seorang pahlawan.
" Minggir, Briella. Biar Papa bunuh anak kurang ajar ini. Kenakalan nya sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa ditoleransi! " Bentak Papa Dion.
Mama Mita menarik tangan Briella untuk menjauh dari keributan itu. Dia tidak mau jika anak kesayangan nya terluka, karena pukulan salah sasaran yang dilayangkan oleh suami nya pada Brianna.
Brianna menatap Papa nya dengan lekat. Mata nya sudah berkaca - kaca, karena dia merasakan sakit yang teramat besar di hati nya. Bagaimana bisa Papa nya mengatakan akan membunuh nya? Apakah sudah tidak ada rasa sayang dan cinta sebagai orang tua pada anak untuk nya? Kenapa?
" Apa salah ku, Pa? " Tanya Brianna lirih.
Papa Dion melempar plastik kecil, yang berisi serbuk putih tepat di wajah Brianna. " Salah mu adalah karena memberikan aib bagi keluarga ini, Brianna. Bukan hanya telah membuat skandal foto mesum, tapi kau juga sudah berani menggunakan narkoba. Benar - benar memalukan! " Bentak nya.
Narkoba?
Brianna tidak bisa menahan rasa terkejut nya. Narkoba? Bagaimana bisa sekarang diri nya difitnah dengan menggunakan obat haram itu? Bahkan ini adalah kali pertama untuk Brianna melihat wujud benda itu secara langsung.
Dia menoleh ke arah Briella, yang sedang berpelukan dengan Mama nya. Dia melihat jika sudut bibir gadis itu sedikit terangkat, dan menampilkan sebuah seringai licik yang memuakkan.
Apakah semua ini juga merupakan bagian dari rencana Briella? Astaga... Jika iya, maka bagaimana mungkin saudara kembar nya sampai hati melakukan hal seperti ini pada nya!? Bukankah semua ini sudah melebihi batasan?
" Kenapa kau menatap Briella seperti itu, huh? Kau mau memarahi saudara kembar mu, karena telah membuka kebusukan mu ini? " Bentak Mama Mita.
" Jadi benar semua ini kalian tau dari Briella? " Tanya Brianna.
" Ya. Briella lah yang sudah menceritakan semua nya pada kami. Jika bukan karena dia, maka mungkin selama nya kami tidak akan mengetahui sikap liar mu ini. Tingkah mu benar - benar sudah tidak bisa lagi kami toleransi, Brianna! "
" Apa maksud Mama? "
Brugh...
Belum sempat Mama Mita menjawab, salah seorang pelayan sudah datang dan membawa koper besar berisi pakaian dan kebutuhan pribadi nya. Papa Dion merebut koper itu, dan menendang nya hingga jatuh menghantam kaki Brianna.
" Mulai dari hari ini, kau tidak boleh lagi tinggal di rumah ini. Pergilah ke Inggris, dan tinggal lah bersama dengan nenek mu disana. Kami sudah tidak sanggup lagi mendidik mu dengan cara yang kami punya! " Ucap Papa Dion.
Brianna menatap nanar kedua orang tua nya, " Kalian membuang ku? " Tanya nya.
" Ya. Kamu tidak membutuhkan anak tidak berguna seperti mu! "
Hari Brianna hancur lebur tidak bersisa. Dia yang sudah mendapatkan ujian hidup bertubi - tubi, kini harus dihadapkan dengan sebuah fakta menyakitkan lainnya. Dia dibuang oleh keluarga yang sangat disayangi oleh nya, dan ironis nya semua itu terjadi karena fitnah yang dilancarkan oleh saudara kembar nya sendiri.
" Pa... Aku berani bersumpah tidak pernah melakukan itu semua. Aku telah menjadi korban pelecehan, karena orang itu salah mengenali ku sebagai Briella. Dan untuk narkoba yang Papa lemparkan padaku, itu sama sekali bukan milik ku. Papa bisa membawa ku ke rumah sakit dan melakukan tes pada urine, darah atau bahkan DNA ku. Aku tidak pernah menggunakan barang haram itu seumur hidup ku! " Jelas Brianna sambil terisak.
" Sumpah mu itu sama sekali tidak bisa kami percayai, Brianna. Benda haram itu ditemukan di meja belajar mu, dan ada juga saksi mata yang pernah melihat mu sedang melakukan transaksi di pinggiran kota. Kau benar - benar memalukan kami sebagai kedua orang tuamu, Brianna. Kami kecewa padamu! " Ucap Mama Mita dengan nada sinis.
" Ma... "
" Pergilah sekarang. Pesawat mu akan lepas landas tiga jam lagi! "
Brianna menggeleng cepat. Dia berlutut bahkan memeluk kaki Papa nya, namun pria tua yang merupakan cinta pertama dalam hidup nya itu dengan tega menendang nya hingga dia jatuh terjengkang. Tidak ada lagi rasa cinta dan sayang dari mereka untuk nya, sekarang dia sadar bahwa dirinya benar - benar dibuang oleh keluarga nya.
Betapa lucu nya hidup ini, Tuhan...