Di hari ketika dunia runtuh oleh Virus X-Z, kota berubah menjadi neraka. Zombie berkeliaran, manusia bertahan mati-matian, dan pemerintahan hancur dalam hitungan jam.
Di tengah kekacauan itu, Raka, seorang pria yang seluruh hidupnya terasa biasa, tiba-tiba mendapatkan Zombie Hunter System—sebuah sistem misterius yang memungkinkannya melihat level setiap zombie, meningkatkan skill, dan meng-upgrade segala benda yang ia sentuh.
Saat menyelamatkan seorang wanita bernama Alya, keduanya terjebak dalam situasi hidup-mati yang memaksa mereka bekerja sama. Alya yang awalnya keras kepala perlahan melihat bahwa Raka bukan lagi “orang biasa”, tetapi harapan terakhir di dunia yang hancur.
Dengan sistemnya, Raka menemukan kendaraan butut yang bisa di-upgrade menjadi Bus Tempur Sistem:
Memperbesar ukuran hingga seperti bus lapis baja
Turret otomatis
Armor regeneratif
Mode penyimpanan seperti game
Dan fitur rahasia yang hanya aktif ketika Raka melindungi orang yang ia anggap “pasangan hidup”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Yudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sinyal dari Kegelapan
Hutan kembali sunyi setelah ledakan dahsyat dari Predator Overdrive mereda. Daun-daun masih berjatuhan perlahan, kabut tersibak oleh gelombang energi, dan bau daging terbakar masih melayang di udara. Fenrir Bus berdiri tegak meski penuh goresan, sebagian armornya hitam oleh bekas ledakan.
Raka terduduk di kursi kemudi, napasnya masih naik turun. Tubuhnya lelah, tapi pikirannya tidak mau berhenti bekerja.
Alya turun dari turret atas sambil mengusap keringat di dahinya. Pipinya berlumur debu dan percikan darah zombie, tapi matanya tetap tajam.
“Raka… kalau kita ngeluarin Ultimate Mode terlalu sering, bus ini bisa hancur sendiri.” Alya menyentuh bagian luar Fenrir, merasakan panas yang masih tersisa. “Overheat-nya parah banget.”
Raka mengangguk, tidak membantah. “Aku tahu. Tapi kalau kita nggak pakai, kita sudah mati tadi.”
Alya menghela napas. “Benar juga…”
Hening sejenak mengisi ruang.
Hanya terdengar suara percikan listrik kecil dari armor bus yang masih mendingin dan suara hutan yang mulai kembali berbisik.
Temuan Inti Mutasi
Raka turun dari bus dan berjalan menuju sisa tubuh Evolver. Hanya potongan-potongan daging hitam yang tersisa, namun cahaya merah lembut bersinar di antara serpihan itu.
Alya mendekat. “Itu…?”
Raka mengulurkan tangan dan mengambil benda berbentuk kristal bulat tak sempurna — warnanya merah gelap, berdenyut pelan seperti jantung miniatur.
[DING!]
Evolver Variant Core (Stage 2) berhasil diambil.
Peringatan: tingkat radiasi mutasi sangat tinggi.
Fungsi: Tidak dapat digunakan langsung.
Rekomendasi: Analisis di Safe Zone atau Lab Portable.
Alya memandang dengan waswas. “Radiasi mutasi? Jangan bilang benda itu yang ngubah zombie jadi pemimpin?”
“Bisa jadi,” jawab Raka sambil membalik kristal itu di telapak tangannya. “Atau… bisa jadi hanya salah satu pecahan dari mutasi inti yang lebih besar.”
Alya memelotot. “Tunggu, maksudmu… ada inti yang lebih kuat lagi?”
Raka menatap hutan di depan mereka. “Sinyal yang System deteksi barusan… itu bukan dari makhluk ini.”
Alya merasakan bulu kuduknya berdiri. “Jadi ada… sesuatu yang sedang memengaruhi semua ini dari jauh?”
“Ya.”
Alya menggenggam senapan lebih erat.
Tanpa peringatan, tanah di kaki mereka bergetar.
“Raka…” suara Alya bergetar. “Itu… gempa?”
Raka menggeleng. “Bukan. Ini getaran terarah.”
Tanah terbelah di beberapa titik, seperti ada sesuatu yang bergerak di bawah permukaan.
Alya menyiapkan turret, menunggu ancaman muncul.
Tiba-tiba—
CRACK!
Seekor zombie tipe baru muncul dari bawah tanah. Bentuknya seperti tikus raksasa bercakar tajam, kulitnya keras seperti batu. Matanya memancarkan cahaya biru aneh.
“Mutan baru!?” Alya menembak, tapi peluru memantul dari kulit keras makhluk itu.
Zombie tikus itu melompat ke arah Fenrir, mencakar armor bus hingga meninggalkan jejak dalam.
“Raka! Mereka bukan tipe pemanjat atau pelari lagi! Ini tipe penggali!”
Raka mengaktifkan scanner Fenrir.
[DING!]
Detected: Burrower Variant
Level: ???
Ancaman: Tinggi
“Tipe penggali tidak datang sendiri,” kata Raka sambil mengambil shotgun energi di sisi kursi. “Biasanya mereka bagian dari kawanan.”
Benar saja.
Getaran di tanah semakin banyak.
Satu… dua… lima… belasan titik bergerak cepat menuju posisi mereka.
Alya menatap dengan panik. “Kita harus masuk bus! Ini jebakan!”
“Masuk!” Raka berteriak.
Keduanya masuk ke Fenrir secepat mungkin. Raka menutup pintu dan mengunci semua panel.
Hanya satu detik sebelum…
BOOOOM!
Puluhan Burrower muncul dari bawah tanah, mengelilingi bus seperti segerombolan serigala lapar di malam gelap.
Alya memaki. “Ini keterlaluan! Mereka lebih pinter dari zombie biasa!”
Raka menyalakan turret otomatis.
[DING!]
Auto Defense Core – Phase 2 Activated
Senjata aktif: Laser Cutter, Mini Turret, Shockwave Pulse
Laser Cutter menembak cepat, mencincang beberapa Burrower yang terlalu dekat.
Namun zombie penggali itu sangat cepat dan gesit—lebih cepat dari zombie biasa, dan kulit mereka nyaris sekeras batu.
“Raka, kita nggak bisa tinggal di sini!” Alya berteriak. “Tempat ini akan runtuh kalau mereka gali di bawah bus!”
Raka menginjak pedal gas.
Fenrir melaju maju, tetapi…
DUUARR!
Burrower terbesar datang dari depan, menggali tanah dan memuntahkan tanah serta batu besar, mencoba membalik bus.
Alya hampir terpelanting. “Raka! Kalau bus ini jatuh ke lubang, kita tamat!”
Raka memelotot. “Maka kita harus keluar dari wilayah penggalian. Pegang erat!”
Fenrir menyalakan “Beast Charge”, aura biru muncul di bagian bawah bus.
Raka menarik kemudi ke kanan.
Bus melompat dari tanah naik ke akar pohon besar, berlari menabrak dua Burrower yang mencoba menghalangi.
Namun jumlah mereka terlalu banyak.
Alya menembak dari turret, tapi Burrower terus berdatangan dari bawah tanah seperti serangan pasukan terlatih.
“Raka!” Alya berteriak. “Kalau kamu punya ide, keluarkan sekarang!”
Raka menggertakkan gigi. “Kita akan pakai Shockwave Pulse!”
Alya langsung mengangguk. “Itu bisa lapisin tanah!”
Raka menekan tombol.
[DING!]
Shockwave Pulse – Ready
Menghasilkan gelombang kejut 360 derajat.
Peringatan: Dapat membuat pengguna pusing sementara.
Raka menghentak tombol.
Fenrir memancarkan gelombang energi dari pusat roda, menyebar ke tanah dalam radius 50 meter.
Tanah bergetar kuat, pecahannya terlontar ke udara.
Burrower terlempar, tubuh mereka terbanting keras ke pohon dan bebatuan.
Alya memegang kursinya dengan kedua tangan. “Aku benci teknologi ini… tapi aku cinta hasilnya!”
Fenrir kembali stabil. Tanah di sekitar mereka retak, lubang-lubang tertutup oleh getaran keras.
Namun tidak semua Burrower mati. Beberapa masih bangkit, meski tubuh mereka retak.
Alya mengarahkan turret atas.
“Selamat tinggal, tahi lalat neraka!”
DOR! DOR! DOR!
Peluru kaliber tinggi menghancurkan para Burrower yang tersisa.
Setelah beberapa menit, hutan kembali tenang.
Kabut turun lagi, perlahan, menutupi bekas pertempuran.
Raka dan Alya duduk terdiam di dalam bus, tubuh mereka masih tegang.
Alya memecah keheningan. “Raka… mereka terlalu terorganisir. Seperti bukan zombie yang berevolusi acak.”
Raka mengusap wajah, masih memantau radar. “Ada sesuatu… atau seseorang… yang memicu semuanya.”
Alya menatap fikiran Raka. “Kau pikir ada yang mengendalikan… semuanya?”
Raka mengangguk pelan. “Ya. Evolver tadi hanya ujung tombak. Mereka bukan pemimpin utama.”
Alya menggigit bibir. “Berarti… kita baru bertemu anak buahnya.”
Di saat itulah suara System berbunyi — kali ini bukan monotone datar, melainkan lebih serius.
[DING!]
Peringatan tingkat tinggi!
Sinyal mutasi utama terdeteksi.
Jarak: 12 km dari posisi sekarang.
Kekuatan sinyal: 47% meningkat.
Rekomendasi: Hindari wilayah tersebut.
Alya merasakan tekanan berat di dadanya. “Tingkat sinyalnya… meningkat sendiri?”
Raka menatap layar hologram itu, merasakan firasat buruk menghampiri.
“Kalau sinyalnya naik… berarti ada sesuatu yang sedang bangun.”
Alya merinding. “Atau… sedang berkembang.”
Raka memandang hutan yang makin gelap di kejauhan.
“Alya.”
“Ya?”
“Kita harus cari tahu apa itu… sebelum dunia benar-benar hancur.”
Alya mengambil napas panjang. “Tapi Raka… kalau sinyal itu kuat, kita bisa mati kalau mendekat.”
Raka diam sejenak… lalu tersenyum tipis.
“Aku nggak bilang kita akan masuk.”
Alya mengangkat alis. “Hah?”
“Kita akan mengintai dari jauh. Kita akan cari tahu sumbernya… tanpa menyerang dulu.”
Alya menghela napas lega. “Ya ampun… aku kira kamu mau langsung seruduk.”
“Tentu saja nggak.” Raka membuka pintu samping.
Alya membeku. “…KAMU BARU SAJA NGOMONG APA!?”
Raka tertawa untuk pertama kalinya sejak pertarungan panjang itu. “Ayo, kita pergi sebelum gelombang berikutnya datang.”
Fenrir Bus bergerak maju perlahan, meninggalkan area pertempuran.
Namun di kejauhan, dari balik kabut…
Dua mata raksasa terbuka perlahan.
Mengikuti bus itu dengan penuh minat.
semangat thor