Enam bulan pernikahan yang terlihat bahagia ternyata tak menjamin kebahagiaan itu abadi. Anya merasa sudah memenangkan hati Adipati sepenuhnya, namun satu kiriman video menghancurkan semua kepercayaannya. Tanpa memberi ruang penjelasan, Anya memilih pergi... menghilang dari dunia Adipati, membawa serta rahasia besar dalam kandungannya.
Lima tahun berlalu. Anya kini hidup sebagai single mom di desa kecil, membesarkan putranya dan menjalankan usaha kue sederhana. Namun takdir membawanya kembali ke kota, menghadapi masa lalu yang belum selesai. Dalam sebuah acara penghargaan bergengsi, dia kembali bertemu Adipati—pria yang masih menyimpan luka dan tanya.
Adipati tak pernah menikah lagi, dan pertemuan itu membuatnya yakin: Anya adalah bagian dari hidup yang ingin ia perjuangkan kembali. Namun Anya tak ingin kembali terjebak dalam luka lama, apalagi jika Adipati masih menyimpan rahasia yang belum terjawab.
Akankah cinta mereka menemukan jalannya kembali? Atau justru masa lalu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juwita Simangunsong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Sampai dirumah Aku langsung keluar dari mobil tanpa menunggu mas Pati membukakan pintu seperti biasa.
Mungkin mas Pati heran dengan sikap Aku tapi Aku tidak perduli. Aku terus berjalan menuju kamar ku dan Aku langsung menghempaskan tubuh ku ke atas kasur dan Aku menangis.
Aku berteriak dan menutup mulutku dengan bantal agar mas Pati tidak mendengar suara ku.
" Ternyata apa yang Aku impikan tidak sejalan dengan kenyataan. Suami tampan mapan serta kaya raya tidak menjamin kebahagian."
Mas Pati berdiri di depan pintu kamar Aku, tapi dia tidak berani masuk. Akhirnya dia melihat dan memastikan keadaan ku dari balkon kamar.
Aku tidak tahu , apa dia melihat Aku menangis atau tidak.
Dari sana ternyata mas Pati melihat bahu bergetar hebat dan dia tahu Aku menangis. Tapi mas Pati tidak bisa berbuat apa-apa, entah apa yang dipikirkan mas Pati saat ini. Aku juga tidak tahu.
***
Dikamar, Adipati sedang memikirkan Anya. Dia bingung dengan perubahan sikap Anya. Kalimat Valdo juga seperti berputar - putar dikepala Adipati yang mengatakan bahwasanya Valdo tahu siapa Adipati. Tapi, yang menjadi masalah kenapa Anya juga seperti tahu sesuatu, tapi tidak bercerita kepada Adipati.
" Anya kenapa sebenarnya? Kenapa dia menangis dan berubah sikap seperti itu. Biasanya dia sangat hangat dan juga selalu ceria." Gumam Adipati pada dirinya sendiri.
Tapi setelah lelah mencari jawaban akhirnya Adipati lelah dan tertidur.
***
Esok pagi nya Aku lebih dulu duduk di meja makan untuk menunggu mas Pati. Mata ku terlihat sedikit bengkak karena semalam menangis.
Tidak lama mas Pati datang dan duduk dan Aku pun mengambil sarapan nya dan menaruhnya di hadapan mas Pati.
Aku melihat mas Pati dan mas Pati bertanya " Kenapa kamu tidak membangunkan ku dan menyiapkan pakaian ku?"
Aku tidak menjawab Aku hanya diam.
" Kamu juga tidak seperti biasa memakaikan dasi ku? Kenapa?" Tanya mas Pati lagi.
" Maaf mas, Aku tadi bangun kesiangan. Jadi , Aku pikir kamu sudah di sini untuk sarapan. Makanya Aku langsung ke sini." Jawabku asal tanpa melihat ke arah mas Pati.
" Anya , sebenarnya kamu kenapa? Kamu kok berubah dingin terhadap ku?" Tanya nya lagi.
" Aku mau kita tidur sekamar mulai malam ini dan Aku mau meminta hak Aku sebagai seorang istri." Jawabku tegas.
" Aku sudah pernah bilang Aku belum bisa mencintai kamu dan aku ingin melakukan nya karena cinta." Kata mas Pati berkilah.
" Kamu belum bisa mencintai Aku atau kamu tidak akan pernah mencintai Aku mas? Karena kamu mencintai Bram?" Kata ku tersenyum sinis dan ternyata kalimat Aku itu membuat mas Pati marah dan dia langsung berdiri menatap wajah ku dengan penuh emosi.
" Apa maksud mu? Kamu pikir Aku apa?"
" Kamu adalah seorang gay dan kamu mempunyai hubungan spesial dengan Bram."
" Jaga bicaramu Anya."
" Aku punya bukti mas dan bukti itu bukan dari orang lain."
" Kamu jangan fitnah." Mas Pati semakin tersulut emosi.
" Aku tidak asal bicara, ini buktinya." Aku mengirimkan video itu langsung ke ponsel mas Pati.
Mas Pati langsung membuka video itu dan dia sangat terkejut melihat video itu.
" Sedih sekali Aku mas harus bersaing dengan pria. Kalau tadi Bram itu wanita mungkin Aku tidak sesakit ini. Kurang apa Aku mas? Kurang cantik? Kurang seksi atau kurang pintar? Ohh iya Aku lupa Aku ini bukan pria hehehe." Aku tertawa sinis dan airmata ku tidak berhenti keluar membasahi pipi ku.
Entah dorongan dari mana mas Pati mendekati aku dan dia memelukku erat dan membawa aku dalam dekapan nya seraya berkata " Maafkan aku Anya."
" Maaf? Maaf untuk apa mas? Maaf karena sudah berbohong kepada ku kalau kamu itu punya kelainan? Kelainan yang tidak biasa? Karena hanya bisa menjadikan aku untuk melindungi status kamu? " Kata ku dengan suara yang tinggi untung semua pelayan sudah ada di dapur.
Mas Pati masih takut kalau kebenaran itu terbongkar dan makin banyak yang tahu , akhirnya mas Pati mengendong aku dengan gaya bridal style dan membawa aku ke dalam kamar.
Ya kalau aku berteriak sekencang apa pun tidak akan ada yang bisa mendengar karena kamar tidur dirumah itu semuanya sudah dibuat menjadi ruang kedap suara.
Mas Pati menidurkan aku di atas tempat tidur " Sekarang kamu mau bilang apa pun aku terima Anya. Sekali lagi maaf."
" Apa maksud kamu menikah dengan aku mas? Apa aku hanya ingin kamu buat menjadi istri pajangan dan menjadi kamuflase untuk orang - orang agar kami terlihat sempurna? Dengan menikah dengan aku yang seorang ratu kecantikan?" Kata ku lagi menghujani pertanyaan pada mas Pati.
" Aku akan menjawab pertanyaan mu semuanya Anya,tapi kamu dengarkan aku baik - baik." Kata mas Pati menenangkan hati ku.
Aku mengangguk pelan tanda aku mengerti.
Mas Pati mulai bercerita " Apa yang kamu lihat dan dengar itu benar... Kalau Akau penyuka sesama. Sebenarnya aku sudah lama ingin lepas dari Bram, tapi aku sangat susah untuk lepas dari dirinya. Kamu tahu sendiri bagaimana solidaritas kaum kami. Aku menikahi kamu bukan karena aku ingin melindungi status aku tapi karena aku memang berniat hidup lurus dan membahagiakan orang tua ku."
"Terus kenapa kamu tidak mau tidur sekamar dengan aku mas?" Tanya ku lagi pada mas Pati.
" Aku mau mulai mengenal mu Anya dan aku sudah jatuh cinta pada mu. Aku juga tidak tahu mulai kapan aku suka pada dirimu, walaupun terkadang aku sangat enggan untuk melakukan kemesraan pada mu. Karena wajah Bram tiba - tiba seperti muncul di hadapan Aku." Kata mas Pati tertunduk lemah.
Aku mendekatinya dan memeluk nya " Kamu pasti bisa lepas dari Bram mas. Asal kamu mau mas. Aku akan bantu."
" Tidak semudah itu Anya, mungkin saat ini aku ingin keluar dari hubungan terkutuk itu tapi Bram tidak mungkin membiarkan aku meninggalkan dirinya begitu saja Anya." Kata mas Bram putus asa.
" Bisa mas, asal kamu mau ikut kata ku." Aku mengatakan itu untuk menjelaskan pada dirinya.
" Entahlah Anya aku tidak yakin karena Bram itu sangat nekat. Aku tidak mau sampai orang - orang yang aku sayangi ikut terluka karena aku " mas Pati pasrah.
" Jadi mas mau membiarkan Bram mengatur hidup mas dan membuat aku menderita dengan pernikahan ini?"
" Entahlah Anya aku juga bingung." Jawab mas Pati pasrah.
" Mas, aku akan ada untuk membantu kamu. Kamu harus bisa lepas dari Bram dan teman - teman sejenis mu." Kata ku tersenyum sambil menatap mata mas Bram.
" Aku akan mencoba , tapi saat ini aku harus ke kantor." Ucap mas Pati sambil memperbaiki kemeja nya yang kusut karena tadi sempat menggendong aku.
" Aku ikut ke kantor kamu mas." Kata ku spontan.
" Ikut? Untuk apa?" Mas Pati bingung.
" Untuk jagain kamu dari Bram." Jawabku asal dan aku langsung pergi ke kamar untuk menganti pakaian dengan pakaian kantor.
Tidak menunggu berapa lama aku siap dan langsung menemui mas Pati " Mas ayo kita pergi." Ajak ku , mas Pati bengong melihat sosok ku yang berpenampilan seperti seorang sekertaris pribadi.
" Saat ini aku akan menjadi sekertaris pribadi kamu mulai malam ini dan aku akan ikut dengan kamu kemana pun dan kapan pun."
" Apa? Kemana dan kapan pun? Termasuk ke kamar mandi?" Tanya mas Pati melongo.
" Iya, lagian kita kan sudah halal jadi tidak salah dan berdosa kan? Malah membuat kita semakin dekat." Tandas ku dengan penuh percaya diri.
Akhirnya kami pergi bersama ke kantor, mas Pati berjalan di samping aku. Semua staff dan pegawai menyambut kami dan semua sangat sopan serta memberi hormat.
Bahkan banyak yang memuji kami dan mengatakan kami sebagai pasangan yang sangat serasi.
" Wah Pak Adipati dan ibu Anya memang sangat serasi." Kata seorang staff wanita pada staf kantor yang lain.
" Iya...kamu benar, mereka sangat serasi." Kata staf lain.
Sesampainya di ruangan kerja mas Pati, kami dikejutkan dengan kehadiran Bram.
Wajah mas Pati menjadi pucat sekali dan dia terlihat takut, tapi dia dengan sangat santai menyapa Bram " Kamu baru datang Bram?"
" Iya aku baru datang lima menit yang lalu." Bram mendekati mas Pati dan ingin memeluk tubuh mas Pati dengan cepat aku langsung memeluk tubuh mas Pati " Maaf Pak Bram tidak seharusnya Anda memeluk tubuh suami saya, karena dia miliki saya bukan milik Anda." Kata ku lantang.
Bram menahan emosi dan mungkin dia ingin sekali mengusir Aku dari ruangan mas Pati agar mereka bisa bebas.
" Ohh kamu ini istri Pati kan? Apa kamu tahu siapa saya?" Tanya Bram sinis terhadap Aku.
" Iya saya istri yang sah secara hukum dan agama. Dan Pak Bram adalah pacar suami saya. Upss...maksud saya Mantan. Satu lagi pak Bram saya pasangan yang tidak melawan kodrat karena saya punya sarang bukan pedang." Kata ku tersenyum sinis.
" Ohh jadi kamu sudah tahu semua?" Tanya Bram penasaran.
" Ya aku sudah tahu semua dan aku ingin menyelamatkan pernikahan dan suami ku dari rongrongan manusia seperti mu." Kata ku tegas.
" Mau menyelamatkan? Kamu tidak perlu melakukan itu , karena sampai kapan pun Adipati adalah milik ku bukan milik mu. Karena dia tidak suka dengan wanita. Dan pernikahan kalian adalah pernikahan status. Ingat itu." Kini Bram yang tertawa sinis.