NovelToon NovelToon
Bittersweet Villain

Bittersweet Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Angst / Trauma masa lalu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Fhadillah

Aizha Adreena Hayva harus bertarung dengan hidupnya bahkan sebelum ia cukup dewasa, berhenti sekolah, mencari pekerjaan dan merawat adiknya karena orantuanya meninggal di malam yang sunyi dan tenang, bahkan ia tak menyadari apapun. bertahun-tahun sejak kejadian itu, tak ada hal apapun yang bisa dia jadikan jawaban atas meninggalnya mereka. ditengah hidupnya yang melelahkan dan patah hatinya karena sang pacar selingkuh, ia terlibat dalam one night stand. pertemuan dengan pria asing itu membawanya pada jawaban yang ia cari-cari namun tidak menjadi akhir yang ia inginkan.

selamat menikmati kehidupan berat Aizha!!
(karya comeback setelah sekian lama, please dont copy my story!)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Fhadillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

​Tak ada yang berjalan sesuai keinginan Caiden jika Aizha telah bersikeras, pagi ini ia terbangun di kamar Aizha, diatas ranjangnya tanpa sehelai benangpun dengan Aizha tertidur masih lelap di lengannya, keadaan gadis itu juga sama sepertinya. Ya mereka tetap melewati tadi malam dengan panas, hasrat dan godaan Aizha meredam kekhawatiran Caiden sampai ke dasar, mungkin euforia dari makan malam romantis itu begitu mempengaruhi mereka berdua hingga terlalu sulit untuk mencegahnya. Jika ini menghancurkan hubungan mereka, ia akan menghancurkan setiap minuman keras di muka bumi ini (hanya pemikiran konyol Caiden yang baru bangun tidur).

​Caiden tanpa sadar menahan napas saat Aizha mulai mengeliat, pria itu bahkan takut untuk bergerak, kekhawatiran kembali pada dirinya. Apa yang akan gadis itu pikirkan saat ia bangun? Apa yang akan ia rasakan? Apa dia akan terluka lagi? Apa Caiden akan menjadi salah satu orang yang menjijikan itu?

“apa Nuka sudah menghubungi?” suara serak Aizha bertanya sambil gadis itu semakin memeluk Caiden.

“ah itu… dia tadi mengirimkan pesan, katanya kita bisa menjemputnya nanti sore karena dia akan pergi ke kebun binatang dengan Anne” balas Caiden dengan kaku, Nuka memang mengirimkan mereka pesan tadi malam dan Caiden baru membacanya sebelum ia tidur, tentu saja setelah mereka melakukan semua kekacaukan itu.

“aaa… zoo, sound fun” komentar Aizha dengan mata tertutup rapat, kepalanya masih berdenyut nyeri dan pelukan Caiden terasa begitu hangat dan nyaman.

“you want go there?” tanya Caiden spontan.

“entahlah, kepalaku terlalu pusing.”

​“Kamu ingat yang kita lakukan tadi malam?” Caiden bertanya dengan hati-hati.

“ugh Caiden kamu bertanya terlalu banyak, kepalaku sakit, tentu saja aku gak ingat, aku terlalu mabuk”

“kita… itu… maafka-“

“ayolah Caiden aku gak ingat tapi aku tau apa yang kita lakukan, memangnya kamu pikir aku gak bisa lihat seberapa kacau kita sekarang?!”

“tapi kamu pasti-“

“Caiden!” kini Aizha menegakkan tubuhnya, menatap mata Caiden lekat, dia masih agak pusing dan Caiden tak berhenti bicara.

“aku gila kalau lagi mabuk dan itu bukan salah kamu, aku tau kamu gak akan ambil keuntungan dari aku, maaf kalau membuatmu khawatir, sekarang berhenti khawatir dan biarkan aku tidur lebih lama okey jadi aku bisa putuskan ingin ke kebun binatang atau tidak” Aizha berbicara cepat panjang lebar, jelas sekali ia merasa kesal. Setelah selesai menyebutkan kalimat panjangnya, Aizha kembali membaringkan kepalanya diatas lengan kekar Caiden dan memeluk pria itu erat dibawah selimut.

​Mereka baru bangun saat siang hari, saat matahari telah bersinar begitu terik menembus lewat tirai memasuki kamar mereka. Caiden ataupun Aizha rasanya terlalu malas untuk membuat makanan apapun, jadi mereka memesan makanan pesan antar, tidak lupa juga sup pereda pegar untuk Aizha. Mereka makan sambil membicarakan rencana setengah hari itu. Aizha memutuskan untuk tidak pergi ke kebun binatang, tidak hari ini, mungkin kapan-kapan.

​Mereka memilih untuk bermalas-malasan sambil menonton TV, nonton beberapa film horror bersama, duduk di sofa berdempet-dempetan seolah tubuh mereka telah di lem. Setiap film yang mereka tonton, selalu ada hal yang bisa mereka bicarakan tak peduli seberapa tak penting hal itu. betapa nyamannya tempat ini, sofa ini, tubuh Caiden, aroma ruangan itu, kopi mereka, rasanya hal-hal sederhana seperti itu bisa menghapus semua mimpi-mimpi buruk yang pernah Aizha alami dalam kotak sialan itu, dimana matipun begitu sulit untuk dirinya. rasanya Aizha bisa kembali menjadi normal, rasanya tak ada lagi yang begitu menakutkan untuknya.

​“Kamu mau jemput Nuka sekarang?!” suara Caiden mengembalikan fokusnya.

“ya tentu, mungkin kita juga bisa makan es krim” Aizha berdiri dari sofa, mengambil cardigannya dan ikut berjalan disamping Caiden ke mobil.

“iya ayo makan es krim, sate juga” balas Caiden meraih tangan Aizha untuk digandeng.

“eum” Aizha menganguk sambil tersenyum lebah.

​Saat mereka sampai di rumah keluarga Anne, ternyata kedua orangtuanya belum kembali, gadis kecil itu bilang ada sesuatu yang mendesak yang membuat mereka harus memperpanjang waktu disana. Anne meminta untuk ikut bersama mereka dan menginap di tempat mereka, setelah Caiden menghubungi orangtuanya dan mendapatkan izin, mereka setuju untuk membawanya. Kedua gadis cilik itu banyak berbicara di bangku belakang, ada banyak hal dijalanan yang menarik perhatian mereka dan terkadang mereka berdebat tentang hal yang tak penting, mobil itu terasa begitu ramai.

​Mobil mereka berhenti di depan mall, ini tentu saja tak ada dalam rencana awal mereka dan Aizha tidak tau kenapa tiba-tiba Caiden berhenti disini.

“serius kita makan es krim ditempat ini?!” komentar Aizha sambil membantu kedua bocah itu turun dari mobil.

“iya sekalian ke playground kan mumpung ini libur mereka dan mereka juga bisa bareng-bareng begini” kata Caiden menjelaskan sambil mengandeng tangan kecil Nuka yang ada di dekatnya dan Anne di gandeng oleh Aizha sebelum mereka berlarian entah kemana karena terlalu excited.

“yee ice cream!”

“yee playground!!” Nuka dan Anne bersorak dengan serempak walaupun mengucapkan hal yang berbeda, mereka juga lompat-lompat kecil karena kegirangan.

​Mereka berempat berjalan beriringan memasuki mall itu.

“kalian mau es krim apa playground dulu?” tanya Caiden sambil terus berjalan.

“playground!” kedua gadis itu menjawab dengan kompak.

Mereka berempat naik ke lantai 2 dimana area bermain yang luas terletak, saat melihat tempat penuh wahana untuk anak-anak itu, kedua gadis cilik itu langsung berlari dengan bersemangat, ingin cepat-cepat mencoba semua permainan yang ada disana. Aizha dan Caiden duduk di kursi yang tak jauh dari sana, memperhatikan kedua gadis yang sangat aktif itu bermain.

“kamu bisa handle mereka? aku perlu ke toilet sebentar” tanya Caiden dan Aizha mengangguk mengiyakan, mereka tak akan sesulit itu untuk diawasi dan mengasuh kedua bocal itu bukan pertama kalinya bagi Aizha.

“kalau gitu bentar ya” Caiden pergi setelah Aizha menjawab ya, Aizha hanya menatap sekilas punggung Caiden yang menjauh lalu kembali menatap kedua gadis cilik itu yang kini sudah bermain mobil-mobilan, menyenangkan sekali menjadi anak-anak, begitu energik dan bebas.

​Aizha tak tau sudah berapa lama waktu berlalu, Caiden belum kembali dari toilet dan anak-anak itu belum lelah bermainan. Ditinggal sendiri disini, hanya duduk diam tanpa melakukan apapun membuat Aizha merasa bosan, ia tak ingin berada disini lebih lama lagi dan hanya mengawasi. Ia berharap kedua anak itu menjadi lelah sekarang dan mereka tak ingin bermain lagi, tapi tak ada tanda-tanda mereka akan berhenti dalam waktu dekat ini.

​Aizha merasa lega saat melihat Caiden berjalan kembali mendekatinya, mereka memanggil anak-anak untuk pergi makan es krim atau jika tidak mereka akan terus bermain sampai mall itu tutup. Aizha tak habis pikir melihat energi kedua anak itu, bahkan setelah mereka bermain begitu lama, loncat kesana loncat kesini, memanjat ini itu, mereka masih memiliki energi untuk melompat-lompat ringan sambil di gandeng Aizha dan Caiden. Mereka berdua begitu semangat untuk makan es krim, kedua gadis itu memilih rasa yang sama yaitu blueberry dalam ukuran jumbo. Aizha terus siaga sambil sesekali memakan es krim cokelatnya, ia khawatir kedua gadis cilik itu akan menumpahkan es krim mereka ke pakaian mereka karena mereka tidak bisa makan dengan tenang, selalu bercanda dan bergerak kesana-sini.

​Mereka keluar dari mall itu sore hari, Caiden tidak langsung berkendara ke apartemennya, dia membeli banyak cemilan dan berkendara berkeliling tanpa tujuan pasti dengan Anne dan Nuka yang terus berbicara di bangku belakang. Aizha yang duduk di samping Caiden hanya diam saja sambil memperhatikan lampu-lampu jalanan yang terus mereka lewati, sesekali ia akan nimbrung dalam pembicaraan kedua gadis cilik itu bersama Caiden yang ikut tertawa bersama mereka.

​Mereka kembali ke apartemen saat kedua anak itu sudah mulai mengantuk. Aizha menuntun mereka berdua menuju kamar, menganti pakaian mereka dengan piyama yang lebih nyaman lalu membaringkan mereka bersebelahan di ranjang, menutupi tubuh mereka sampai dada dengan selimut lalu bergantian mengusap lembut kepala mereka. Aizha berjalan mendekati pintu lalu mengucapkan semoga mimpi indah kepada kedua gadis itu lalu mematikan lampu, keluar kamar dan menutup pintu kamar. Aizha masuk ke kamar Caiden dan melihat pria itu tengah terduduk di satu sisi ranjang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.

“mereka sudah tidur?” tanya Caiden bahkan tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop itu.

“ya, sepertinya mereka terlalu lelah hari ini” balas Aizha sambil duduk di depan cermin berukuran sedang, mengerai rambutnya dan mulai menyisir.

“mereka terlihat begitu senang hari ini” komentar Caiden.

“tentu saja, berkat paman yang baik hati” balas Aizha sambil berjalan naik ke ranjang di samping Caiden lalu memeluk pria itu, tidak peduli dirinya menghalangi layar laptop sehingga Caiden tak bisa bekerja.

“mereka bilang terima kasih paman baik hati hehe” Aizha berbisik di telinga Caiden sambil terkekeh pelan di akhir kalimatnya, Caiden menyingkirkan laptop dari pangkuannya dan balas memeluk Aizha begitu erat, pria itu selalu tak mampu mengabaikan Aizha yang cantik dan manis.

1
Nur Yuliastuti
terimakasih dobel up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
Aizha 😢😢
neen
soo sweet.. jng biarkan kenyataan menghncurkan hal manis ini.
Nur Yuliastuti
segera pulih ya Izha,, semoga tinggal bahagia nya
Nur Yuliastuti
Aamiin
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
😔😔
Nur Yuliastuti
banyak belajar dr sini,, pikir kan baik buruknya sebelum melakukan sesuatu
Nur Yuliastuti
kalau sakit hati sdh tertanam ya 😔
Nur Yuliastuti
br ini baca yg ber genre seperti ini,,, keren Thor,, terimakasih up nya,, sukses sll untuk semua karyanya 🤗❤️
Nurul Fhadillah: Terimakasih🤗
total 1 replies
Nur Yuliastuti
bennnar 🙊
Nur Yuliastuti
diakan teman SMP Aizha yg tinggal bersama nenek baik hati itu?
Nurul Fhadillah: Iya dia😭😭
Nur Yuliastuti: diakah
total 2 replies
Nur Yuliastuti
akhirnya
Nur Yuliastuti
barangkali jawaban dr clue nya Den
Nur Yuliastuti
keluar dr kandang macan masuk ke kandang singa 🙈
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
big hug Aizha
Nur Yuliastuti
namanya adiknya Aizha bagus banget
neen
ouhh.. so sad..knp sprti ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!