Pernikahan Status
Aku kira menikah dengan seorang pria tampan, gagah dan mapan adalah jaminan kebahagiaan. Ternyata aku salah, aku memang mendambakan pria tampan dan mapan dalam segi materi karena prinsip aku " Hidup tidak hanya butuh cinta tapi juga butuh uang , karena orang tidak akan mati karena tidak punya cinta tapi akan mati jika tidak punya uang."
Itulah prinsip Aku dulu, dulu ...
Inilah kisah ku...
Nama ku Anya Emerin Handoko lahir dari keluarga keturunan ningrat. Aku menikah dengan lelaki yang selama ini menjadi kriteria lelaki impian ku. Tampan, mapan dan kaya raya sehingga perjodohan yang diatur oleh orang tua ku sedikitpun tidak aku tolak. Siapa yang tidak mau menikah dengan pria tampan yang memiliki dada bidang dengan roti sobek di perutnya. Kaya dan terkenal sebagai seorang pengusaha yang bernama Adipati Prawira Sudrajat.
Pernikahan kami digelar dengan sangat mewah dan megah. Tamu yang hadir juga dari kalangan atas dan mulai dari pejabat hingga pengusaha. Semua mengatakan bahwa pernikahan yang kami gelar adalah pesta pernikahan termewah selama tahun dua ribu dua puluh lima ini.
Sahabat ku juga sangat terpukau dengan pesta pernikahan kami dan begitu juga dengan tamu yang hadir. Apalagi melihat sosok laki - laki yang mendampingi aku selama di pelaminan.
Mas Adipati sangat tampan dan semua wanita yang melihat Aku berdampingan dengan mas Adipati merasa iri. Aku tidak perduli yang jelas aku bisa menjadi pendamping hidup dari seorang laki-laki yang merupakan pewaris tunggal dari sebuah perusahaan ternama di Indonesia yaitu Sudrajat Grup.
Perusahaan Sudrajat Grup bergerak dibidang logistik dan juga properti dan mempunyai cabang di seluruh Indonesia. Selain itu Sudrajat grup juga mempunyai cabang perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan. Kekayaan yang dimiliki oleh keluarga mas Adipati tidak terkira dan itu akan dia miliki setelah dia menikah dengan ki. Itu berarti hari ini dia akan menggantikan posisi sang ayah mertua ku yang bernama Pak Sudrajat dan aku akan menjadi wanita paling bahagia didunia. Karena punya suami tampan kaya raya dan semua yang aku mau pasti terpenuhi.
Siapa yang tidak mau menjadi nyonya besar, hanya duduk diam dan menunggu suaminya pulang. Yang bisa bepergian kemana dan membeli apa pun yang dia mau tanpa harus pusing memikirkan uang.
****
Malam pengantin disebuah kamar presiden suite hotel bintang lima, Aku duduk sambil tersenyum penuh kebahagiaan. Aku sengaja duduk di tepi ranjang untuk menunggu titah dari mas Adipati. Tapi ternyata mas Adipati hanya tersenyum dan berkata " Kamu bersihkan diri kamu dan setelah itu istirahat."
Aku hanya terdiam tanpa berontak dan menurut apa yang dia perintahkan " Baik mas." Aku pun pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri ku.
Aku berpikir mungkin mas Adipati tidak suka dengan aku yang bau keringat karena seharian menerima tamu di kursi pelaminan.
Aku membersihkan diri ku dengan alat - alat mandi yang begitu mewah, walaupun aku juga terlahir dari keluarga yang berada tapi kekayaan orang tua ku belum ada apa - apanya dari keluarga mas Adipati.
Aku juga sering menginap di hotel bersama keluarga aku di hotel berbintang seperti yang kami gunakan sekarang. Tapi, kekayaan keluarga aku masih jauh dari keluarga suamiku.
Selesai mandi aku kembali kedalam kamar dan aku mendapati mas Adipati sudah tertidur pulas. Aku berpikir mungkin dia kelelahan dan malam pengantin kami bisa dilakukan besok atau pun lusa.
Ketika aku bangun ternyata mas Adipati tidak ada di ranjang dimana kami tidur semalam, ternyata dia sedang berada di balkon kamar hotel dan dia sedang menerima telepon. Dari nadanya sepertinya mas Adipati sedang berbicara dengan partner bisnis nya.
Saat dia berbicara aku melihat senyum mas Adipati , dan dia terlihat semakin tampan dengan senyuman nya. Aku membawakan segelas jus jeruk kepadanya.
" Mas diminum." Kata ku tersenyum penuh kehangatan pada laki - laki yang sejak semalam sudah menjadi suami ku.
Mas Adipati hanya tersenyum dan dia segera menutup panggilan telepon nya, aku sangat senang , itu berarti dia sangat menghargai aku sebagai istrinya.
" Terimakasih jusnya. Ohh ya, hari ini kita pulang kerumah aku. Maksud aku kerumah kita." Kata mas Adipati pada ku dengan nada rendah.
" Baik mas , aku beresin barang - barang kita ya?" Kata ku tersenyum.
" Tidak usah kamu beresin barang - barang kamu saja. Aku akan beresin barang - barang aku, kamu pasti masih capek." Ujarnya tersenyum penuh kehangatan.
" Baik mas." Jawab ku dan aku sangat senang ternyata mas Adipati selain tampan juga pengertian itu membuat aku semakin berpikir aku tidak salah menerima perjodohan ini. Aku juga berpikir bahwa orang tua tidak pernah salah memilih seseorang untuk mencari pasangan yang tepat untuk anaknya.
***
Kami pun sampai dirumah mas Adipati dan benar saja , rumah mas Adipati sangat mewah dan elegan. Paduan warna coklat dengan aksen emas mewarnai cat rumah mas Adipati.
" Anya itu kamar kamu dan itu kamar aku. Kita sementara ini tidurnya terpisah. Jujur aku sebenarnya belum bisa berbagi kasur dengan kamu."
Bagai disambar petir di siang hari aku mendengar kalimat mas Adipati. Aku tentu saja protes " Bukannya kita sudah menjadi suami istri mas? Jadi , sebaiknya kita tidur bersama."
" Aku tahu tapi, seperti yang aku katakan tadi aku belum siap, aku minta maaf jika aku mengecewakan kamu." Jawab mas Adipati datar dan langsung masuk ke kamar nya.
Sekitar jam dua malam dini hari aku haus , karena aku lupa menyediakan air dikamar ku aku pergi ke dapur. Tidak sengaja aku mendengar sayup sayup suara mas Adipati, seperti orang sedang ngobrol dengan seseorang " Dengan siapa mas Pati ngobrol tengah malam seperti ini." Batin ku lalu diam - diam aku menguping pembicaraan mas Pati begitu bahagia dan sangat hangat.
" Apa dia sedang ngobrol dengan pacarnya?" Pikir ku lagi karena tidak mungkin dia membicarakan tentang bisnis tengah malam seperti ini.
Aku akhirnya pergi dan tidak mau berpikiran negatif, siapa tahu itu rekan bisnis mas Patih dari luar negeri karena kalau di Indonesia malam sudah pasti disana masih siang. Aku tetap berpikir positif karena aku bisa menerima kenyataan bahwa saat ini mas Patih belum bisa menerima aku karena pernikahan kami terjadi dengan proses perjodohan.
***
Keesokan harinya aku Bagun pagi menyiapkan sarapan untuk suami yang sudah menikahi ku dua hari ini. Sebagai seorang istri dari konglomerat aku tentu dibantu oleh salah satu jurusan masak yang biasa membuat atau menyiapkan makanan untuk suami ku.
Aku langsung mandi setelah aku selesai menyiapkan sarapan pagi kami, aku membangunkan mas Pati panggilan kesayangan aku untuk nya.
Aku mengetuk pintu kamar mas Patih "Mas, sarapan sudah siap. Ayo kita makan mas." Ucapku dari luar kamar mas Patih.
Pintu terbuka melihat mas Patih mengenakan pakaian celana pendek dan kaos oblong dan dia terlihat sangat tampan. Aku terpaku " Kamu jangan terlalu kagum dan terpesona begitu melihat aku. Aku memang tampan."
Aku terkaget dan tersipu malu dan aku menjawab " Terpesona dan kagum pada ketampanan suami sendiri itu wajar kali mas."
" Ya , sudah ayo kita sarapan , katanya sarapannya sudah siap?" Ujar mas Pati datar.
" Ya , ayo mas." Aku mengikuti langkah mas Patih dari belakang karena mas Patih sudah berjalan lebih dulu ke ruang makan.
Mas Pati sangat menikmati sarapan yang aku sediakan, kali ini memang makanan ini adalah buatan aku sendiri. Meski pun aku masih harus meminta bantuan juru masak mas Patih, untuk memastikan makanan apa yang bisa dinikmati oleh mas Patih.
" Joy, sarapan hari ini sangat nikmat dan berbeda dari biasanya." Puji mas Pati.
" Maaf tuan , ini semua adalah masakan nona." Jawab Joy jujur.
Aku tersenyum penuh kehangatan menatap wajah suamiku.
" Hanya menu sederhana mas, nasi goreng kampung menu yang sangat aku kuasai." Ucapku sambil tersenyum.
" Aku suka , nanti kalau aku mau makan ini lagi boleh?" Pinta mas Patih.
" Boleh dong mas, masa tidak boleh aku akan dengan senang memasak nya untuk kamu mas." Jawab aku dengan semangat.
" Oh ya kamu siap - siap ya? Karena aku mau ajak kamu jalan - jalan." Ucap mas Pati sambil menyuapkan makanan terakhir nya.
" Baik mas." Kata ku sambil tersenyum penuh kehangatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments