NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mafia

Mengandung Benih Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / One Night Stand / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Entah sebuah kesialan atau keberuntungan karna Audrey mengandung anak dari seorang mafia besar dan pebisnis paling berpengaruh di Kanada. Sosok Lucas tidak tersentuh, bahkan tak seorangpun bisa mencampuri bisnis gelapnya. Dia pria yang memiliki wajah sempurna, namun tak sesempurna hatinya.

Kehidupan Audrey mungkin tak akan baik-baik saja jika berkaitan dengan Lucas. Lalu bagaimana Audrey akan menyembunyikan keturunan Lucas? Agar hidupnya tak bersinggungan dengan pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Jawab Luke!! Apa itu anakmu?!" Nada bicara Russel meninggi. Untuk kedua kalinya dia bertanya pada Lucas soal anak yang sedang dikandung Audrey. Russel terkejut ketika Dokter mengatakan jika Audrey mengalami pendarahan dan menyatakan kandungannya lemah. Beruntung bayi dalam kandungan Audrey masih bisa diselamatkan karna dibawa ke rumah sakit tepat waktu dan mendapat perawatan terbaik dari rumah sakit ini. Jika tidak, mungkin Audrey akan kehilangan bayinya.

Lucas yang masih terpukul hanya bisa mengangguk lemah. Berkali-kali dia mengusap kasar wajahnya. Dia hampir kehilangan anaknya. Lucas tidak bisa membayangkan sehancur apa perasaannya jika dia telat membawa Audrey ke rumah sakit.

"Dasar bodoh!! Sudah tau dia hamil, kamu malah bersikap kasar dan menidurinya! Otakmu dimana Luke?!" Russel melayangkan pukulan berkali-kali dan mencaci makinya. Dia merasa putranya pantas mendapatkan semua itu karna hampir membuat nyawa seseorang melayang.

Russel hampir tidak bisa berkata-kata lagi saat Dokter menjelaskan hasil pemeriksaan Audrey. Dokter itu mendapati cairan sperm* di va gina Audrey. Yang artinya belum lama ini Audrey baru saja melakukan hubungan. Meski sudah keluar bercampur darah, tapi tidak sulit bagi Dokter untuk membedakannya.

Lucas menghela nafas kasar dan bersandar pada dinding. Matanya tidak lepas dari ranjang rumah sakit, dimana Audrey sedang terbaring lemah dan belum sadarkan diri.

"Jika tidak menginginkan anak itu, tidak perlu mencoba menghilangkan nyawanya! Mommy yang akan membantu Audrey merawat anak itu tanpa kamu!" Geram Russel tak habis pikir.

"Mom, jangan mencampuri urusanku. Aku bukan anak kecil lagi!" Tatapan Lucas menjadi tajam. Ada kemarahan karna Russel berniat memisahkan dia dari anaknya.

"Yakin bukan anak kecil lagi?! Tapi perbuatan mu melebihi kebodohan anak kecil Luke! Apakah Mommy dan Daddy pernah mengajarimu berbuat kasar pada wanita?!" Russel menahan diri untuk tidak membabi buta pada Lucas di ruang rawat inap Audrey. Dia bahkan berusaha menahan suaranya agar tidak terlalu kencang.

Lucas memilih tidak menanggapi. Sebab apapun yang dia katakan pasti selalu salah di mata Russel karna sedang terbawa emosi.

Russel menghela nafas. Saat ini marah pun hanya sia-sia. Belum lagi sifat putranya uang keras kepala dan tidak mau disalahkan.

"Mommy akan memanggilkan Dokter untuk mengobati lenganmu." Ujar Russel kemudian keluar dari ruangan.

Lucas memang bersalah dan cukup membuat Russel kecewa. Tapi sebagai seorang Ibu, tetap saja Russel tidak tega ketika melihat putranya terluka.

Luka di lengan Lucas semakin parah, darahnya lun semakin banyak. Seharusnya Lucas tidak melakukan aktivitas berat pada agar tidak memperburuk kondisinya. Namun Lucas baru saja menggendong Audrey dari lantai 3 ke garasi rumahnya. Dia juga memangku Audrey selama didalam mobil hingga sampai di rumah sakit. Jahitan yang belum mengering itu hampir seluruhnya terbuka lagi. Russel sampai dibuat ngilu saat melihatnya, walaupun Lucas tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan.

...******...

1 jam berlalu, Audrey mulai sadarkan diri dengan pandangan yang masih berkabut. Samar-samar dia melihat wajah Russel dan Lucas didepannya. Senyum bahagia Russel merekah, hal itu membuat perasaan Audrey menghangat di tengah-tengah kondisinya yang rapuh.

"Audrey,, kamu bisa melihat Bibi kan?" Tanya Russel tanpa melepaskan genggamannya di tangan Audrey.

Audrey mengangguk lemah, dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka lantaran terasa berat.

"Katakan apa ada yang tidak nyaman atau sakit? Bibi akan memanggilkan Dokter agar memeriksa mu."

Audrey menggeleng dengan mata terpejam. Sepertinya dia hanya butuh lebih banyak waktu istirahat. Kepalanya sedikit pusing dan tubuhnya terasa lemas.

Sedetik kemudian, Audrey terperanjat dengan kedua mata terbuka sempurna. Dia baru ingat apa yang menyebabkan dia tidak sadarkan diri.

"Anakku?" Lirihnya sembari menyentuh perut.

"Dia baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir." Jawab Russel sembari mengusap pucuk kepala Audrey.

Senyum bahagia terbit di wajah Audrey meski sangat tipis. Dia bersyukur kandungannya baik-baik saja. Melihat banyak darah yang keluar saat itu, Audrey sempat berfikir dia akan kehilangan anaknya. Audrey syok dan mengakibatkan dia tidak sadarkan diri.

"Mom, pulanglah. Daddy bisa curiga jika Mommy terlalu lama di luar." Lucas mengusir Russel secara halus. Keberadaan Russel akan membuat Lucas tidak leluasa bicara dengan Audrey.

Russel melirik kesal putranya. "Jelas-jelas Mommy sudah tau semuanya, kamu berharap Daddy mu tidak tau apa-apa soal ini? Jangan harap Luke. Ini menyangkut keturunan Thomson, Daddy mu berhak tau."

Lucas mengusap kasar wajahnya. Semua yang terjadi tidak sesuai dengan rencananya. Lucas sudah mengatur semuanya, dia akan mengenalkan putranya pada keluarganya tanpa menyebutkan siapa Ibu dari anaknya. Tapi keberadaan Audrey terpaksa harus diketahui Russel. Lucas tidak punya pilihan lain agar Audrey tidak nekat mengakhiri hidup.

"Sudah ku bilang Mommy tidak perlu ikut campur. Nanti jika anak ku sudah lahir, aku sendiri yang akan memberi tau Daddy dan yang lain."

Russel mengerutkan keningnya. Apa maksud Lucas bicara seperti itu? Lucas akan mengenalkan anaknya pada keluarga besar setelah lahir? Kalimatnya seolah-olah Lucas ingin menyembunyikan identitas Audrey sebagai Ibu dari anak itu.

"Lalu Audrey? Kamu tidak berniat hanya mengambil anak kalian saja kan?! Jawab Luke?!"

"Seharusnya Mommy sudah tau jawabannya." Sahut Lucas tenang.

Russel menahan diri untuk tidak menampar Lucas di depan Audrey karna akan melukai harga diri putranya.

"Sadar Luke, tidak semua wanita sama seperti Ruby. Kamu tidak bisa memperlakukan Audrey seperti ini."

Lucas memiliki kenangan yang buruk soal pernikahan dan wanita. Dia selama ini selalu menolak jika kedua orang tuanya ingin mengenalkan Lucas pada anak teman mereka. Lucas semakin menutup diri dan dingin pada semua wanita.

"Mommy harus tau bagaimana dia bisa mengandung anakku." Ujar Lucas dingin. "Dia tidak jauh berbeda seperti pela cur murahan itu."

Audrey memejamkan mata dan memalingkan wajah. Dadanya terasa sakit mendengar Lucas menyamakannya dengan pela cur. Audrey mengaku salah karna berniat menjebak Lucas, tapi semua itu terjadi karna tekanan dari Teresa. Jika bukan karna Teresa, Audrey tidak akan pernah menghancurkan masa depannya sendiri.

"Dia harus menerima konsekuensinya karna sudah menjebak ku." Kata Lucas penuh penekanan.

Russel sedikit terkejut mendengarnya, tapi dia tidak sepenuhnya percaya jika Audrey berani menjebak Lucas. Meski hanya beberapa hari tinggal bersama Audrey, Russel sangat mengenal kepribadiannya. Audrey bukan wanita yang terlihat berambisi pada harta.

"Audrey,," Russel menyentuh lembut lengannya. Audrey menoleh dengan ekspresi pasrah. Dia tidak akan memberikan pembelaan karna kenyataannya memang seperti itu. Dia salah karna mendatangi Lucas ke kamarnya.

"Jangan pikirkan apapun, fokus saja pada kesehatan mu agar bayi dalam kandungan mu semakin kuat."

Audrey mengangguk patuh. "Terimakasih Bibi."

"Tidak, jangan Bibi lagi. Kamu sedang mengandung cucuku, mulai sekarang panggil Mommy." Russel mengusap lembut pipi Audrey dan itu membuat Audrey meneteskan air mata karna terharu.

"Mommy harus pulang dulu, masalah sepenting ini harus dibicarakan dengan keluarga." Ujarnya sembari melirik Lucas karna secara tidak langsung ingin menyindirnya. "Jika Lucas bersikap buruk lagi padamu, bicara saja pada Mommy."

Audrey hanya mengangguk, dia tidak tau harus bicara apa. Russel terlalu baik padanya.

"Ingat Luke, kamu akan berurusan dengan keluarga kita jika tetap merencanakan ide gila mu." Ancam Russel sebelum pergi dari sana.

"Apa kau senang melihat anakku hampir meninggal?" Tanya Audrey dengan suara bergetar.

Lucas menatap tajam. "Berhenti bicara omong kosong!"

Jika Lucas berharap seperti itu, mana mungkin dia sangat panik ketika melihat Audrey mengeluarkan darah, dan tanpa pikir panjang menggendong Audrey dengan berlari agar segera sampai di rumah sakit.

1
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Jovin Huang
ana TDK mudah buat elena mungkin dia tau klo bertanya soal y akan buat kamu sedih maka di Pendem sdr padahal pasti gadis seusia elana sangat pengen berada dkt ayah nya
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
Ana sudah tawar hati itu...dia tidak sudi lagi mau bersama Nick
Kotin Rahman
aku maklumi kmu kecewa dan marah skit smua jdi satu ana....tpi memikirkan perasaan seorg anak itu jga prlu, apa lgi klo Elena melihat daisy dlam gendongan lucas psti Elena jga iri dan ingin merasakan hangatnya dlam gendongan seorg ayah.....walau Elena diam karna dia tahu bhwa ayahnya udh minggal dr kmu ana.....cbs klo nti Elena tahu ayahnya msih hidup psti merasa kmu bohongi dan br ujung kecewa hatinya.....mnghukum nick boleh an.....tpi harus inget anakmu jga.....jdi serba bingung to 😄😄😄😄😄
🍾⃝ͩѵᷞɪͧɴᷠᴀͣ ɴᴀѵɪɴᴀ
gak bisa juga menyalahkan ana .. karna faktanya nick yng menolak diajak serius.. dan lebih menganggap hubungan itu sekedar main-main.. kalaupun sekarang nick menyesal itu sudah resiko.. karna yang disia-siakan bukan hanya ana tapi ada anak dalam kandungan ana.. tpi sekarang anna sudah berdamai dengan keadaan untuk membesarkan Elena sendiri.. itu keputusan yang bagus.. kalaupun mereka gak bersatu Mudah-mudahan bisa berdamai juga dengan nick..
Kotin Rahman
selamat menikmati smuanya nick.....dan sngat stuju dngan sikap ana jngn mudah luluh ya an.....inget rasa sakit yg kau tabung selama ini 🤔🤔🤔
Sugiharti Rusli
dan Audrey juga tidak bisa memaksakan kehendaknya terhadap Ana yang sudah mengaanggap si Nick sudah mati
Sugiharti Rusli
bahkan Audrey pun tidak bisa melunakan hati si Ana yah sekarang ini walo mereka tetap berteman hingga sekarang
hansen
sudah 5 tahun berlalu Ana berikan la kesempatan ke 2 buat Nick..lagian waktu itu kmu jg menikmati kebersamaan itu..jgn terlalu egois Karna yang kasihan Elena ..
hansen
next story Noah Daisy David elena
Annabelle
semoga Ana mau kembali bekerja di tempat Audrey, hati Ana sudah sekeras batu tapi aku yakin suatu saat dia mau menerima Nick
ardiana dili
lanjut
Ayna Adam
Q tw km pasti sangat kecewa dengan kelakuan Nick
Tapi kasihan Elena yg tidak mempunyai sosok Ayah dalam hidupnya
Meskipun Ana bilng kl Ayah Elena sdh meninggal,q yakin Elena pasti membutuhkan Ayahnya
Semangat ya Ana untuk membesarkan anakmu
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
Dien Elvina
ingat lah Ana, walaupun Elena terkesan diam gak pernah menanyakan ttng ayah nya lagi tapi d dlm hatinya ttp dia memimpikan dan membutuhkan kasih sayang seorang ayah..
Sii JunJun
semoga rejeki mu ngalir ana.ada Audrey kalo dia kasih uang terima aja buat modal usaha🤣
dyah EkaPratiwi
semangat ana
zraaa
first🥳
Qaisaa Nazarudin
Audrey terlalu degil dan keras kepala , Seolah-olah hanya dia yg menghawatirkan anaknya,ckk..
Qaisaa Nazarudin
Aku bacanya lompat2,Kalo Audrey jatuh jurang dan berguling-guling,Apakah kandungannya masih selamat?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!