LARA

"Mel... Saya berangkat sekarang yah! " kata Dara sambil sedikit berlari, dia pagi ini sedikit kesiangan.

Sehingga pergi ke kantor dengan buru-buru.

"Iya Bu, Hati-hati! " Meli menurut dari belakang sambil berpesan agar hati-hati.

Dara langsung keluar rumah, dia sudah memesan kendaraan online tetapi belum datang. Setelah berada di luar pagar dan sedang berdiri tiba-tiba kendaraan mewah berhenti tepat di hadapan nya.

"Mau berangkat ke kantor? " tanya Hilman terhadap Dara dengan kaca mobil terbuka.

"Iya" jawab Dara, dia masih berdiri.

"Terus itu berdiri di situ lagi ngapain? " tanya Hilman.

"Nunggu kendaraan yang sudah di pesan" jawab Dara.

"Ayo masuk jangan di tunggu! sudah siang kan? " ajak Hilman untuk ikut bersama nya.

"Tapi kan sudah pesan" jawab Dara.

"Sudah lah biarin, lagi pula kenapa dia lambat" kata Hilman.

Dengan ragu Dara pun akhirnya ikut bersama Hilman, bagi Dara nggak masalah ikut bersama nya toh mereka juga sudah kenal sejak lama.

Jadi nggak ada salahnya meskipun ikut menumpang, Dara pun sudah berada di dalam kendaraan bersama Hilman. Kebetulan satu arah kantor Dara dan tempat yang akan di tuju oleh Hilman.

Setelah Dara masuk kedalam kendaraan, Hilman pun mulai menginjak gas dengan perlahan.

Setelah beberapa saat kendaraan pun melaju dengan kecepatan sedang, suasana pagi hari di jalanan mulai di padati oleh kendaraan dari berbagai jenis.

Perjalanan yang mereka tempuh sudah lumayan lama, akhirnya kendaraan pun sudah terparkir di area parkir yang ada di kantor Dara.

Dara pun keluar dari kendaraan yang di tumpangi nya, dia juga mengucapkan banyak terimakasih terhadap Hilman.

Dara masih berdiri sambil melambaikan tangan terhadap Hilman, dan Hilman pun perlahan menginjak gas kendaraan nya.

Setelah beberapa saat kendaraan yang di tumpangi Hilman pun sudah tidak terlihat lagi.

Setelah kendaraan Hilman sudah tidak terlihat, Dara pun akan segera menuju ruangan nya. Baru juga Dara akan balik badan dan segera pergi malah menabrak orang, dia sungguh tidak menyadari nya ada Alan di belakang dirinya sejak tadi.

Dara pun kaget dan langsung mendongak menatap wajahnya Alan sambil berkata "Maaf nggak sengaja" ucap Dara.

"Apa segitu tidak penting kah aku di hidupmu sehingga kehadiran aku pun kamu tidak menyadari nya! " kata Alan sambil menatap Dara dengan tatapan penuh harap.

"Maksud Bapak itu apa sih? saya nggak mengerti apa yang di maksud" tanya Dara terhadap Alan.

"Selama ini kamu nggak pernah mau aku antar pulang apalagi menjemput saat mau berangkat ke kantor, tapi bersama dia kamu mau di antar! " kata Alan sambil menatap wajah Dara dengan sendu.

"Bukan maksud ku menolak di antar pulang atau di jemput lebih tepatnya nggak mau merepotkan siapa pun. Selama aku bisa dan mampu sendiri pasti aku lakukan sendiri apapun itu jenis nya" jawab Dara.

"Terus kenapa tadi kamu mau di antar orang lain, apa dia segitu berarti nya buat kamu? " tanya Alan.

"Kebetulan kamu tinggal di komplek yang sama dan tujuan kita satu arah, tadi juga sudah hampir telat dan nunggu taxi pun lama jadi terpaksa ikut bareng dia" jawab Dara dengan hati-hati, dia juga takut memberi jawaban yang membuat Alan semakin salah paham.

"Kan kamu bisa hubungi aku! " kata Alan.

"Iya saya minta maaf? " kata Dara.