NovelToon NovelToon
Pemburu Para Dewa

Pemburu Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Akademi Sihir / Harem / Elf
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ex_yu

Mati sebelum kematian, itulah yang dirasakan oleh Jeno Urias, pria usia 43 tahun yang sudah lelah dengan hidupnya. keinginannya hanya satu, mati secara normal dan menyatu dengan semesta.

Namun, Sang Pencipta tidak menghendakinya, jiwa Jeno Urias ditarik, dipindahkan ke dunia lain, Dunia Atherion, dunia yang hanya mengenal kekuatan sihir dan pedang. Dunia kekacauan yang menjadi ladang arogansi para dewa.

Kehadiran Jeno Urias untuk meledakkan kepala para dewa cahaya dan kegelapan. Namun, apakah Jeno Urias sebagai manusia biasa mampu melakukannya? Menentang kekuasaan dan kekuatan para dewa adalah hal yang MUSTAHIL bagi manusia seperti Jeno.

Tapi, Sang Pencipta menghendaki Jeno sebagai sosok legenda di masa depan. Ia mendapatkan berkah sistem yang tidak dimiliki oleh siapa pun.

Perjalanan panjang Jeno pun dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ex_yu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Fusion Skill.

Bab 19. Fusion Skill.

Langit Kota Velden telah meremang senja saat Jeno Urias dan Justus melangkah ke dalam Balai Serikat Petualang. Suasana di dalam masih dipenuhi sorak tawa dan riuh rendah para petualang yang tengah meneguk minuman dan membanggakan misi masing-masing. Namun ketika sosok muda berpakaian compang-camping dari kulit binatang rusa datang, semua orang melihat sorot matanya tajam seperti predator, berdiri di depan meja resepsionis.

Calista, resepsionis cantik berambut panjang, menyerahkan lencana perak dengan ukiran singa bersayap langsung ke tangan Jeno Urias. Di atasnya tertera satu huruf yang berkilau: B.

"Hah?!"

Seorang petualang yang sedang memegang cangkir ale terbatuk hebat, cairan cokelat menyembur dari mulutnya. Yang lain memandangi lencana itu dengan pandangan tak percaya, seolah melihat naga bernapas.

"Ini pasti kesalahan!" celetuk salah seorang dengan suara parau. "Dia bahkan belum pernah menerima misi pertama! Bagaimana bisa langsung peringkat B, seharusnya peringkat F dulu sebagai pemula?"

Namun suara rendah Justus. Ketua Serikat Petualang Velden itu memotong semua komentar pedas seperti pedang yang membelah kegelapan. Matanya tajam menatap para petualang, menjelaskan dengan nada yang tak dapat dibantah.

"Jeno Urias telah mengalahkan Troll di pegunungan, Bugbear Lapierre, Hobgoblin Merah, dan..." jeda yang dramatis, "Arbelista sang Kesatria Suci. Bahkan mengalahkan Amelia sang Penyihir Agung Tingkat 3. Apa ada yang tidak terima?"

Seketika suasana menjadi sunyi. Beberapa petualang bahkan nyaris menjatuhkan gelasnya, beberapa petualang wanita memandang wajah Jeno dengan campuran takjub dan kekaguman. Ada yang berbisik tentang keajaiban, ada yang menggerutu tentang keberuntungan. Namun, tidak ada satupun yang berani membantah.

Jeno sendiri hanya menunduk, bingung, bergumam dengan suara yang hampir tak terdengar, "Aku pikir hanya akan mendapat peringkat F karena baru mendaftar sebagai pemula..."

Justus tersenyum tipis, ekspresi seperti seorang mentor yang bangga dengan muridnya. "Kemampuan berbicara sendiri, Jeno. Sistem serikat tidak mengenal belas kasihan atau nepotisme. Hanya hasil."

Ia menyerahkan tugas penjelasan teknis kepada Calista, petugas cantik menyambut Jeno dengan sopan profesional yang terlatih. Setelah Justus naik ke lantai atas dengan langkah yang berat seperti membawa beban rahasia yang tak dapat ia bagikan, Calista melanjutkan tugasnya.

"Peringkat B adalah kehormatan besar, Tuan Jeno. Namun juga beban yang tak ringan." Suaranya tenang, penuh profesionalisme yang tak dapat digoyahkan. "Setiap bulan, Anda harus mengambil setidaknya tiga misi aktif. Gagal menyelesaikannya akan didenda, dan sistem akan menurunkan peringkat Anda tanpa ampun."

Jeno mengangguk, mencoba menyerap informasi yang terasa luar biasa berat. "Berarti aku harus rajin bekerja..."

Calista tertawa, suaranya seperti lonceng perak yang berdering. "Anda akan terbiasa. Ngomong-ngomong, tentang hasil buruan yang Anda dapatkan..."

"Ah, iya! Aku hampir lupa." Jeno mengangkat kepalanya, mata berbinar dengan harapan.

Calista dengan sabar menjelaskan, karena sudah menjadi kewajibannya sebagai resepsionis yang berpengalaman, bahwa serikat membeli semua hasil buruan. "Harga di serikat sangat adil dan jujur, tidak seperti para tengkulak di pelabuhan atau di kota yang akan memanfaatkan ketidaktahuan Anda."

Lalu ia tersenyum tipis, namun ada sesuatu yang menyesal di matanya. "Tapi tidak malam ini. Tukang potong yang bekerja di serikat sudah pulang. Besok pagi saja, ya?"

------

Setelah percakapan berakhir, Calista mengantar Jeno ke lantai dua. Koridor kayu ek bergema dengan langkah mereka, diterangi lampu dari sihir yang menari-nari di dinding.

"Kamar Anda gratis, Tuan Jeno. Makan juga tiga kali sehari. Fasilitas yang sama dengan petualang peringkat A."

"Aku benar-benar dimanjakan..." gumam Jeno, tak percaya, tapi di hatinya merasa curiga mendapatkan perlakuan istimewa. Ia pun teringat dengan ucapan Rai Recaldo kepada Justus saat di vila, ia merasa pelayanan ini lebih dari sekadar kemurahan hati.

"Bukan dimanjakan," balas Calista dengan tawa kecil yang mengandung rahasia. Lalu sedikit membeberkan perjuangan Justus ketika berkomunikasi dengan pihak serikat petualang pusat. "Tuan Justus berjuang keras untuk membuktikan bahwa Anda pantas mendapatkan peringkat terbaik. Sebenarnya, pusat sudah menyetujui lencana peringkat A untuk Anda."

Jeno tertegun. "Lalu kenapa...?"

"Tuan Justus ingin Anda belajar perlahan, agar tidak menjadi sasaran politik, para bangsawan, dan petualang yang pastinya iri hati." Calista menghentikan langkahnya di depan pintu kayu yang kokoh. "Dunia ini tidak selalu ramah kepada mereka yang terlalu cepat bersinar, Tuan Jeno."

------

Jeno berterima kasih dan masuk ke kamarnya. Saat pintu tertutup dan suara langkah Calista menghilang di koridor, Jeno duduk di meja kecil kayu ek, menghembuskan napas panjang. Berat dunia tiba-tiba menimpa bahunya.

Dalam hening yang menyelimuti, ia hanya ditemani detak jantungnya sendiri. Tetapi, kini ia memiliki tempat bicara, dan memanggil satu nama dalam benaknya dengan bisikan lirih: "Angel."

Cahaya biru pucat memancar dari udara kosong, dan muncullah sesosok hologram perempuan muda bermata ungu dan rambut keperakan menyala, bersinar seperti bintang di kegelapan malam.

"Selamat malam, Tuan Jeno." Suaranya lembut namun formal, seperti pelayan istana yang sempurna. "Selamat atas pencapaian luar biasa hari ini. Anda telah menyelesaikan sub-misi besar dan memperoleh sejumlah besar hadiah sistem."

-------

[Daftar Hadiah Sistem]

Koin Sistem: 7.142.000

Skill Diperoleh:

[Bloodline Fang Strike] – serangan yang menusuk pertahanan musuh, memberi efek Bleed selama 10 detik.

[Shadow Dancer Step] – teleportasi pendek ke bayangan terdekat.

[Ogre's Fortitude] – meningkatkan daya tahan tubuh 150% selama 5 menit.

[Crystal Shell] – menciptakan perisai dari sisik kristal, menyerap 40% kerusakan.

[Venom Surge] – sihir racun dari Venom Fang Serpentz, memperlemah target dan menguras stamina.

[Moonfang Slash] – serangan energi berbentuk sabit bulan.

[Soulrend] – sihir gelap tingkat tinggi, menyerang langsung jiwa target...

(Catatan: Skill dikunci, memerlukan izin)

Item Drop:

- Taring Raja Ogre

- Sisik Kristal Punggung Badak

- Cairan Racun Murni (Venom Fang)

- Liontin Arbelista (mengandung bekas sihir Ilahi)

- Serpihan Tulang Bayangan (Shadow Prowler)

- Medali Emas Troll Hitam

---

Jeno terkejut melihat deretan skill yang aneh dan banyak sambil menggulir antarmuka sistem. Namun semua kekuatan ini, alih-alih membuatnya gembira, malah membuatnya khawatir. Ia tak ingin menjadi seperti orang-orang yang mabuk kuasa, seperti para tiran yang jatuh karena arogansi karena kemampuan di luar nalar.

"Angel," katanya dengan suara yang penuh keraguan, "bisakah kau menyederhanakan semua skill sihir yang baru ini? Aku takut keliru dan bingung saat digunakan. Terlalu banyak pilihan bisa membuatku bimbang di saat pertarungan."

Angelina mengangguk lembut, ekspresi pengertian di wajah hologramnya. "Saya akan mengaktifkan sistem Fusion Skill, menyatukan kemampuan yang mirip untuk membentuk teknik baru yang lebih efisien dan intuitif."

------

[Skill Gabungan Baru]

[Venom Eclipse Fang] Gabungan dari Bloodline Fang + Venom Surge. Sebuah serangan tusukan yang tidak hanya menyebabkan bleed, tapi juga menyebarkan racun ke sistem energi lawan.

[Phantom Shell] Gabungan dari Crystal Shell + Shadow Dancer Step. Sebuah perisai yang dapat berpindah tempat bersamamu secara instan. Sangat berguna untuk pertahanan reaktif.

[Moonrend Tempest] Gabungan dari Moonfang Slash + Ogre's Fortitude. Serangan beruntun berbentuk sabit bulan dengan kekuatan pukulan setara raksasa, menghancurkan perisai musuh dan menimbulkan efek knockback. Bisa digunakan menggunakan senjata apa pun.

Angelina Urias juga menyederhanakan skill sihir rampasan dari Amelia Silverleaf.

[Elemental Convergence] Gabungan dari sihir api, es, dan petir milik Amelia. Serangan yang menggabungkan ketiga elemen dalam satu dentuman yang menghancurkan.

[Truth Seeker's Eye] Evolusi dari sihir Search Amelia. Tidak hanya mendeteksi keberadaan, tapi juga niat dan emosi tersembunyi.

Dari Arbelista sang Kesatria Suci, Jeno mendapatkan:

[Divine Judgment] Skill ekslusif Kesatria Suci yang memungkinkan serangan yang tidak dapat diblokir oleh sihir gelap.

[Sanctified Resilience] Kemampuan untuk bertahan dari serangan sihir tingkat tinggi dengan perlindungan cahaya ilahi.

------

Setelah Jeno memeriksa sistem dengan seksama, Angelina menyarankan dengan suara yang bijaksana, "Tuan Jeno, saya sarankan Anda menguji semua skill baru ini di hutan belakang Kota Velden besok. Juga, saya telah membuka akses ke Menu Belanja Sistem."

Akhirnya menu belanja terbuka.

Dengan antusias Jeno menerima sarannya, lalu membuka tampilan menu belanja. Matanya berbinar melihat katalog barang dan equipment yang hanya bisa dibeli dengan Koin Sistem Pengalaman. Di sana ada pedang berbasis cahaya ilahi, jubah anti-sihir, racun tingkat tinggi, bahkan kitab mantra kuno dari dunia yang telah musnah, persenjataan modern berbasiskan sihir, dan masih banyak lagi yang menarik matanya.

"Dunia ini... lebih luas dari yang kubayangkan," gumamnya, hatinya berdebar antara senang dan takut. "Seolah aku hanya melihat ujung gunung es dari sesuatu yang jauh lebih besar."

Ia duduk terdiam cukup lama, pikiran berputar-putar antara kekuatan yang baru diperoleh dan tanggung jawab yang mengikutinya. Sebelum akhirnya berdiri, melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan celana pendek, ia kemudian berjalan ke ranjang besar, dan membaringkan diri.

Namun sebelum memejamkan mata, ia berbisik lirih ke dalam kegelapan kamar, "Kematian Arbelista... apa ini bagian dari takdirku... atau bagian dari konspirasi para dewa?"

Di langit-langit kamar, bayangan menari-nari karena cahaya lampu sihir yang redup, seolah menjawab pertanyaannya dengan teka-teki yang lebih rumit...

1
black swan
...
Kang Comen
Udh OP malah gk bisa terbang ????
Situ Sehat ??!
Kang Comen
lah mkin trun jauh kekuatan nya....
Buang Sengketa
masih pingin baca petualangan excel 😁
Stra_Rdr
kerennnn🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!