NovelToon NovelToon
Hingga Aku Tak Lagi Menunggu

Hingga Aku Tak Lagi Menunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nclyaa

Asha, seorang gadis muda yang tulus mengabdikan diri di sebuah rumah Qur'an, tak pernah menyangka bahwa langkah ikhlasnya akan terseret dalam pusaran fitnah. Ia menjadi sasaran gosip keji, disebut-sebut memiliki hubungan gelap dengan ketua yayasan tempatnya mengajar. Padahal, semua itu tidak benar. Hatinya telah digenggam oleh seorang pemuda yang berjanji akan menikahinya. Namun waktu berlalu, dan janji itu tak kunjung ditepati.

Di tengah kesendirian dan tatapan sinis masyarakat, Asha tetap menggenggam sabar, meski fitnah demi fitnah kian menyesakkan. Mampukah ia membuktikan kebenaran di balik diamnya? Atau justru namanya akan terus diingat sebagai sumber aib yang tak pernah ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nclyaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fitnah yang membuat luka

"Asha!" panggil 3 orang pria dari arah belakang.

"Eh, kenapa?" jawab Asha menoleh kearah belakang.

Ketiga pria itu segera berjalan cepat kearah Asha beriringan, Asha pun menghentikan langkahnya menunggu mereka bertiga.

"Nih," salah satu dari ketiga pria itu menyodorkan kartu undangan ulang tahun padanya.

"Apa nih?" tanya Asha menerima undangan tersebut.

"Kali ini harus dateng, bawa temen sekalian!" katanya tanpa menjawab pertanyaan Asha nanti.

"Yaudah aku pergi dulu, inget harus dateng!" sambungnya yang meninggalkan Asha tanpa mengatakan apapun.

"E-eh Ridho!" panggilnya pada pria itu, namun terlambat.

Asha membuka lipatan undangan tersebut, terlihat tulisan ulang tahun diawal lembar tersebut. Asha mengerutkan keningnya heran, selama 2,5 tahun berkuliah disini, ini kali pertamanya ada yang mengundang dirinya untuk menghadiri sebuah perayaan ulang tahun.

"Perasaan aku udah bilang sama semuanya kalo aku gak pernah hadir di acara kayak gini, tumbenan banget mereka ngundang." gumamnya yang merasa heran pada temannya tadi.

"Yaudah lah gak papa dateng aja," sambungnya menaruh kartu undangan ke dalam tasnya.

Sementara disisi lain ketiga pria itu asyik tertawa setelah meninggalkan Asha dengan wajah kebingungan nya.

"Eh dho, yakin dia bakalan dateng?" tanya temannya.

"Lagian bukannya lu tau ya dia gak pernah hadir di acara begituan?" imbuh yang satunya.

"Ngetes aja, yakali udh temenan lama tapi tiap ada acara dia gak pernah dateng." jawab Ridho.

"Berani taruhan?" tantang Ridho pada teman-temannya.

"Kalo dateng?" tanya temannya yang merasa tertantang.

"Kalo dia dateng, lu berdua jadi babu gua!" jawabnya enteng membuat kedua temannya mendengus kesal.

"Sialan lu!" kata Zafran.

"Kalo gak dateng?" giliran Ridho yang bertanya pada kedua temannya.

"Lu traktir kita selama 3 bulan, gimana?" balas temannya dengan tawa jahil, kemudian keduanya beradu tos tangan.

"Memang jiwa-jiwa kotak infaq lu berdua!" ucapnya merasa diperas oleh kedua temannya itu.

"Gimana? Deal gak nih?" tanya Aril mengulurkan tangannya.

"Oke deal!" Ridho membalas uluran tangan Aril dengan semangat.

...----------------...

Hari-hari Asha semakin berat, kesibukan kuliah dan magang sudah cukup menyita tenaganya, tapi kini ujian yang datang jauh lebih besar, yaitu urusan hatinya. Dibalik dirinya yang selalu bersikap tenang dan bijak dimata teman-teman dan anak didiknya, ia bisa menyembunyikan kegundahan hatinya beberapa bulan ke belakang.

Seperti saat ini, ia sedang menangis menatap dirinya di pantulan cermin riasnya. Dihiasi mata yang sembab setelah menangis, dan dada yang terasa sesak setelah mendengar 2 kabar dari ayahnya minggu lalu setelah ia pulang mengajar.

Benar, sudah kedua kalinya ia diminta menjadi istri kedua.

"Maafin ayah ya Asha, ayah tadinya gak mau ngasih tau Asha. Tapi ayah rasa Asha juga harus tau."

Begitulah pembukaan pembicaraan antara Asha dan ayahnya sebelum memulai ke intinya.

Yang pertama datang dari seorang teman ayahnya, lelaki yang hanya selisih 3 tahun lebih muda dari ayahnya, ia beristri, dan sudah beranak empat. Awalnya Asha mengira hanya bercanda, namun ketika lamaran itu disampaikan dengan serius melalui orangtuanya, ia hanya bisa membisu. Hatinya berontak, menolak keras. Ibunya pun tegas menolak, merasa Asha pantas mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

"Kenapa tiba-tiba mau jadiin aku istri kedua? Apa karena usia aku udah legal di nikahin? Atau ngerasa udah mampu buat nambah istri muda? Tapi kenapa aku?"

"Jangan bilang bantuan-bantuan dia selama ini buat kita cuman karena dia ada maksud? Yaitu mau jadiin aku istri keduanya?"

"Apa yang ada di pikiran orang-orang nanti tentang aku kalo misal aku jadi istri dari ayah asuh aku sendiri?"

"Bilang sama dia, aku nolak keras buat jadi istri keduanya! Dan juga, ayah sama ibu gak perlu berhubungan lagi sama dia! Aku gak suka!"

Begitulah kata-kata yang terlontar dari mulut Asha saat berbicara dengan kedua orangtuanya melalui sambungan telepon.

"Secantik apasih kamu Sha? Sampe bisa jadi sumber fitnah? Apa yang istimewa dari kamu?" gumamnya menatap pantulan dirinya di cermin dengan kesal.

"Apa mungkin ustadz Afkar juga ngilang karena udah tau kamu perempuan sumber fitnah?" tangisnya kembali pecah saat menyebut nama tersebut.

Setelah menyampaikan kabar dirinya akan diperistri oleh teman ayahnya, sang ayah juga memberi kabar bahwa bukan hanya pria itu yang ingin menjadikannya seorang madu istri pertama. Kali ini jauh lebih mengejutkan, dan benar-benar diluar ekspektasi nya. Pria itu adalah seorang ustadz bernama Alam, sosok yang dihormati di lingkungannya saat ia mengajar dulu, juga menyampaikan niat menjadikan Asha istri kedua.

Berita itu tambah mengguncang batin Asha. Bagaimana mungkin seorang ustadz yang seharusnya menjadi teladan justru tega melukai perasaan seorang perempuan muda dengan tawaran yang merendahkan? Sejak saat itu, Asha kehilangan fokus. Di kampus ia sering termenung, presentasi yang biasa ia kuasai kini berantakan. Di kelas mengajarnya, suaranya bergetar setiap kali berdiri di depan murid-murid.

Seperti halnya sekarang ini, Asha sangat tidak fokus mengajar sehingga beberapa kali ditegur oleh muridnya yang bernama Rayhan itu. Ia mengeluh karena selama sepekan ini, Asha sangat tidak seru ketika mengajar mereka.

Saat jam istirahat biasanya ia akan pergi ke perpustakaan sekolah, dan membaca beberapa buku novel ataupun buku yang masih bersangkutan dengan mata pelajaran kuliahnya. Namun sepekan ini ia hanya duduk di ruang guru, dan keluar ketika mengajar ataupun jam pulang.

Tiba-tiba saat Asha sedang termenung di dalam ruang guru, ia mendengar keributan diluar. Ia pun segera keluar untuk melihat ada apa disana, namun saat Asha baru keluar dari ruang guru, seorang wanita paruh baya menghampirinya dengan langkah cepat.

Ternyata yang datang dan membuat keributan itu adalah istri dari teman ayahnya yang beberapa waktu lalu sempat meminta Asha sebagai istri kedua. Wanita itu segera menarik jilbab Asha dengan paksa di depan semua guru, dan murid-murid yang berlalu lalang. Wanita itu membuka hijab Asha dengan paksa setelah berada di tengah lapangan, tanpa peduli tatapan guru-guru lain, wanita itu langsung memaki.

"Perempuan gak tau diri! Berani ya kamu ganggu rumah tangga orang? Malu dong jadi guru di sekolah islam, tapi malah jadi pelakor!" suaranya melengking, membuat orang-orang berhenti dan memperhatikan.

Asha berdiri kaku. Dadanya terasa sesak, matanya panas, tapi ia tidak bisa berkata apa-apa. Hanya mampu menunduk, menahan air mata yang hampir jatuh. Ia berusaha menutupi kepalanya yang tanpa hijab itu, dan berusaha merebut hijabnya dari tangan wanita tersebut. Suara bisik-bisik pun mulai terdengar dari sekelilingnya.

"APA? MAU PAKE INI?" ucapnya dengan menggebu-gebu.

"Bu, tolong balikin jilbab nya. Kita bisa ngobrol baik-baik, tapi tolong jilbab saya nya dibalikin dulu." kata Asha memohon di tengah isakannya.

"MALU KAMU GAK PAKE HIJAB? TAPI KOK BISA GAK MALU JADI PELAKOR." teriakan wanita tersebut menggema di area sekolah, membuat semua orang berkumpul.

Asha menangis sejadi-jadinya, ia berjongkok menenggelamkan kepalanya diantara kedua kakinya, ia berusaha menutupi rambut hitam panjangnya dari pandangan para guru pria disana.

Segera para guru perempuan menutupi Asha dengan tubuh mereka, dan para guru lelaki menghalangi aksi si ibu paruh baya tersebut. Ia mengeluarkan banyak umpatan untuk Asha, bahkan saat Asha sudah diberi hijab oleh salah satu rekan gurunya, si ibu paruh baya itu meludahi Asha tepat di kepala gadis itu.

"Bu!" tegas Asha yang merasa kesal dengan perilaku wanita di depannya ini.

"APA!" balasnya dengan melotot.

"Ibu kan udah kenal aku bukan setaun dua taun, ibu pasti tau dong gimana sikap aku selama kenal ibu." kata Asha dengan tenang.

"Halah! Hati manusia siapa yang tau? Kemarin begini, bisa jadi besok berubah." jawabnya dengan amarah.

"Kalo pun emang aku punya niatan buat jadi pelakor, kenapa gak dari dulu aja? Waktu om Abdul masih kaya, kenapa harus jadi pelakor pas om Abdul udah hampir bangkrut? Bukannya itu sama aja kayak ngerugiin diri aku sendiri ya?" tumpal Asha yang berusaha tetap tenang.

"Udahlah! Intinya gara-gara kamu saya di talak suami saya!" katanya hendak pergi.

"Iya gimana anggapan ibu aja tentang aku, toh kalo pun aku di posisi yang bener pun ibu tetep gak mau percaya sama aku." balas Asha dengan tegas.

Setelah mengatakan kalimat terakhir, Asha pun segera berjalan kearah kantor dan mengambil barangnya. Setelah diambil, ia segera berpamitan pada rekan-rekan gurunya untuk pulang terlebih dahulu.

"HEH! AWAS YA KAMU ASHA!" ucap wanita paruh baya tersebut menatap punggung Asha yang mulai menjauh.

1
Takagi Saya
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Nclyaa: Timakaci❤
total 1 replies
°·`.Elliot.'·°
Kreatif banget!
Nclyaa: timakaci ❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!