NovelToon NovelToon
AMBISI SANG ANTAGONIS

AMBISI SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Pelakor / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Angst
Popularitas:123.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Di malam pertunangannya, Sahira memergoki pria yang baru saja menyematkan cincin pada jari manisnya, sedang bercumbu dengan saudara angkatnya.

Melihat fakta menyakitkan itu, tak lantas membuat Sahira meneteskan airmata apalagi menyerang dua insan yang sedang bermesraan di area basement gedung perhotelan.

Sebaliknya, senyum culas tersungging dibibir nya. Ini adalah permulaan menuju pembalasan sesungguhnya yang telah ia rancang belasan tahun lamanya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Benarkah sosok Sahira hanyalah wanita lugu, penakut, mudah ditipu, ditindas oleh keluarga angkatnya? Atau, sifatnya itu cuma kedok semata ...?

"Aku Bersumpah! Akan menuntut balas sampai mereka bersujud memohon ampun! Lebih memilih mati daripada hidup seperti di neraka!" ~ Sahira ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASA : 20

"Tanpa Abang pinta, aku lah yang akan terus berkicau seperti burung Beo, menceritakan apa saja. Sebab cuma Abang satu-satunya tempat ternyaman bagiku untuk berbagi kisah, perasaan senang maupun sedih.” Sahira mengeratkan lingkaran tangannya, menatap polos wajah Thariq yang menunduk.

Thariq mengecup bertubi-tubi kening istrinya. “Terima kasih. Saya sepenuhnya percaya kepadamu, Sahira.”

Setelahnya, mereka bekerja sama membongkar isi koper, memilah pakaian kotor, mengganti sprei.

Tak henti-hentinya bibir Thariq menyunggingkan senyum samar, hatinya kian menghangat. ‘Aku seperti benar-benar dibutuhkan, dilibatkan dalam kegiatan remeh tapi menyenangkan ini. Terima kasih Sayang.’

Dia terkekeh kecil kala menyebut kata terakhir, belum bernyali mengucapkan secara langsung.

“Kenapa?” Sahira yang sedang mengganti sarung bantal, menatap penuh tanya sekaligus curiga.

Thariq melempar guling yang sudah selesai diganti sarungnya. “Saya senang, kau terlihat nyaman dan begitu menikmati melakukan pekerjaan berbenah, meskipun kita memiliki asisten rumah tangga yang datang pagi - pulang sore hari, tapi kau lebih suka merepotkan diri sendiri.”

“Aku bukan terlahir dari sendok emas, terbiasa menjalani kehidupan sederhana. Sedari kecil sudah diajarkan bertanggung jawab atas diri sendiri, bagaimana caranya bertahan hidup di setiap kondisi. Jadi, hal seperti ini sama sekali bukanlah hal berarti.” Ia tersenyum manis sembari menyusun bantal agar terlihat indah dipandang mata.

Thariq naik ke atas ranjang, menarik lengan Sahira yang kalau berbicara ikut bergerak sesuai kalimat diucapkannya, ia begitu gemas melihatnya.

“Thariq … ha ha ha.” Sahira menggeliat saat pinggangnya digelitik.

Pelan namun pasti, tanpa Thariq sadari kalau dirinya sangat nyaman dan mulai ketergantungan dengan istri keduanya.

***

Malam Minggu yang dijanjikan pun tinggal beberapa jam lagi. Sahira sedang berkutat dengan tepung, telur, santan, dan bahan lainnya untuk membuat Bika Ambon.

Sesekali wanita bercelana pendek, kaos ketat itu bersenandung lirih, mata polosnya terlihat memicing licik, bibir penuhnya menyeringai culas.

“Hai Kakak, apa kabar? Rindu sekali rasanya setelah berbulan-bulan tak bertemu.” Dia terkikik geli, mematikan alat mixer.

“Perkenalkan, aku istri baru suamimu. Kuharap, Kakak tak marah dan bisa menerima. Kan, sebelumnya kita sudah terlalu sering berbagi … jadi, kali ini pun tak masalah lah ya?” Sahira memegang perutnya yang kram akibat tertawa terpingkal-pingkal.

“Dapat kubayangkan, bagaimana raut muka mu Arimbi. Apa perlu ku pesankan ambulance, sepertinya bukan ide yang buruk.” Ia mengedikkan bahunya.

Sahira sendirian di apartemen. Thariq belum pulang kerja, dan asisten rumah tangga hari ini diliburkan.

.

.

Setelah berkutat di dapur dan berhasil membuat dua loyang bika ambon bertekstur lembut, kenyang, lezat, kini Hira sudah duduk manis di sofa ruang tamu menunggu kepulangan suaminya.

Seringai culas diganti dengan senyum manis kala mendengar suara klik pintu di buka. Ia berdiri seraya membawa satu gelas air putih.

“Sahira, saya pulang!” Thariq meletakkan tas jinjing nya di atas lemari sepatu, mengganti pantofel dengan sandal rumahan.

“Selamat sore suamiku, ini di minum dulu!” Di sodorkannya gelas tadi seraya menyuguhkan senyum sehangat mentari pagi.

“Terima kasih, Istri.” Thariq meminum hingga tandas, lalu mengecup kening, pipi, dan terakhir bibir Sahira. “Manis.”

“Orangnya atau busananya?” Sahira memutar lambat tubuhnya, sampai gaun di atas lutut bermotif bunga mawar dan berwarna pink, terlihat melambai-lambai pada bagian bawah.

“Akh … Thariq!” Betapa terkejutnya ia saat tubuhnya tiba-tiba di gendong ala bridal style.

“Sepertinya masih ada waktu sebelum kita kerumah Mama.” Thariq membopong Sahira masuk ke dalam kamar mereka, tentu saja ingin melakukan olahraga ranjang.

.

.

Sedangkan di hunian Alamsyah.

“Aku yakin kalau si Jalang itu tidaklah secantik diriku!” Arimbi mendengus, dia sedang berendam di bathtub. “Akan ku perlihatkan kepada mu wahai pelacur murahan, siapa yang layak menjadi Nyonya Alamsyah!”

Kemudian dia membilas badan, setelahnya berdandan paripurna agar penampilannya terlihat sempurna. Mengenakan mini dress, make-up glamor yang menonjolkan tampilan mewah, berani, dan detail pada bagian bibir serta mata.

Bila Arimbi terlihat antusias menyambut madu nya, lainnya dengan Ayda yang jantungnya berdebar cemas sedari siang.

Para bibi pun ikutan khawatir, mereka sudah diberitahu dan diperingati jangan sampai melakukan kesalahan sekecil apapun itu.

“Ma … anak gadismu ini lapar loh! Pulang dari kantor berharap menyantap makanan lezat, ini malah disuguhi wajah macam orang menahan berak.” Mustika bersungut-sungut, memukulkan sendok ke piring kosong di atas meja makan.

“Diamlah kau! Mama ini sedang berdoa dalam hati, agar nanti tak terjadi apa-apa saat pertemuan dua istri.” Bu Ayda berkacak pinggang, menatap kesal pada putrinya yang enggan disuruh ganti baju, memilih duduk di kursi makan.

“Apa pulak itu! Kita hanya akan menyambut, bukannya pergi berperang di medan pertempuran!” balasnya sengit.

Belum hilang rasa kesalnya, tiba-tiba matanya terasa sakit melihat penampilan kakak ipar pertamanya. 'Ini lagi, dia itu mau makan malam atau tampil layaknya penyanyi seriosa kebarat-baratan?'

Dalam hati Mustika tersenyum geli sekaligus ngeri memindai penampilan Arimbi. Dress ketat membentuk badan, lipstik merah menyala, rambut di curly. 'Pantat tepos saja, begitu percaya diri dipamerkan. Apa pulak itu belahan dada yang macam pembatas parit saking lebarnya jarak satu sama lainnya.'

"Mama, ada yang bisa Rimbi bantu?" tanyanya lembut, tidak melihat ke arah adik iparnya, seolah Mustika makhluk tak kasat mata.

"Tidak, Nak. Semua sudah selesai, tinggal menunggu mereka datang." Ayda tersenyum kaku, mencoba menetralkan ekspresinya.

'Ma, Ma. Kalau mau protes tinggal bilang! Ngapain pulak ditahan-tahan.' Mustika berdiri, lagi-lagi dia terpingkal-pingkal di dalam hati. Paham sekali kalau ibunya merasa aneh dengan penampilan Arimbi.

"Kak Rimbi, kau itukan seorang desainer yang lumayan punya nama, ya. Seharusnya lebih tahu lah macam mana berbusana menyesuaikan dengan tema makan di rumah." Mustika menekankan setiap kalimatnya, tanpa menunggu tanggapan sang kakak ipar, dia melengos pergi.

.

.

"Itu mereka!" seru Mustika, kala mendengar klakson mobil pertanda minta dibukakan pintu gerbang.

Arimbi yang membaca majalah fashion, langsung melempar kasar tabloid itu di atas meja kaca. Batinnya terus mengumpat, serta hatinya memendam benci.

Selang beberapa menit kemudian, derap langkah saling beradu di lantai marmer.

"Selamat malam Ma, Mustika ...." Sosoknya masih tertutupi tubuh tegap sang suami, tetapi suaranya menarik atensi seorang Arimbi Mandala.

'Suara itu?' tanpa sadar ia berdiri, badannya terasa kaku, beberapa detik kemudian matanya terbelalak.

"Hai ... Kak Arimbi." Ia menyamping, berdiri tepat di sisi Thariq Alamsyah.

"Kau_ masih hidup?" Arimbi terkejut bukan main, terlebih melihat penampilan adik angkatnya yang sangat berbeda dari biasanya.

Dulu, Sahira selalu mengenakan pakaian serba tertutup dan longgar. Wajahnya pun sedikit kusam tak terurus, tak pernah bersolek. Namun kini, terlihat seksi sekaligus manis, dan menantang.

~ Sahira.

Kemudian matanya turun, menatap lekat pada jemari saling bertautan. "APA-APAAN INI?!"

Pyaar!

.

.

Bersambung.

1
jumirah slavina
tabok juga nih pala Sera biar bener
Ma'e Tinok
😘😘
mongjaja
sebenarnya masih blm move on dr cerita yang dulu..cerita ini seperti masuk dunia baru..masih menyesuaikan imajinasiku tentang cublik yang jail..pokoknya masih blm move on aku dr kata" paok
jumirah slavina
saat Kamu jatuh cinta balik k' Torik., Aku akan jampi² s' Torik supaya kau jatuh bangun mengejar Torikin...

hidup Torik... hiduppppp....
jumirah slavina
dalam hati Sera cepat pergi., Aku mo melancarkan aksi kembali...
jumirah slavina
semua pemeran wanita antagonis 😲
maya ummu ihsan
pertarungan dua wanita licik ini sih
Marliyanipratama
sudah tuan, anda tinggal menunggu saja hasil laporan.. entah itu apa lah awak tak tau, di wakilkan saja lah,, karna otor nya sudah pulih ingatan nya juga tak amnesia lagi,, dan berujung awak di gantung kembali... merana lah awak ini hah...... semoga otor nya kembali ke pentok tembok biar amnesia lagi dan, kembali jari jemari syahcublik yang lentik, dan ramping menggoreskan tinta" di halaman rumah abang thor dan sahira.. kita nama kan judul pasangan ini thosyah aliaaaaasssss thariq dan sahiiiraaaa... mood baca memakai bahasa syahrini yg mendayu, melenguh dan mendesahhhhh.... ya khaanndddd
kalau begituuu saiiyyyaaaahhh pammiiitthhhh mbaakkkkkk/Facepalm//Facepalm/
Cublik: Astaga naga Kakak ... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Yuliana Tunru
thariq sdh mau.pulang ya smoga z sblum para hama datang untuk menyiksa sahira tp apa akqn benar2 busa terjd krn sahira bkn selemah yg terlihat
SeekarYaSeekar
kok aku amat sangat penasaran dengan Adisty ya.......ada apa dia dengan Sahira
Secret Admire
kira-kira Detektif nya buat selidiki apa ya?
Secret Admire
Aku do'ain Sahira biar jatuh cinta sama Thariq 😁
jumirah slavina: Aku Aamiin kn palink kencang
total 1 replies
Secret Admire
kasihan Abang Thariq.. cinta seorang diri.. hiks.. setulus Abang dimanfaatkan oleh Sahira.. hiks...
Bang Fay
wah ......seru nih lanjut kak
bunda fafa
makin seru kak othor.. next jgn lama2 yes 🥰
bunda fafa
trs trs detektif buat ape bang thariq?? mengikuti si rubah kah? sono noh si kuda nil perlu di kutit sm detektif.. secara dia sangat amat tdk terkendali
bunda fafa
enak kali hidup mu rubah kecil.. cukup BERNAFAS sdh cukup bagi babang thariq 😂😂 asal jangan bernafas dlm kubur sj bak suzanna 🤐.. trio kuda nil sdh menyiapkan si wira buat melecehkan si rubah kecil.. akankah berhasil? rasanya mustahil hehe
Putu Suciptawati
lanjut kak, mkin penasaran aja..banyak.misteri dicerita ini. mengapa juga ibu panti memberi hadiah mobil mewah ke sahira, kalo hanya hubungan anak asuh dan orang tua asuh mustahil kayaknya. trus mengapa pula sahira bs mendapat nama keluarga pangestu bahkan ortu asuhnya bs menjadi wali nikahnya... wes angel ditebak ki
Mommy'ySnowy 💕
detektif? mau bongkar kisah lama yg trkubur kah?
Yeye 🐱
C Arimbi jahat bgt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!