Nestapa Istri Pertama CEO Terkenal

Tin...Tin...

Hampir saja Malika menabrak mobil truk yang berhenti mendadak di tempat nya, beruntung kecelakaan itu bisa di cegah karena kesigapan Malika menghentikan mobil nya tanpa menimbulkan korban jiwa,suara gesekan ban dengan aspal membuat Bu Ani terbangun karena kaget,di samping Bu Ani ada Mbok Rum yang sigap menahan tubuh Bu Ani agar tidak terjatuh dari kursi nya.

" Maaf ya Mbak! Tadi ada kucing yang melintas di depan mobil saya, dengan terpaksa saya harus berhenti."ucap sopir truk menghampiri mobil Malika.

Hanya ada mobil Malika yang berada di belakang truk ini,lain cerita jika kondisi jalan sedang ramai dan macet.

Melihat kondisi sopir truk yang sudah cukup berumur dan alasan yang di berikan juga sangat masuk akal, membuat amarah Malika yang tadi memuncak seketika mereda.dia pun jika bertemu kucing melintas secara mendadak pasti akan menghentikan mobil nya.Malika mengangguk ramah kepada sopir truk.

" Lain kali hati - hati ya pak, alhamdulillah kita semua masih di beri keselamatan .kalau sekira nya mengantuk berhenti dulu di rest area." tutur Malika dengan begitu tenang.

Malika kembali melanjutkan perjalanan sedangkan sopir truk memutuskan untuk menepi dulu di bahu jalan.begitu bertemu dengan rumah makan yang menggugah selera,Malika membelok kan mobil nya mencari parkiran di sekitar warung makan tersebut .Bu Ani turun dari mobil dengan di bantu oleh Mbok Rum.

" Enak banget ya nak makanan di sini." ucap Bu Ani berkomentar.

" Iya Bu beda banget sama di kota,harga nya juga sangat bersahabat." saat ingin membayar makanan yang sudah mereka makan,Malika di buat syok melihat jumlah uang yang harus di bayar.

Padahal mereka makan lumayan banyak sampai nambah lagi, di tambah lagi suasana di sini sangat indah sekali.lama- lama berada di sini berat badan Malika pasti akan naik drastis.

" Berapa jauh lagi perjalanan kita nak?" tanya Bu Ani ingin tahu.

" Mmm mungkin dua atau tiga jam lagi Bu,sabar ya buk.kalau ibu capek bisa tidur aja di mobil.nanti kalau kita sudah sampai akan Malika bangun kak Ibu." Malika sebenarnya tidak tega kepada ibu nya yang harus menempuh perjalanan darat lumayan jauh di usia yang sudah tidak muda lagi dan sakit-sakitan pula.tapi kalau Kabur di sekitar kota saja membuat Malika tidak bisa tenang takut ketahuan Dewangga.

" Ibu sudah cukup istirahat nya,yang Ibu khawatir kan sekarang Kamu.kalau lelah menyetir jangan di paksakan nak,besok masih ada hari." Malika tersenyum menggenggam tangan ibu nya.

Meskipun lelah akan Malika tempuh perjalanan ini agar mereka sampai tepat waktu,Malika tidak ingin membuang waktu terlalu banyak,dia juga cukup sadar seberapa kuat tenaga yang di miliki nya sekarang.

Setelah istirahat satu jam lebih,Malika kembali melanjutkan perjalanan dengan menggunakan sebuah aplikasi sebagai petunjuk jalan nya.Malika sama sekali belum pernah datang ke kota ini.selama ini Malika hanya menghabiskan waktu nya di sekitar kota saja.Malika tidak sabar lagi untuk memulai hari baru nya di tempat baru ini.

Sementara di rumah sakit...

Di pagi yang sangat cerah ini Dewangga malah terlihat lesu tanpa gairah.beberapa hari menginap di rumah sakit menemani putra nya yang rewel membuat Dewangga tidak bisa beristirahat dengan baik,belum lagi dia harus memenuhi kebutuhan biologis nya dengan menggempur pertahanan Elsa yang setiap malam selalu menggoda nya dengan sengaja memakai baju tidur seksi.Dewangga mana tahan melihat mangsa di depan mata nya.ada rasa bersalah di hati pria ini karena kembali melanggar janji nya kepada Malika,tapi dia berpikir Malika tidak akan tahu tentang kelakuan nya ini,jika Malika marah nanti akan dia coba bujuk lagi.

Setiap kali Daren menangis pasti ingin di gendong oleh Papa nya,Elsa malah tidur dengan nyenyak tanpa perduli dengan anak nya yang rewel.Dewangga bergadang di temani baby sitter Daren yang ikut menginap di rumah sakit atas permintaan Dewangga.

Pagi ini Dewangga duduk di sofa panjang sambil memangku laptop nya,jika Daren sudah tertidur baru lah Dewangga bisa mulai bekerja.jangan tanya kemana pergi nya Elsa,tentu saja wanita itu masih tertidur pulas di salah satu kamar yang ada di ruangan VVIP ini, Dewangga yang malas berdebat hanya membiarkan saja Elsa melakukan apapun yang dia inginkan, sedikit saja Dewangga menasehati perempuan yang satu ini pasti perempuan itu akan langsung mengadu kan sikap nya kepada Mama Niken.lagi dan lagi Dewangga yang harus menerima amukan dari Mama nya.sedangkan Elsa terus menangis layaknya seorang korban kejahatan.

Ada banyak sekali dokumen yang harus dia periksa dan di tanda tangani.Dewangga bekerja dari rumah sakit.

Suara ketukan pintu berbunyi beberapa kali dengan suara pelan,pintu di buka oleh si pengetuk. Wildan masuk ke dalam lalu berdiri di samping bos nya.

" Apa ada sesuatu yang ingin Kamu bicarakan kepada Aku?" tanya Dewangga menatap sekilas Wildan setelah itu kembali fokus dengan berkas yang ada di tangan nya.

" Pihak investor dari perusahaan Aditama ingin bertemu dengan anda, mereka akan membicarakan proyek baru kita bersama perusahaan mereka." kata Wildan menjelaskan,rekan kerja yang satu itu sangat ribet sekali, Wildan sampai kewalahan menghadapi bos Aditama.untuk itu dia sengaja datang ke sini membujuk Dewangga agar mau menemui pihak Aditama.

" Apa Kamu sudah bosan bekerja Wildan?" tanya Dewangga karena dia tidak bisa meninggalkan rumah sakit saat ini.

Kondisi kesehatan Daren yang naik turun memaksa dia untuk tetap stay di rumah sakit,Elsa sebagai ibu sangat tidak bisa di andalkan.bahkan keberadaan nya saja di rumah sakit ini tidak ada guna nya.rasa nya Dewangga ingin sekali mengusir Elsa dari ruangan ini,tetapi tidak bisa di lakukan nya.

" Bukan begitu Bos! Kalau sampai mereka membatalkan kontrak kerja sama, perusahaan akan merugi banyak.hanya satu jam saja bos, setelah itu Bos bisa kembali ke sini lagi." Wildan tidak mau menyerah membujuk Dewangga.jika perusahaan merugi pasti dia juga yang akan sibuk mengurus semua nya.sedangkan Dewangga tinggal perintah saja sambil angkat kaki di sofa.

Dewangga mendesah kesal mengusap kepala dengan rasa kesal.

" Jam berapa?" tanya Dewangga singkat.

"Dua jam dari sekarang Bos,anda masih punya banyak waktu untuk bersiap-siap." ujar Wildan mengingatkan.

" Aku akan ganti baju di kantor saja." tegas Dewangga yang belum ingin pulang.

" Bagaimana keadaan Tuan muda Daren?' tanya Wildan sambil melirik ke arah ranjang yang di tempati oleh Daren,ada wanita paruh baya yang menjaga Daren di sana.

"Ya seperti yang Kamu lihat, belum ada perubahan apapun,tengah malam dia selalu menangis minta di gendong,ini saja baru tertidur setelah di beri makan sama Mbak nya."ujar Dewangga begitu lugas.

Wildan menatap iba Dewangga yang tertahan di rumah sakit,dulu bos nya selalu berpenampilan rapi,gagah dan wangi.tapi sekarang sangat berbeda sekali dari biasa nya.

" Jika bos ingin pulang sebentar,saya siap menggantikan bos berjaga di sini,temui lah Nyonya Malika meskipun hanya sebentar saja." Wildan seperti ingin memberi kode kepada bos nya,tapi dia tidak mau mengatakan nya secara langsung.

Dewangga hanya bisa menghela nafas dengan susah payah, tawaran Wildan terdengar sangat menggiurkan tetapi janji nya kepada Daren dan ancaman dari orang tua nya membuat Dewangga tidak bisa bergerak bebas.Dewangga tidak ingin Mama nya kembali mengusik Malika jika tahu dia pulang ke rumah Malika.

" Pak Dewangga."panggil Wildan cukup keras saat melihat Dewangga asyik melamun.

" Lancang Kamu ,Wildan!" seru Dewangga kesal karena kaget mendengar suara Wildan.

" Maaf Bos! Apa anda jadi pulang ke rumah Nyonya Malika?" tanya Wildan memastikan.

" Tidak bisa." Dewangga menggeleng lemah.

" Baiklah terserah Bos saja,jangan menyesal di kemudian hari dengan keputusan yang sudah anda pilih,saya hanya mengingatkan saja."ucap Wildan terdengar ambigu di telinga Dewangga yang cukup peka.

Ada sesuatu yang aneh dalam diri Wildan tetapi Dewangga tidak tahu apa itu,Wildan juga hari ini tiba-tiba ngotot minta dia pulang ke tempat Malika.

" Maksud Kamu apa?" tanya Dewangga menatap tajam Wildan.

Wildan mengedikkan bahu dengan acuh.mana mungkin dia berbicara terang-terangan di hadapan Dewangga, salah-salah dia ikut terseret ombak lagi.

" Tidak ada maksud apa-apa,ingat Bos! Kalau istri bos bukan hanya Nyonya Elsa saja, mungkin sekarang Nyonya Malika sedang menunggu kepulangan anda.sudah cukup lama bos meninggal kan rumah tanpa pernah memberikan kabar kepada Nyonya Malika."jawab Wildan sangat berharap Dewangga mau mempertimbangkan ucapan nya dan bisa bertemu Malika untuk terakhir kali.

" Aku rasa keputusan ku ini sudah tepat,Jika aku pulang ke rumah pasti Mama akan marah dan mengganggu Malika, untuk membujuk Malika yang sedang marah membutuhkan waktu yang lama,Aku tidak yakin bisa kembali ke rumah sakit lagi setelah bertemu dengan Malika.." akui Dewangga jujur.

Wildan geleng-geleng kepala tidak habis pikir dengan sikap Dewangga sekarang ini,dari pada pusing sendiri lebih baik melepaskan salah satu di antara kedua wanita nya.kata nya cinta tapi tidak bisa melindungi wanita nya.

Selama ini bukan hanya Malika yang tersiksa tetapi Dewangga juga, dia terpaksa tetap bertahan dengan kehidupan sekarang karena terus mendapatkan ancaman dari kedua orang tua nya.

" Sorry... Aku tidak se...."

Bersambung