Lanjutan kisah Cinta Simon Dan Maria di Kisah Klasik Remaja. mau baca dulu silahkan biar ga bingung hehe..
kisah kehebatan Simon sang CEO dan Hacker Cantik Jenius bernama Maria.
mereka adalah pasangan suami istri yang masih muda.
Menikah di usia muda tentu saja menjadi tantangan tersendiri, apakah pernikahan mereka selalu berjalan bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Ngoding siang Malam
****
“Lohh kak Mar mana?” tanya Reno
“Lagi ga enak badan habis dinas luar kota”
Reno memicingkan matanya, habis dinas luar kota atau di gempur terus menerus sama elo kak?” tanya nya jahil.
Simon tertawa miris, jangankan ‘menggempur’ meluk aja belum berani.
“Kalau ga percaya tengok aja ke rumah” sahutnya acuh
“Emang dia ga ada ngehubungi lo ?” tanya Raffi, biasanya jika ada masalah dengan Simon Maria selalu lari ke Reno.
Reno menggeleng,
“Engga. Dia cuma bilang kalau dia belum bisa mulai aktif sosmed karena ada pekerjaan lain yang ga bisa ditinggal. Masih keteteran sama sekolah katanya. Tapi 2 minggu ini juga ga ada ke sekolah tuh.. Padahal anak anak lagi butuh dia”
“Anak anak?”
“Ya, baik tim pelatih maupun siswa akselerasi butuh Maria karena mental kita lagi benar benar di uji sama nyinyiran guru guru gen Z hufhh”
“Kenapa?”
“Kemarin kita sempat try out dan hasilnya ga memuaskan, trus ada salah satu guru yang malah nyalahin kak Mar, yaa biasa sih drama hehe”
Simon menghela nafas,
“Sorry gue emang minta dia fokus salah satu dulu, tapi nanti gue minta dia buat merhatiin sekolah juga.”
“Its okay, gue ngerti kok.. Apalagi sekarang dia itu selalu memprioritaskan lo kak..”
“Ya gimana ga di perioritaskan, suaminya ganteng tajir, shaleh lagi” sahut Clara sarkas.
“Gitu banget sih lo Clarr” sahut Reno tak suka
“Gue yang ngap ngapan ngehandle semua kerjaan dia dodol! Lo kira gue robot?!” omel Clara kesal.
“Nanti gue kasih bonus Clarr” ucap Simon
“Ga perlu, Maria udah siapin banyak bonus kok buat gue” ucap Clara ketus
“Bagus deh..”
“Kak Raff, nanti gue nebeng ya! Gue juga mau nyamperin Maria, ngambil bonus”
Raffi hanya mengangguk
“Lo ga bawa mobil?”
“Engga, gue di jemput Reno tadi ya kan Ren?”
Reno mengangguk,
“Kita dari sekolah dulu tadi. Ngambil beberapa file buat di pelajari kak Mar, udah 4 bulan kan? Jadi saatnya evaluasi menyeluruh..” jelas Reno lagi karena Simon memandangnya tak mengerti.
Setelah pukul 12 siang, rapat selesai dan Simon memutuskan untuk kembali pulang karena ibunya menelpon dan memintanya makan siang di rumah.
Simon juga mengatakan akan ada Clara dan Reno yang berkunjung. Walaupun dia tau mungkin Maria ga akan senang, namun biarlah..
Sesampainya di rumah,
“Woahh.. Apa nihh banyak banget!” ucap Reno takjub.
“Oleh oleh Bali dongg!!” sahut Maria ceria, seolah tak ada luka yang dia simpan.
“Lo abis dari Bali ga bilang gue Mar?” ucap Clara kesal
“Hehehe sorry Clarr, sambil kerjaan soalnya..”
“Maa, tadi yang Clara udah di buka belum ya? Lupa deh aku”
“Belum sayang, tuh kamu taruh di sudut bareng sama punya kak Raffi juga” jelas Sofia.
Maria menarik Clara menuju sudut teras rumahnya.
“Itu punya lo dan kak Raff, lo buka aja sendiri ya!”
Clara hanya memutar bola matanya malas,
“Lo tau gue lebih pengen travelingnya daripada oleh olehnya kan Maria?” ucapnya penuh penekanan.
“Mentang mentang udah punya suami lupa ya lo ajakin gue traveling?!” omel Clara lagi
Maria tertawa,
“Lo tenang aja, akhir semester nanti kita ke Jepang!” ujar Maria membujuk
“Sama suami lo? Ogah!!” Clara berseru galak lagi
Maria mencebik
“Jadi diterima ga nih oleh oleh nya?” tanya Maria dengan nada menggoda
“Iya diterima dong! Masa rezeki ditolak?” ucap Clara, Maria tertawa mendengarnya.
“Aku dibawaain gak kak?” tanya Reno
“Ada dong tapi belum dibongkar deh kayaknya”
“Wah serius? Mana mana? Aku bongkar sendiri aja!”
“Aku aku aja kalau mau dikasih hadiah mah!” cibir Maria, padahal Reno menggunakan bahasa itu karena ada Lia disana.
“Hehehe, tau aja kakak ku yang cantik ini”
“Alahh palingan jaim karena ada tante Lia dia mah!”
“Hahahha” Maria dan Reno tertawa.
Simon ikut tersenyum di belakang mereka, sudah lama sekali rasanya tak mendengar tawa renyah dari Maria.
Tak mau melunturkan tawa sang istri Simon beranjak kedalam rumah dan bersiap melaksanakan shalat dzuhur.
Sementara Maria dan Clara juga Reno asyik mengobrol membicarakan beberapa hal lucu,
Sofia mengajak Simon berbicara berdua.
“Kenepa Ma?” tanya Simon
“Maria minta Mama dan papa menginap. Apa ga masalah?” ucap Sofia hati hati
Simon mengangguk,
“Jika itu bisa membuatnya lebih baik gapapa ma.. Tinggalah disini beberapa hari”
“Maria juga ingin mama meminta izin kamu agar membiarkan dia ngoding siang dan malam..?” Sofia mengucapkannya hati hati.
“Selama beberapa hari ini dia selalu ngoding kok Ma..” Simon mengernyit tak mengerti.